Perlu ada pembuktian empiris yang bisa menguatkan dugaan agan tersebut. Menurut saya bukan sengaja, melainkan 'kurang ketat' dalam kebijakannya terhadap aplikasi mana saja yang bisa masuk di PlayStore dan seberapa cepat penanganan terhadap adanya laporan aplikasi berbahaya yang sudah terlanjur masuk kesana.
-snip-
Seperti yang dikatakan @Husna QA, semua itu masih butuh pebuktian yang empiris atau Obsrervasi yang perlu dilakukan untuk menentukan apakah sebuah aplikasi benar-benar diloloskan atau memang karena kecanggihan malware tersebut sehingga gak terdeteksi.
Kalau untuk pembuktian empiris sepertinya sulit, karena untuk masuk dan meng-audit dugaanku di atas, kita perlu mengakses kantor perusahaan pusat google di Mountain View, California. Kalau di SCBD di kebayoran baru itu cuma kantor administratif doang, pegawai di sana jelas gak tau apa-apa. Aku berpikir extrem di atas karena tahun lalu itu ditemukan
52 Aplikasi Berisi Malware di Playstore yang bila terinstall dapat menguras rekening pengguna, jadi wajar kalau aku berpikir mereka (google) seperti
meloloskan itu demi tujuan dan maksud tertentu.
Perihal iklan, setahu saya ada juga beberapa vendor smartphone (terutama yang harganya murah) bahkan menyisipkan adware prainstall yang tidak bisa dihapus;
Kadang serba salah juga, kalau pun diroot (untuk menghapus) katanya juga akan disisipi juga malware oleh montir yang menanganinya di toko service.
Aplikasi yang sering membuat jengkel biasanya aplikasi pembersih virus, cleaning, dll, itu malah ngebuat Hp jadi lemot karena banyak iklan-iklan gak jelas muncul dan otomatis download aplikasi lain, Itu bisa jadi sarang Malware
Itu cuma jebakan aplikasi doang, misal kayak cc cleaner, itu malah bikin lemot, terkadang malah terinstall default jika beli HP baru. jadi tidak bisa dihapus dan ngendon selamanya di HP