Gimana ngga korupsi ha wong untuk mendapatkan kendaraan bermotor (motor maupun mobil), cara-caranya sangat dipermudah oleh pihak dealer. Coba sekarang kita lihat, di mall ataupun di tempat-tempat hiburan, pasti ada stand dealer yang sudah siap menawarkan motor atau mobil baru kepada pengunjung. Mereka menawarkan uang ratusan ribu sebagai syarat untuk mengambil kendaraan, kendaraan diantar ke rumah, angsuran yang bisa flexible dan lain-lain.
Nah sekarang kalau mau ada peraturan untuk membatasi penggunaan kendaraan bermotor di jalan-jalan, apa ngga bikin rakyat kecil itu kesulitan. Misalnya, si A tinggal di daerah Jakarta Barat, dia kerjanya di Jakarta Selatan. Kalau misalnya dia harus pake transportasi umum, dengan gaji UMR Jakarta, dia punya anak-anak 2-3 yang masih sekolah, apa masih mencukupi gajinya? Mungkin dia harus pake setengah dari gajinya hanya untuk biaya transportasi. Sementara jika dia pake motor, dia bisa menghemat banyak sekali biaya.
Masalah kendaraan bermotor ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi di kota-kota besar maupun kecil. Ya, itu tadi. Syarat untuk mengambil kendaraan bermotor saat ini sudah sangat dipermudah. Itu yang harus di pikirkan terlebih dahulu.
Ini ada berita dari CNN Indonesia, silahkan dibaca:
https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20230816130412-579-986773/polusi-jakarta-buruk-pemprov-dki-segera-bahas-aturan-4-in-1
Kemudian ada juga berita dari Antara News yang mungkin sulit untuk diterapkan di Jakarta maupun kota-kota lainnya:
https://www.antaranews.com/berita/3700167/legislator-minta-pemprov-dki-terapkan-per-kk-satu-kendaraan-bermotor
Apakah kedua berita itu bisa setidaknya mengurangi kemacetan dan polusi di Jakarta? Tanyakan pada rumput yang bergoyang
Sekarang sudah menjadi dilema kalau mau mengurangi kemacetan dan mengatasi polusi di Jakarta atau kota-kota besar lainnya karena mungkin sudah agak terlambat, tapi masih bisa dikurangi pelan-pelan. Yang sulit adalah setelah Pemilu, kita ganti pemimpin, pasti ada kebijakan baru yang akan diterapkan dan kebijakan lama mungkin tidak akan dipakai lagi dengan alasan tidak relevan. Dan itu terjadi berulang-ulang setiap kali ada Pemilu dan ganti pemimpin. Pemerintahan selama 10 tahun (2x pemilihan) belum bisa mengatasi masalah-masalah yang urgens di negeri ini dan nanti setelah ada pemilihan baru, pasti akan ada masalah-masalah baru yang akan timbul. Ini sudah terjadi sejak dulu jadi yang mengurainya agak sulit bukan berarti tidak bisa.
Apalagi untuk kota-kota seperti Jakarta sudah banyak berkurang pohon-pohon yang bisa membantu mengurangi polusi sehingga polusinya blong langsung ke udara.