Pages:
Author

Topic: Kegalauan Capres dan Cawapres, Apakah Peta Politik akan berubah? - page 3. (Read 876 times)

copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Artinya, siapa pun pemenangnya, PDIP tetap jadi partai penguasa seperti Golkar.
Ini belom tentu, PDIP dominan dulu cuma gegara Jokowi... Sekarang meskipun Jokowi masih aktif dan bakal jadi jurkam PDIP tapi suara tetap akan mengalir ke capres yang paling dominan IMO. Ini tergantung bagaimana pilihan masyarakat terhadap capres yang ada sekarang. Kalau misalnya Prabowo jadi yang #1 pilihan rakyat, bukan tidak mungkin suara Gerindra akan naik signifikan dan mengalahkan PDIP. Bisa jadi Gerindra atau PDIP yang bakal menang, tergantung rakyat lebih suka Ganjar atau Prabowo.

Budiman yang agan sebut itu paling cuma menerawang kalau Prabowo yang bakal menang, jadi dia pindah kapal duluan sebelum karam (menurut penerawangan dia).
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Biasanya partai penguasa memiliki banyak koneksi dan orang dalam sehingga kalaupun terjadi pergantian partai penguasa, ya mereka-mereka juga masih punya kekuasaan meski tidak se-powerful dulu.
Politik di indonesia ini memang penuh sandiwara, kemaren mereka gontok-gontokan dan adu mulut, besoknya mereka salaman dan pelukan. Sehingga tidak ada idealis antara parpol yang bertanding di atas sana. Oleh karena itu kita bisa lihat sekarang ini, partai penguasa jika tidak berkuasa lagi besok, masih tetap senang, gemuk dan happy dikarenakan sudah dapat jatah, setidaknya perusahaan mereka (pengusaha) atau dapat jatah kasus (bagi advokat) untuk nanti bermain ketika jadi oposisi.
sr. member
Activity: 686
Merit: 407
rollbit.com/trading
Yang ane tahu tidak ada teman sejati dan tidak ada musuh sejati dalam politik. Berkaitan dengan itu semua, saya menyimpulkan secara pribadi yang telah Om tulis di Op bahwa politik itu kejam.
Yap ini benar sekali Gan. Segala hal perpolitikan sampai tingkat terkecilpun semuanya begitu. Segala cara dilakukan untuk memuluskan jalan politiknya. Entah menjadikan kawan sebagai lawan, dengan alasan sudah tidak cocok bekerjasama dengan dia, atau merasa kawannya itu sudah berubah, dll. Dan juga merangkul lawan sebagai kawan, biasanya pakai dalih "Memaafkan masa lalu dan saling merangkul untuk Indonesia Maju".

Yang disayangkan itu adalah pendukungnya yang garis keras. Udah capek-capek bela mati-matian. Bahkan ada yang dulunya teman tapi karena beda pilihan politik jadi tidak saling kenal lagi. Mengatakan temannya itu bukan temannya karena tidak sepemikiran. Eh yang di atas malah anteng-anteng aja.

hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa bahwa memang PDIP mengalami penurunan tingkat kepercayaan dari masyarakat. Dan langkah yang diambil oleh PDIP untuk mencalonkan Ganjar Pranowo adalah pilihan yang tepat untuk menyelamtakan suara PDIP karena jika memaksakan Puan Maharani sebagai bacalon presiden dari PDIP hal ini hanya akan semakin menurunkan kredibelitas partai PDIP.
Entah benar atau tidak tetapi saya yakin bahwa elit internal partai tersebut juga paham bagaimana yang terjadi di masyarakat. Tidak mungkin mereka tidak membaca kemana saja pergerakan massa dan peta suara perpolitikan tahun 2024 nanti. Kita ambil saja contoh di tahun 2019 dimana ketika banyak desas-desus bahwa Jokowi akan kalah dari Prabowo karena banyak agamawan yang mendukung Prabowo, Tim Jokowi langsung menunjuk Kyai Ma'ruf Amin sebagai wakil presidennya dengan tujuan untuk menarik beberapa suara dari agamawan.

Cerita di Balik Penunjukan Ma'ruf Amin oleh Jokowi

Joko Widodo umumkan Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden

Quote
Dalam perjalanannya, namanya sempat tenggelam, tetapi kemudian muncul lagi menjelang pengumuman Presiden Jokowi pada Kamis (09/10) petang. Semula nama yang lebih santer terdengar adalah Mahfud MD.

Saya juga menyakini bahwa di atas sana, partai-partai masih banyak yang melakukan pijakan dua kaki atau budaya balas jasa masih melekat kuat. Mungkin di publik terlihat seperti para elit politik Indonesia saling memperebutkan kursi kekuasaan, padahal bisa jadi ada hal lain yang tidak kita ketahui yang mereka punya. Biasanya partai penguasa memiliki banyak koneksi dan orang dalam sehingga kalaupun terjadi pergantian partai penguasa, ya mereka-mereka juga masih punya kekuasaan meski tidak se-powerful dulu.
hero member
Activity: 952
Merit: 541
Saya menduga arah politik kali ini akan menjadi akhir dari dominasi PDIP sebagai partai penguasa di pemerintahan.
pada saat ini PDIP masih mendominasi dan pemilik suara terkuat di kancah perpolitikan dalam negeri, bahkan partai PDIP sanggup untuk mencalonkan presiden tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain. Dari sini kita bisa lihat bagaimana kuatnya Partai banteng merah ini dalam perpolitakan di Indonesia.

Namun saya juga menyangka PDIP akan berakhir jika partai tersebut bermain sendirian. akan tetapi ini hal yang tidak mungkin karena banyak partai menengah kebawah yang menggantungkan nasibnya pada partai-partai besar. Sehingga tanpa diminta pun pasti ada partai yang ingin berkoalisi dengan PDIP dan saya baru melihat yang benar -benar menentukan keberpihakan kepada PDIP adalah partai PPP.
akan tetapi setelah saya melihat PKB memutuskan untuk bergabung dengan Partai GERINDRA menurut saya ini menjadi pertimbangan khusus bagi PDIP mengingat selama ini PDIP selalu bergandengan dengan PKB untuk mendapatkan suara dari Jatim. dengan bergabungnya PKB dengan GERINDRA menurut saya ini bisa menjadi awal dari kekalahan PDIP
Terpecahnya koalisi yang sudah terbentuk dengan baik pada pemilu lalu membuat PDIP harus lebih hati-hati pada pemilu kali ini, NASDEM yang merupakan partai besar telah mengajukan calonnya sendiri. Ketiadaan NASDEM menjadi warning buat PDIP, suaranya jelas akan semakin berkurang apalagi PKB memilih bergabung dengan poros ke tiga. Menurut saya pesaing terberat Ganjar adalah Anis Baswedan, koalisi yang terbentuk antara NASDEM, PKS, DEMOKRAT dan partai kecil lain akan menghambat niat PDIP yang ingin terus menguasai pemerintah.

Poros ke tiga juga tidak bisa dianggap lemah meski calonnya selalu gagal di pemilu sebelumnya, setelah PAN dan GOLKAR mendeklarasikan dukungannya untuk Prabowo membuat posisi PDIP semakin terjepit, GOLKAR yang sebelumnya bergabung dalam koalisi PDIP sekarang sudah  memberi dukungan ke GERINDRA. Hilangnya dukungan NASDEM dan GOLKAR merupakan kerugian besar untuk PDIP, Apalagi salah satu calon yang menjadi lawan Ganjar adalah mantan gubernur Jakarta yang memiliki banyak pendukung di Ibukota dan berbagai wilayah lain.

Akankah pemilu kali ini akan mengusir PDIP dari pemerintah atau malah akan melanjutkan dominasinya jika berhasil menggaet beberapa partai kecil lain untuk menambah dukungannya pada Ganjar.?
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
Kita memahami bahwa dominasi yang dimiliki oleh PDIP cukup lah luas dan terbentang di seluruh indonesia, dan selama mereka mendapatkan ruang kepemimpinan untuk berkuasa, memanfaatkan momentum ini untuk memperluas pengaruhnya selama dua periode ini.
Tetapi tampaknya memang semakin kesini, kasus demi kasus yang menjadi perbincangan di dunia politik tentang kecacatan yang ada pada kekuasaan mereka tampaknaya memiliki kekurangan kepercayaan dari masyarakat, terutama apda kasus korupsi yang kian meningkat, dan kebijakan-kebijakan yang kontroverisal menurunkan kredibilitasnya.
Dan lagi beberapa minggu lalu PDIP memiliki masalah internal, yang terpaut pada budiman, hingga memecatnya, setahu saya Budiman memiliki pengaruh dalam internal PDIP, kemungkinan PDIP tidak akan mendapatkan kursi kekuasaan lebih di periode selanjutnya.

hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa bahwa memang PDIP mengalami penurunan tingkat kepercayaan dari masyarakat. Dan langkah yang diambil oleh PDIP untuk mencalonkan Ganjar Pranowo adalah pilihan yang tepat untuk menyelamtakan suara PDIP karena jika memaksakan Puan Maharani sebagai bacalon presiden dari PDIP hal ini hanya akan semakin menurunkan kredibelitas partai PDIP.

Kita tahu bahwa capres dan cawapres di latar belakangi oleh partai yang berkoalisi untuk mendapatkan suara, beberapa partai yang mengundurkan diri berkoalisi dengan PDIP dan memilih rivalnya seperti halnya Gerindra yang sudah memiliki bacalon yang kuat seperti prabowo akan memiliki ruang yang lebih besar daripada anis dan ganjar.

Partai yang berkoalisi untuk memenangkan Prabowo di tahun 2024 menurut saya cukup mumpuni dimana didalamnya sudah ada tiga partai besar yakni; Partai GERINDRA, GOLKAR dan PKB. Dan menurut saya ketiganya memiliki dominasi yang cukup besar dan jika koalisi ini bertahan sampai akhir pesta demokrasi 2024 dan memilki kerja sama yang bagus. Saya yakin Prabowo dapat memenangkan kontestasi pada tahun 2024 mendatang.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Saya sih skeptis kalau Anies-Ganjar atau Ganjar-Anies bisa terjadi, tapi kalau memang akan jadi plot-twist paling gak masuk akal selama sejarah politik Indonesia,
Politik di Indonesia ini setahu saya sangat pragmatis, para petinggi di atas berupaya untuk melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara yang instan. Jadi jikalau memang tidak ada opsi lain yang di akhir penentuan, maka semua peta yang sebelumnya disusun rapi bisa buyar hanya dalam hitungan menit. Bisa jadi PDIP sudah merasa kalah duluan, sehingga harus melobi kawan lama mereka supaya tetap berada di pemerintahan, karena mereka berpikir Prabowo sekarang ini sudah di atas angin, tidak ada jalan lain dengan bergabung dengan musuh lama mereka (PKS dan Demokrat)
hero member
Activity: 1400
Merit: 674
Saya menduga arah politik kali ini akan menjadi akhir dari dominasi PDIP sebagai partai penguasa di pemerintahan.
pada saat ini PDIP masih mendominasi dan pemilik suara terkuat di kancah perpolitikan dalam negeri, bahkan partai PDIP sanggup untuk mencalonkan presiden tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain. Dari sini kita bisa lihat bagaimana kuatnya Partai banteng merah ini dalam perpolitakan di Indonesia.

Namun saya juga menyangka PDIP akan berakhir jika partai tersebut bermain sendirian. akan tetapi ini hal yang tidak mungkin karena banyak partai menengah kebawah yang menggantungkan nasibnya pada partai-partai besar. Sehingga tanpa diminta pun pasti ada partai yang ingin berkoalisi dengan PDIP dan saya baru melihat yang benar -benar menentukan keberpihakan kepada PDIP adalah partai PPP.
akan tetapi setelah saya melihat PKB memutuskan untuk bergabung dengan Partai GERINDRA menurut saya ini menjadi pertimbangan khusus bagi PDIP mengingat selama ini PDIP selalu bergandengan dengan PKB untuk mendapatkan suara dari Jatim. dengan bergabungnya PKB dengan GERINDRA menurut saya ini bisa menjadi awal dari kekalahan PDIP
Kita memahami bahwa dominasi yang dimiliki oleh PDIP cukup lah luas dan terbentang di seluruh indonesia, dan selama mereka mendapatkan ruang kepemimpinan untuk berkuasa, memanfaatkan momentum ini untuk memperluas pengaruhnya selama dua periode ini.
Tetapi tampaknya memang semakin kesini, kasus demi kasus yang menjadi perbincangan di dunia politik tentang kecacatan yang ada pada kekuasaan mereka tampaknaya memiliki kekurangan kepercayaan dari masyarakat, terutama apda kasus korupsi yang kian meningkat, dan kebijakan-kebijakan yang kontroverisal menurunkan kredibilitasnya.
Dan lagi beberapa minggu lalu PDIP memiliki masalah internal, yang terpaut pada budiman, hingga memecatnya, setahu saya Budiman memiliki pengaruh dalam internal PDIP, kemungkinan PDIP tidak akan mendapatkan kursi kekuasaan lebih di periode selanjutnya.

Kita tahu bahwa capres dan cawapres di latar belakangi oleh partai yang berkoalisi untuk mendapatkan suara, beberapa partai yang mengundurkan diri berkoalisi dengan PDIP dan memilih rivalnya seperti halnya Gerindra yang sudah memiliki bacalon yang kuat seperti prabowo akan memiliki ruang yang lebih besar daripada anis dan ganjar.
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
Saya menduga arah politik kali ini akan menjadi akhir dari dominasi PDIP sebagai partai penguasa di pemerintahan.
pada saat ini PDIP masih mendominasi dan pemilik suara terkuat di kancah perpolitikan dalam negeri, bahkan partai PDIP sanggup untuk mencalonkan presiden tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain. Dari sini kita bisa lihat bagaimana kuatnya Partai banteng merah ini dalam perpolitakan di Indonesia.

Namun saya juga menyangka PDIP akan berakhir jika partai tersebut bermain sendirian. akan tetapi ini hal yang tidak mungkin karena banyak partai menengah kebawah yang menggantungkan nasibnya pada partai-partai besar. Sehingga tanpa diminta pun pasti ada partai yang ingin berkoalisi dengan PDIP dan saya baru melihat yang benar -benar menentukan keberpihakan kepada PDIP adalah partai PPP.
akan tetapi setelah saya melihat PKB memutuskan untuk bergabung dengan Partai GERINDRA menurut saya ini menjadi pertimbangan khusus bagi PDIP mengingat selama ini PDIP selalu bergandengan dengan PKB untuk mendapatkan suara dari Jatim. dengan bergabungnya PKB dengan GERINDRA menurut saya ini bisa menjadi awal dari kekalahan PDIP
sr. member
Activity: 1400
Merit: 268
Fully Regulated Crypto Casino
Berkaitan dengan nama yang disebut oleh OP, Budiman Sudjatmiko sudah dipecat dari PDIP, https://news.republika.co.id/berita/rzwo0h377/budiman-sudjatmiko-resmi-dipecat-dari-pdip
dan Gibran, dari awal terjun ke politik hanya atas perintah Presiden Jokowi jadi kemungkinan besar akan menurut saja dengan manuver manuver bapaknya. PDIP sampai saat ini masih 100% mengusung ganjar, tinggal wakilnya saja.

PDIP dan PKS sedang tarik ulur masalah wacana pemasangan Ganjar-Anies,
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230822211108-4-465208/pdip-bayangkan-ganjar-anies-bersatu-jadi-koalisi-mengerikan
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230822141836-617-989044/respons-pdip-pks-mau-berkoalisi-asalkan-ganjar-jadi-cawapres-anies

Saya sih skeptis kalau Anies-Ganjar atau Ganjar-Anies bisa terjadi, tapi kalau memang akan jadi plot-twist paling gak masuk akal selama sejarah politik Indonesia,
sr. member
Activity: 1274
Merit: 338
Enterapp Pre-Sale Live
Lihat saja bagaimana para politisi negeri ini bersaing dalam sebuah kompetisi politik, mereka akan melakukan apa saja demi sebuah kemenangan dalam kompetisi demokrasi. Manuver yang dilakukan PDIP sangat lihai, semua bisa berubah begitu cepat demi kepentingannya. Mereka seperti sedang ingin mengendalikan semuanya, meskipun nantinya Ganjar yang kalah, mereka masih punya andal di pemerintahan.
Yup begitulah yang ane lihat sekarang. kaca mata kita kayaknya sama dalam melihat permainan si moncong putih ini. Tapi menurut ane itu bisa jadi blunder tersendiri buat jagoan mereka, ganjar. Soalnya, suara mereka akan terpecah dengan sendirinya jika Oktober nanti sudah Inkracht siapa calon capres dan wapres yang mereka usung. Dulu itu ane pikir mereka akan mengusul Puan, baik itu sebagai capres dan wapres, namun peta yang saya lihat saat ini sang putri lebih disiapkan untuk menggantikan si Ibu sebagai ketua umum. Tapi bisa jadi berubah, jikalau Jokowi juga ikut tertarik jadi orang No.1 PDIP, soalnya dia juga mengincar posisi sebagai Sekjen PBB.
Peta jalan yang ditempuh PDIP tidak lepas dari keinginan sang ketua umum yang ingin menguasai memerintah, padahal jika dilihat dari sudut yang lebih runcing lagi mereka seperti tidak menyadari telah membuat blunder. Nasdem pada pemilu lalu bergandeng tangan dengan PDIP untuk memenangkan Jokowi, keberhasilan Jokowi menjabat sebagai presiden dua periode tak lepas dari andil Nasdem. Partai yang diketuai Surya Paloh ini memiliki basis yang cukup luas, kini Suara yang seharusnya jadi milik Ganjar akan beralih ke Anis.

Dukungan pada Anis akan mengalir dari berbagai daerah, simpatisan Demokrat dan PKS yang cukup banyak perlu diwaspadai PDIP. Meski PAN belum terbuka hatinya memberi dukungannya pada Anis, sebagian simpatisan PAN dipastikan akan diam-diam memberi dukungannya pada Anis. Pecahnya suara akan berefek negatif pada Ganjar, apalagi kali ini ada tiga calon yang akan bertarung di Pilpres. Jika Ganjar gagal menduduki kursi Presiden, pengaruh PDIP di pemerintahan akan menurun meskipun yang memenangkan pemilu partai yang pernah berkoalisi dengan mereka.

Akan terjadi gonjang-ganjing jika Puan dijadikan penerus sang ibu sebagai ketua umum, Para petinggi di PDIP saat ini juga mengincar posisi tersebut, jika skenario ini tetap dijalankan, menurut sudut pandang kaca mata saya Rakernas PDIP akan berjalan alot. Sangat kecil kemungkinan Jokowi bisa menduduki posisi Nomor 1 di PDIP karena sudah beberapa kali Megawati mengatakan dihadapkan publik bahwa Jokowi sebagai petugas Partai.

Saya menduga arah politik kali ini akan menjadi akhir dari dominasi PDIP sebagai partai penguasa di pemerintahan.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 409
Duelbits
Menurut saya untuk calon presiden sudah final, bahwa untuk calonnya tetap PS, GP dan AB. karena ketiganya sama-sama mempunyai elektabilitas yang cukup kuat. Walaupun Cak Imin selaku ketum partai PKB berisi keras untuk menjadi cawapres menurut saya tetap saja ia tidak akan kuat untuk menyaingi PS.GP dan AB. dan pada akhirnya akan bermain di liga 2

dan untuk sekarang menurut saya yang lagi sengit adalah pertarungan liga 2 (cawapres) dimana sekarang para calon kandidat cawapres sedang bersaing dan berusaha untuk meningkatkan elektabilitas agar ada calon presiden yang bisa menggandeng mereka.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Lihat saja bagaimana para politisi negeri ini bersaing dalam sebuah kompetisi politik, mereka akan melakukan apa saja demi sebuah kemenangan dalam kompetisi demokrasi. Manuver yang dilakukan PDIP sangat lihai, semua bisa berubah begitu cepat demi kepentingannya. Mereka seperti sedang ingin mengendalikan semuanya, meskipun nantinya Ganjar yang kalah, mereka masih punya andal di pemerintahan.
Yup begitulah yang ane lihat sekarang. kaca mata kita kayaknya sama dalam melihat permainan si moncong putih ini. Tapi menurut ane itu bisa jadi blunder tersendiri buat jagoan mereka, ganjar. Soalnya, suara mereka akan terpecah dengan sendirinya jika Oktober nanti sudah Inkracht siapa calon capres dan wapres yang mereka usung. Dulu itu ane pikir mereka akan mengusul Puan, baik itu sebagai capres dan wapres, namun peta yang saya lihat saat ini sang putri lebih disiapkan untuk menggantikan si Ibu sebagai ketua umum. Tapi bisa jadi berubah, jikalau Jokowi juga ikut tertarik jadi orang No.1 PDIP, soalnya dia juga mengincar posisi sebagai Sekjen PBB.
sr. member
Activity: 1274
Merit: 338
Enterapp Pre-Sale Live
Yang ane tahu tidak ada teman sejati dan tidak ada musuh sejati dalam politik. Berkaitan dengan itu semua, saya menyimpulkan secara pribadi yang telah Om tulis di Op bahwa politik itu kejam. Hal paling penting yang perlu digaris bawahi bahwa politik yang sedang dipertontonkan bukan hanya bertujuan untuk memajukan bangsa tetapi ada kepentingan pribadi didalamnya.

Strategi yang disusun PDIP sudah dapat di baca oleh masyarakat awam, awalnya mereka mengusulkan adanya perubahan aturan agar presiden yang sudah terpilih dapat mengikuti pesta demokrasi tiga periode, setelah banyak yang kontra dengan usulan tersebut mereka mulai menyusun strategi untuk melanggengkan kekuasaannya.

Lihat saja bagaimana para politisi negeri ini bersaing dalam sebuah kompetisi politik, mereka akan melakukan apa saja demi sebuah kemenangan dalam kompetisi demokrasi. Manuver yang dilakukan PDIP sangat lihai, semua bisa berubah begitu cepat demi kepentingannya. Mereka seperti sedang ingin mengendalikan semuanya, meskipun nantinya Ganjar yang kalah, mereka masih punya andal di pemerintahan.

Wow sungguh Amazing menurut saya.

legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses

Ane tidak begitu intens mengamati perpolitikan Indonesia, tapi kalau melihat bagaimana ketatnya persaingan antar capres sekarang membuat ane berpikir kalau saat ini peta politik sedang galau. Akankah ada perubahan?

Kita sudah tahu kalau Anis, Ganjar dan Prabowo merupakan calon Jadi, artinya dengan kekuatan partai koalisi yang sedang terjadi sekarang, semua calon bakal bisa langsung menjadi kompetitor di 2024. Namun, karena deras dan ketatnya persaingan, membuat partai lain untuk menjalin komunikasi dengan calon lain, artinya ada pasangan baru antara ketiga capres tersebut, di antaranya Ganjar-Anis, Menurut kalian, apakah mungkin terjadi?.

Sedangkan di sisi lain, PDIP sebagai partai besar mulai memainkan peranan sebagai partai penguasa layaknya terdahulu. Kita tahu sendiri, Golkar adalah partai politik senior yang lihai bermain politik dua kaki, dan hal ini pun diikuti juga oleh PDIP, siapakah care taker tersebut, tidak lain dan bukan, Gibran dan Budiman sujadmiko. Gibran dan Budiman merupakan orang terselubung yang disisipi PDIP jika ganjar kalah, artinya, PDIP masih akan tetap di kekuasaan jika nanti di pemilihan capres Ganjar kalah dari prabowo. Sedangkan Anis, sudah ada Nasdem yang merupakan sahabat dekat PDIP, yang kemungkinan besar akan gabung ke koalisi tersebut jika Ganjar dan Prabowo kalah.

Artinya, siapa pun pemenangnya, PDIP tetap jadi partai penguasa seperti Golkar.

bagaimana opini kalian?.
Pages:
Jump to: