Ya konsep pemikiran seperti itu memang bagus tetapi dan saya akui bahwa memang jika semua yang anda sebut itu berjalan lancar dan memenuhi ekspektasi maka kemungkinan besar akan berjalan sangat baik, namun di situasi seperti sekarang ini, dimana fasilitas wisatawan dan tujuan wisatawan masih terbatas dan tidak begitu menarik maka akan sangat percuma, sekarang jika berpikir seperti itu perlu biaya pembenahan untuk membuat destinasi yang barus sementara itu tidak bisa di bangun dengan mudah dalam kurun waktu satu tahun dua tahun kedepannya, demikian perawatan dan pembangunan fasilitas daerah masih memerlukan biaya yang cukup besar, maksud saya skema pembangunan wisata daerah ini memang bagus seperti ekonomi kreatif dan lainnya, ini akan berjalan jika memang pemda Majalengka memfokuskan anggaran untuk pembangunan seperti itu dalam masa periodenya dan di periode selanjutnya akan menikmati hasil.
Belum lagi bicara Syariat Islam maka wisata baru yang dibuka untuk sektor laut mungkin akan terkendala karena memang tidak sesuai dengan syari'at untuk wilayah tertentu. Padahal jika dilihat wisata laut memiliki potensi untuk pertumbuhan ekonomi kreatif khusunya bagi masyarakat setempat dan wisatawan luar yang datang dapat meningkatkan pendapatan negara melalui beberapa sektor tertentu. Indonesia begitu majemuk dengan berbagai suku, agama dan bahasa sehingga pemerintah pusat harus mampu melihat potensi pertumbuhan ekonomi melalui kesesuaian tempat sehingga tidak berjalan dengan sendirinya tanpa koordinasi yang lebih bagus.
Bicara konsep mungkin hampir semua pemerintah terpilih memiliki gagasan akan tetapi ketika merealisasikan jalan di tempat dan mungkin ini yang perlu dipikirkan supaya program bisa berjalan dengan baik. Negara perlu mendengar dan negara perlu bertindak untuk memastikan rakyatnya hidup sejahtera seperti amanah undang-undang yang telah di susun oleh pendahulu kita.
Pemerintah pusat terus menggenjot pembangunan infrastruktur untuk mendukung peningkatan daya tarik wisata di setiap daerah. Terutama terkait akses jalan dan jembatan. Namun sangat disayangkan hal ini tidak dibersamai oleh pemerintah daerah dalam upaya peningkatannya. Pemerintah pusat hanya hanya menyediakan dan memfasilitasi, selebihnya mengenai pengelolalaan tempat wisata itu menjadi bagian daripada tugas pemerintah daerah. Dan lagi-lagi sangat dsayangkan tempat wisata ini tidak dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah.
Dan ini bukan tentang syariat agama, karena orang berlibur itu untuk menikmati keindahan alam bukan untuk bermaksiat, Saya sendiri tinggal di sebuah kabupaten yang memang cukup memiliki banyak tempat wisata, dimulai dari pantai sampai air terjunpun ada. Namun entah kenapa ketika hari libur tiba saya enggan untuk mengunjungi tempat wisata yang ada di daerah saya, saya lebih memilih untuk berlibur ke luar kota. dan bukannya saya tidak mau mendukung perekonomian di daerah saya, tetapi ketika berlibur ke tempat wisata di daerah saya, saya cukup jengkel dengan petugas yang ada didalamnnya, terlalu banyak pungli didalamnya, jauh sebelum saya masuk ke pintu gerabng tempat wisata, saya sudah dimintai uang, ketika masuk ketempat wisata saya kembali mengeluarkan uang untuk membayar karcis, biaya parkir yang mahal dan belum lagi ditambah dengan harga-harga minuman dan makanan yang diluar nalar, bahkan ketika saya ingin berfoto di spot yang bagus maka saya harus kembali mengeluarkan uang. Dan mungkin hal inilah yang harus diperbaiki untuk bisa meningkatkan daya tarik tempat wisata dan perekonomian daerah.