Topic: Kesalahan tata kelola dari Pemerintah di berbagai Daerah - page 3. (Read 681 times)

Kalau renovasi Bandaranya menurutku oke oke aja, dan menurutku tujuannya juga jelas untuk mempermudah wisatawan yang mau wisata ke Jawa Barat, yang memang sebenarnya potensi wisatanya bagus sekali. Buat refernsi bisa baca-baca tweet ini dan reply nya, https://twitter.com/Outstandjing/status/1678700901761163264?s=20

Namun menurutku skala prioritasnya agak salah, karena harusnya sebelum merenovasi bandara lebih perlu memberikan transportasi publik yang bagus dulu, wisatawan tentu bukan warga lokal yang mengandalkan kendaraan pribadi, dan gak semua wisatawan punya budget unlimited buat kemana-mana naik taxi online, jadi kalau memang tujuannya untuk wisata harusnya transportasi umumnya diperkuat dulu, baru merenovasi bandara.

Kemaren ane denger Jokowi telah meresmikan Tol penghubung antara bandara kertajati dan bandung, ane kira ini berita cukup baik di tengah ketidak jelasan masa depan bandara tersebut. Di sini kita sudah lihat progres ke depannya, bukan?. Tol Cisumdawu sendiri merupakan tol penghubung antara Tol Cikopo- Palimanan (Cipali) dan Bandara Kertajati. Artinya dengan adanya tol ini masyarakat dari Bandung dan sekitarnya yang hendak menuju Bandara Kertajati dan daerah-daerah di sekitarnya tidak perlu lagi memutar ke arah Tol Cipali dan Tol Cipularang.

Entah bagaimana kedepannya, ane harap dengan adanya tol ini bisa membuat maskapai penerbangan internasional dapat dengan lega untuk mendaratkan pesawatnya di bandara tersebut, sehingga perekonomian dan pariwisata di daerah tersebut bisa bangkit demi kesejahteraan mereka.

https://jabar.antaranews.com/berita/457206/menteri-pupr-tol-cisumdawu-koneksi-dengan-bandara-kertajati-dan-tol-cipali

Perihal pembangunan, selama Jokowi menjadi Presiden banyak hal yang ditata, dibangun melalui proses uji kepantasan, kemanfaatan dan kebutuhan jangka panjang dengan melibatkan berbagai ahli dibidangnya.
Mengenai Bandara Kertajati saya rasa terlalu dini divonis gagal, karena saat ini ada beberapa jalur penghubung yang masih dalam tahap pengerjaan dan finishing. Saat ini Bandara juga sudah digunakan untuk Embarkasi haji, ini pertanda Kertajati akan menjadi Bandara prioritas yang dikembangkan oleh pemerintah pusat melalui berbagai kebijakannya.

Kita tahu bahwa mereka yang merancang pembangunan bandara Kertajati bukanlah orang bodoh, tentunya pasti melakukan riset beberapa kali juga uji kelayakan seperti halnya pemutusan tempat, fasilitas dan sebagainya, dan operasionalnya di buka pada 2018 tepatnya di bulan Mei, tentu untuk perusahaan baru perlu adanya penyesuaian dan pemasaran, jika di lihat di berita ini, pada 2019, sudah cukup lumayan dalam beroperasi sebagai bandara baru jika di lihat berita ini, namun yang paling logis untuk alasan mengapa bandara ini mati suri karena covid19 seperti yang dikatakan mas @mu_enrico, yang pada seharusnya 2019-2020 itu menjadi  target pertumbuhan aktivitas di bandara, tetapi terpaksa harus berhenti beroperasi karena kebijakan pemerintah di usia yang masih dini untuk sebuah perusahaan penerbangan, dan lagi belum populer juga, jadi sangat wajar jika di katakan bandara itu mati.

Mengenai dana dan perihal penting dan tidak penting, menurut saya itu tergantung rencana apa selanjutnya, karena bisa saja itu di bangun untuk memudahkan mengakses wisata, bisnis dan yang lainnya  di Jawa Barat, yang utamanya disekitaran Majalengka.

Saya tidak bisa menganggap itu proyek gagal karena memang pada awal perkembangannya terjeda oleh wabah, jadi kita perlu melihat beberapa tahun lagi ke depan.

Ya kalo baru buka memang sepi apalagi ketika traffic belum sepenuhnya pulih akibat covid dan resesi, kita tunggu saja beberapa tahun ke depan apakah masih sepi dan gak guna, apalagi setelah Tol Cisumdawu selesai. Kalau memang masih sepi berarti ada kesalahan di studi kelayakan, atau studi kelayakan sudah benar (menyatakan tidak layak) tapi tetap digas sama pemerintah. Jadi ya ini belum keliatan apakah salah tata kelola ataukah memang sedang apes saja, kemudian apakah nilai 2,6 triliun itu adalah angka yang pantas ataukah hanya digelembungkan kek Hambalang ya kita belum tau, tapi nanti pasti akan terendus.

Pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi itu sudah tepat menurut saya, cuman memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti tata kelola yang buruk oleh pemerintah daerah dan tingkat korupsi yang tinggi yang dilakukan oleh banyak pejabat. Dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi itu merupakan yang ter-masif, bahkan oposisi saja mengakui hal tersebut, dan itu diperlukan karena mau sampai kapan Indonesia tidak menggenjot pembangunan kalau tidak dimulai dari pemerintahan sekarang. Pembangunan ini juga diperlukan untuk pemerataan ekonomi di Indonesia, karena bagaimana mana mungkin ekonomi bisa merata kalau hanya sedikit infrastruktur yang dibangun.
Dan terlebih pembangunan yang dilakukan oleh Pak Jokowi beberapa itu meneruskan pembangunan dari pemerintahan sebelumnya, seperti bandara Kertajati ini yang merupakan proyek era SBY. Bandara tersebut dibangun pada era SBY dan kemudian mangkrak dan dilanjutkan kembali. Jadi jika bandara ini sepi, itu adalah kesalahan perhitungan pemerintahan sebelumnya dan sebenarnya SBY sendiri yang memaksa pemerintah sekarang untuk melanjutkan proyek ini.
Satu lagi, untuk jalan tol trans jawa itu merupakan pembangunan yang tepat. Memang di satu sisi itu mematikan usaha disekitar jalur pantura, namun mari kita lihat dampak positif lainnya, yaitu jalan semakin lancara dan waktu tempuh menjadi lebih berkurang. Kemacetan total yang biasa terjadi di Brebes juga bisa diatasi dan itu akan membantu para pemudik yang melintas untuk terhindar dari bencana seperti tragedi Brexit beberapa tahun lalu.

Kesalahan pemerintah kalau menurut saya karena tidak ada perencanaan yang matang saat membangun proyek Bandara Kertajati . Seharusnya sudah bisa diprediksi Bandung bukanlah kota besar yang tidak membutuhkan sekali Bandara sebesar itu karena terlalu dekat ke Bandara Soekarno hatta. Di tambah lagi jarak dari bandung ke Ke bandara Kertajati sangat lah jauh dan transportasi belum banyak yang membuat bandara ini tidak ramai. Minim transpot ke bandara dan sebaliknya keluar bandara juga minim tranport. Kalau di bilang gagal tentunya gagal seharusnya anggaran tersebut bisa di alihkan ke tempat lain untuk kemakmuran masyarakat.

Tapi Mungkin bandara Kertajati masih bisa di hidupkan lagi dengan cara pemerintah harus memberi solusi untuk transportasi terutama dari bandung ke Kertajati entah itu dibikinkan jalur khusus KA Bandara seperti di Bandara Kuala Namu. Karena kalau Tranfortasinya lancar Pasti nanti akan ramai. 

Ini Contoh saja kalau kita sebagai penumpang pesawat yang mau berangkat, sudah pasti kita di kejar waktu supaya tidak ketinggalan pesawat, kalau Akses nya dekat dan banyak pilihan Transportasi mungkin tidak apa-apa, tapi ini sudah akses nya jauh, tidakk banyak pilihan transportasi. Ini jelas akan merugikan penumpang karena takut ketinggalan pesawat. Dengan begitu otomatis kita akan memilih Bandara lain dari pada Bandara Kertajati.  ada bandara Soekartno Hatta yang transportasi nya banyak pilihan, ada Bus langsung Soetta-Bandung, sebentar lagi mungkin ada Kereta Cepat bandung jakarta yang sudah bisa di gunakan. Selain itu ada banyak pilihan penerbangan dari bandara Soetta baik domestik maupun internasional jadi kita punya banyak pilihan Rute dan penerbangan dan ada banyak pilihan Hotel di wilayah bandara Soetta.

Setelah Bandara Kertajati hidup kembali akan memicu perubahan yang sangat besar terhadap masyarakat sekitar, efek terbesar dapat menunjang pembangunan ekonomi regional maupun nasional. Pihak pertama yang paling merasakan dampak dari Bandara Kertajati setalah bangkit dari mati suri adalah masyarakat sekitar, mulai dari bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Bandara Kertajati memiliki predikat sebagai bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta, tersedianya lapangan pekerjaan yang lebih luas juga merupakan salah satu dari dampak Bandara Kertajati hidup kembali.

Sangat banyak dampak positif bagi warga sekitar dengan adanya Bandara Kertajati, dengan adanya Bandara akan meningkatnya investasi di wilayah sekitar bandara sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Anggaran yang dihabiskan senilai lebih dari 2 triliun rupiah sangat tepat sasaran, beberapa generasi akan mendapat manfaat besar selama bandara ini beroperasi.

Tidak ada pengelolaan keuangan yang salah dengan pembangunan Bandara ini, pembangunan infrastruktur akan diikuti pertumbuhan perdagangan. Dibangunnya Bandara internasional di wilayah Jawa Barat dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat Jawa Barat dari segi memudahkan akses, mengurangi biaya, dan waktu perjalanan buat masyarakat sekitar karena tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh ke kota lain untuk bisa melakukan perjalanan domestik dan internasional.

Referensi: https://www.google.com/amp/s/radarcirebon.disway.id/amp/157229/majalengka-siap-siap-akibat-bandara-kertajati-beroperasi-ada-4-dampak-ini-apa-saja


 

Kalau ane pernah denger kate pak jokowi, Insfrastruktur yang mereka bangun sekarang ini tidak untuk dinikmati oleh 1 atau 2 generasi dari sekarang tapi generasi berikutnya yang menjadi bibit untuk pembangunan di masa depan. Benar juga sih, tapi kalau menurut ane, di tengah ekonomi sulit dan pencapaian ekonomi yang tidak merata sekarang ini, baiknya rezim yang sekarang ini lebih bijak dalam hal Pembangunan Insfrastruktur, karena hampir merata dikeluhkan rakyat tidak sesuai dengan yang diharapkan, malah bikin ekonomi di sekitaran Pantura mati akibat adanya jalan tol trans jawa.

saya tidak ada maksud apapun untuk membuat topik ini selain ingin berdiskusi dengan agan agan sekalian tentang beberapa tata kelola yang buruk yang di lakukan oleh pemerintah, di sini saya akan mengangkat isu tentang;

- Bandara Kertajati Bangkit dari 'Mati Suri'

bandara ini menghabiskan anggaran senilai lebih dari 2 trilliun rupiah, padahal uang segitu seharusnya bisa di alokasi ke hal lainnya yang lebih penting

sebenarnya ada cukup banyak kegagalan2 yang di buat pemerintah namun saya harap kita semua bisa memberikan pendapat dengan bijak tanpa menjatuhkan sebelah pihak dan bersikap netral