Ya. Kita pasti bisa menuju ke tangga yang mereka naiki satu per satu karena pada dasarnya kita sama dengan mereka dalam hal sama-sama makan, sama-sama minum. Ketika rasa ngantuk sudah tidak terbendung, kita juga cari tempat tidur. Warna rambut juga sama yaitu hitam, cuma yang membedakan kita dengan mereka adalah "cara berpikir".
Kalau mengenai malas, jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Tapi yang pasti kalau malas tidak bisa makan.
Intinya apa yang mereka miliki, kita juga punya. Tinggal seperti apa memanfaatkannya. Ada yang mau berusaha untuk naik peringkat, yaitu dengan lebih sering berkontribusi, mau meningkatkan kualitas post, dan berusaha membuat topik (thread). Tapi ada juga yang enggan melakukan apapun untuk naik peringkat. Karena tidak ada usaha, jelas hasilnya nihil.
Mengenai cara berpikir, sudah pasti tiap orang punya cara berpikir masing-masing. Tidak ada yang salah dengan perbedaan cara berpikir, asal tujuannya sama-sama untuk maju dan senantiasa berpikir realistis (maksudnya kalau mau sukses, ya harus usaha).
Malas = stuck, gak bakal ada harapan.
Mengenai sistem merit, saya no coment. Karena sampai dengan saat ini saya belum menemukan standar yang tepat. Saya ambil positifnya saja dibalik pemberlakuan sistem ini dan tidak perlu dikeluhkan harus ada ini, harus ada itu.
Standar apa? Standar post untuk dapat merit?
Saya rasa tidak ada standar pasti, tapi yang jelas memenuhi kriteria penulisan yang benar dan ada informasi yang bernilai pada post tersebut. Kualitas post tidak selalu dilihat dari panjang pendeknya sebuah post, isi atau konten postnya bisa jadi yang membuatnya layak untuk merit.