Pages:
Author

Topic: SEBERAPA AKURAT ANALISIS TEKNIKAL? (Read 386 times)

legendary
Activity: 2170
Merit: 1789
December 01, 2021, 07:12:55 AM
#21
Sebenarnya masalah akurasi ini kan udah dibahas juga di post" sebelumnya. Agan monalee ini mungkin kalau mau ngebump thread bisa ditambahin lagi apa yang mau didiskusikan lagi biar tidak mengulang apa yang udah ada. Plus intinya juga sama aja, jadinya worthless kalau dibump lagi.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
November 30, 2021, 09:22:17 PM
#20
Prediksi atau ramalan, tidak semua prediksi benar dan tidak semua ramalan tepat. Menurut saya hal tersebut bisa dikatakan kebetulan atau keberuntungan karena dapat melakukan analisis teknikal dengan tepat. Hal serupa sama seperti kiper menendang bola ke arah gawang lawan yang menjadi gol. Itu hanya kebetulan saja tanpa bisa diulangi untuk kedua kali.
Prediksi itu pohon sedangkan ramalan itu cabangnya, jadi keduanya tidak sama satu sama lain, tidak bisa di gabungkan dengan "atau".

Rata-rata trader menggunakan prediksi kalau tidak bisa menganalisa harga lampau dan menggunakan ramalan jika mengacu harga di masa lalu dan sekarang. jadi tidak bisa disamakan dengan kiper yang menendang bola jadi gol yang disebut dengan keberuntungan.

https://perbedaannya.com/ramalan-dan-prediksi/
legendary
Activity: 1960
Merit: 1150
November 30, 2021, 10:37:16 AM
#19
Untuk menghasilkan profit di cryptocurrency butuh yang namanya fundamental analisis, meskipun tidak akurat 100%, tetapi masih menjadi rujukan bagi trader yang mau berdagang di cryptocurrency.
Analisis Fundamental dan analisis Teknikal adalah dua hal yang akan membantu seseorang dalam membuat keputusan dalam investasi atau trading. Tapi tentu saja benar, yang namanya prediksi pastinya tidak bisa dianggap 100% tepat meskipun seseorang sudah melakukan analisis. Setelah melakukan analisis pun kita masih membutuhkan keberanian dalam membuat keputusan karena bisa saja kita masih ragu saat melakukan pembelian. Ane hanya setuju kedua analisis itu cukup banyak membantu.
legendary
Activity: 2198
Merit: 1592
hmph..
November 30, 2021, 10:08:19 AM
#18
Prediksi atau ramalan, tidak semua prediksi benar dan tidak semua ramalan tepat. Menurut saya hal tersebut bisa dikatakan kebetulan atau keberuntungan karena dapat melakukan analisis teknikal dengan tepat. Hal serupa sama seperti kiper menendang bola ke arah gawang lawan yang menjadi gol. Itu hanya kebetulan saja tanpa bisa diulangi untuk kedua kali.
Untuk menghasilkan profit di cryptocurrency butuh yang namanya fundamental analisis, meskipun tidak akurat 100%, tetapi masih menjadi rujukan bagi trader yang mau berdagang di cryptocurrency.
Menurut saya, (tentu sudut pandang akan berbeda), Pola dalam trading berbeda dengan gol kebetulan kiper, dan itu tidak bisa dijadikan contoh perbandingan. Alasannya, setiap pola dalam TA ada poin-poin yang dapat menjadi acuan. Bukan hanya sebatas prediksi. Acuan tersebut dikenal dengan Support dan Resisten. Setiap kali pergerakan harga baik naik maupun turun akan selalu menyentuh kedua posisi tersebut. Di sini, kita bisa melakukan entry atau exit market. Memang akurasi tidak bisa dikatakan 100% benar, dan tidak bisa memaksa untuk membenarkan TA. Namun pengetahuan terhadap pola perdagangan ini akan memudahkan trader dalam mengambil keputusan, bukan seperti prediksi ngasal dan kebetulan kaya gol kiper ke gawang lawan.
sr. member
Activity: 1092
Merit: 269
November 30, 2021, 08:40:11 AM
#17
Prediksi atau ramalan, tidak semua prediksi benar dan tidak semua ramalan tepat. Menurut saya hal tersebut bisa dikatakan kebetulan atau keberuntungan karena dapat melakukan analisis teknikal dengan tepat. Hal serupa sama seperti kiper menendang bola ke arah gawang lawan yang menjadi gol. Itu hanya kebetulan saja tanpa bisa diulangi untuk kedua kali.
Untuk menghasilkan profit di cryptocurrency butuh yang namanya fundamental analisis, meskipun tidak akurat 100%, tetapi masih menjadi rujukan bagi trader yang mau berdagang di cryptocurrency.
hero member
Activity: 1400
Merit: 770
November 30, 2021, 07:40:26 AM
#16
Kalo menurut saya tidak ada seorang pun yang bisa memprediksi harga pasar 100% akurat, karna seperti yang saya tau yang memperngaruhi harga naik turun itu sangat banyak, contoh nya berita bagus dan berita buruk, jika hanya menganalisa lewat teknikal saja sepertinya kurang, karna harus memperhatikan juga volume dan fundamental

Yang saya pahami mengenai analisis teknikal itu sudah menjadi seperti kesepakatan bersama, patern yang telah ada menjadi patokan semua pelaku trading dan inilah yang menggerakan pasar. Kombinasi antara teknikal dan fundamental terkadang menjadi senjata andalan  untuk entry ataupun keluar market. Jadi saya pikir teknikal patern oversell dibantu dengan fundamental bagus  maka harga naik dan juga sebaliknya. Tapi terkadang tenikal dan fundamental juga kalah dengan Whale si pemilik dana besar yang mampu membalik keadaan.
Jadi saya sering mengabungkan keduanya untuk masuk pasar buy dan atau salah satu saja dan mungkin prosentasinya besar ke analisis teknikal.
member
Activity: 253
Merit: 12
November 29, 2021, 03:22:08 PM
#15
Kalo menurut saya tidak ada seorang pun yang bisa memprediksi harga pasar 100% akurat, karna seperti yang saya tau yang memperngaruhi harga naik turun itu sangat banyak, contoh nya berita bagus dan berita buruk, jika hanya menganalisa lewat teknikal saja sepertinya kurang, karna harus memperhatikan juga volume dan fundamental
jr. member
Activity: 40
Merit: 24
March 17, 2021, 12:36:06 AM
#14
Dijadikan satu aja gan post nya ini, biar kelihatan lebih rapi dan efisien.
Sarannya saya tampung gan, kemaren itu saya reply dari hp, belum terbiasa.


Boleh dijelaskan lebih lanjut letak kontrasnya di mana gan? Kalau berdasarkan penjelasan agan di atas, teknikal analisis lebih cenderung menggunakan pendekatan perhitungan matematis, sedangkan fundamental analisis lebih mengarah ke pendekatan makro-ekonomi. Nah, apakah pendekatan matematis dan pendekatan makro-ekonomi saling kontras? Dalam pandangan saya, lebih tepat disebutkan kalau kedua pendekatan tersebut punya konsentrasi masing-masing, bukan saling kontras.

Pendekatan matematis yang saya maksud disini adalah perhitungan matematika yan berkaitan dengan probabilitas yan secara luas mengunaan chart pattern, dan ada juga yang mengunakan technical indicator yang perhitungannya lebih rumit dimana setiap cara perhitunan bisa memeberikan hasil berbeda, sedangcan fundamental analisis berdasaran indikator yang lebih konkrit (makro dan mikroekonomi).

Lalu alasan kenapa kedua hal ini pada dasarnya adalah kontras, dinilai dari pandangan akademisi yang berdasarkan prinsip2 metode ilmiah dimana TA dinyatakan sebaai psudosains, meskipun masih belum ada klaim apapun tentang FA dari para akademisi

Warren Buffet sendiri adalah seorang yang menganjurkan fundamental analisis daripada teknikal analisis.

Meskipun berbeda secara prinsip dasar penggunaannya, keduanya bisa digunakan kok untuk pertimbangan ketika akan melakukan trading, cuma prinsipnya saja berbeda.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
March 16, 2021, 02:37:44 PM
#13
^keknya sudah banyak baca-baca finance, mantab.
Ane termasuk yang membantah model S2F karya PlanB itu sesat Grin modelnya PlanB loh, bukan secara general. Kalau yang model matematis itu variance terlalu tinggi untuk dianggap serius terutama untuk tahun-tahun setelah Q3 2021. Kalau dari konsep kan memang ada benarnya karena faktor kelangkaan/supply.

Betul kalau ditinjau dari teori-teori dalam FA, BTC tidak memiliki nilai fundamental. Akan tetapi teori nilai yang modern menyebutkan bahwa nilai itu subjektif seperti pada paradoks berlian dan air (nilai bukan berasal dari intrinsiknya). Mungkin aset digital seperti Bitcoin menyerang faktor psikologis pemiliknya sehingga selalu ingin beli, memiliki lebih banyak Bitcoin, dan tidak pernah puas.

Terkait TA, tentu banyak informasi yang sangat berguna bisa didapati dari melihat data historis. Misalnya ketika harga turun menyentuh (atau lebih rendah) dari garis moving average panjang (misalnya 200 hari), tentunya informasinya harganya sudah turun (banyak diskon) jadi lebih murah kalau mau beli. Perkara nanti harga akan naik atau akan turun lebih dalam ya tidak ada yang bisa meramal. Informasi OK, prediksi No. Self-fulfilling mungkin saja ketika banyak analis yang beli karena menganggap harga diskon, harga akan naik dengan sendirinya.
sr. member
Activity: 270
Merit: 309
Shinji bgt gwh
March 16, 2021, 11:30:13 AM
#12
Sedangkan koin-koin kripto tidak memiliki laporan keuangan juga tidak menghasilkan keuntungan karena bukan representasi kepemilikan perusahaan, sehingga analisisnya ya nyenggol-nyenggol fundamental, seperti jumlah koin yang beredar. Malahan lebih masuk akal kalau menggunakan model stock-to-flow daripada FA karena itu menganalisis komoditas. Nah kalau ditanya metode seperti apa yang paling cocok, maka jawabannya ga ada yang butul-butul cocok menurut ane Grin
model Stock-to-flow pun banyak yang mbantah kalau model itu sesat.
https://www.coindesk.com/why-the-stock-to-flow-bitcoin-valuation-model-is-wrong
https://cointelegraph.com/news/interview-is-the-stock-to-flow-model-flawed
data untuk emas cherry-picked di chart yang dibuat PlanB. Mungkin Ada alasan kenapa model S2F cuman populer di kalangan bitcoin.
S2F mungkin hanya rasionalisasi harga bitcoin menurut bitcoiner.
  
IMO, Bitcoin gak ada nilai fundamentalnya, gak ada future cash flow dari BTC(Saham, obligasi), dan gak bisa buat bahan-bahan industri (Logam berharga, komoditas). gak beda jauhlah sama FIAT, nilainya cuma dari kepercayaan kepada hal tersebut(heck, FIAT pun bukan semata-mata karena "kepercayaan").

IMO, TA sendiri sepertinya mengandung beberapa "kebenaran", yaitu meningkatkan kemungkinan kita "menang"(seperti card counting pas judi lah). atau mungkin TA self-fulfilling prophecy, mengingat banyaknya orang yang menggunakan TA.
member
Activity: 285
Merit: 10
March 16, 2021, 03:20:16 AM
#11
Kalau pendapat saya semua mengarah seperti prediksi atau ramalan dan pada kenyataannya semua itu perhitungan nya 100 persen tidak akurat dan sedang analisis teknikal seperti yang agan agan katakan adalah prediksi dengan menggunakan perhitungan yang matang dan penelitian dan butuh waktu untuk menjalankan analisis tersebut akan tetapi secara personal semua orang akan melakukan hal tersebut bila ingin mengambil keputusan tentu saja akan melakukan hal tersebut secara garis besar mungkin bisa di bilang sebagai naluri
hero member
Activity: 1932
Merit: 622
ROLLBIT > Crypto's Most Rewarding Casino
March 13, 2021, 05:29:24 PM
#10
-snip-
-snip-

Dijadikan satu aja gan post nya ini, biar kelihatan lebih rapi dan efisien.

Pada dasarnya kedua metode analisis ini saling kontras satu sama lain

Boleh dijelaskan lebih lanjut letak kontrasnya di mana gan? Kalau berdasarkan penjelasan agan di atas, teknikal analisis lebih cenderung menggunakan pendekatan perhitungan matematis, sedangkan fundamental analisis lebih mengarah ke pendekatan makro-ekonomi. Nah, apakah pendekatan matematis dan pendekatan makro-ekonomi saling kontras? Dalam pandangan saya, lebih tepat disebutkan kalau kedua pendekatan tersebut punya konsentrasi masing-masing, bukan saling kontras.
jr. member
Activity: 40
Merit: 24
March 13, 2021, 03:45:26 PM
#9
Pada dasarnya semua itu adalah prediksi dan yang namanya prediksi masih mungkin untuk tidak akurat 100%. Tapi analisa teknikal masih terus menjadi senjata paling ampuh sampai saat ini untuk sebagian besar trader dalam menghasilkan profit.

Secara umum teknikal analisis sering digunakan oleh day trader yg biasa take profit dalam waktu singkat dan fundamental analisis digunakan  oleh para holder yg cukup stronghand (imannya kuat)
jr. member
Activity: 40
Merit: 24
March 13, 2021, 03:32:43 PM
#8
Malahan lebih masuk akal kalau menggunakan model stock-to-flow daripada FA karena itu menganalisis komoditas. M
Saya baru baca nih mengenai stock to flow yg agan sebutkan diatas yaitu berkaitan dengan jumlah stock yg beredar (kelangkaan) dimana perhitungannya adalah jumlah aset yang disimpan (reserves) dibagi dengan jumlah produksi setiap tahun. (Cmiiw)

Nah dikarenakan Bitcoin itu stock to flow nya rendah bahkan lebih rendah dari emas, belum lagi adanya halving, maka masuk akal jika harganya akan terus naik hingga sudah habis ditambang semua.

Di luar Bitcoin, sebenarnya ada pertanyaan di kepala saya ttg altcoin yg tidak ada max supply nya seperti DOGE, dll.
hero member
Activity: 1484
Merit: 706
March 13, 2021, 08:14:31 AM
#7
Malahan lebih masuk akal kalau menggunakan model stock-to-flow daripada FA karena itu menganalisis komoditas.
Om, jujur saya baru dengar istilah itu dan memang karena saya kurang mendalami tentang ekonomi

Saya baru saja search di google namun dapatnya begini:
Quote
Apa itu stock to flow ratio dan kenapa penting ? stock to flow ratio dari suatu komoditas adalah jumlah aset yang disimpan (reserves) dibagi dengan jumlah yang diproduksi setiap tahun.

Semakin tinggi stock to flow ratio maka inflasi terhadap aset tersebut akan terus menurun setiap tahunnya. Komoditas dengan stock to flow ratio tinggi banyak dipilih karena kelangkaannya (scarcity).
Saya bingung kalimat yang saya bold itu om, sudikah om menjelaskannya secara rinci om Sad
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
March 13, 2021, 07:21:23 AM
#6
Fundamental
Fundamental

Sebenarnya kalau mau strict pada ilmunya, koin-koin tidak bisa dianalisis 100% fundamentalnya karena tidak memiliki earnings. Analisis fundamental (FA) kalau di finance berarti menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi earnings per share (EPS) perusahaan. Jadi meramalkan kinerja perusahaan di masa depan berdasarkan rasio-rasio keuangan, kondisi perekonomian, dan persaingan dengan kompetitor. Maka dari itu berita-berita seperti suku bunga, pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, governance (stock split, reverse split), dsb. diprediksi juga akan memengaruhi EPS (ada ceritanya kenapa berita juga menjadi faktor harga naik/turun).

Sedangkan koin-koin kripto tidak memiliki laporan keuangan juga tidak menghasilkan keuntungan karena bukan representasi kepemilikan perusahaan, sehingga analisisnya ya nyenggol-nyenggol fundamental, seperti jumlah koin yang beredar. Malahan lebih masuk akal kalau menggunakan model stock-to-flow daripada FA karena itu menganalisis komoditas. Nah kalau ditanya metode seperti apa yang paling cocok, maka jawabannya ga ada yang butul-butul cocok menurut ane Grin

Mungkin itu juga yang membuat volatilitas harga kripto sangat tinggi.
hero member
Activity: 1484
Merit: 706
March 12, 2021, 03:30:50 PM
#5
Pada dasarnya semua itu adalah prediksi dan yang namanya prediksi masih mungkin untuk tidak akurat 100%. Tapi analisa teknikal masih terus menjadi senjata paling ampuh sampai saat ini untuk sebagian besar trader dalam menghasilkan profit. Mungkin @AakZaki punya jawaban yang tepat dalam hal akurasi teknikal. Karena ane tidak cukup paham tentang analisa teknikal, maka fundamental menjadi solusi tepat dalam aktivitas trading.
Saya ga berani menjamin untuk teknikal analisis, namun kalau analisis fundamental saya bisa memastikannyanya om hampir lebih dari 90%.

Mengapa saya bilang seperti itu? Karena Crypto itu berbeda dengan saham seperti di IHSG, Marketcap nya terlalu besar, apapun dapat terjadi jika Marketcapnya secata global...

Sekarang saya tanya nih, siapapun yang jago di analisis teknikal, coba di gambarkan chart kemungkinan (analisis teknikal) pada saat pagi tadi [07:50 WIB] (Snapshot XEM untuk Hardfork XYM), Bagaimana gambaran orang-orang yang jago...

Saya yakin bakal naik nih gambarannya akwkwkkw, kenyataannya jika dikaji secara fundamental yaa seperti yang saat ini terjadi, Sooorrrr... Orang - orang pada jual di jam 07:51 WIB
legendary
Activity: 2618
Merit: 1181
March 12, 2021, 02:04:58 PM
#4
Pada dasarnya semua itu adalah prediksi dan yang namanya prediksi masih mungkin untuk tidak akurat 100%. Tapi analisa teknikal masih terus menjadi senjata paling ampuh sampai saat ini untuk sebagian besar trader dalam menghasilkan profit. Mungkin @AakZaki punya jawaban yang tepat dalam hal akurasi teknikal. Karena ane tidak cukup paham tentang analisa teknikal, maka fundamental menjadi solusi tepat dalam aktivitas trading.
Untuk sebagian besar trader yang sudah cukup sering dengan analisa teknikal, ane rasa tingkat akurasinya mungkin jauh lebih baik dengan alasan mereka hanya akan melakukannya pada aset-aset yang punya potensi bagus yang didukung oleh Fundamental yang kuat. Konsistensi dalam penerapan atau praktiknya mungkin juga akan mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu analisa meskipun pada akhirnya mereka tetap tidak ingin merugikan orang lain hanya karena analisa yang dibuat. Jadi DYOR buat orang lain andai ada yang mau ikut.
hero member
Activity: 1484
Merit: 706
March 12, 2021, 09:26:08 AM
#3
Benar adanya memang bahwasanya semua teknikal analisis itu hanya kebetulan saja, kebetulan yang menggunakan dasar dan teori.

Analisis Teknikal dan Fundamental harus berjalan beriringan, walau saya pribadi lebih condong kepada Fundamental. Hal ini saya ilhami karena memang percuma saja dibuat seberapa banyak coretan-coretan yang menyayat hati layar PC dan HP kalian, jika memang fundamentalnya tidak mendukung.

Dan pada akhirnya para penganalisa Chart akan mengatakan DYOR, atau saya hanya buat analisa... mau beli atau tidak itu ditangan kalian semua.

BTW Selamat ya om @Ozymon sudah menjadi calon Rank Member, tinggal menambah activity saja hehehe... saya ikut senang menjadi pemberi merit ke 10 nya om dengan postingan yang menurut saya lumayan bisa menjadi pembahasan ini.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
March 12, 2021, 12:23:45 AM
#2
Wah kalau pendapat ane sudah jelas: "tidak ada yang bisa meramal masa depan" jadi usaha apapun yang dilakukan manusia untuk meramal masa depan ya berbau pseudoscience.

Secara konseptual, analisis teknikal menggunakan data historis (sejarah), yang menganggap masa depan bisa diprediksi dengan data masa lalu. Tentunya bisa iya, bisa juga ngaco, tergantung berbagai hal yang tidak bisa ane jelaskan, yang ane sebut dengan "keberuntungan."

Bukti kalau manusia tidak bisa memprediksi pasar juga terlihat dari hasil riset yang mengamati monyet vs para ahli keuangan.

Bisa ente simak diskusinya di sini: Monkeys: Don't do trend analysis! (with poll)

Ya kalau akademisi pendapatnya kurang lebih demikian, tapi mungkin para praktisi beranggapan lain? Mungkin bawah ane?
Pages:
Jump to: