Kalo Sebabnya Krisis Keuangan(Kayak .com bubble, Great Depression, 2008 Crisis)Yang Terdampak Bakal Pasar Modal Dulu, Yang Nanti Berefek Ke PDB. Sedangkan Kalau Ada Force Majeure/Bencana, Bakal Berdampak Ke PDB Dulu, Baru Pasar Modal.
Nah, ini namanya hipotesis, scholar tidak bisa kemudian menarik kesimpulan begitu saja karena harus didukung dengan riset empiris. Riset semacam ini nanti yang biasanya akan agan kerjakan jadi skripsi.
Mungkin Ini Salah Satu Alasan Kenapa Di Banyak Negara(Termasuk Indonesia) Bank Sentral Dipisah Sama Pemerintah, agar Bank Sentral Bisa Jadi "Rem" Buat Pemerintah Yang Suka Ngegas.
Butul, idealnya memang bank sentral itu independen. Namun pada kenyataannya bisa jadi bank sentral ya tetap dipengaruhi rezim yang sedang berkuasa, atau independensi bank sentral bisa jadi tidak memiliki efek signifikan pada misalnya inflasi. Lagi-lagi hipotesis harus dibuktikan melalui riset empiris, sebagai contoh ini ada yang menyanggah:
Bukti kami menunjukkan bahwa tidak ada hubungan negatif yang signifikan secara umum antara Central Bank Independence (CBI) dan inflasi. CBI hanya memiliki efek yang signifikan di kurang dari 20% negara.
Digoogle translate dari Klomp & de Haan (2010)
https://sci-hub.tw/10.1007/s11127-010-9672-zTerima kasih feedbacknya, nah sekarang makin kelihatan kan COVID-19 itu sengaja dirilis, dan ga bisa solved sebelum market bener2 hancur.
Saya melihat pemain elite ini sama melanjutkan skenario big Agenda : penghapusan GOLD STANDARD (Assasinate JF Kennedy) , Bretton Wood , FED Mencetak uang/FIAT tanpa backup Gold -> lanjut ke Global Crisis Economy 2001 (WTC) , 2008 , dan 2020 (Epidemic) dan salah satunya bonekanya modern warfare si Bill Gates)
https://www.weforum.org/agenda/2020/03/bill-gates-epidemic-pandemic-preparedness-ebola-covid-19/“If anything kills over 10 million people in the next few decades, it’s most likely to be a highly infectious virus rather than a war – not missiles, but microbes,” warned Bill Gates during a TED Talk five years ago.”
“Part of the reason is we have invested a huge amount in nuclear deterrents, but we’ve actually invested very little in a system to stop an epidemic,” he explained.
“We’re not ready for the next epidemic.”
Dan COVID-19 masih lumayan lamahttps://www.sehatq.com/artikel/kapan-pandemi-virus-corona-akan-berakhir-cek-prediksi-ahli 1. Menurut ahli dari UGM: Akhir Mei 2020
Ahli statistika dan alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada (FMIPA UGM) memprediksi, pandemi Covid-19 akan berhenti pada 29 Mei 2020 di Indonesia. Model yang dibuat dalam prediksi ini dinamai model probabilistik yang didasarkan pada data nyata, atau disebut dengan probabilistic data-driven model (PPDM).
Prediksi tersebut menyebutkan bahwa akan terdapat minimal 6.174 orang yang positif terinfeksi virus corona. Prediksi bahwa pandemi corona akan selesai pada akhir Mei tersebut bisa berjalan jika ada intervensi ketat pemerintah seperti partial lockdown, tak ada mudik, dan kegiatan seperti salat tarawih di masjid selama Ramadan ditiadakan.
2. Prediksi ahli ITB: Akhir Mei atau awal Juni 2020
Selain UGM, ahli dari Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi Institut Teknologi Bandung (P2MS ITB) juga memprediksi bahwa pandemi corona akan berakhir pada akhir Mei atau awal Juni 2020. Dilansir dari Kompas, ITB memperkirakan bahwa jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncaknya pada minggu kedua atau ketiga April 2020.
Prediksi ini berubah dari prakiraan P2MS ITB sebelumnya, yang memperkirakan bahwa pandemi akan selesai pada April 2020. Masih dari Kompas, prediksi ini berubah karena angka kasus Covid-19 yang terus bertambah dan berefek pada perhitungan parameter model yang digunakan. Perubahan tersebut juga memengaruhi perubahan proyeksi, baik dari sisi jumlah total kasus (akumulasi) dan puncak kasus.
3. Prediksi BIN: Covid-19 memuncak pada tanggal 2 - 22 Mei 2020
Pada 13 Maret 2020 silam, Badan Intelijen Nasional (BIN) memprediksi bahwa kasus Covid-19 di Indonesia akan memuncak sekitar 60-80 hari sejak pengumuman kasus positif 2 Maret silam. Berdasarkan hari tersebut, diperkirakan puncak dari kasus Covid-19 yakni tanggal 2 hingga 22 Mei 2020.
4. Guru besar UI: Covid-19 bisa berakhir pada Mei 2020
Hasbullah Thabrany, yang merupakan Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, memprediksi bahwa kasus corona di Indonesia bisa selesai pada Mei 2020. Dikutip dari Tempo, kemungkinan ini bisa terjadi apabila masyarakat bisa disiplin, seperti menjaga jarak dan tidak ada kontak tatap muka.
5. Ahli UNS: Puncak Covid-19 bisa terjadi pada pertengahan Mei 2020
Menurut Ilmuwan Matematika Universitas Sebelas, Sutanto Sastraredja, puncak Covid-19 di Indonesia bisa terjadi terjadi pada pertengahan Mei 2020. Dilansir dari Kompas, prediksi ini didasarkan pada model SIQR. Sutanto juga menggarisbawahi bahwa wabah bisa berakhir bergantung pada kebijakan pemerintah.