Efek latah (diajak kenalan atau tertarik karena teman tiba-tiba banyak duit) juga merupakan motif yang membuat pendatang baru memasuki dunia Crypto. Padahal dunia crypto itu bisa kejam, jika mereka tidak memiliki basic yang cukup maka mereka-mereka ini bisa sewaktu-waktu menjadi korban. Oleh karena itu untuk bisa mendapatkan pemasukan dari Cryptocurrency (dan tekhnologi Blockchain-nya) setiap pendatang baru harus memiliki bekal, baik itu dari segi finansial maupun dari segi wawasan dan pengetahuan.
Crypto dan bisa terus survive didalamnya, kita sebagai pelakunya harus terus berusaha dan siap dengan segala resikonya.
Rata rata para pendantang melihat peluang itu, dan mereka tertarik. Tapi di balik ketertarikan itu mereka tidak mau berproses. Pengennya instan cepat mendapat untung. Mereka tidak ingin belajar mengenai faktor pendukung untuk sukses. Kebanyakan dari mereka hanya bertanya buy apa yang bagus. Atau melakukan copy trade. Sepertinya iklan mengenai investasi atau trade di media digital juga sangat mempengaruhi orang untuk masuk dalam duni crypto.
Jadi ingat si kevin aprilio kalau tidak salah pernah merugi sampai 14 milyar, yang sebenarnya saya juga kurang paham apakah dia baru memulai atau sudah lama berkecimpung. Tapi saya membaca di
Survey Populix dilakukan di kawasan Jabodetabex dengan koresponden 722 orang rata-rata mereka mengetahui mengenai cryptocurency. Usianya berada dalam rentan 25 -30tahun dengan golongan menengah keatas.
Pengalaman saya sendiri bahwa beberapa teman cukup tertarik tapi mereka tidak surviev. Banyak dari mereka yang saat ini berhenti karena modal habis terlalu sibuk dengan job real. Padahal dari awal saya bicara kalau belajar harus siap kehilangan uang, kontrol emosidan mau terus belajar. Dari hal tersebut saya mengambil kesimpulan(IMO) bahwa seorang yang baru mau bergabung dalam crypto juga dipengaruhi oleh:
1. Faktor Motivasi / keinginan menjadi faktor penting untuk terjun ke dunia crypto dia yang lemah tidak akan bertahan.
2. Faktor alat pendukung mereka kurang memiliki alat yang memadai (hanya HP), sedikit kesulitan belajar analisis teknikal.
3. Faktor lingkungan sekitar, pardigma kerja itu pergi ke kantor pulang sore berangkat pagi (PNS, karyawan dll)
4. Faktor melek teknologi