Sesi 1 - Wawancara dengan CEO Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan
05.45 s.d. 12.21 : Presenter menganggap PT Bitcoin Indonesia sebagai pemegang kendali terhadap Bitcoin di Indonesia, padahal seperti kita ketahui platform PT Bitcoin Indonesia sendiri adalah marketplace (atau yang lebih kita kenal dengan vip, atau juga sekarang Indodax), bukan perusahaan yang menerbitkan Bitcoin. Ini tergambar dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Kalau untuk ini, saya tidak bisa menyalahkan presenter 100%, karena memang PT Bitcoin Indonesia sebagai marketplace, nama perusahaannya sudah misleading. Mereka menggunakan nama "Bitcoin" untuk menamai perusahaan mereka. Dari sudut pandang orang awam, pasti akan mengira bahwa PT Bitcoin Indonesia adalah cabang dari Bitcoin Pusat. Jika Bitcoin mereka hilang, bukan tidak mungkin mereka akan menuntut PT Bitcoin Indonesia.
Mungkin ini juga yang menyebabkan PT Bitcoin Indonesia melakukan rebranding menjadi Indodax, untuk menghindari mispersepsi dari orang awam.
Sesi 2 - Wawancara dengan Kepala Departemen Kebijakan Sistim Pembayaran Bank Indonesia, Oni Wijanarko
34.20 s.d. 36.00 : Pak Oni menganggap ketika orang memperoleh keuntungan dari harga Bitcoin yang meningkat (dalam perdagangan/ trading) maka jumlah Rupiah pun juga akan semakin banyak, sehingga menimbulkan inflasi. Padahal seperti yang kita ketahui juga bahwa ketika ada orang yang memperoleh keuntungan dari kenaikan Bitcoin, pada saat yang bersamaan ada orang yang rugi. Artinya Rupiah hanya berpindah tangan saja, tidak menambah jumlahnya.
40.00 s.d. 42.45 : Pak Oni menganggap bahwa transaksi Bitcoin atau mata uang kripto tidak bisa dilacak. Padahal setiap transaksi PASTI bisa dilacak. Dan dalam pembahasan juga menganggap setiap orang yang melakukan transaksi Bitcoin menggunakan nama samaran. Padahal yang digunakan adalah alamat wallet (saya menganalogikannya sebagai nomor rekening). Artinya seperti yang telah disebutkan pak Oscar hal itu lah yang bisa diatur oleh pemerintah, sehingga peredarannya bisa dilacak oleh pemerintah untuk menghindari kekhawatiran terhadap pencucian uang atau kegiatan negatif lainnya.
Rupiah memang hanya berpindah tangan dalam konteks tersebut. Beli murah, jual mahal. Jual mahal karena ada yang beli di harga mahal. Bukan begitu ya sederhananya?
Cryptocurrency tidak bersifat Anonymous, melainkan Pseudonymous. Itu juga yang dikatakan oleh Oscar.
Pengertian keduanya bisa dilihat di sini:
https://english.stackexchange.com/questions/224254/whats-the-difference-between-anonymous-and-pseudonymous