Jadi begini, menurut saya gan, wajar jika pemerintah (dalam hal ini diwakili oleh Bank Indonesia) cenderung terkesan memiliki pandangan negatif terhadap bitcoin dan cryptocurrency. Mengapa? Karena memang jika agan-agan disini mau meluangkan sedikit waktu untuk membaca whitepaper yang dibuat oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 silam, apa yang menjadi visi Satoshi sudah jelas, yaitu membuat sebuah platform teknologi yang dapat memfasilitasi sebuah transaksi pembayaran langsung antara individu dengan individu yang lain (peer to peer).
Artinya, kehadiran Bitcoin ini memang akan menghilangkan kebutuhan akan adanya pihak ketiga seperti perbankan dan Bank Central yang berfungsi sebagai penyedia platform dan lembaga penjaminan transaksi keuangan. Transaksi yang terjadi dalam platform blockchain Bitcoin dilakukan oleh serangkaian algoritma dan bahasa persandian secara otomatis, tidak dapat dihack, tidak dapat manipulasi, tidak dapat di dibalikan (reverse enginering) dan sangat transparan.
Jadi memang sudah benar jika kedepan kita-kita akan lebih sering mendengar bahwa terdapat Raksasa-raksasa Keuangan dan Tokoh Pelaku Usaha Keuangan akan berlomba-lomba memberikan statement penolakan terhadap Bitcoin dan Cryptocurrency. Lihat saja pernyataan-pernyataan J.P Morgan dan kawan-kawan, niscaya agan akan menyaksikan gambaran besarnya. Bayangkan saja jika usaha yang kalian rintis berabad-abad, diganggu oleh anak kemarin sore yang tidak tahu identitas dan keberadaannya, inilah salah satu alasan mengapa Satoshi memilih untuk merahasiakan identitasnya.
Saya juga percaya, bahwa apa yang dilakukan oleh teknologi blockchain Bitcoin yang sering disebut
Peer To Peer Cash System adalah salah satu dari serangkaian tahapan dunia kita menuju Era Keberlimpahan (Abundance Era) yang diutarakan oleh Peter Diamandis, Co-Founder dari Singularity University di Amerika.
Bitcoin memperjelas bahwa arah dunia kita ini sedang berada pada fase Disruption. Fase inilah yang akan membuat kehebohan diseluruh dunia, pada fase ini pula kita melihat Gojek mendisrupt Bluebird, AirBnB mendisrupt Hotel, Tokopedia dan kawan-kawan mendisrupt Mangga Dua, Glodok dan Mall-mall besar di Indonesia. Akan terjadi kepanikan masal, termasuk Bank Indonesia yang sedang sibuk menyiapkan peraturan.