meminta tebusan dalam bentuk Bitcoin untuk menebus/membuka kunci akibat virus yang dibuatnya tersebut.
dan untungnya RS Omni + Siloan memiliki backup server sehingga meski terganggu 7-8 jam, pelayanan msh bisa dilakukan. Toh yg kenak juga msh berupa data2 umum (yg terkoneksi antar cabang RS tsb).
Om kan Polisi, bagaimana caranya membagi waktu antara tugas negara, tugas sebagai BM (beberapa waktu lalu), ataupun tugas sebagai CM.
Kok bisa posting ataupun aktif chat dengan berbagai forum dan grup cryptocurrency?
Karena kebetulan saya berada pada saat persiapan utk ke Lemdiklat utk mengikuti dikbangspes, jadi posisi non-job dan stanby aja.
Begitu saya udah berada di linkungan lemdik, maka semua aktivitas kripto menjadi non aktif....(dan itu yg membikin saya agak telat rank-up, terbentur pada activity yg stuck +/-2 bulan)
Dan apakah dalam lingkup keluarga om sendiri ada yang berpandangan negatif terhadap crypto atau bahkan terhadap om sendiri sebagai pelaku crypto sekaligus aparat?
Nah, kebetulan keluarga saya menerapkan prinsip DWYOR, jadi gak begitu ada masalah dengan keluarga.
Plus syarat tidak meninggalkan aktivitas kegiatan utama.
Mungkin hal ini akan lain jika saya adalah mengandalkan penghasilan dari komunitas kripto. Pasti akan banyak benturan2 ketika berkomunikasi utk selesaikan masalah keluarga.
Transparansi pers menjadi alasan para jurnalis untuk mengudarakan yang sebenarnya aib.
Hal tersebut sebenarnya bisa dicegah dengan tidak perlu melihat hal2 yang negatif dalam media massa. Apalagi ikut menyebarkan berita tersebut.
Seperti koran... kalok koran tsb laku, maka akan ada byk iklan yg nebeng dlm koran tsb. Jika koran tsb enggak laku, maka perusahaan koran tsb bangkrut karena gak ada pemasukan dari advertising.
But... udah sifat manusiaw Indonesia sering lebay dalam menghadapi masalah hidup, akhirnya malah nonton "
Azab mandor kejam: mati tertimpa meteor dan tertimbun cor-coran" untuk mencari hiburan ketika menghadapi masalah hidupnya.