Saya coba tambahkan materinya ya om abhie ...
Berikut ini sedikit rangkuman materi yang sedang saya pelajari terkait dengan beberapa konsensus pada Teknologi Blockchain.
Semoga bisa bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan terkait teknologi ini.
Proof of ImportanceProof of Importance (PoI) merupakan sebuah konsep konsensus seperti halnya PoS, namun proses penghitungan bobotnya cukup berbeda. Dalam PoI seperti yang diimplementasikan pada mata uang kripto NEM, beberapa komponen yang diperhitungkan diantaranya jumlah koin yang dimiliki, reputasi, dan jumlah transaksi yang berasal dari dan ke sebuah
address. Oleh karena itu pendekatan dari PoI menggunakan pendekatan yang lebih holistik, tidak hanya mengandalkan jumlah koin melainkan juga memastikan agar aktivitas dalam hal pemindahan aset dari satu
address ke
address lain turut dijalankan sistem.
HybridMetode Hybrid merupakan metode yang menggabungkan antara metode PoW dan metode PoS. Metode ini mulai populer sebagai jembatan antara konversi PoW menjadi PoS, agar keamanan sistem tetap terjaga selagi proses perubahan berlangsung. Pada saat sebuah sistem mata uang kripto yang telah berjalan dan memiliki nilai pasar yang besar, maka perubahan sebesar itu memerlukan proses yang panjang dan matang agar pengguna tidak mengalami kerugian atas resiko yang mungkin terjadi selama proses berjalan.
Dalam metode hybrid, konsensus dapat terjadi melalui PoW ataupun PoS. Dengan kata lain, sistem mulai menerima metode staking sebagaimana yang ada pada PoS, namun masih menerima metode penambangan yang ada di sistem yang lama. Melalui metode hybrid, para
miner (penambang-penambang) lama harus berkompetisi melawan
"staker" baru yang tidak memerlukan investasi berupa hardware, namun cukup dengan mengumpulkan sejumlah dana untuk di-
stake.
Difficulty dan Difficulty RetargetDifficulty adalah tingkat kesulitan yang dihadapi oleh para penambang untuk menciptakan blok baru. Dalam metode Proof of Work (PoW), semakin tinggi
difficulty berarti semakin besar pula kekuatan komputasi yang harus dimiliki seorang penambang untuk dapat menciptakan blok baru. Sementara itu,
target merupakan kebalikan dari
difficulty. Semakin kecil target, maka semakin sulit pula dicapai.
Istilah
Difficulty Retarget merupakan sebuah peristiwa dimana nilai dari
difficulty sebuah sistem mata uang kripto dikalibrasi ulang. Tergantung dari masing-masing mata uang kripto, jangka waktu pengkalibrasian nilai tersebut bisa terjadi setiap jam sekali, setiap 24 jam sekali, atau bahkan setiap 2 minggu sekali.
Masing-masing setting memiliki kekurangan maupun kelebihan. Dalam hal Bitcoin yang melakukan
difficulty retarget setiap 2 minggu sekali (atau lebih tepatnya setiap 2016 blok sekali), maka apabila terjadi kekurangan kekuatan komputasi secara masif maka terjadi underproduksi (blok baru yang diciptakan akan melebihi waktu target penciptaan blok setiap 10 menit). Namun apabila terjadi kenaikan kekuatan komputasi yang signifikan, maka akan terjadi overproduksi blok (terlalu cepat membuat blok).
Difficulty retarget sangat berkaitan dengan usaha penambangan. Apabila sistem kehilangan kekuatan komputasi secara mendadak, maka para penambang (miner) yang ada didalamnya bisa jadi akan mengalami kerugian karena tingkat kesulitan yang amat tinggi. Namun apabila si penambang tersebut memiliki porsi komputasi yang cukup signifikan, maka ia berpeluang untuk memainkan
difficulty retarget demi mencapai keuntungan pribadi yang lebih besar.
Referensi:
Dimaz A.W., Bitcoin Mining dan Cryptocurrency lainnya.... [Bitcoin, Etherum, Monero, NXT, NEM & HShare] 2018: Jasakom
Dimaz A.W. & Oscar D., Blockchain dari Bitcoin untuk Dunia. 2017: Jasakom