- snip -
Baru-baru ini ditemukan sebuah kajian oleh Luno bahwa di Indonesia, Malaysia dan Afrika Selatan memiliki tingkat pengguna crypto lebih besar dari pada Eropa.
- snip -
Ini membuktikan bahwa pasar ekonomi crypto dinegara berkembang lebih diterima dari pada negara maju bahkan ketika regulasinya tidak memberikan kenyamanan bagi rakyatnya untuk melakukan transaksi pembayaran dengan cryptocurrency. Jadi, intinya di negara berkembang memberlakukan crypto sebagai produk investasi yang menjanjikan.
Saya tidak setuju dengan kesimpulan agan
1. Khususnya yang saya bold. Perbandingan antara Indonesia, Malaysia dan Afrika Selatan dengan Eropa sama sekali tidak mewakili perbandingan antara negara maju dan berkembang. Perbandingan tersebut tidak bisa mewakili kondisi pasar crypto secara keseluruhan. Jika mau meneliti dan mengabil kesimpulan yang lebih valid, harusnya mengambil sampel dari satiap negara berkembang dan juga dari negara maju.
Namun poin yang ingin saya soroti adalah "pasar ekonomi crypto". Apa yang bisa dijadikan pijakan untuk dijadikan ukuran tingkat berkembang dan penerimaan pasar terhadap crypto di suatu negara? Apakah cukup dengan 3 batasan yang disebutkan tadi?
Sebagai perbandingan, saya mengusulkan untuk menjadikan Proyek ICO sebagai salah satu ukuran menilai pasar crypto. Cek gambar di bawah :
Sumber :
https://icobench.com/statsPada gambar di atas, menunjukkan fakta bahwa negara maju adalah negara produsen ICO terbesar sekaligus pengumbul dana terbesar. Negara maju menjadi pelaku utama pasar kripto. Sedangkan negara berkembang hanya menjadi salah satu bagian penyumbang dana. Dengan kata lain, negara maju sebagai perusahaan investasi sekaligus investor, sedangkan negara berkembang hanya sebagai investor saja. Walaupun begitu saya tidak menafikan fakta bahwa ada beberapa ICO dari negara berkembang, namun persentase jumlah dan sukses ratenya masih rendah dibandingkan dengan negara maju.
Selain itu, Malaysia sudah mulai gencar menggaungkan blockchain dan cryptocurrency.
Minat pemerintah tidak mewakili minat rakyatnya. Karena sebenarnya pelaku utama dan mayoritas bukanlah pemerintah, tapi rakyat yang terlibat dalam investasi. Walaupun kebijakan suatu negara sedikit banyak mempengaruhi.
Sampai disini saya ingin menyatakan bahwa banyak negara-negara didunia mulai tertarik untuk mengadopsi crypto untuk kebutuhan perekonomian mereka
Ini juga sebenarnya asumsi dan opini, bukanlah fakta. Di lain sisi, saya melihat perbedaan mendasar antara istilah kebutuhan perekonomian dan istilah intrumen investasi. Sehingga saya melihat bahwa adopsi crypto oleh beberapa negara (bukan pemerintah) tidak lain hanya sebagai intrumen investasi masyarakatnya buka sebagai kebutuhan atau penggerak ekonomi negara. Kita bisa melihat contoh kasus di Indonesia. Crypto tidak diakui sebagai alat pembayaran, tapi hanya sebatas intrumen investasi (aset). Jika memang benar crypto adalah kebutuhan perekonomian, agan bots1 bisa memberikan contoh bentuk dari kebutuhan tersebut bagi bangsa dan negara Indonesia?
India, Korea Selatan, China, Hongkong, Singapore sudah selangkah lebih maju untuk menyuarakan crypto, sehingga dapat mewujudkan "masyarakat tanpa uang"
Saya kira pernyataan ini malah mendukung pendapat saya bahwa negara majulah yang menjadi mayoritas pelaku pasar Crypto. Juga, Negara maju seperti US, UK, Singapura, China dan Jepang menjadi lokomotif perkembangan proyek Crypto.
By the way,
1. Saya hanya menanggapi OP, belum sempat jawab pertanyaan agan bots1.
2. Saya suka thread ini. Semoga thread seperti ini semakin banyak "berkeliaran" di forum lokal. Hehe.
1 : Kelemahaan kesimpulan ini sudah dibahas oleh om mu_enrico.
2 :
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/27/070000226/daftar-negara-yang-melarang-penggunaan-mata-uang-digital-seperti-bitcoin