Dengan diundangnya ketiga paslon untuk makan siang di Istana kemarin, mungkin akan mendingininkan para pendukung paslon masing-masing yang sebelum sudah mulai memanas semenjak keputusan MK yang kontoversial sebelumnya.
Ehm, kayaknya ente baru dalam dunia politik dan tidak paham kalau "tidak ada makan siang gratis" di dunia politik. Presiden mengundang ke 3 capres tersebut pasti ada kehendak atau
maunya. Ane harap ada capres yang paham kalau jokowi itu sedang memainkan peran dia sebagai penguasa tertinggi di republik ini, di antaranya menggosok punggung kedua lawan dia yaitu Ganjar dan Anis. Kalau prabowo, kita tahu sendiri kalau dia itu merupakan anak didik dia untuk melanjutkan kekuasaan, sedangkan yang lain, sudah pasti sulit, karena baik itu Ganjar dan Anis sudah punya program masing-masing jika nanti jadi Presiden, nah ini yang tidak dimau Jokowi.
Dengan adanya agenda "makan siang bersama dan tidak gratis itu", dia berharap semua capres melanjutkan program dia dan tidak menuntut anaknya dibatalkan jadi cawapres.
Tidak ada makan siang yang gratis, itu adalah poin yang bagus. Terlebih ini adalah dalam suasana politik, bukan bermaksud untuk berburuk sangka, namun saya merasa ada hal hal yang memang sensitif yang dibahas dalam pertemuan antara Presiden dan ke 3 calon yang akan maju ke kontestasi politik di tahun depan.
Sebagai Presiden, pastinya beliau menginginkan program yang sudah atau yang saat ini masih berjalan akan dilanjutkan oleh para ke 3 calon itu, siapapun nanti yang akan terpilih di dalam pemilu. Baik itu Prabowo, Anis atau Ganjar. Dan yang menarik disini adalah salah satu wakil dari ke 3 calon yang maju adalah anak beliau sendiri yang berada di kubu Prabowo. Pertanyaannya, siapa sih orang tua yang tidak mau anaknya menang, terlebih ini adalah tentang pemilihan orang nomor 1 dan nomor 2 di Indonesia. Sebagai Presiden, beliau pasti akan netral dan saya tidak tahu ketika beliau sedang menjadi ayah.
Jokowi juga disebut sebut menunjukan taringnya, ya beliau disebut akan menentang partai terbesar saat ini yang mengusung namanya di 2 periode, bukan berkhianat namun seperti inilah politik, musuh akan menjadi kawan dan kawan akan menjadi musuh, hal yang sangat biasa.