Pages:
Author

Topic: Politik Dinasti dan Nepotisme (Read 905 times)

hero member
Activity: 868
Merit: 501
Chainjoes.com
March 08, 2024, 06:28:32 PM
#63
politik dinasti sebenarnya di wariskan tanpa proses demokrasi itu yang benaran dinasti.
bahkan yang bukan negara kerajaan pun ada sistem di wariskan contoh di korea utara.
karena hampir semua politisi semua partai melakukan hal yang sama
bapak nya atau mboknya berada dan jadi politisi di partai tertentu maka anaknya pun akan mempunyai posisi strategis juga di partai tersebut. dan hampir semua partai melakukan hal itu
full member
Activity: 1190
Merit: 212
★Bitvest.io★ Play Plinko or Invest!
March 07, 2024, 10:33:31 AM
#62
Sekalipun memang tidak semua seperti itu tetapi pada akhirnya kebanyakan pasti semua akan memperhitungkan keluarganya terlebih dahulu sebelum melihat orang lain sehingga dalam hal ini sekalipun tidak terlalu mengenakan untuk dilihat atau dirasakan kaum kelas menengah kebawah tetapi ini pasti akan terus terjadi.

Semuanya pasti akan mengutamakan orang terdekat dalam hal apapun itu pasti terjadi karena sangat sulit untuk melihat dimana tidak ada nepotisme dalam suatu lingkungan yang menguntungkan seperti dalam sebuah bisnis atau dalam perpolitikan yang saat ini kita sedang bahas.
Nepotisme sebuah istilah yang ditujukan untuk para petinggi negara tapi jika definisinya diimplementasikan secara umum maka kita pun menganut nepotisme? bukankah begitu. Seperti yang agan katakan mendahulukan orang terdekat atau keluarga akan melahirkan definisi yang sama dengan nepotisme. Tapi karena ranah dan ruang lingkupnya berbeda maka istilah ini dianggap tidak berlaku. Karena ini khusus ditunjukan pemerintah maka dicap sebagai nepotisme karena mereka memiliki beban/tanggung jawab yang diberikan rakyat untuk memfasilitasi kebutuhan banyak orang sedangkan pelaksaaannya menyeleweng dari tujuan awal sehingga lahirlah istilah nepotisme mendahulukan kepentingan pribadi dan golongan di atas kepentingan rakyat. Sedangkan untuk kita yang memang haus mementingkan orang terdekat tidak terbebani dengan tugas dari siapapun, alias muncul berdasarkan kesadaran diri dan juga empati manusia secara individu bahwa lahiriyahnya harus saling peduli antara sesama terutama orang terdekat.

Jadi jelas yah disini penempatan nepotismenya?
Yang anda katakan sangat benar, semua dari kita tentu melakukan hal yang seperti yang telah anda sebutkan, namun karena pemerintah telah diberikan tanggung jawab oleh masyarakat banyak untuk dapat memikirkan orang banyak dan jangan sampai mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi mereka saja tentu saja mereka harus memikirkan seluruh rakyat yang mereka pimpin tersebut dan ketika kita mementingkan orang terdekat kita tentu tidak ada salahnya karena jika bukan kita yang membantu tentu orang lain tidak akan mau mengurus akan kepentingan orang tersebut karena tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka.
sr. member
Activity: 882
Merit: 260
March 07, 2024, 01:23:12 AM
#61
Menurut saya tidak masalah bagi saya tentang presepsi orang orang tentang politik dinasti ataupun politik identitas asalkan mereka mampu memberikan kemajuan bagi bangsa dan negara indonesia, lagipula pengertian politik dinasti kan ibarat warisan turun temurun kekuasaan tanpa melalui keputusan bersama dan melibatkan pemerintah sedangkan gibran sendiri di pilih oleh rakyat indonesia jadi secara tidak langsung banyak orang yang menyukai peran jokowi sehingga jika anaknya ikut memimpin otomatis jokowi juga masih ikut dalam proses kemajuan indonesia dan rakyat indonesia juga ingin melihat peran anak muda seperti gibran kedepannya. Yang terpenting bagi saya adalah rakyat indonesia tidak terpecah belah hanya karena politik dan perdamaian menjadi terganggu kebencian terhadap paslon membuat hubungan keluarga menjadi tidak harmonis hanya karena beda pilihan.
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
March 04, 2024, 10:28:08 PM
#60
Sekalipun memang tidak semua seperti itu tetapi pada akhirnya kebanyakan pasti semua akan memperhitungkan keluarganya terlebih dahulu sebelum melihat orang lain sehingga dalam hal ini sekalipun tidak terlalu mengenakan untuk dilihat atau dirasakan kaum kelas menengah kebawah tetapi ini pasti akan terus terjadi.

Semuanya pasti akan mengutamakan orang terdekat dalam hal apapun itu pasti terjadi karena sangat sulit untuk melihat dimana tidak ada nepotisme dalam suatu lingkungan yang menguntungkan seperti dalam sebuah bisnis atau dalam perpolitikan yang saat ini kita sedang bahas.
Nepotisme sebuah istilah yang ditujukan untuk para petinggi negara tapi jika definisinya diimplementasikan secara umum maka kita pun menganut nepotisme? bukankah begitu. Seperti yang agan katakan mendahulukan orang terdekat atau keluarga akan melahirkan definisi yang sama dengan nepotisme. Tapi karena ranah dan ruang lingkupnya berbeda maka istilah ini dianggap tidak berlaku. Karena ini khusus ditunjukan pemerintah maka dicap sebagai nepotisme karena mereka memiliki beban/tanggung jawab yang diberikan rakyat untuk memfasilitasi kebutuhan banyak orang sedangkan pelaksaaannya menyeleweng dari tujuan awal sehingga lahirlah istilah nepotisme mendahulukan kepentingan pribadi dan golongan di atas kepentingan rakyat. Sedangkan untuk kita yang memang haus mementingkan orang terdekat tidak terbebani dengan tugas dari siapapun, alias muncul berdasarkan kesadaran diri dan juga empati manusia secara individu bahwa lahiriyahnya harus saling peduli antara sesama terutama orang terdekat.

Jadi jelas yah disini penempatan nepotismenya?
hero member
Activity: 2282
Merit: 560
_""""Duelbits""""_
March 03, 2024, 04:29:15 PM
#59
mau bisnis mau politik hal nepotisme di indonesia sudah hal yang biasa dan lumrah.
nepotisme di politik sudah banyak terjadi di PDIP megawati----> puan ------> dan sekarang cucu2 megawati pun sudah mulai berkarir di pdip
SBY ----> AHY

dan ortu anda sendiri kan juga sudah pasti mengutamakan anak2nya baik di bisnis mapun pekerjaan nya, pasti mau anaknya mendapatkan pekerjaan yang baik dan jika bisa atau ada akan mencarikan anaknya pekerjaan. dari sekolah pun ortu juga sudah mencarikan sekolah yang terbaik untuk anaknya
Ini menjadi kenyataan pahit yang pada akhirnya memang menjadi fakta karena bagaimanapun juga sekalipun kita terkadang tidak terlalu menyukai hal semacam ini tetapi pada akhirnya ini tergantung situasi dan kondisi. Alasan kita tidak terlalu menyukai nepotisme adalah karena kita tidak memiliki privilage yang lebih dibandingkan dengan mereka yang memiliki kekayaan atau memiliki kekuasaan sama seperti yang yang terjadi dalam kepemimpinan sebuah bisnis (perusahaan ) atau perpolitikan saat ini tetapi akan berbeda cerita jika memang kita terlahir dari keluarga bisnisman yang kuat atau di keluarga yang politiknya sudah mendarah daging menjadi seorang penguasa maka memang kita tidak akan mempermasalahkan hal ini karena pada akhirnya kitalah yang menjadi diuntungkan dengan adanya nepotisme seperti ini.

Sekalipun memang tidak semua seperti itu tetapi pada akhirnya kebanyakan pasti semua akan memperhitungkan keluarganya terlebih dahulu sebelum melihat orang lain sehingga dalam hal ini sekalipun tidak terlalu mengenakan untuk dilihat atau dirasakan kaum kelas menengah kebawah tetapi ini pasti akan terus terjadi.

Semuanya pasti akan mengutamakan orang terdekat dalam hal apapun itu pasti terjadi karena sangat sulit untuk melihat dimana tidak ada nepotisme dalam suatu lingkungan yang menguntungkan seperti dalam sebuah bisnis atau dalam perpolitikan yang saat ini kita sedang bahas.
full member
Activity: 415
Merit: 124
Buzz App - Spin wheel, farm rewards
March 03, 2024, 10:13:04 AM
#58
Selain pasrah memang tidak ada yang bisa dilakukan gan dan saya juga berpikir 1 suara dari rakyat kecil tidak berpengaruh apapun dalam pemilihan umum karena penyelenggara nya saja tidak netral dan banyak kecurangan yang terjadi.
Saya tidak berpikir kalau negara Indonesia ini akan berubah dalam jangka waktu dekat.

Secara aturan memang tidak di perbolehkan politik dinasti di indonesia, namun banyak kecurangan yang dilakukan di belakang layar seolah menjalankan itu, jadi sama saja menruut saya.
sulit sekali sih untuk bisa menghentikan praktek kecurangan kecurangan yang ada di perpolitikan indonesia ini, para2 elit di atas itu seolah olah tidak peduli lagi dengan yang namanya dosa atau apalah itu, dan mengenai politik dinasti, sebenarnya ini sudah pernah di jelaskan oleh profesor mahmud md, bahwa sannya selama politik dinasti itu di adakan dengan pemilihan umum, maka sah sah saja.
Ya itu memang sudah turun temurun terjadi di Indonesia. Di dunia politik rata-rata para pendiri atau pemimpin suatu partai tetap melakukan praktek itu secara terbuka. Anda bisa melihat sendiri bagaimana hal itu terjadi di setiap Musyawarah Luar Biasa partai, mereka memainkan peran itu dengan cukup ciamik tanpa memberikan celah kepada anggota lain. Saya kira hal semacam itulah yang membuat negeri ini sulit untuk maju karena selalu melakukan praktek culas seperti itu.
full member
Activity: 1148
Merit: 151
Hire Bitcointalk Camp. Manager @ r7promotions.com
March 03, 2024, 05:35:17 AM
#57
Selain pasrah memang tidak ada yang bisa dilakukan gan dan saya juga berpikir 1 suara dari rakyat kecil tidak berpengaruh apapun dalam pemilihan umum karena penyelenggara nya saja tidak netral dan banyak kecurangan yang terjadi.
Saya tidak berpikir kalau negara Indonesia ini akan berubah dalam jangka waktu dekat.

Secara aturan memang tidak di perbolehkan politik dinasti di indonesia, namun banyak kecurangan yang dilakukan di belakang layar seolah menjalankan itu, jadi sama saja menruut saya.
sulit sekali sih untuk bisa menghentikan praktek kecurangan kecurangan yang ada di perpolitikan indonesia ini, para2 elit di atas itu seolah olah tidak peduli lagi dengan yang namanya dosa atau apalah itu, dan mengenai politik dinasti, sebenarnya ini sudah pernah di jelaskan oleh profesor mahmud md, bahwa sannya selama politik dinasti itu di adakan dengan pemilihan umum, maka sah sah saja.
hero member
Activity: 868
Merit: 501
Chainjoes.com
March 03, 2024, 04:46:52 AM
#56

Kalau dari sudut pandang saya sih, secara umum keputusan tersebut bagus karena bisa mendorong generasi mudah untuk bisa memimpin kedepannya tetapi, seharusnya keputusan itu harus detail lagi misalnya sudah menjadi kepala daerah tingkat provinsi sehingga jika nantinya menjadi capres atau wapres sudah ada pengalaman yang setingkat dibawahnya. tapi kalau keputusan MK itu hanya menyatakan sudah pernah atau sedang menjabat kepala daerah maka siapapun nanti bisa mencalonkan diri sebagai capres cawapres walaupun seseorang itu baru dilantik sebagai walikota misalnya.

generasi muda menjadi pemimpin tidak harus langsung jadi presiden ataupun wakilpresiden.
sebelum umur 40 tahun bisa jadi walikota, gubernur anggota DPR mentri atau posisi lain nya untuk melatih dan menempa pengalaman dan kemampuan nya dulu.
setelah itu baru lah berkonstelasi ke capres ataupun cawapres
hero member
Activity: 770
Merit: 505
Eloncoin.org - Mars, here we come!
March 02, 2024, 06:51:02 PM
#55
mau bisnis mau politik hal nepotisme di indonesia sudah hal yang biasa dan lumrah.
nepotisme di politik sudah banyak terjadi di PDIP megawati----> puan ------> dan sekarang cucu2 megawati pun sudah mulai berkarir di pdip
SBY ----> AHY

dan ortu anda sendiri kan juga sudah pasti mengutamakan anak2nya baik di bisnis mapun pekerjaan nya, pasti mau anaknya mendapatkan pekerjaan yang baik dan jika bisa atau ada akan mencarikan anaknya pekerjaan. dari sekolah pun ortu juga sudah mencarikan sekolah yang terbaik untuk anaknya
hero member
Activity: 868
Merit: 501
Chainjoes.com
March 02, 2024, 02:49:39 PM
#54
1.Apakah dengan dicalonkannya Gibran Rakabuming Raka (anak Presiden Joko Widodo) oleh Prabowo Subianto sebagai calon Wakil Presiden itu adalah bentuk politik dinasti?
Saya pikir majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo bukan merupakan politik dinasti karena yang mengusulkan pasangan calon dalam pilpres itu adalah partai politik atau gabungan partai politik. Dan yang memilih nantinya adalah rakyat jika rakyat tidak menginginkan pasangan prabowo-gibran sebagai presiden maka rakyat tidak akan meilih mereka. Walaupun Gibran anak presiden, tidak otomatis dia akan memenangkan kontestan pilpres nantinya karena yang memilih adalah rakyat bukan presiden.

2.Apakah keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan batas usia capres dan cawapres dibawah 40 tahun dan berpengalaman sudah menjadi kepala daerah,sudah tepat dengan keadaan pemerintahanan saat ini?
Kalau dari sudut pandang saya sih, secara umum keputusan tersebut bagus karena bisa mendorong generasi mudah untuk bisa memimpin kedepannya tetapi, seharusnya keputusan itu harus detail lagi misalnya sudah menjadi kepala daerah tingkat provinsi sehingga jika nantinya menjadi capres atau wapres sudah ada pengalaman yang setingkat dibawahnya. tapi kalau keputusan MK itu hanya menyatakan sudah pernah atau sedang menjabat kepala daerah maka siapapun nanti bisa mencalonkan diri sebagai capres cawapres walaupun seseorang itu baru dilantik sebagai walikota misalnya.

3.Apakah menurut kalian tidak ada unsur Nepotisme karena ketua Mahkamah Konstitusi sekarang adalah Anwar Usman paman Gibran Rakabuming Raka ?
Keputusan batas usia capres cawapres kemarin itu jelas ada unsur nepotisme didalamnya karena bukan hanya ketua MK saja yang merupakan paman dari gibran tetapi permohonan yang diputuskan tersebut yang diajukan oleh mahasiswa solo itu jelas tercantum dalam permohonannya sebagai penggemar Gibran.

lah hakim yang memutuskan faktor penting dalam keputusan MK apa paman nya gibran semua
hakim MK itu ada 9 jumlahnya dan yang paman nya gibran cuma 1 orang saja. dan klo vote nya kalah dlm 9 hakim tersebut ya tidak akan keluar keputusan MK nya
full member
Activity: 307
Merit: 107
Binance #Smart World Global Token
February 05, 2024, 02:49:05 AM
#53
ya pada dasarnya orang tua akan lebih mengutamakan anaknya terlebih dahulu.
di lingkungan sekitar anda kan juga sering melihat orang tua nyarikan sekolah ataupun pekerjaan untuk anak nya, lewat kenalan dan koneksinya.
dan itu sudah mendarah daging dan mengakar sejak dulu dan lama di anggap hal yang biasa.
dan partai yang paling koar2 dari buzer2 nya pun dari ketua umum nya pun juga mekakukan hal yang sama.
megawati---> puan ----> sekarang anaknya puan yang baru lulus kuliah pun langsung nyaleg di carikan pekerjaan oleh ortu dan neneknya
teriak2 dinasti karena kepetingan nya mengenai kekuasaan yang berkelanjutan nya terganggu
Ya hal itu memang tidak dapat dipungkiri para pendiri partai tetap memprioritaskan keluarganya terlebih dahulu untuk mencapai karir di politik. Meski pada dasarnya partai itu memiliki AD/ART tetapi kita bisa melihat hasil dari Musda yang dilakukan. Namun saya menilai hal lumrah karena sudah melewati mekanisme partai itu sendiri. Tapi saya mohon maaf jika kepentingan politik itu harus merubah konstitusi untuk memuluskan langkah seseorang untuk mencapai tujuannya karena konstitusi merupakan marwah sebuah bangsa dan saya sangat tidak setuju jika ada orang yang berani mengangkangi hal semacam itu walaupun secara aturan bisa untuk dirubah. Dan saya juga menegaskan bahwa disini saya tidak memihak kepada siapapun hanya saja ingin semua orang bisa menghormati konstitusi yang telah ditetapkan.

semua juga sudah sesuai konstitusi, masalah gibran dalam pencalonan kan MK yang mutuskan, ada paman nya kan cuma 1 hakim MK itu ada 9 orang dan tidak bisa di intervensi. jika ada intervensi bisa di laporkan ke MA bisa laporin ke polisi. kenyataan nya kan petinggi2 parpol pun tidak ada yang koar2 melaporkan. buzzer para bayaran pun ga ada yng koar2 dan melaporkan

terus mumun cucunya megawati atau cucu nya yang laki2 anaknya puan apa sesuai.
karena dalam pencalegan langsung menduduki no di atas politis2 senior no urutnya di atas bambang pacul yang merupakan ketua DPD pdip jateng dan juga ketua komisi 3 politis senior yang sudah makan asam garam.

karena no urut pencalegan ataupun calon walikota gubernur bahkan presiden adalah putusan nya megawati yang mengambil keputusan. bahkan mentri contoh maruar sirait yang ma jokowi sudah mau di angkat jadi mentri di last mninute di batalin oleh telpon megawati ke jokowi
hero member
Activity: 616
Merit: 501
Chainjoes.com
February 04, 2024, 07:29:20 AM
#52
Setuju dengan pendapat anda gan, bahwa sekarang ini banyak anggota keluarga yang ikut berpartisipasi masuk dalam partai dinasti dalam keluarganya karena dengan tujuan tertentu supaya partai yang dibangunnya bisa cepat berkembang pesat dan maju dikenal oleh masyarakat umum.
Tujuannya realnya sih bukan untuk membangun partai, tapi untuk membangun dinasti. Mereka memanfaatkan nama besar keluarganya supaya lebih mudah dipilih rakyat. Maka tidak heran kalau ane lihat, banyak baliho-baliho yang menempelkan nama bapak/ibu nya yang sudah jadi atau memiliki power di negeri ini, supaya mudah mempengaruhi pilihan masyarakat, tapi ketika sudah duduk, beda lagi, dia justru lebih mementingkan individu mereka sendiri dibanding rakyat.

partai di jadikan sebuah perusahaan dan di wariskan ke anak cucunya.
contoh banyak tidak perlu di sebut. contoh partai modern tanpa bawa2 keluarga dan setiap periode pun selalu ganti ketua umum nya habis hajatan pileg biasanya ganti ketua umum nya contoh PKS. walau aku bukan simpatisan, kader maupun pemilih PKS.
sr. member
Activity: 1610
Merit: 294
www.licx.io
January 30, 2024, 12:27:07 PM
#51
ya pada dasarnya orang tua akan lebih mengutamakan anaknya terlebih dahulu.
di lingkungan sekitar anda kan juga sering melihat orang tua nyarikan sekolah ataupun pekerjaan untuk anak nya, lewat kenalan dan koneksinya.
dan itu sudah mendarah daging dan mengakar sejak dulu dan lama di anggap hal yang biasa.
dan partai yang paling koar2 dari buzer2 nya pun dari ketua umum nya pun juga mekakukan hal yang sama.
megawati---> puan ----> sekarang anaknya puan yang baru lulus kuliah pun langsung nyaleg di carikan pekerjaan oleh ortu dan neneknya
teriak2 dinasti karena kepetingan nya mengenai kekuasaan yang berkelanjutan nya terganggu
Ya hal itu memang tidak dapat dipungkiri para pendiri partai tetap memprioritaskan keluarganya terlebih dahulu untuk mencapai karir di politik. Meski pada dasarnya partai itu memiliki AD/ART tetapi kita bisa melihat hasil dari Musda yang dilakukan. Namun saya menilai hal lumrah karena sudah melewati mekanisme partai itu sendiri. Tapi saya mohon maaf jika kepentingan politik itu harus merubah konstitusi untuk memuluskan langkah seseorang untuk mencapai tujuannya karena konstitusi merupakan marwah sebuah bangsa dan saya sangat tidak setuju jika ada orang yang berani mengangkangi hal semacam itu walaupun secara aturan bisa untuk dirubah. Dan saya juga menegaskan bahwa disini saya tidak memihak kepada siapapun hanya saja ingin semua orang bisa menghormati konstitusi yang telah ditetapkan.
sr. member
Activity: 518
Merit: 285
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
January 30, 2024, 04:47:38 AM
#50
Setuju dengan pendapat anda gan, bahwa sekarang ini banyak anggota keluarga yang ikut berpartisipasi masuk dalam partai dinasti dalam keluarganya karena dengan tujuan tertentu supaya partai yang dibangunnya bisa cepat berkembang pesat dan maju dikenal oleh masyarakat umum.
Tujuannya realnya sih bukan untuk membangun partai, tapi untuk membangun dinasti. Mereka memanfaatkan nama besar keluarganya supaya lebih mudah dipilih rakyat. Maka tidak heran kalau ane lihat, banyak baliho-baliho yang menempelkan nama bapak/ibu nya yang sudah jadi atau memiliki power di negeri ini, supaya mudah mempengaruhi pilihan masyarakat, tapi ketika sudah duduk, beda lagi, dia justru lebih mementingkan individu mereka sendiri dibanding rakyat.
Politik Dinasti dan Nepotisme sudah ada sejak zaman pasca kemerdekaan negara ini. Masalah ini sudah berakar sehingga sangat sulit untuk dihilangkan seakan-akan ini hal biasa dan dianggap wajar. Padahal efeknya sangat terasa bagi kemajuan negara. Negara kita negara demokrasi yang justru lebih mirip sistem monarki absolut. Percayalah ini tidak akan berakhir, akan selalu muncul nepotisme baru.

ya pada dasarnya orang tua akan lebih mengutamakan anaknya terlebih dahulu.
di lingkungan sekitar anda kan juga sering melihat orang tua nyarikan sekolah ataupun pekerjaan untuk anak nya, lewat kenalan dan koneksinya.
dan itu sudah mendarah daging dan mengakar sejak dulu dan lama di anggap hal yang biasa.
dan partai yang paling koar2 dari buzer2 nya pun dari ketua umum nya pun juga mekakukan hal yang sama.
megawati---> puan ----> sekarang anaknya puan yang baru lulus kuliah pun langsung nyaleg di carikan pekerjaan oleh ortu dan neneknya
teriak2 dinasti karena kepetingan nya mengenai kekuasaan yang berkelanjutan nya terganggu
hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/
January 13, 2024, 04:55:25 PM
#49

Jika anda masih bingung entah sampai kapan ini akan berakhir maka jawabannya adalah hal ini tidak akan berakhir sampai kapanpun Smiley
Terkesan sangat keras dan tidak ada kesempatan tetapi memang faktanya adalah seperti itu, kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah KKN di Indonesia selama situasinya masih sama. Terlepas dari siapapun pada akhirnya pemangku jabatannya, masalah ini akan selalu ada karena masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme untuk masalah Dinasti politik sudah mengakar dalam diri partai politik yang saat ini ada sehingga itu tidak akan bisa di selesaikan karena kita tahu watak orang-orang di negeri kita jika pada akhirnya keluarga masih bisa untuk menyambung kekuasaan dalam suatu dinasti maka pasti kita akan memprioritaskan keluarga terlebih dahulu sebelum yang lainnya.

PDI, Demokrat, Perindo dan banyak lagi yang tidak perlu disebutkan itu semua mewakili politik dinasti karena saya rasa sampai saat ini semua partai juga sudah melakukan praktik yang sama dimana mereka pasti akan menggaet keluarga untuk memajukan partai agar sesuai dengan citra dan kehendak orang-orang sebelumny (yang tentu saja itu juga sebagian besar adalah keluarga) agar bisa menyetir semua dan kekuasaan sudah mutlak di tangan orang yang sudah memiliki kuasa sebelumnya.



Setuju dengan pendapat anda gan, bahwa sekarang ini banyak anggota keluarga yang ikut berpartisipasi masuk dalam partai dinasti dalam keluarganya karena dengan tujuan tertentu supaya partai yang dibangunnya bisa cepat berkembang pesat dan maju dikenal oleh masyarakat umum. Sudah tidak terdengar aneh lagi tapi secara turun temurun itu sudah terjadi dijaman dahulu.
Kita sebagai masyarakat biasa harus bisa jeli dalam menentukan hak pilih kita nanti agar partai atau kandidat yang kita pilih nanti berharap bisa amanah dalam menjalankan tugas tugasnya. dan yang terpenting tidak omong kosong belaka tepat janji sesuai yang dijanjikan saat kampanye sebelumnya.
Masalahnya memang untuk sekarang ketika mengatakan salah satu partai politik bersih dari kata dinasti atau Nepotisme maka memang semua akan terlibat (semua partai politik akan tersindir) dalam hal ini karena bagaimanapun juga memang kita sudah kita ketahui bersama bahwa kata dinasti sekalipun itu terlihat sebagai sesuatu yang sebenarnya cukup ngeri tetapi bagaimanapun juga hal itu tetap akan terjadi sampai kapanpun.
Bahkan hal seperti ini diakui langsung oleh calon presiden kita pak Prabowo ketika dia di serang isu dinasti untuk wakilnya karena jika saya tidak salah beliau juga mengatakan bahwa semua partai di Indonesia saat ini (18 partai Nasional dan 6 partai lokal aceh) semuanya pasti terlibat dalam masalah Nepotisme seperti ini karena memang untuk sekarang tidak hanya partai karena ketika kita berbicara tentang hal terkecil saja seperti ketika pemilihan dalam suatu organisasi yang memang akan menguntungkan pasti privilage keluarga akan lebih besar dari hal apapun.
Partai Politik di negara kita sudah terlalu banyak tentang masalah drama walaupun memang kita pada akhirnya jeli ketika menentukan siapa yang akan berdiri sebagai pemimpin maka tetap saja pasti akan ada orang yang menganggap hal itu salah karena semua pemimpin punya kelemahan dan kelebihan masing-masing. Di tiap kepemerintahan pasti akan selalu ada kritik sehingga terlepas dari apakah memang pada akhirnya dia menjadi pribadi yang baik atau tidak hal seperti itu tidak bisa menjadi satu suara untuk rakyat sehingga pilihlah sesuai dengan keyakinan anda dan memang kejelian itu perlu maka dari itu fokuslah mencari siapa yang cocok sekarang jangan sampai kita hanya terbawa angin ketika seseorang memilih salah satu calon kita hanya mengikuti tanpa melihat kebaikan dan kekurangannya karena masa depan politik yang lebih baik tidak akan bisa didapat jika tanpa ada andil dari kita sebagai rakyat yang harusnya memegang tahta tertinggi dari sistem demokrasi.
full member
Activity: 325
Merit: 101
January 12, 2024, 10:39:23 AM
#48
Setuju dengan pendapat anda gan, bahwa sekarang ini banyak anggota keluarga yang ikut berpartisipasi masuk dalam partai dinasti dalam keluarganya karena dengan tujuan tertentu supaya partai yang dibangunnya bisa cepat berkembang pesat dan maju dikenal oleh masyarakat umum.
Tujuannya realnya sih bukan untuk membangun partai, tapi untuk membangun dinasti. Mereka memanfaatkan nama besar keluarganya supaya lebih mudah dipilih rakyat. Maka tidak heran kalau ane lihat, banyak baliho-baliho yang menempelkan nama bapak/ibu nya yang sudah jadi atau memiliki power di negeri ini, supaya mudah mempengaruhi pilihan masyarakat, tapi ketika sudah duduk, beda lagi, dia justru lebih mementingkan individu mereka sendiri dibanding rakyat.
Politik Dinasti dan Nepotisme sudah ada sejak zaman pasca kemerdekaan negara ini. Masalah ini sudah berakar sehingga sangat sulit untuk dihilangkan seakan-akan ini hal biasa dan dianggap wajar. Padahal efeknya sangat terasa bagi kemajuan negara. Negara kita negara demokrasi yang justru lebih mirip sistem monarki absolut. Percayalah ini tidak akan berakhir, akan selalu muncul nepotisme baru.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
January 12, 2024, 05:55:16 AM
#47
Setuju dengan pendapat anda gan, bahwa sekarang ini banyak anggota keluarga yang ikut berpartisipasi masuk dalam partai dinasti dalam keluarganya karena dengan tujuan tertentu supaya partai yang dibangunnya bisa cepat berkembang pesat dan maju dikenal oleh masyarakat umum.
Tujuannya realnya sih bukan untuk membangun partai, tapi untuk membangun dinasti. Mereka memanfaatkan nama besar keluarganya supaya lebih mudah dipilih rakyat. Maka tidak heran kalau ane lihat, banyak baliho-baliho yang menempelkan nama bapak/ibu nya yang sudah jadi atau memiliki power di negeri ini, supaya mudah mempengaruhi pilihan masyarakat, tapi ketika sudah duduk, beda lagi, dia justru lebih mementingkan individu mereka sendiri dibanding rakyat.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256
January 12, 2024, 03:59:31 AM
#46

Entah lah mas.sebagai rakyat kecil dan punya penghasilan minim rasa nya lelah ya menghadapi hari-hari dinegeri ini,dan entah sampai kapan ini akan berakhir.

Jika anda masih bingung entah sampai kapan ini akan berakhir maka jawabannya adalah hal ini tidak akan berakhir sampai kapanpun Smiley
Terkesan sangat keras dan tidak ada kesempatan tetapi memang faktanya adalah seperti itu, kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah KKN di Indonesia selama situasinya masih sama. Terlepas dari siapapun pada akhirnya pemangku jabatannya, masalah ini akan selalu ada karena masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme untuk masalah Dinasti politik sudah mengakar dalam diri partai politik yang saat ini ada sehingga itu tidak akan bisa di selesaikan karena kita tahu watak orang-orang di negeri kita jika pada akhirnya keluarga masih bisa untuk menyambung kekuasaan dalam suatu dinasti maka pasti kita akan memprioritaskan keluarga terlebih dahulu sebelum yang lainnya.

PDI, Demokrat, Perindo dan banyak lagi yang tidak perlu disebutkan itu semua mewakili politik dinasti karena saya rasa sampai saat ini semua partai juga sudah melakukan praktik yang sama dimana mereka pasti akan menggaet keluarga untuk memajukan partai agar sesuai dengan citra dan kehendak orang-orang sebelumny (yang tentu saja itu juga sebagian besar adalah keluarga) agar bisa menyetir semua dan kekuasaan sudah mutlak di tangan orang yang sudah memiliki kuasa sebelumnya.



Setuju dengan pendapat anda gan, bahwa sekarang ini banyak anggota keluarga yang ikut berpartisipasi masuk dalam partai dinasti dalam keluarganya karena dengan tujuan tertentu supaya partai yang dibangunnya bisa cepat berkembang pesat dan maju dikenal oleh masyarakat umum. Sudah tidak terdengar aneh lagi tapi secara turun temurun itu sudah terjadi dijaman dahulu.
Kita sebagai masyarakat biasa harus bisa jeli dalam menentukan hak pilih kita nanti agar partai atau kandidat yang kita pilih nanti berharap bisa amanah dalam menjalankan tugas tugasnya. dan yang terpenting tidak omong kosong belaka tepat janji sesuai yang dijanjikan saat kampanye sebelumnya.
full member
Activity: 1119
Merit: 206
Next Generation Web3 Casino
January 11, 2024, 07:47:04 AM
#45
1.Apakah dengan dicalonkannya Gibran Rakabuming Raka (anak Presiden Joko Widodo) oleh Prabowo Subianto sebagai calon Wakil Presiden itu adalah bentuk politik dinasti?
Saya pikir majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden Prabowo bukan merupakan politik dinasti karena yang mengusulkan pasangan calon dalam pilpres itu adalah partai politik atau gabungan partai politik. Dan yang memilih nantinya adalah rakyat jika rakyat tidak menginginkan pasangan prabowo-gibran sebagai presiden maka rakyat tidak akan meilih mereka. Walaupun Gibran anak presiden, tidak otomatis dia akan memenangkan kontestan pilpres nantinya karena yang memilih adalah rakyat bukan presiden.

2.Apakah keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan batas usia capres dan cawapres dibawah 40 tahun dan berpengalaman sudah menjadi kepala daerah,sudah tepat dengan keadaan pemerintahanan saat ini?
Kalau dari sudut pandang saya sih, secara umum keputusan tersebut bagus karena bisa mendorong generasi mudah untuk bisa memimpin kedepannya tetapi, seharusnya keputusan itu harus detail lagi misalnya sudah menjadi kepala daerah tingkat provinsi sehingga jika nantinya menjadi capres atau wapres sudah ada pengalaman yang setingkat dibawahnya. tapi kalau keputusan MK itu hanya menyatakan sudah pernah atau sedang menjabat kepala daerah maka siapapun nanti bisa mencalonkan diri sebagai capres cawapres walaupun seseorang itu baru dilantik sebagai walikota misalnya.

3.Apakah menurut kalian tidak ada unsur Nepotisme karena ketua Mahkamah Konstitusi sekarang adalah Anwar Usman paman Gibran Rakabuming Raka ?
Keputusan batas usia capres cawapres kemarin itu jelas ada unsur nepotisme didalamnya karena bukan hanya ketua MK saja yang merupakan paman dari gibran tetapi permohonan yang diputuskan tersebut yang diajukan oleh mahasiswa solo itu jelas tercantum dalam permohonannya sebagai penggemar Gibran.
hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/
January 10, 2024, 11:59:49 AM
#44

Entah lah mas.sebagai rakyat kecil dan punya penghasilan minim rasa nya lelah ya menghadapi hari-hari dinegeri ini,dan entah sampai kapan ini akan berakhir.

Jika anda masih bingung entah sampai kapan ini akan berakhir maka jawabannya adalah hal ini tidak akan berakhir sampai kapanpun Smiley
Terkesan sangat keras dan tidak ada kesempatan tetapi memang faktanya adalah seperti itu, kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah KKN di Indonesia selama situasinya masih sama. Terlepas dari siapapun pada akhirnya pemangku jabatannya, masalah ini akan selalu ada karena masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme untuk masalah Dinasti politik sudah mengakar dalam diri partai politik yang saat ini ada sehingga itu tidak akan bisa di selesaikan karena kita tahu watak orang-orang di negeri kita jika pada akhirnya keluarga masih bisa untuk menyambung kekuasaan dalam suatu dinasti maka pasti kita akan memprioritaskan keluarga terlebih dahulu sebelum yang lainnya.

PDI, Demokrat, Perindo dan banyak lagi yang tidak perlu disebutkan itu semua mewakili politik dinasti karena saya rasa sampai saat ini semua partai juga sudah melakukan praktik yang sama dimana mereka pasti akan menggaet keluarga untuk memajukan partai agar sesuai dengan citra dan kehendak orang-orang sebelumny (yang tentu saja itu juga sebagian besar adalah keluarga) agar bisa menyetir semua dan kekuasaan sudah mutlak di tangan orang yang sudah memiliki kuasa sebelumnya.

Pages:
Jump to: