Pages:
Author

Topic: Politik Dinasti dan Nepotisme - page 2. (Read 905 times)

sr. member
Activity: 1638
Merit: 339
January 10, 2024, 09:48:19 AM
#43
Indonesia kan negeri konoha gan,


Dan Indonesia perlu Pemimpin yang adil kali ini. Jika terus-terusan dapat Pemimpin....maka, Negara Tercinta kita ini akan selalu jadi Negara Konoha. Maksud saya Lahir kesejahteraan bagi warga negara, Makmur dan Utang RI tidak dan bertambah lagi.

Utang RI saat ini hampir Rp 8.500 T. Jika terus berlanjut siapa yang akan selesaikan. Lihat saja respon para pejabat jika ada temuan di saat pemeriksaan selalu membuat Retorika awal dan banyak yang bilang bigini.. Oh.. itu bukan masa saya pak, namun masa si Pulan dan SiPulen.

Sampai kapan Cerita Taman kanak-kanak akan ini akan berakhir??




Entah lah mas.sebagai rakyat kecil dan punya penghasilan minim rasa nya lelah ya menghadapi hari-hari dinegeri ini,dan entah sampai kapan ini akan berakhir.

Selain pasrah memang tidak ada yang bisa dilakukan gan dan saya juga berpikir 1 suara dari rakyat kecil tidak berpengaruh apapun dalam pemilihan umum karena penyelenggara nya saja tidak netral dan banyak kecurangan yang terjadi.
Saya tidak berpikir kalau negara Indonesia ini akan berubah dalam jangka waktu dekat.

Secara aturan memang tidak di perbolehkan politik dinasti di indonesia, namun banyak kecurangan yang dilakukan di belakang layar seolah menjalankan itu, jadi sama saja menruut saya.
sr. member
Activity: 1974
Merit: 450
January 10, 2024, 07:36:27 AM
#42
Pemimpin yang adil seperti apa? Terkadang dalam hal ini saya sebenarnya cukup sulit mendefinisikan tentang masalah keadilan karena pada akhirnya terlepas dari siapapun pemimpinnya maka semuanya akan berakhir sama untuk Indonesia.
Alasannya sederhana, kita masih terikat dengan praktek politik transaksional yang membuat situasi didalam setiap lembaga di negeri kita entah itu di eksekutif, Legislatif dan yudikatif atau bahkan lembaga-lembaga pemerintahan lain yang berhubungan dengan kenegaraan semuanya masih melakukan skema transaksional dan pemanfaatan privilage yang menjadikan sistem di negeri kita itu tidak bebas dari KKN.
Semua kebijakan telah diatur supaya menguntungkan untuk beberapa orang atau elit yang ada di Indonesia sehingga tidak akan ada keadilan sampai kapanpun karena pada akhirnya hal ini skemanya akan tetap sama seperti sebelum sebelumnya.
Kesejahteraan masyarakat pada akhirnya hanya akan menjadi kedok untuk mereka terutama ketika sekarang sedang dalam pesta pemilu dan itu tidak bisa disangkal di kondisi saat ini karena kita juga sebenarnya tahu bahwa yang terjadi saat ini adalah janji yang terus bertebaran tetapi pada akhirnya hasilnya tetap sama sehingga kesejahteraan yang mereka para elit politik usung hanyalah sebuah topeng untuk diri mereka sendiri.
Memang sangat sulit untuk bisa pemimpin yang benar-benar adil saat ini, karena kebanyakan mereka yang meninginkan jabatan mereka hanya untuk kepentingan pribadi mereka dan sebagian kelompok mereka saja dan tidak akan pernah memikirkan akan nasib masyarakan yang telah memberi kepercayaan pada mereka.
Saya setuju dengan apa yang anda katakan, para oknum pemimpim saat ini masih sangat terikat dengan budaya KKN dan mereka dalam membuat kebijakan tentu akan meminta persetujuan dari para kelompok mereka sendiri dan akan mengeluarkan kebijakan yang hanya akan menguntungkan diri mereka sendiri dan juga kelompok mereka tersebut.
Mereka akan tetap terus mengumbar janji demi mensejahterahkan masyarakat dan ketika mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan tentu tidak akan pernah memikirkan bagaimana nasib masyarakat.
Masalahnya untuk sekarang ketika berada disuatu jabatan di negara kita ini tidak peduli sebaik apa atau se adil apa dia dalam melakukan jabatan tetap saja pada akhirnya mereka akan tergerus dengan beberapa orang yang ada di belakang mereka karena memang masih ada kendali dari beberapa orang yang terkadang justru tidak bisa membuat pemimpin melakukan tugasnya dengan baik.
Sebagai contoh kita ambil kepemerintahan Presiden kita kali ini yaitu pak Jokowi. Dia dikatakan sebagai pribadi yang baik bahkan memang terkenal dan di gembor-gemborkan sebagai presiden yang merakyat ketika pemilu 2019 karena memang dia kerap aktif dalam blusukan dan katanya pakaian nya juga sangat sederhana, tetapi ketika menjabat dia masih dipegang kendali oleh pimipinan partainya dan bahkan disebut sebagai PETUGAS PARTAI bukan presiden untuk beberapa kalangan tertentu sehingga dalam hal ini terlepas dari seberapa adil atau bijaksananya seseorang yang memimipin tetap hal itu tidak akan berpengaruh banyak karena pada akhirnya mereka masih ada yang mengatur dan kekuasaan yang dia miliki akan dikendalikan orang lain sebagai bentuk dari kuasa partai yang absolut menurut pandangan mereka.
member
Activity: 267
Merit: 42
January 08, 2024, 08:09:59 AM
#41
Indonesia kan negeri konoha gan,


Dan Indonesia perlu Pemimpin yang adil kali ini. Jika terus-terusan dapat Pemimpin....maka, Negara Tercinta kita ini akan selalu jadi Negara Konoha. Maksud saya Lahir kesejahteraan bagi warga negara, Makmur dan Utang RI tidak dan bertambah lagi.

Utang RI saat ini hampir Rp 8.500 T. Jika terus berlanjut siapa yang akan selesaikan. Lihat saja respon para pejabat jika ada temuan di saat pemeriksaan selalu membuat Retorika awal dan banyak yang bilang bigini.. Oh.. itu bukan masa saya pak, namun masa si Pulan dan SiPulen.

Sampai kapan Cerita Taman kanak-kanak akan ini akan berakhir??




Entah lah mas.sebagai rakyat kecil dan punya penghasilan minim rasa nya lelah ya menghadapi hari-hari dinegeri ini,dan entah sampai kapan ini akan berakhir.
full member
Activity: 807
Merit: 150
January 06, 2024, 05:12:47 AM
#40
Pemimpin yang adil seperti apa? Terkadang dalam hal ini saya sebenarnya cukup sulit mendefinisikan tentang masalah keadilan karena pada akhirnya terlepas dari siapapun pemimpinnya maka semuanya akan berakhir sama untuk Indonesia.
Alasannya sederhana, kita masih terikat dengan praktek politik transaksional yang membuat situasi didalam setiap lembaga di negeri kita entah itu di eksekutif, Legislatif dan yudikatif atau bahkan lembaga-lembaga pemerintahan lain yang berhubungan dengan kenegaraan semuanya masih melakukan skema transaksional dan pemanfaatan privilage yang menjadikan sistem di negeri kita itu tidak bebas dari KKN.
Semua kebijakan telah diatur supaya menguntungkan untuk beberapa orang atau elit yang ada di Indonesia sehingga tidak akan ada keadilan sampai kapanpun karena pada akhirnya hal ini skemanya akan tetap sama seperti sebelum sebelumnya.
Kesejahteraan masyarakat pada akhirnya hanya akan menjadi kedok untuk mereka terutama ketika sekarang sedang dalam pesta pemilu dan itu tidak bisa disangkal di kondisi saat ini karena kita juga sebenarnya tahu bahwa yang terjadi saat ini adalah janji yang terus bertebaran tetapi pada akhirnya hasilnya tetap sama sehingga kesejahteraan yang mereka para elit politik usung hanyalah sebuah topeng untuk diri mereka sendiri.
Memang sangat sulit untuk bisa pemimpin yang benar-benar adil saat ini, karena kebanyakan mereka yang meninginkan jabatan mereka hanya untuk kepentingan pribadi mereka dan sebagian kelompok mereka saja dan tidak akan pernah memikirkan akan nasib masyarakan yang telah memberi kepercayaan pada mereka.
Saya setuju dengan apa yang anda katakan, para oknum pemimpim saat ini masih sangat terikat dengan budaya KKN dan mereka dalam membuat kebijakan tentu akan meminta persetujuan dari para kelompok mereka sendiri dan akan mengeluarkan kebijakan yang hanya akan menguntungkan diri mereka sendiri dan juga kelompok mereka tersebut.
Mereka akan tetap terus mengumbar janji demi mensejahterahkan masyarakat dan ketika mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan tentu tidak akan pernah memikirkan bagaimana nasib masyarakat.
sr. member
Activity: 1974
Merit: 450
December 31, 2023, 01:06:25 PM
#39
Indonesia kan negeri konoha gan,


Dan Indonesia perlu Pemimpin yang adil kali ini. Jika terus-terusan dapat Pemimpin....maka, Negara Tercinta kita ini akan selalu jadi Negara Konoha. Maksud saya Lahir kesejahteraan bagi warga negara, Makmur dan Utang RI tidak dan bertambah lagi.

Pemimpin yang adil seperti apa? Terkadang dalam hal ini saya sebenarnya cukup sulit mendefinisikan tentang masalah keadilan karena pada akhirnya terlepas dari siapapun pemimpinnya maka semuanya akan berakhir sama untuk Indonesia.
Alasannya sederhana, kita masih terikat dengan praktek politik transaksional yang membuat situasi didalam setiap lembaga di negeri kita entah itu di eksekutif, Legislatif dan yudikatif atau bahkan lembaga-lembaga pemerintahan lain yang berhubungan dengan kenegaraan semuanya masih melakukan skema transaksional dan pemanfaatan privilage yang menjadikan sistem di negeri kita itu tidak bebas dari KKN.
Semua kebijakan telah diatur supaya menguntungkan untuk beberapa orang atau elit yang ada di Indonesia sehingga tidak akan ada keadilan sampai kapanpun karena pada akhirnya hal ini skemanya akan tetap sama seperti sebelum sebelumnya.
Kesejahteraan masyarakat pada akhirnya hanya akan menjadi kedok untuk mereka terutama ketika sekarang sedang dalam pesta pemilu dan itu tidak bisa disangkal di kondisi saat ini karena kita juga sebenarnya tahu bahwa yang terjadi saat ini adalah janji yang terus bertebaran tetapi pada akhirnya hasilnya tetap sama sehingga kesejahteraan yang mereka para elit politik usung hanyalah sebuah topeng untuk diri mereka sendiri.
member
Activity: 267
Merit: 42
December 31, 2023, 04:32:51 AM
#38

Silahkan berkomentar , apa pendapat kalian?
Isu Nepotisme dan Dinasti akan selalu dituduhkan kepada seorang pemimpin yang anaknya ikut berkontestasi maju sebagai pemimpin yang selalu dipandang dari kacamata etika dan norma.
Bagi saya kalau memang anak seorang pemimpin tidak boleh maju berkontestasi menjadi pemimpin, mestinya dibuatkan saja undang-undangnya, misalnya contoh satu, dua bahkan tiga generasi dari keturunan pejabat publik tidak boleh ikut berkontestasi mencalonkan diri sebagai pejabat publik. Selama UU belum ada ya sah-sah saja setiap anak pejabat ikut berkontestasi sekarang keputusannya tinggal pada rakyat mau dipilih apa tidak.

Benar tuh setuju saya,jika belum ada uu nya sah-sah saja ya,dan soal pilih memilih itu kembali lagi ke pribadi masyarakat masing-masing.
jr. member
Activity: 42
Merit: 10
LOW FIDELITY - HIGH POTENTIAL
December 31, 2023, 02:03:06 AM
#37
Indonesia kan negeri konoha gan,


Dan Indonesia perlu Pemimpin yang adil kali ini. Jika terus-terusan dapat Pemimpin....maka, Negara Tercinta kita ini akan selalu jadi Negara Konoha. Maksud saya Lahir kesejahteraan bagi warga negara, Makmur dan Utang RI tidak dan bertambah lagi.

Utang RI saat ini hampir Rp 8.500 T. Jika terus berlanjut siapa yang akan selesaikan. Lihat saja respon para pejabat jika ada temuan di saat pemeriksaan selalu membuat Retorika awal dan banyak yang bilang bigini.. Oh.. itu bukan masa saya pak, namun masa si Pulan dan SiPulen.

Sampai kapan Cerita Taman kanak-kanak akan ini akan berakhir??



legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
December 21, 2023, 06:49:33 PM
#36
lah dari dulu kan emang gitu, yang koar2 dinasti pun menerapkan gitu.
banyak banget kok di pdip yang gubernur bupati atau walikota jabatan  berikutnya di wariskan atau yang di calonkan istri atau anaknya.
mau contoh lain megawati beserta puan dan putu2nya juga di calegkan
contoh lain SBY atau partai golkar bapak dan anak banyak banget, yg sensasional, di banten gubernur adik2 nya adik iparnya sampai walikota ketua dprd dalam satu keluarga
terus kenapa ga ribut ketika gibran ma bobby nasution maju di pilkada karena yang nyalonin pdip , karena yang tukang ribut dan provokasi baik berkuasa maupun oposisi sama saja pdip

yang senior bangkotan ketua komisi 3 aja kalah ma politisi bau kencur, https://news.republika.co.id/berita/rzu0c9377/bambang-pacul-kalah-nomor-urut-nyaleg-dengan-cucu-megawati-di-dapil-jateng
Indonesia kan negeri konoha gan, yang koar-koar siapa yang disindir itu siapa, ane aja bingung, kalau diurut-urut mah semua politisi di tanah air kita ini masih ada bau-bau dinasti. Mana ada politis kita itu kayak tokoh Rakuti, seorang pejabat maja pahit yang tidak ada sanak atau keturunan raja-raja, dia cuma rakyat biasa tapi licik dan cerdas hingga sampai di kerjaaan. Kalau politisi kita, pasti ada, entah bapaknya itu politisi, entah om-nya, dsb, pokoknya masih ada yang terkait. Kalau tidak ada sanak dan dulur yang ada bau politisinya, ya gak bisa sampai di atas pemerintahan.
member
Activity: 121
Merit: 86
You have 0 sendable merit (sMerit)
December 20, 2023, 11:55:42 PM
#35
MK tidak membolehkan capres dan cawapres dibawah 40 tahun ya. perlu diingat, dan ente musti baca lagi tuh putusan. jadi mengapa Gibran di bawah 40 tahun, kok bisa jadi cawapres?, karena Dalam keputusan MK tersebut, ada keputusan setelah itu yaitu: berpengalaman sebagai kepala daerah, dalam hal ini Gibran sebagai walikota solo bisa mencalonkan diri jadi cawapres. Nah ini yang jadi persoalan, padahal di awal-awal MK tampak seperti menolak, namun karena seperti ada tekanan, maka terjadilah kuputusan kontroversi tersebut di akhir sidang yang membuat Sadli Isra sedih setelahnya.

Saya bisa mengatakan kalau itu adalah celah yang bisa dipakai untuk meloloskan Gibran sebagai wakil presiden. Dari awal saya melihat sang Paman seeprti sedang mengulur-ngulur waktu untuk mencari cara agar keponakannya itu bisa maju sebagai cawapres. Dia orang pintar. Dia tahu jika peraturan tentang batas minimal usia capres-cawapres diubah misal jadi 30 tahun, itu akan langsung menimbulkan kontroversi besar-besaran. Jadi sang Paman menemukan celahnya yaitu "berpengalaman sebagai kepala daerah" sebagai opsi dari persyaratan batas usia minimal capres-cawapres.

Saya bahkan sempat berandai-andai semisalnya Gibran ini belum pernah menjabat sebagai kepala daerah, sang Paman sudah pasti menyiapkan akal-akalan lain seperti pembatasan usia 40 tahun sudah tidak relevan di zaman ini, atau bisa saja diganti dengan opsi pernah/memiliki posisi penting di pemerintahan/partai politik dimana bisa saja gibran diberikan posisi sebagai direksi BUMN atau menjadi petinggi partai politik beberapa tahun sebelum pemilu.
hero member
Activity: 868
Merit: 737
December 20, 2023, 07:39:11 PM
#34
politik dinasti dan Nepotisme di negara kita sebenarnya dipengaruhi oleh sistem dinegara kita yaitu presidensial, yaitu ketergantungan kepada partai sehingga suara rakyat ada sama partai, juga dipengaruhi oleh banyaknya partai yang ada di negara kita. makanya siapapu yang jadi presiden dinegara indonesia susah menghapus dinasti dan nepotisme ini kecuali sosok presiden tegas dan berani mengambil segala resiko
Ya, negara kita memang sangat bergantung kepada partai pendukungnya, dan suara rakyat dititipkan di sana, tapi, bukan itu maksud dari sistem presidential, sistem presidential sendiri artinya sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif. Artinya tidak ada hubungannya politik dinasti tadi dengan sistem presidential. Justru kalau fair, sistem preisdential inilah yang bisa memisahkan dinasti itu sendiri. Nah, kalau mau ambil mudahnya itu, contoh di arab saudi, Jelas sekali itu merupakan sistem dinasti dan kerajaan di mana anak atau cucu dari raja arab (sebagai kepala pemerintahan) untuk menjadi raja selanjutnya jika rajanya wafat.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial
sr. member
Activity: 1974
Merit: 450
December 17, 2023, 05:15:30 PM
#33
Sekarang sebenarnya ketika berbicara tentang politik dinasti seharusnya kita tidak hanya berpangku kepada pasangan calon presiden ini saja karena pada akhirnya ketika berbicara tentang dinasti dan perpolitikan di Indonesia, kita sudah sangat lekat dengan hal itu dan beberapa partai besar di Negara kita juga melakukan politik dinasti sejak lama.
Saya tidak perlu menyebutkan satu persatu karena saya rasa semuanya sudah tahu dimana partai merah, biru dan beberapa partai lainnya sudah sangat lama melakukan praktik dinasti politik dengan menunjuk beberapa kader dan bahkan anggota legislatif berbasis privilage dorongan keluarga.
Alasan dari sekarang Gibran dikaitkan dengan politik dinasti saya rasa ini bisa menjadi salah satu cara agar adanya gonjang ganjing dan isu miring yang terjadi untuk pasangan calon ini. Bukan berarti saya condong kepada pasangan calon ini sebagai pilihan presiden tetapi menurut saya pemberitaan sekarang memang selalu mengerucut kepada beberapa kesalahan dan pembahasan yang miring tentang beberapa calon guna untuk menjatuhkan elektabilitas suara. padahal masalah politik dinasti di negara kita itu sudah ada sejak beberapa tahun bahkan mungkin beberapa dekade lalu.
member
Activity: 267
Merit: 42
December 17, 2023, 10:44:16 AM
#32

bagaimana pun pemilu masih panjang, kita lihat saja kandidat mana yang bisa meyakinkan kita untuk memilih mereka, selain itu ketiga capres dan cawapres sudah mendaftarkan diri ke KPU, kita lihat saja apakah bakal ada drama drama lain ke depannya.
Ya saya setuju dengan pendapat ini, saya sampai sekarang masih belum menentukan siapa yang akan saya pilih nantinya, saya akan melihat apa visi dan misi mereka terlebih dahulu.
Entah lah...........
Jujur saja untuk pemilihan yang sekarang ini cukup membinggungkan bagi saya,calon presiden dan wakil presiden mempunyai gagasan yang memuaskan,apa lagi liat Prabowo dan gibran setiap dikasih pertanyaan duh gak masuk dan gak bisa jawab yang sesuai pertanyaannya,kaya yang ngelantur gitu jawab an nya.
Kita doa kan saja lah untuk siapa pun yang akan menjadi presiden dan wakil presidennya mudah-mudahan amanah,jujur dan tanggung jawab(atas omongan yang mereka janjikan,dan benar ada pembuktian nya nyata).
member
Activity: 250
Merit: 18
December 17, 2023, 09:45:59 AM
#31

bagaimana pun pemilu masih panjang, kita lihat saja kandidat mana yang bisa meyakinkan kita untuk memilih mereka, selain itu ketiga capres dan cawapres sudah mendaftarkan diri ke KPU, kita lihat saja apakah bakal ada drama drama lain ke depannya.
Ya saya setuju dengan pendapat ini, saya sampai sekarang masih belum menentukan siapa yang akan saya pilih nantinya, saya akan melihat apa visi dan misi mereka terlebih dahulu.
Bahkan saya pribadi sampai saat ini pun belum ada pilihan yang pasti dalam hati,masih goyah pilihannya.
sr. member
Activity: 2338
Merit: 365
December 16, 2023, 06:08:20 PM
#30
...
politik dinasti dan Nepotisme di negara kita sebenarnya dipengaruhi oleh sistem dinegara kita yaitu presidensial, yaitu ketergantungan kepada partai sehingga suara rakyat ada sama partai, juga dipengaruhi oleh banyaknya partai yang ada di negara kita. makanya siapapu yang jadi presiden dinegara indonesia susah menghapus dinasti dan nepotisme ini kecuali sosok presiden tegas dan berani mengambil segala resiko

susah sih untuk bisa mewujudkan indonesia bebas dari yang namanya KKN, lihat aja semua hal yang di lakukan oleh para pejabat, mereka benar benar ingin agar anak anak mereka bisa meneruskan hal yang sudah mereka capai, mulai dari jabatan hingga pengaruh. saat ini kita sednag melihat bagaimana politik dinasti sedang berlangsung, ketika anaknya presiden dengan mudah bisa menjadi calon wapres, bayangkan saja kemaren itu sampe ribut2 panjang hanya membahas masalah ini, meskipun sosok presiedn yang akan terpilih adalah yang tegas namun secara kasat mata nepotisme tidak lah sebuah hal yang tabu lagi di panggung politik indonesia.
hero member
Activity: 2478
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
December 16, 2023, 07:33:34 AM
#29
1.Apakah dengan dicalonkannya Gibran Rakabuming Raka (anak Presiden Joko Widodo) oleh Prabowo Subianto sebagai calon Wakil Presiden itu adalah bentuk politik dinasti?
2.Apakah keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan batas usia capres dan cawapres dibawah 40 tahun dan berpengalaman sudah menjadi kepala daerah,sudah tepat dengan keadaan pemerintahanan saat ini?
3.Apakah menurut kalian tidak ada unsur Nepotisme karena ketua Mahkamah Konstitusi sekarang adalah Anwar Usman paman Gibran Rakabuming Raka ?
Secara keseluruhan Tiga pertanyaan tersebut mengarah pada etika politik Gibran Rakabuming, anak dari Presiden Jokowi. Secara aturan proses pencalonannya sebagai wakil dari calon Presiden Prabowo Subianto di anggap sah, namun secara etika politik di pandang sebagai regenerasi kekuasaan atau sering kita sebut sebagai politik dinasti. Secara aturan Gibran sudah lolos verifikasi sebagai calon Wakil Presiden, meski kita menilai dalam prosesnya sebagai calon penuh dengan spekulasi yang mengaitkannya dengan bantuan sang Ayah.

Meski putusan Mahkamah Konstitusi tidak tepat, namun itu sudah berlaku dan Gibran di anggap layak untuk mencalonkan diri. Tentu saja keputusan ini di pengaruhi oleh adanya hubungan kekeluargaan antara Gibran dan Ketua MK Anwar Usman. Meski Anwar sudah mendapatkan sanksi, namun putusannya tetap berlaku, sehingga Gibran berhasil menjadi calon Wakil Presiden.

Sebernarnya praktek politik semacam ini bukanlah hal yang baru dalam perpolitikan Negara Indonesia. Kita sudah sangat sering melihatnya, dan bahkan karena terlampau sering membuat kita mengabaikannya begitu saja. Bagaimanapun asumsi yang di bangun oleh masyarakat tentang idealnya cara berpolitik, calon pemimpin atau lain sebagainya, tidak akan berpengaruh apapun jika aturan membenarkannya.
hero member
Activity: 1008
Merit: 520
Undeads.com - P2E Runner Gamem
December 15, 2023, 07:24:36 PM
#28
lah dari dulu kan emang gitu, yang koar2 dinasti pun menerapkan gitu.
banyak banget kok di pdip yang gubernur bupati atau walikota jabatan  berikutnya di wariskan atau yang di calonkan istri atau anaknya.
mau contoh lain megawati beserta puan dan putu2nya juga di calegkan
contoh lain SBY atau partai golkar bapak dan anak banyak banget, yg sensasional, di banten gubernur adik2 nya adik iparnya sampai walikota ketua dprd dalam satu keluarga
terus kenapa ga ribut ketika gibran ma bobby nasution maju di pilkada karena yang nyalonin pdip , karena yang tukang ribut dan provokasi baik berkuasa maupun oposisi sama saja pdip

yang senior bangkotan ketua komisi 3 aja kalah ma politisi bau kencur, https://news.republika.co.id/berita/rzu0c9377/bambang-pacul-kalah-nomor-urut-nyaleg-dengan-cucu-megawati-di-dapil-jateng
member
Activity: 533
Merit: 60
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
December 04, 2023, 03:11:15 AM
#27
sebenarnya permasalahan yang terjadi di indonesia sekarang ini (terutama KKN) sudah sulit untuk di perbaiki, semua presiden yang pernah memimpin indonesia pasti kepingin sangat anak mereka juga bisa menjadi presiden indonesia suatu saat nanti, apalagi presiden itu ibaratkan produk yang di pilih orang warga negara indonesia.

secara pribadi saya juga menentang hal hal yang berbau dengan KKN, pasti ada maksud terselubung yang di rencanakan oleh para pengatur di indonesia ini, kegaduhan jelang mendekati pemilu sekarang ini sangat menjadi sorotan, apalagi MK mengubah batas usia capre dan cawapres menjadi di perbolehkan di bawah usia 40 tahun.

bagaimana pun pemilu masih panjang, kita lihat saja kandidat mana yang bisa meyakinkan kita untuk memilih mereka, selain itu ketiga capres dan cawapres sudah mendaftarkan diri ke KPU, kita lihat saja apakah bakal ada drama drama lain ke depannya.
politik dinasti dan Nepotisme di negara kita sebenarnya dipengaruhi oleh sistem dinegara kita yaitu presidensial, yaitu ketergantungan kepada partai sehingga suara rakyat ada sama partai, juga dipengaruhi oleh banyaknya partai yang ada di negara kita. makanya siapapu yang jadi presiden dinegara indonesia susah menghapus dinasti dan nepotisme ini kecuali sosok presiden tegas dan berani mengambil segala resiko
member
Activity: 250
Merit: 18
December 04, 2023, 12:35:54 AM
#26

Jika sidang yang digelar MKMK berakhir dengan pembatalan putusan MK, Gibran akan gugus secara otomatis karena tidak memenuhi syarat batas usia minimal pencalonan capres-cawapres.

https://m.tribunnews.com/mata-lokal-memilih/2023/10/31/mkmk-putuskan-laporan-hakim-pada-7-november-jika-ketua-mk-bersalah-gibran-gagal-jadi-cawapres

Wah gak gemoy lagi dong jika gibran gak masuk syarat batas usia cawapres😅,terus gak jadi,jadi pendamping Prabowo.
Udah ngeprank trus nanti mau ngeprank lagi gagal jadi cawapres 😁.
member
Activity: 699
Merit: 55
December 03, 2023, 11:19:40 PM
#25

Silahkan berkomentar , apa pendapat kalian?
Isu Nepotisme dan Dinasti akan selalu dituduhkan kepada seorang pemimpin yang anaknya ikut berkontestasi maju sebagai pemimpin yang selalu dipandang dari kacamata etika dan norma.
Bagi saya kalau memang anak seorang pemimpin tidak boleh maju berkontestasi menjadi pemimpin, mestinya dibuatkan saja undang-undangnya, misalnya contoh satu, dua bahkan tiga generasi dari keturunan pejabat publik tidak boleh ikut berkontestasi mencalonkan diri sebagai pejabat publik. Selama UU belum ada ya sah-sah saja setiap anak pejabat ikut berkontestasi sekarang keputusannya tinggal pada rakyat mau dipilih apa tidak.

Terkait nepotisme dikarnakan adanya tumpang tindih kepentingan disaat keinginan yang hendak di capai adanya kontrak politik berkelanjutan, awal mula di awali oleh Dinasti sebab dalam dinasti berlaku hukum kekeluargaan yang utuh sehingga dengan adanya dinasti dalam kepentingan mudah untuk mencapai segala hal demi jabatan
Kekuasaan bisa menjadi racun. Ada pepatah mengatakan jika mau tahu sikap asli seseorang lihatlah seseorang tersebut saat memiliki kekuasaan. Maka dari itu saya melihat kekuasaan sekarang yang sebenarnya saya mendukungnya waktu pemilu tahun 2014 dan 2019, tapi sekarang ada perubahan sikap asli kekuasaan ini. Diduga adanya ingin melakukan politik dinasti dan nepotisme.
member
Activity: 98
Merit: 21
Tontogether | Save Smart & Win Big
November 01, 2023, 10:29:22 AM
#24

Silahkan berkomentar , apa pendapat kalian?
Isu Nepotisme dan Dinasti akan selalu dituduhkan kepada seorang pemimpin yang anaknya ikut berkontestasi maju sebagai pemimpin yang selalu dipandang dari kacamata etika dan norma.
Bagi saya kalau memang anak seorang pemimpin tidak boleh maju berkontestasi menjadi pemimpin, mestinya dibuatkan saja undang-undangnya, misalnya contoh satu, dua bahkan tiga generasi dari keturunan pejabat publik tidak boleh ikut berkontestasi mencalonkan diri sebagai pejabat publik. Selama UU belum ada ya sah-sah saja setiap anak pejabat ikut berkontestasi sekarang keputusannya tinggal pada rakyat mau dipilih apa tidak.

Terkait nepotisme dikarnakan adanya tumpang tindih kepentingan disaat keinginan yang hendak di capai adanya kontrak politik berkelanjutan, awal mula di awali oleh Dinasti sebab dalam dinasti berlaku hukum kekeluargaan yang utuh sehingga dengan adanya dinasti dalam kepentingan mudah untuk mencapai segala hal demi jabatan
Pages:
Jump to: