Pages:
Author

Topic: Apakah Teknologi AI, OpenAI, ChatGPT itu benar Pintar? - page 4. (Read 1688 times)

full member
Activity: 588
Merit: 223
Emosi robot itu hanya sebatas ekspresi saja, belum di dalam hati. karena untuk luapan emosi kan butuh yang namanya perasaan real yang hanya dimiliki mahluk hidup berakal seperti Manusia. Tapi bisa jadi kedepan akan ada kelanjutannya, dan kita benar-benar tidak dapat membedakan mana itu manusia dan mana itu robot AI.
Secanggih apapun robot Sophia saya yakin bahwa robot tidak bisa merasakan kesadaran seperti manusia meskipun anda mengatakan masih ada perkembangan selanjutnya kedepan, robot Sophia bisa menunjukkan ekspresi sedih, senang atau yang lain seperti manusia itu bukan berdasar rasa. Tapi dia sebelumnya sudah menyimpan informasi bahwa jika sedih ekspresinya gini senang gini semua sudah di tanamkan dalam programnya.

karena dia selain merekam semua informasi dari luar dia juga sudah ditanami program awalan atau paten atau baku dan selanjutnya semua informasi itu akan berjalan sesuai program. (karena kesadaran robot hanyalah sebatas ekspresi dari programnya,
sedangkan kesadaran manusia itu tentang rasa yang nyata).
legendary
Activity: 2324
Merit: 1604
hmph..
AI itu berguna untuk kecepatan, pengambilan data, penyimpanan data yang akan dibutuhkan sewaktu waktu, detailing, presisi, dll. Namun yang tidak bisa dibuat adalah perasaan atau emosional. Meski sophia bisa mengexpresika wajah namun itu hanya program yang dibuat berulang.

Robot dengan kemampuan AI tetap saja digunakan utk kegiatan yg telah terprogram. Dia bisa menjawab pertanyaan karena dia punya sensor analisis suara & sensor analisis ekspresi wajah manusia. Segala ucapan yg dia katakan dilakukan berdasarkan dari record kosa kata yg telah disimpan di chip memorinya, jadi ucapannya bukan karena pikiran dan perasaan. Tetap gak akan bisa menggantikan pekerjaan manusia secara menyeluruh.
Jika ekspresi wajah sudah bisa dilakukan dengan AI, mungkin pengembangan algoritma dari AI tersebut bisa menambah ekspresi lainnya, Namun, seandainya ini bisa terwujud, maka robot ini tentu akan dijual dengan harga yang sangat mahal. Untuk robot-robot low-end, pastinya ekspresi senyum, menyapa dan yang sederhana mungkin akan diterapkan. Terkait menggantikan manusia, ini mungkin masih terlalu jauh. Mesin membutuhkan maintenance yang berkala untuk memastikan programnya berjalan dengan tepat. Jadi, memang tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya (setidaknya jika menilik dari pengembangan saat ini). Bagaimana dengan masa depan? Saya hanya bepikir robot tak ubahnya mesin yang dioperasikan oleh orang-orang yang bekerja dipabrik. Ketika sistem pada robot error, manusia akan kembali mengambil alih sesuai dengan yang sebenarnya..
sr. member
Activity: 434
Merit: 272
Berbicara kepintaran AI sangat unggul dalam Intelektual tetapi manusia mampu memiliki IQ, SQ, EQ, sehingga mungkin tidak bisa di bandingkan, kecuali perbandingannya adalah IQ manusia melawan IQ AI tentunya akan di menangkan AI karena memiliki banyak data dan daya ingat, tapi jika dalam konteks kepintaran EQ dan SQ itu hal yang sulit apalagi SQ itu sangat mustahil. 
Aku pernah mendengar jepang telah meneliti untuk menerapkan EQ (emotional) kepada robot AI, namun belum tahu kabarnya hingga sekarang. Sekilas ku lihat gambarannya robot itu bisa betulan menangis jika mendengar cerita sedih, kalau iya ni akan jadi sangat berbahaya untuk keberlangsungan umat manusia. Bisa-bisa kita tidak bisa membedakan mana robot dan manusia jika SQ juga dikembangkan ke AI, karena pas ketemu robot AI sedang berdoa dan bermunajat atau mungkin saat ini sedang berpuasa.

AI itu berguna untuk kecepatan, pengambilan data, penyimpanan data yang akan dibutuhkan sewaktu waktu, detailing, presisi, dll. Namun yang tidak bisa dibuat adalah perasaan atau emosional. Meski sophia bisa mengexpresika wajah namun itu hanya program yang dibuat berulang.

Robot dengan kemampuan AI tetap saja digunakan utk kegiatan yg telah terprogram. Dia bisa menjawab pertanyaan karena dia punya sensor analisis suara & sensor analisis ekspresi wajah manusia. Segala ucapan yg dia katakan dilakukan berdasarkan dari record kosa kata yg telah disimpan di chip memorinya, jadi ucapannya bukan karena pikiran dan perasaan. Tetap gak akan bisa menggantikan pekerjaan manusia secara menyeluruh.
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Aku pernah mendengar jepang telah meneliti untuk menerapkan EQ (emotional) kepada robot AI, namun belum tahu kabarnya hingga sekarang. -snip-
Robot yang dilengkapi dengan AI ini dulu juga sudah pernah diresmikan mas, nama robotnya adalah Sophia. Robot humanoid ini dilengkapi dengan program AI untuk membuat frase kata agar dapat berinteraksi dengan manusia. Sophia kalau ga salah juga sudah memiliki beberapa ekspresi. Tapi karena robot ini hanya ada 1 sejauh ini dan minimnya pemberitaan atas updatenya jadi seperti tenggelam. Saya pikir dari Sophia ini sudah sewajarnya ada pengembangan-pengembangan baru untuk memperbaiki programnya. Karena robot ini muncul sudah beberapa tahun silam.
Kalau sudah memiliki eksoresi dan perasaan yang menyerupai manusia kukira ke depan jika mereka mengembangkan lebih dalam lagi, Niscaya Sophia ini akan menjadi robot yang hampir sempurna memiliki IQ dan EQ berbarengan.

Saya percaya Robot AI itu bermanfaat dan berbahaya di saat yang bersamaaan. Robot AI itu pada dasarnya dibuat dengn bahasa pemrograman, dan setiap programmer tau tidak ada system yang sempurna, pasti akan selalu ada BUG. takutnya, bug tsb justru menjadi celah untuk membypass batasan batasan yang sudah ditentukan manusia. Saya pikir kita tidak perlu khawatir karena kecerdasan buatan tidak akan memiliki emosi seperti manusia.
Buktinya sudah ada perkembangan seperti robot Sophia ini, dan menurutku sejauh ini, AI sekarang ini hanya sebatas Ilmu pasti saja dan belum ada perkembangan signifikan untuk emosi atau perkembangan ekspresi misal sedih, gembira atau galau.

Sepertinya saya melewatkan pemberitahuannya tentang hal ini, Jika di pikir lagi tentang EQ saya pikir itu bisa untuk di usahakan karena saya sering melihat bagaimana google Assistant memberikan expresi, namun ya hanya sebatas expresi lewat emot dan masih sangat terbatas. Jika benar nantinya AI juga menguasai EQ makan kemungkinan AI juga akan mampu memimpin manusia untuk kedepannya dan membaca situasi atau keadaan permasalahan atau apapun itu yang berkaitan dengan sosial. Namun saya masih sangat meragukan bahwa AI dapat memiliki SQ, walaupun dia bisa melakukan praktik ibadah selayaknya manusia tetapi saya tidak yakin dia akan memiiki keimanan seperti manusia karena pada dasarnya apa yang di lakukan AI berdasarkan program yang di berikan padanya, secara tidak langsung bukanlah hal yang murni seperti layaknya manusia mengimani tuhannya.
Emosi robot itu hanya sebatas ekspresi saja, belum di dalam hati. karena untuk luapan emosi kan butuh yang namanya perasaan real yang hanya dimiliki mahluk hidup berakal seperti Manusia. Tapi bisa jadi kedepan akan ada kelanjutannya, dan kita benar-benar tidak dapat membedakan mana itu manusia dan mana itu robot AI.
hero member
Activity: 1400
Merit: 674
Berbicara kepintaran AI sangat unggul dalam Intelektual tetapi manusia mampu memiliki IQ, SQ, EQ, sehingga mungkin tidak bisa di bandingkan, kecuali perbandingannya adalah IQ manusia melawan IQ AI tentunya akan di menangkan AI karena memiliki banyak data dan daya ingat, tapi jika dalam konteks kepintaran EQ dan SQ itu hal yang sulit apalagi SQ itu sangat mustahil.  
Aku pernah mendengar jepang telah meneliti untuk menerapkan EQ (emotional) kepada robot AI, namun belum tahu kabarnya hingga sekarang. Sekilas ku lihat gambarannya robot itu bisa betulan menangis jika mendengar cerita sedih, kalau iya ni akan jadi sangat berbahaya untuk keberlangsungan umat manusia. Bisa-bisa kita tidak bisa membedakan mana robot dan manusia jika SQ juga dikembangkan ke AI, karena pas ketemu robot AI sedang berdoa dan bermunajat atau mungkin saat ini sedang berpuasa.


Sepertinya saya melewatkan pemberitahuannya tentang hal ini, Jika di pikir lagi tentang EQ saya pikir itu bisa untuk di usahakan karena saya sering melihat bagaimana google Assistant memberikan expresi, namun ya hanya sebatas expresi lewat emot dan masih sangat terbatas. Jika benar nantinya AI juga menguasai EQ makan kemungkinan AI juga akan mampu memimpin manusia untuk kedepannya dan membaca situasi atau keadaan permasalahan atau apapun itu yang berkaitan dengan sosial. Namun saya masih sangat meragukan bahwa AI dapat memiliki SQ, walaupun dia bisa melakukan praktik ibadah selayaknya manusia tetapi saya tidak yakin dia akan memiiki keimanan seperti manusia karena pada dasarnya apa yang di lakukan AI berdasarkan program yang di berikan padanya, secara tidak langsung bukanlah hal yang murni seperti layaknya manusia mengimani tuhannya.

Robot yang dilengkapi dengan AI ini dulu juga sudah pernah diresmikan mas, nama robotnya adalah Sophia. Robot humanoid ini dilengkapi dengan program AI untuk membuat frase kata agar dapat berinteraksi dengan manusia. Sophia kalau ga salah juga sudah memiliki beberapa ekspresi. Tapi karena robot ini hanya ada 1 sejauh ini dan minimnya pemberitaan atas updatenya jadi seperti tenggelam. Saya pikir dari Sophia ini sudah sewajarnya ada pengembangan-pengembangan baru untuk memperbaiki programnya. Karena robot ini muncul sudah beberapa tahun silam.

Mengenai Sophia yang sukses dalam pengembangan AI yang di proyeksikan layaknya manusia, saya juga sangat sulit sekali mencari informasi tentangnya dan bagaimana perkembangan yang sudah di dapatkan AI itu hari ini.
Mungkin ada beberapa yang seharusnya tidak di publikasi tentang kemajuan AI ini, Saya sangat takut jika dia sudah mampu menguasai dirinya sendiri dan memiliki anggota tubuh fungsional yang lengkap layaknya manusia.
full member
Activity: 588
Merit: 223
Aku pernah mendengar jepang telah meneliti untuk menerapkan EQ (emotional) kepada robot AI, namun belum tahu kabarnya hingga sekarang. Sekilas ku lihat gambarannya robot itu bisa betulan menangis jika mendengar cerita sedih, kalau iya ni akan jadi sangat berbahaya untuk keberlangsungan umat manusia. Bisa-bisa kita tidak bisa membedakan mana robot dan manusia jika SQ juga dikembangkan ke AI, karena pas ketemu robot AI sedang berdoa dan bermunajat atau mungkin saat ini sedang berpuasa.
Benar, Memang Jepang telah lama meneliti penerapan kecerdasan EQ pada robot AI. Tujuannya untuk membuat robot AI yang lebih manusiawi dan dapat merespons secara emosional terhadap manusia. Meskipun begitu belum ada robot AI yang bisa menangis secara fisik seperti manusia.

Saya percaya Robot AI itu bermanfaat dan berbahaya di saat yang bersamaaan. Robot AI itu pada dasarnya dibuat dengn bahasa pemrograman, dan setiap programmer tau tidak ada system yang sempurna, pasti akan selalu ada BUG. takutnya, bug tsb justru menjadi celah untuk membypass batasan batasan yang sudah ditentukan manusia. Saya pikir kita tidak perlu khawatir karena kecerdasan buatan tidak akan memiliki emosi seperti manusia.
legendary
Activity: 2324
Merit: 1604
hmph..
Aku pernah mendengar jepang telah meneliti untuk menerapkan EQ (emotional) kepada robot AI, namun belum tahu kabarnya hingga sekarang. -snip-
Robot yang dilengkapi dengan AI ini dulu juga sudah pernah diresmikan mas, nama robotnya adalah Sophia. Robot humanoid ini dilengkapi dengan program AI untuk membuat frase kata agar dapat berinteraksi dengan manusia. Sophia kalau ga salah juga sudah memiliki beberapa ekspresi. Tapi karena robot ini hanya ada 1 sejauh ini dan minimnya pemberitaan atas updatenya jadi seperti tenggelam. Saya pikir dari Sophia ini sudah sewajarnya ada pengembangan-pengembangan baru untuk memperbaiki programnya. Karena robot ini muncul sudah beberapa tahun silam.
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Berbicara kepintaran AI sangat unggul dalam Intelektual tetapi manusia mampu memiliki IQ, SQ, EQ, sehingga mungkin tidak bisa di bandingkan, kecuali perbandingannya adalah IQ manusia melawan IQ AI tentunya akan di menangkan AI karena memiliki banyak data dan daya ingat, tapi jika dalam konteks kepintaran EQ dan SQ itu hal yang sulit apalagi SQ itu sangat mustahil. 
Aku pernah mendengar jepang telah meneliti untuk menerapkan EQ (emotional) kepada robot AI, namun belum tahu kabarnya hingga sekarang. Sekilas ku lihat gambarannya robot itu bisa betulan menangis jika mendengar cerita sedih, kalau iya ni akan jadi sangat berbahaya untuk keberlangsungan umat manusia. Bisa-bisa kita tidak bisa membedakan mana robot dan manusia jika SQ juga dikembangkan ke AI, karena pas ketemu robot AI sedang berdoa dan bermunajat atau mungkin saat ini sedang berpuasa.
hero member
Activity: 1316
Merit: 787
Rollbit - The #1 Solana Casino
Banyak orang yang menyebut bahwa AI adalah teknologi pintar padahal ini hanya seonggok aplikasi yang pandai dalam mengolah data yang diterimanya dan tidak bisa berpikir layaknya seperti apa yang dilakukan oleh manusia.
Jauh sebelum penyebutan bahwa Al adalah teknologi hebat yang lahir di era baru, mereka yang merancang teknologi ini juga sudah mempersiapkan rancangan selanjutnya apabila dalam perkembangan Al mengalami kendala. Ini hanya p*rang bisnis dalam sektor teknologi walau dampak atau manfaat bisa dirasakan.

Saya jadi ingat kata-kata dari dosen statistika dan probabilitas saya dulu, beliau mengatakan kepada kami seperti ini "Kalian tau AI itu? itu hanyalah aplikasi yang dirancang untuk mengolah data statistik dengan kode pemrograman, dia bukan mahluk hidup seperti kita. Karena dia hanya mengolah data yg diterima, makanya keabsahan data yang ditampilkannya juga perlu dipertanyakan. Itu gak pintar, yang pintar itu manusia yang menciptakannya"
Dan manusia itu juga akan menenggelamkan Al dan membangun kehebatan teknologi lain lagi.
full member
Activity: 588
Merit: 223
Banyak orang yang menyebut bahwa AI adalah teknologi pintar padahal ini hanya seonggok aplikasi yang pandai dalam mengolah data yang diterimanya dan tidak bisa berpikir layaknya seperti apa yang dilakukan oleh manusia. Saya jadi ingat kata-kata dari dosen statistika dan probabilitas saya dulu, beliau mengatakan kepada kami seperti ini "Kalian tau AI itu? itu hanyalah aplikasi yang dirancang untuk mengolah data statistik dengan kode pemrograman, dia bukan mahluk hidup seperti kita. Karena dia hanya mengolah data yg diterima, makanya keabsahan data yang ditampilkannya juga perlu dipertanyakan. Itu gak pintar, yang pintar itu manusia yang menciptakannya"

AI memang penemuan terhebat manusia nampun perlu di ketahui AI tidak mungkin pintar dari yang membuatnya, saya setuju itu. Sebenarnya kita sudah tidak Asing lagi di generasi sekarang dan sebelumnya dimana kita mengenalnya sebagai bot seperti kita kenal di industri Teknologi sebelumnya. AI memang bisa sangat membahayakan jika salah digunakan. AI memang Cerdas tapi punya kekurangan yang tak akan melampaui Manusia. AI dimata saya hanyalah sebuah sekumpulan program yang bisa manipulasi ubah, dan acak acak.
sr. member
Activity: 1106
Merit: 391
Jadi, saya pernah nongki sama Mr. Chatgpt bahas masalah bitcoin halving. Karena yg saya tau doi ga bisa ramal masa depan, jadi iseng2 nanya cara ngitungnya aja gimana.
Tapi yah namanya robot kita jangan mudah percaya. Interpretasinya kadang salah dikit kadang total menyesatkan. Saya sendiri terpaksa ngajarin yang bener, karena doi ngitungnya salah. Grin



Banyak orang yang menyebut bahwa AI adalah teknologi pintar padahal ini hanya seonggok aplikasi yang pandai dalam mengolah data yang diterimanya dan tidak bisa berpikir layaknya seperti apa yang dilakukan oleh manusia. Saya jadi ingat kata-kata dari dosen statistika dan probabilitas saya dulu, beliau mengatakan kepada kami seperti ini "Kalian tau AI itu? itu hanyalah aplikasi yang dirancang untuk mengolah data statistik dengan kode pemrograman, dia bukan mahluk hidup seperti kita. Karena dia hanya mengolah data yg diterima, makanya keabsahan data yang ditampilkannya juga perlu dipertanyakan. Itu gak pintar, yang pintar itu manusia yang menciptakannya"

*gambar hanya pemanis

hero member
Activity: 630
Merit: 611
Jadi, saya pernah nongki sama Mr. Chatgpt bahas masalah bitcoin halving. Karena yg saya tau doi ga bisa ramal masa depan, jadi iseng2 nanya cara ngitungnya aja gimana.
Tapi yah namanya robot kita jangan mudah percaya. Interpretasinya kadang salah dikit kadang total menyesatkan. Saya sendiri terpaksa ngajarin yang bener, karena doi ngitungnya salah. Grin

*buka gambar di tab baru biar gambarnya gede.

Penemuan dan uji coba yang luar biasa Om  Grin. Dengan melihat ini maka saya cukup yakin tekhnologi AI saat ini memang masih berada pada tahap generasi pertama yang memang masih memerlukan banyak perbaikan.

Sepertinya generasi AI ke 2 yaitu ARTIFICIAL GENERAL INTELLIGENCE (AGI) masih akan sangat sulit untuk dicapai. Karena bahkan untuk generasi pertama saja masih banyak kesalahan informasi yang disampaikan AI. Walaupun memang AI terus berkembang jika kita semakin banyak berkomunikasi dengannya tapi saya pikir AI sekarang hanya mirip seperti mesin penjawab otomatis saja layaknya OK google yang di tingkatkan lebih banyak. Dan perbedaannya AI tidak monoton. Seperti ketika ia di koreksi oleh Om @rat03gopoh maka ia sedikit menyesuaikan dan beradaptasi walaupun beberapa kali mengulangi kesalahan.
sr. member
Activity: 616
Merit: 317
Vave.com - Crypto Casino
-snip-
Saya sangat kagum dengan kecanggihan AI Tentu harapannya kedepannya bisa lebih baik, tapi buat yang ngeri atau takut harusnya lebih liat sebagai kesempatan, coba terjun ke dunia AI dan bantu buat AI yang bisa memberikan hasil yang lebih bagus lagi. Apalagi, jika seluruh pekerjaan di dunia digantikan oleh AI, maka yang terakhir kali tersisa adalah pekerjaan pembuat AI itu sendiri, yang lain pada takut pekerjaannya hilang, kita yang bahagia karena peluang kerjanya semakin terbuka lebar.

Ketakutan akan teknologi ini bukanlah hal yang baru mas, saat mesin menggantikan pekerjaan manusia, banyak yang takut tidak mendapatkan pekerjaan. Nyatanya, masih banyak yang bekerja dengan mesin. Ojek dulu kalah dengan transporatsi umum, sekarang ojek yang sudah upgrade bisa mendapatkan banyak pelanggan. Bagi yang tidak bisa mengoperasikan bisa mengupdate skill dan mencari peluang pekerjaan baru yang berdampingan dengan mesin agar jasanya bisa digunakan oleh perusahaan. Sama halnya dengan kekhawatiran mas, jika misalkan AI ini hadir, maka bisa mencari peluang yang berdampingan dengan AI untuk mendapatkan pekerjaan. Jika tidak mampu, masih ada banyak peluang pekerjaan yang bisa mas dapatkan dengan memanfaatkan AI. Intinya, jangan menjadikan tekonologi sebagai ancaman, tapi jadikanlah teknologi sebagai alat bantu. Kalau sekarang mah, kita ga punya skill ga mau bingung, ya sudah cari aja token AI, yang dianggap potensial, simpan atau trading, sama kan bisa jadi pekerjaan  Grin
Iya mas maksud saya ketakutan bagi mereka yang tidak bisa memanfaatkan momen saja. Karena benar seperti yang mas katakan AI bisa diimplementasikan di hampir semua bidang tergantung keahlian kita mau masuk yang mana. AI juga sebenarnya hanya membantu manusia untuk menghilangkan subjektifitas dan mengerjakan yang objektifitas saja dengan data yang mana mereka akan bisa melakukan dengan konsisten dan akurat.

Seharusnya kita bersyukur dengan segala kemajuan teknologi yang ada, segala pekerjaan kita menjadi dipermudah, setelah mayoritas pekerjaan dikerjalan AI, kita tinggal berfokus untuk memperbaiki kualitas diri agar sampai pada tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan mencari cuan dengan trading token Ai yang potensial.
hero member
Activity: 1400
Merit: 674
Yang menjadikanya pintar adalah bahwa AI bisa menerima big data yang ada di muka bumi sama halnya dengan google, dari mulai sejarah manusia dan berbagai macam kejadian sampai hari ini AI bisa merekam dan memberikan jawaban apa yang anda ingin anda ketahui, memang itu di buat oleh manusia tapi manusia memiliki batasan waktu usia dan lupa sehingga daya ingat yang menjadi kecocokan data lebih efektif dan efesien jika di tanyakan pada AI itu dan lagi mereka masih dalam tahap pengembangan.
-snip-
Kalau dianggap semua yang ada di bumi itu tidaklah benar mas, karena masih ada banyak data yang tidak diunggah ke internet. Kalau menurut saya, tidak ada perbedaan signifikan antara kita menggunakan search engine dengan pencarian menggunakan AI. Sama-sama perintah untuk melakukan pencarian dan memberikan jawaban, seperti yang disebutkan memang AI akan memberikan hasil yang lebih spesifik berdasarkan data yang ada di Internet, ingat sejauh ini masih sebatas data yang ada di internet masih belum ke data offline, jikapun ada data offline, ini pasti masih dalam persentase yang kecil. Teknologi AI sebenarnya lebih luas memang, tidak hanya fokus pada pencarian, tapi kembali apakah kepintaran AI ini bisa lebih pintar? tentu bisa iya dan bisa pula tidak, pasti akan ada sisi kelemahannya dan akan lebih baik otak manusia daripada AI. Memang dalam masa pengembangan itu benar adanya, tapi ingat, pengembangan teknologi ini bisa lebih lambat daripada yang kita duga, mengingat pertumbuhan data yang cepat di Internet mengharuskan pengembang menyediakan dana yang besar untuk penyimpanan data tersebut.
Mohon maaf sir, saya tidak mengatakan bahwa demikian sepertiyang anda ucapkan, saya mengatakan bahwa bisa menerima banyak data. Yang tentunya harus melalui pengunggahan atau update data pada AI itu sendiri.
Ya setuju bahwa setiap teknologi pasti memiliki kekurangannya termasuk pada AI, tapi mungkin kelebihannya ketika tidak di hapus data yang  ada pada AI itu maka segala pengetahuan yang sudah di tumpahkan pada AI akan selalu ada, sehingga konsistensi data akan aman beda halnya seperti manusia yang memiliki daya ingat lemah apalagi jika sudah berbicara usia.
Berbicara kepintaran AI sangat unggul dalam Intelektual tetapi manusia mampu memiliki IQ, SQ, EQ, sehingga mungkin tidak bisa di bandingkan, kecuali perbandingannya adalah IQ manusia melawan IQ AI tentunya akan di menangkan AI karena memiliki banyak data dan daya ingat, tapi jika dalam konteks kepintaran EQ dan SQ itu hal yang sulit apalagi SQ itu sangat mustahil. 
hero member
Activity: 2212
Merit: 670
Signature designer - start @$10 - PM me!
Jadi, saya pernah nongki sama Mr. Chatgpt bahas masalah bitcoin halving. Karena yg saya tau doi ga bisa ramal masa depan, jadi iseng2 nanya cara ngitungnya aja gimana.
Tapi yah namanya robot kita jangan mudah percaya. Interpretasinya kadang salah dikit kadang total menyesatkan. Saya sendiri terpaksa ngajarin yang bener, karena doi ngitungnya salah. Grin

*buka gambar di tab baru biar gambarnya gede.
hero member
Activity: 630
Merit: 611
-snip-
Saya sangat kagum dengan kecanggihan AI Tentu harapannya kedepannya bisa lebih baik, tapi buat yang ngeri atau takut harusnya lebih liat sebagai kesempatan, coba terjun ke dunia AI dan bantu buat AI yang bisa memberikan hasil yang lebih bagus lagi. Apalagi, jika seluruh pekerjaan di dunia digantikan oleh AI, maka yang terakhir kali tersisa adalah pekerjaan pembuat AI itu sendiri, yang lain pada takut pekerjaannya hilang, kita yang bahagia karena peluang kerjanya semakin terbuka lebar.

Ketakutan akan teknologi ini bukanlah hal yang baru mas, saat mesin menggantikan pekerjaan manusia, banyak yang takut tidak mendapatkan pekerjaan. Nyatanya, masih banyak yang bekerja dengan mesin. Ojek dulu kalah dengan transporatsi umum, sekarang ojek yang sudah upgrade bisa mendapatkan banyak pelanggan. Bagi yang tidak bisa mengoperasikan bisa mengupdate skill dan mencari peluang pekerjaan baru yang berdampingan dengan mesin agar jasanya bisa digunakan oleh perusahaan. Sama halnya dengan kekhawatiran mas, jika misalkan AI ini hadir, maka bisa mencari peluang yang berdampingan dengan AI untuk mendapatkan pekerjaan. Jika tidak mampu, masih ada banyak peluang pekerjaan yang bisa mas dapatkan dengan memanfaatkan AI. Intinya, jangan menjadikan tekonologi sebagai ancaman, tapi jadikanlah teknologi sebagai alat bantu. Kalau sekarang mah, kita ga punya skill ga mau bingung, ya sudah cari aja token AI, yang dianggap potensial, simpan atau trading, sama kan bisa jadi pekerjaan  Grin
Nah bener nih kata Om @Masulum. Berhubung memang saya pribadi awam soal tekhnologi semacam ini. Maka ya mending saya fokus cari cuannya aja dari trading altcoin kategori AI. Tapi penasaran juga saya Om kayaknya boleh juga nyuruh AI buat bikinin bot trading analisis otomatis. Yang bisa memudahkan aktivitas trading. Biar tidak capek analisa. Soalnya emang belum bisa analisa  Grin

Tapi saya juga sempat berpikir seperti mas @Pulowehh555 yaitu ketakutan akan tergantikannya sumber daya manusia dalam dunia pekerjaan oleh para robot yang dipasang kecerdasan buatan. Walaupun dinegara-negara maju sudah banyak pabrik-pabrik yang dioperasikan oleh mesin robot otomatis. Tapi robotnya masih belum memiliki kecerdasan buatan sih.
legendary
Activity: 2324
Merit: 1604
hmph..
-snip-
Saya sangat kagum dengan kecanggihan AI Tentu harapannya kedepannya bisa lebih baik, tapi buat yang ngeri atau takut harusnya lebih liat sebagai kesempatan, coba terjun ke dunia AI dan bantu buat AI yang bisa memberikan hasil yang lebih bagus lagi. Apalagi, jika seluruh pekerjaan di dunia digantikan oleh AI, maka yang terakhir kali tersisa adalah pekerjaan pembuat AI itu sendiri, yang lain pada takut pekerjaannya hilang, kita yang bahagia karena peluang kerjanya semakin terbuka lebar.

Ketakutan akan teknologi ini bukanlah hal yang baru mas, saat mesin menggantikan pekerjaan manusia, banyak yang takut tidak mendapatkan pekerjaan. Nyatanya, masih banyak yang bekerja dengan mesin. Ojek dulu kalah dengan transporatsi umum, sekarang ojek yang sudah upgrade bisa mendapatkan banyak pelanggan. Bagi yang tidak bisa mengoperasikan bisa mengupdate skill dan mencari peluang pekerjaan baru yang berdampingan dengan mesin agar jasanya bisa digunakan oleh perusahaan. Sama halnya dengan kekhawatiran mas, jika misalkan AI ini hadir, maka bisa mencari peluang yang berdampingan dengan AI untuk mendapatkan pekerjaan. Jika tidak mampu, masih ada banyak peluang pekerjaan yang bisa mas dapatkan dengan memanfaatkan AI. Intinya, jangan menjadikan tekonologi sebagai ancaman, tapi jadikanlah teknologi sebagai alat bantu. Kalau sekarang mah, kita ga punya skill ga mau bingung, ya sudah cari aja token AI, yang dianggap potensial, simpan atau trading, sama kan bisa jadi pekerjaan  Grin
sr. member
Activity: 616
Merit: 317
Vave.com - Crypto Casino
Dan perlu diketahui juga bahwa OpenAI telah resmi meluncurkan GPT-4. Dan katanya ini versi yang lebih canggih dari ChatGPT sebelumnya.
Dan tentunya versi terbaru ini dikatakan telah menjadi model AI yang memiliki kapasitas yang lebih besar dan juga memiliki pengamanan yang lebih baik dari versi sebelumnya.

Menurut kalian AI bisa tidak menciptakan AI lainnya? Karena saya pernah membaca berita ada yang mencobanya dan secara teori ternyata bisa dilakukan. Saya pikir ini akan sedikit menyeramkan. Bila suatu saat versi yang lebih canggih ditanamkan ke robot mirip manusia. Selanjutnya robot AI tersebut membuat pasukannya sendiri. (jadi kayak di film)  Tongue

Dengan pemgembangan Open AI menjadi Chat GPT-4 ini ada penambahan Kecanggihan baru lagi seperti kemampuan menganalisis suatu gambar, kepribadian AI yang bisa diatur, memori ingatan juga lebih besar, dan kemampuan akurasi bertambah menjadi 27 bahasa.

Saya sangat kagum dengan kecanggihan AI Tentu harapannya kedepannya bisa lebih baik, tapi buat yang ngeri atau takut harusnya lebih liat sebagai kesempatan, coba terjun ke dunia AI dan bantu buat AI yang bisa memberikan hasil yang lebih bagus lagi. Apalagi, jika seluruh pekerjaan di dunia digantikan oleh AI, maka yang terakhir kali tersisa adalah pekerjaan pembuat AI itu sendiri, yang lain pada takut pekerjaannya hilang, kita yang bahagia karena peluang kerjanya semakin terbuka lebar.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
Kelebihan AI itu kita bisa memberikan perintah dengan tanggapan yang spesifik dan sesuai konteks, kalo tidak salah kita harus memiliki trik supaya Ai mengerti dengan apa yang kita inginkan dan samapaikan kepadanya, dan lagi AI hari ini di batasi dalam konteks-konteks tertentu
Setelah ane pakai lebih lama, memang benar ketika dikasih instruksi yang spesifik ChatGPT langsung kelihatan pintar.
ChatGPT sudah sangat membantu dalam tugas-tugas penulisan dan pengolahan kata beberapa pekan terakhir sampai ane tidak bisa lepas dari ChatGPT.
Tapi ya itu kuncinya adalah instruksi yang spesifik dan tugasnya lebih kepada membantu tugas kita, bukan bikin kreasi baru.

Kalau disuruh bikin kreasi baru ya bisa sih, bisa lebih bagus daripada siswa/mahasiswa tapi masih dangkal dan kadang masih salah.
hero member
Activity: 630
Merit: 611
Dan perlu diketahui juga bahwa OpenAI telah resmi meluncurkan GPT-4. Dan katanya ini versi yang lebih canggih dari ChatGPT sebelumnya.
Dan tentunya versi terbaru ini dikatakan telah menjadi model AI yang memiliki kapasitas yang lebih besar dan juga memiliki pengamanan yang lebih baik dari versi sebelumnya.

Menurut kalian AI bisa tidak menciptakan AI lainnya? Karena saya pernah membaca berita ada yang mencobanya dan secara teori ternyata bisa dilakukan. Saya pikir ini akan sedikit menyeramkan. Bila suatu saat versi yang lebih canggih ditanamkan ke robot mirip manusia. Selanjutnya robot AI tersebut membuat pasukannya sendiri. (jadi kayak di film)  Tongue

Pages:
Jump to: