Aku pernah mendengar jepang telah meneliti untuk menerapkan EQ (emotional) kepada robot AI, namun belum tahu kabarnya hingga sekarang. -snip-
Robot yang dilengkapi dengan AI ini dulu juga sudah pernah diresmikan mas, nama robotnya adalah Sophia. Robot humanoid ini dilengkapi dengan program AI untuk membuat frase kata agar dapat berinteraksi dengan manusia. Sophia kalau ga salah juga sudah memiliki beberapa ekspresi. Tapi karena robot ini hanya ada 1 sejauh ini dan minimnya pemberitaan atas updatenya jadi seperti tenggelam. Saya pikir dari Sophia ini sudah sewajarnya ada pengembangan-pengembangan baru untuk memperbaiki programnya. Karena robot ini muncul sudah beberapa tahun silam.
Kalau sudah memiliki eksoresi dan perasaan yang menyerupai manusia kukira ke depan jika mereka mengembangkan lebih dalam lagi, Niscaya Sophia ini akan menjadi robot yang hampir sempurna memiliki IQ dan EQ berbarengan.
Saya percaya Robot AI itu bermanfaat dan berbahaya di saat yang bersamaaan. Robot AI itu pada dasarnya dibuat dengn bahasa pemrograman, dan setiap programmer tau tidak ada system yang sempurna, pasti akan selalu ada BUG. takutnya, bug tsb justru menjadi celah untuk membypass batasan batasan yang sudah ditentukan manusia. Saya pikir kita tidak perlu khawatir karena kecerdasan buatan tidak akan memiliki emosi seperti manusia.
Buktinya sudah ada perkembangan seperti robot Sophia ini, dan menurutku sejauh ini, AI sekarang ini hanya sebatas Ilmu pasti saja dan belum ada perkembangan signifikan untuk emosi atau perkembangan ekspresi misal sedih, gembira atau galau.
Sepertinya saya melewatkan pemberitahuannya tentang hal ini, Jika di pikir lagi tentang EQ saya pikir itu bisa untuk di usahakan karena saya sering melihat bagaimana google Assistant memberikan expresi, namun ya hanya sebatas expresi lewat emot dan masih sangat terbatas. Jika benar nantinya AI juga menguasai EQ makan kemungkinan AI juga akan mampu memimpin manusia untuk kedepannya dan membaca situasi atau keadaan permasalahan atau apapun itu yang berkaitan dengan sosial. Namun saya masih sangat meragukan bahwa AI dapat memiliki SQ, walaupun dia bisa melakukan praktik ibadah selayaknya manusia tetapi saya tidak yakin dia akan memiiki keimanan seperti manusia karena pada dasarnya apa yang di lakukan AI berdasarkan program yang di berikan padanya, secara tidak langsung bukanlah hal yang murni seperti layaknya manusia mengimani tuhannya.
Emosi robot itu hanya sebatas ekspresi saja, belum di dalam hati. karena untuk luapan emosi kan butuh yang namanya perasaan real yang hanya dimiliki mahluk hidup berakal seperti Manusia. Tapi bisa jadi kedepan akan ada kelanjutannya, dan kita benar-benar tidak dapat membedakan mana itu manusia dan mana itu robot AI.