Sudah cukup lama menikmati kenaikan bahan bakar minyak beberapa bulan lalu dengan serentak di berbagai belahan indonesia secara waktu yang singkat, pemerintah mengeluarkan kebijakan nya untuk mencabut subsidi, malah menambah beban walaupun awal awal ada program bantuan subsidi bbm tunai pasal nya tidak merata dan tidak rutin, ada yang terbantu ada juga yang makin kesusahan, terutama yang ekonomi lapisan menengah karena tidak masuk dalam kategori.
Keputusan menaikkan harga bbm bisa berdampak buruk kepada masyarakat menegah kebawah dan meskipun program pemerintahan telah mensubsidikan jenis minyak pertalin, bio solar maupun lainnya untuk kalangan tertentu.
Tetapi justru subsidi yang diberikan terkadang tidak tepat karena ada banyak orang yang memiliki pendapatan besar bisa menikmati subsidi tersebut dengan menggunakan cara tertentu.
Akibatnya masyarakat yang menikmati jenis minyak bersubsidi justru digunakan oleh orang yang tidak berhak karena memang tercipta peluang bagi mereka yang ingin menggunakan.
Dampak yang di rasakan cukup banyak termasuk naik nya harga sembako dan kebutuhan sehari hari, tarif jasa angkutan umum dan sarana yang menggunakan bbm lain nya, alih alih bbm naik termasuk pengusaha kecil pun membuat kenaikan tersendiri simpel nya jadi tameng untuk menaikan harga dasar yang di jual dari hari biasa nya.
Kenaikan minyak juga di tandai dengan naiknya harga bahan pokok seperti sembako karena sektor ini selalu mendapatkan kenaikan secara bersamaan dalam waktu tertentu, tetapi sayangnya naiknya dua hal tersebut tidak seimbang dengan gaji atau pendapatan yang di terima oleh sebagian orang.
Minyak merupakan sumber kebutuhan bagi masyarakat sekarang dan aspek pelaku bisnis rumahan juga membutuhkan minyak untuk proses mesin yang digunakan untuk membuat usahanya terus berjalan. Kenaikan bahan pokok menjadi lebih lengkap karena bahan baku akan semakin sulit di dapatkan oleh orang karena tidak mampu di beli dan pada akhirnya usaha rumahan mengalami penurunan penjualan sehingga harus menutup usahanya.