Topic: Hardware Wallet - page 13. (Read 30492 times)

Kalau menurut saya fungsi magnet di sini lebih kepada wireless charging, bukan pada fungsi numpukin wallet banyak-banyak. Karena kalau support QI Standar, tentu akan lebih mudah dan efisien jika sewaktu habis batere (di jalan) ketika hendak digunakan bisa menggunakan wireless chrgae iPhone atau android.

Kemungkinan juga ide HW ini muncul ketika Hype NFT, namun ya karena bikin wallet itu tidak sembarangan dan butuh waktu, jadinya luncurnya baru sekarang. Kalau bertepatan saat Hype terjadi, tentu akan laris manis.

Dan, saya juga sependapat dengan mas ETFbitcoin, kayaknya STAX ini agak terkesan glamour dan mewah, bisa jadi cocok untuk gaya-gayaan. namun karena crypto itu sendiri lebih ke privacy, tentu orang yang menfokuskan ke hal tersebut jadi enggan untuk membelinya.

Secara bahasa memang begitu di ambil dari kata stack=tumpukan, jadi wallet akan bisa ditumpuk yang di rekatkan dengan magnet yang sudah tertanam di frame.
sehingga bisa jadi multi hardware wallet.

Sering terjadi keseleo dalam pengetikan  

---

Cukup disayangkan memang, ledger stax dengan harga yang cukup mahal belum full color, dan merasa percuma meskipun layar lebar tapi tidak memberikan tampilan warna full color. Kalah sama merek lain yang lebih murah tapi tampilan layar full color. Jika memang segmennya fokus pada NFT seharusnya dibekali layar full color.

---

Mungkin ini pengembangan dari Ledger Blue, karena sekarang teknologi makin maju Ledger Stax menggunakan layar lengkung / curved yang lebih modern, body gak terlalu bongsor serta bezel tipis.

Tapi harga yang mahal memang jadi kendala kayaknya, Rp.4.829.088 hanya untuk hardware wallet yang tidak bisa memberikan tampilan full color dan kalah dengan merk lainnya dengan konsep yang sama tapi lebih murah.
Masih gak worth-it.

Hanya berguna ketika memiliki Ledger Stax lebih dari satu dan disimpan ditempat yang sama. Asumsi saya fitur stackability tersebut ada kaitannya dengan nama Stax pada produk terbaru Ledger tersebut.

* mungkin maksudnya terbuat

---

Nampaknya perangkat ini menyasar pengguna NFT (selain pengguna aset kripto lain), namun ada hal yang cukup saya sayangkan adalah tampilan layarnya yang ternyata hanya 16 scales of gray**, belum full color (jadi tidak bisa menikmati tampilan warna dari NFT yang ditampilkan di layar) sebagaimana hardware wallet lain yang harganya lebih murah dari Ledger Stax, seperti contoh SecuX Nifty.

**

Sumber: https://shop.ledger.com/pages/ledger-stax

Ledger tampaknya gak kehabisan inovasi untuk membuat hardware wallet baru yang lebih modern dan unik serta berbeda dengan hardware lainnya. sekitar 1 bulan yang lalu Ledger telah mengumumkan bahwa akan membuka Pre-order untuk Pembelian Ledger stax yang akan di proses pada bulan april 2023 nanti.

Tidak seperti model Ledger Nano S yangs eperti flashdisk, kali ini Ledger STAX memiliki desain seperti smartphone yang lebih futuristik dengan dibekali layat sentuh melengkung 3,7 inch dengan panel E Ink beresolusi 400x672 piksel dan bagian lengkung yang dimaksud ada di bagian sisi samping.

Ledger Stax menggunakan layar lebar yang siap untuk di personalisasi dengan NFT atau gambar favorit pengguna.



dan yang lebih unik lagi, Ledger Stax ini  terbaut dari bahan alumunium dan di lengkapi dengan magnet dibagian sisi frame yang bisa menggabungkan lebih dari 1 harwdware wallet sehingga menjadi bertumpuk.



Spesifikasi Lengkap:

Bahan:
Aluminum and plastic with embedded magnets for stackability.
Color: Black

Keamanan:
Secure Element Chip: ST33K1M5
Chip Certification: CC EAL5+

Power & Battery:
Built-in rechargeable lithium-ion battery with 200 mah (milliampere/hour).
Stays on for several months when left unused and at full charge.**
Qi wireless charging.

Ukuran dan Berat:
Credit card-sized.
Ukuran: 85mm x 54mm x 6mm
Berat: 45,2g

Konektivitas:
Bluetooth 5.2® to connect to a smartphone.
USB type C
System requirements
64-bits desktop computer (Windows 10+, macOS 12+, Ubuntu LTS 20.04+) excluding ARM Processors.
Compatible with smartphones (iOS 13+ or Android 9+).
Not compatible with Chromebooks.
Not suitable for mining.

Layar:
A black and white E Ink® curved touch screen.
Screen type: E Ink®
Display size: 3.7 inch
Resolution: 400x672 px
Display colors: 16 scales of gray

Digital asset support:
500+ different crypto & tokens supported on the Ledger Live app.
Ethereum and Polygon NFTs supported on the Ledger Live app.
More than 5000 crypto, tokens, and NFTs supported when using a third-party wallet.

Dalam Box Pembelian:
1 Ledger Stax
1 USB-C to USB-C cable
1 Recovery Sheet
Ledger Stax guide

Harga:
Saat ini Ledger Stax masih dalam tahap Pre-Oreder dan bisa di pesan sekarang, kemudian akan dikirim pada bulan April 2023 mendatang.

Harga Ledger Stax dibanderol Rp.4.829.088 atau jika dalam kurs Dolar sekitar $308. Memang cukup mahal, tapi ada banyak fitur terbaru dan desain ledger wallet yang beda dari yang lain.



Pre-Order Gratis Biaya Pengiriman
https://shop.ledger.com/products/ledger-stax

Ya, yang jelas harus menguasai penggunaan QR code dan kalau memakai aplikasi yang tidak compatible (dimana sign dan broadcast suatu aplikasi tidak menampilkan QR code) tentu akan sangat menyulitkan. Sehingga pengguna pun diharuskan juga men-download aplikasi dan software yang sangat kompatible dengan HW itu sendiri baik itu di android dan ios.

Kalau tanpa kedua opsi tersebut, mungkin bukan lagi disebut sebagai hardware wallet tapi tempat penyimpanan word mnemonic seed yang kelebihannya bisa menggenerate address dibanding dengan tool baja lainnya yang hanya sebagai tempat penyimpanan saja.

[1]. https://support.keyst.one/getting-started/sending-cryptocurrency

Banyak pengembang hardware wallet baru yang tidak berekspansi di forum ini, padahal forum ini sebagai komunitas awal yang sedikit banyak mempopulerkan ledger dan trezor. Harusnya mereka bisa melihat itu dan mulai dari sini dengan ngasih bounty review ke anggota forum tentang produk baru mereka.

Penyedia hardware wallet dari kompetitor lain semisal ColdCard bahkan menyediakan banyak opsi untuk koneksi ke device lain (meskipun sebagian opsinya dinonaktifkan secara default), hanya saja untuk aset yang disimpan benar-benar memang untuk para Bitcoin HODLer saja.

Untuk harga ColdCard dan Keystone saya lihat hampir mirip-mirip; Cost produksi seperti penyematan camera, finger print (versi pro) bisa jadi salah satu faktor yang menyebabkan harga Keystone masih relatif mahal, namun setahu saya masih dibawah harga dari Trezor T; Padahal Trezor T lebih sederhana dari sisi hardware, nampaknya menang populer di nama brand dan di komunitas.

Hmm, agak kurang sreg juga kalau dari pabriknya sudah dibatasi begitu. Ane merasa disediakan opsi bakal jadi lebih baik daripada dari sononya sudah tidak ada fiturnya, apalagi harganya juga mirip dengan kompetitor lain yang bisa jadikan airgap device atau bisa dikonekin ke internet sesuai keinginan penggunanya. Untungnya masih bisa export data transaksi lewat QR code ataupun microsd, kalau cuma ada satu metode transfer dan itu QR code yang kadang work kadang nggak, mungkin bisa jadi deal breakr buat banyak orang.

Mungkin karena memang bisa dilepas, karena saya lihat bisa pakai batere remote (AAA) sehingga kalau mungkin ada yang paranoid takut HW-nya connect ke electrical jadi bisa dimaklumi. HW kayak gini juga cocok untuk mereka yang gak mau sembarang konek ke PC karena di HW tersebut sudah difasilitasi full offline, tidak bisa konek ke wifi, tidak bisa pake bluetooth bahkan tidak bisa ke USB jadi setelah Sign, mungkin untuk broadcastnya pakai QR code. [1]

[1]. https://blog.keyst.one/keystone-hardware-wallet-feature-highlights-b18049320358

Nampaknya ada perbedaan prinsip antara perusahaan induk dari Cobo dengan Lixin Liu yang sebelumnya menjadi kepala tim yang mengembangkan bagian hardware wallet Cobo Vault.

Cobo yang awalnya (2017) mengembangkan 3 lini produk yang berbeda:

◌ Cobo Wallet — a centralized service for end-users
◌ Cobo Custody — a centralized service for enterprise users
◌ Cobo Vault — a cryptocurrency hardware wallet for decentralized users

dalam perkembangannya jadi lebih fokus ke Cobo wallet yang saat ini menjadi Coinbase (di China), dan alasannya tidak lepas dari perspektif bisnis yang berimbas ke minimnya pengembangan di bagian hardware wallet Cobo Vault.

Referensi: https://blog.keyst.one/leaving-cobo-to-continue-the-cobo-vault-legacy-29bb2f8f026e

Oalah, HW lama berarti ya om. Ane kira itu produk baru karena namanya barusan ane dengar. Apa perubahan namanya ada kaitannya dengan perubahan owner, atau cuma produknya dikembangin biar lebih menarik pasar dengan nama baru? Selisih harganya di marketplace lokal juga jauh sekali dengan harga resmi, mungkin peminatnya tidak sebanyak HW lain atau memang ongkir dan tarif mereka lebih mahal ya.

Belum punya mas. Di marketplace lokal saya lihat ada yang jual (pre-order) dikisaran harga 3 jutaan untuk Keystone yang Pro, selisih sekitar 1,2 jutaan dengan harga di situs resminya saat diskon di momen black friday (belum ongkos kirim dan pajak).

Setahu saya hardware wallet tersebut dulu namanya adalah Cobo Vault (untuk proses charge, baterainya mesti dilepas dulu).
https://bitcointalksearch.org/topic/m.55865564


Sumber gambar: https://www.cheapvcc.net/product/cobo-vault-pro/

Btw ada yang punya Keystone atau tertarik mau beli Keystone? Kayaknya deal Black Friday mereka masih ada, walau tinggal sisa beberapa jam. Ini wallet support baterai jadi bisa portabel, tapi ane belum lihat review dari user yang lain mengenai keamanan dari wallet itu sendiri. Sekilas sih terlihat fine, mereka juga nyediain repo kalau mau dicek https://github.com/KeystoneHQ.

Yup, pada akhir post saya sebelumnya tersebut disinggung pula Trezor (dengan menggunakan firmware Bitcoin only).

---

Kalaupun memang dikhususkan untuk menyimpan Bitcoin, sebaiknya menggunakan firmware tersebut, selain merupakan lightweight version, keuntungan lainnya mengurangi risiko bug atau masalah security-nya karena versi tersebut update regulernya lebih sedikit dibanding firmware versi universal.

Penggunaan firmware Bitcoin-only lebih menghemat space dari sisi penggunaan firmware, namun untuk app di HW Trezor, setahu saya tidak sebagaimana HW Ledger yang app-nya mesti melalui proses install lagi dan mengurangi space di hardware wallet-nya.

Kalaupun misalkan menggunakan firmware universal, untuk mengaktifkan Coin tertentu saja cukup dengan mengklik pilihan coin yang tersedia di Trezor Suite melalui menu Settings -> Crypto (sehingga muncul centang hijau di logo coin-nya).



Sementara itu untuk menambahkan Token tinggal masuk ke akun Coin "asal-nya" (yang mensupport token) kemudian pilih Add token.

Ada selain ColdCard, yaitu Trezor. Tapi sebenarnya (default) trezor adalah multi coin wallet juga, tapi saat ini wallet tersebut khusus saya gunakan hanya untuk nyimpan bitcoin, jadi bisa hemat space dan tidak membingungkan ketika masuk aplikasi suite (yang ada hanya tertampil bitcoin). Untuk mengubah trezor dari multi coin ke wallet hanya bitcoin; yaitu dengan meng-update firmware jadi Bitcoin-only firmware.

Sedangkan untuk nyimpan altcoin, saya ada khusus HW - ledger nano s, karena menurut saya HW tersebut lebih banyak altcoin-nya dari pada yang lain, dan karena bukan sebagai asset jangka panjang juga jadi hampir saya gunakan tiap hari untuk transaksi di p2p exchange (kadang swap di pancakeswap), jadi tidak seperti trezor (bitcoin) yang saya bikin benar-benar bikin beku. (apalagi btc lagi murah gini, pasti hampir tiap minggu nimbun btc transferan dari exchange ke trezor)

Kalau agan ingin beli Ledger untuk multicurrency mending beli Nano X sekalian gan. Sizenya lebih besar jadi bisa install lebih banyak app. Atau kalau agan punya HP android nganggur atau hp sejenis yang support wallet multi-chain, bisa dibuat jadi airgap wallet. Bisa juga make live OS seperti yang sudah pernah dibahas, dengan syarat agan punya PC untuk menjalankannya. Lebih murah tapi agak kurang fleksibel kalau agan sering bepergian.

Pemikiran tersebut diatas tidak sepenuhnya salah juga. Karena memang ada juga hardware wallet yang hanya menyimpan satu jenis aset kripto saja, semisal Bitcoin.
Salah satu contoh wallet yang cukup populer yang hanya untuk menyimpan Bitcoin saja adalah ColdCard (https://coldcard.com/) buatan salah satu hardware manufacturer: Coinkite.



Untuk ColdCard terbaru saat ini (Mk4), fitur koneksi ke device lain cukup banyak alternatifnya: USB-C, AirGap (menggunakan MicroSD), NFC, Virtual Disk.
https://coldcard.com/#section-connectivity.

Sementara itu, untuk HW Trezor pun saat ini bisa difungsikan mirip seperti ColdCard, opsinya bisa dibuat hanya untuk Bitcoin saja melalui pemilihan firmware yang digunakan ke Trezor-nya (https://trezor.io/learn/a/bitcoin-only-firmware-on-trezor). Pada contoh postingan saya sebelumnya diatas menggunakan tipe firmware universal.

Baru semalam saya menanyakan masalah wallet kepada abang @masulum melalui PM.


TL/DR: Mungkin hardware-wallet inilah jawaban yang tepat.
Selama ini otak saya hanya cuman ngebayangin jika hardware wallet bisa menyimpan satu jenis aset saja.

Setelah membaca https://www.ledger.com/supported-crypto-assets baru saya tau.

Ada yang pernah bilang kepada saya; "investasikan 3% dari nilai asetmu untuk melindungi hartamu dan dirimu"
Mirip dengan spanduk toko alarm macam ini,

---

Tetapi sedihnya, literasi di Indonesia biasanya adalah mengambil tindakan setelah ada kejadian.

Trezor: Firmware Installation Failed

Tadi pagi saya membuka Trezor Suite, ternyata ada update pada November 2022 ini untuk firmware Trezor T (versi 2.5.3) https://trezor.io/learn/a/firmware-changelog. Dan seperti yang sudah-sudah akan dimunculkan pengingat yang harus di centang untuk memastikan user benar-benar memiliki backup dari seed phrase wallet-nya sebelum lanjut meng-update firmware.

Ketika proses update berlangsung tiba-tiba di layar Trezor T muncul pesan "FATAL ERROR" seperti nampak berikut ini:

 

Asumsi saya kemungkinan karena koneksi via usb nya tadi sempat terganggu. Saya coba cabut dan dicolokkan lagi USB nya untuk dihubungkan ke Trezor suite ataupun Electrum tetap tidak bisa karena hardware wallet tidak bisa masuk ke akun dan berhenti pada tampilan seperti berikut:



Tertera mesti ke trezor.io/start, namun setahu saya saat ini Trezor sudah tidak merekomendasikan Trezor Wallet (berbasis web browser), jadinya saya coba cari cara memperbaikinya via Trezor Suite dengan kondisi Trezor T masih belum terdeteksi juga (termasuk di pengaturan/setting device).

Penasaran tadi coba klik akun wallet (kiri atas), ternyata disana Trezor T terdeteksi dengan status "Bootloader Mode".
Selanjutnya saya coba Refresh dan diarahkan untuk memulai setup lagi dari awal dengan mengikuti intruksi yang dimunculkan di Trezor Suite dan juga di HW Trezor T-nya.









Pelajaran yang bisa diambil:
Sewaktu-waktu hardware wallet bisa saja mengalami masalah baik dari software maupun dari hardware-nya, maka dari itu pastikan backup seed phrase aman dan bisa diakses untuk proses recovery ketika hal tersebut terjadi.

Awalnya saya mengira pengembang SecuX Nifty menyediakan lagi sejenis fitur enkripsi tambahan pada hasil dari recovery words di hardware wallet tersebut. Sementara yang saya ketahui di HW lain seperti Ledger Nano X atau Trezor tidak ada semacam enkripsi pada seed yang disupport-nya.

---

Bisa juga mereka punya type seed sendiri seperti Electrum, namun tetap men-support type seed lain kalaupun mau import dari wallet yang lain.
Sementara itu untuk yang sudah standar seperti BIP39 seed pastinya akan menghasilkan address yang sama selama opsi tipe address yang dipilih juga sama dan settingan derivation path-nya sesuai.

Apakah standard SecuX Nifty tidak umum?, kayak seed electrum?,

Misal punya 24 word BIP39 dari SecuX Nifty lalu diimpor ke ledger/trezor menghasilkan alamat yang berbeda?.
atau cuma pemakaian istilahnya saja, karena ada beberapa HW yang menjual keamanan bertameng militer, tapi standar umumnya sama kayak HW kebanyakan, cuma lapisan luar HW saja yang bersecurity ganda.