Topic: Info Fee Mempool Terupdate & Penjelasannya - page 3. (Read 6349 times)

Fee transaksi memang memiliki korelasi dengan pergerakan harga, dalam artian perubahan harga yang terjadi didalam market bisa memberikan imbas terhadap perubahan average fee transaksi. Pada umumnya disaat Harga mengalami kenaikan atau penurunan yang cukup drastis, maka hal tersebut akan cenderung memicu respon pasar dalam aktifitasnya membuat transaksi on-chain (keluar masuk exchange wallet). Sehingga pada saat traffic transaksi di jaringan Bitcoin meningkat (atau malah terjadi congestion), maka berpotensi memicu fee war.

Saya tidak menyangka kepanikan terjadi bukan hanya dimarket tapi juga dalam transaksi BTC saat harga mencapai ATH.
Contohnya saya melihat Mempool disaat harga BTC menyentuh  $69000 dan saya justru menemukan transaksi dengan fee yang sangat besar yaitu diatas $28k sats/vB dan sebenarnya bukan hanya itu saja tapi banyak lagi. Tapi saya memberikan contoh yang satu ini saja.

Tapi saya sempat khawatir bahwa fee btc akan naik kembali dengan pesat saat BTC mendapatkan hype seperti sekarang. Tapi kekhawatiran saya sepertinya hanyalah sebuah kekhawatiran saja. Karena ternyata fee Btc masih normal-normal saja bahkan pagi tadi juga sempat menyentuh 20 sats/vB. untuk sekarang fee transaksi btc adalah dikisaran harga seperti digambar ini dibawah. Tapi semoga saja fee btc tetap stabil dan tidak naik kembali seperti saat hype Ordinal atau semacamnya.

Biaya CPFP secara tidak langsung memang akan related dengan jumlah penerima (output address) namun untuk detail kalkulasinya seperti kutipan (https://en.bitcoin.it/wiki/Miner_fees) yang disinggung oleh Om Husna.

Misal : Si A ingin membuat Transaksi CPFP, menggunakan UTXO (output) dari Transaksi B. Dalam proses ini informasi yang perlu diketahui oleh si A bukanlah berapa banyak Output dari Transaksi B, namun hanya cukup dengan mengetahui ukuran vBytes transaksi B dan fee yang telah dibayarkan.

Berdasarkan data dari https://mempool.space/ , Fee transaksi untuk Medium Priority adalah 15 sat/vB

Transaksi B (status unconfirmed)
- Ukuran 500 vB
- Fee 0.000025 BTC (5 sat/vB)

Transaksi CPFP yang dibuat oleh si A
- Ukuran 300 vB
- Fee CPFP agar transaksi memenuhi kriteria Medium Priority (15 sat/vB) ??

Fee CPFP Transaksi A = ((vBytes TX A + vBytes TX B) * 15 sat) - 0.000025 BTC
Fee CPFP Transaksi A = (800 * 0.00000015) - 0.000025
Fee CPFP Transaksi A = 0.000095 BTC

Jadi agar Transaksi A dan Transaksi B memenuhi kriteria Transaksi Medium Priority (fee 15 sat/vB), maka total fee dari kedua transaksi tersebut harus bernilai 0.00012 BTC. Sehingga Fee yang mesti dibayarkan oleh si A pada transaksi CPFP yang dibuatnya adalah sebesar 0.000095 BTC. Kesimpulannya semakin besar total ukuran transaksi (Virtual Transaction Size) yang terlibat dalam proses CPFP (Child TX, dan jumlah Parent TX) maka akan semakin besar pula Fee yang harus dibayarkan agar seluruh transaksi tersebut mendapatkan prioritas untuk bisa masuk kedalam Block.

CPFP itu tergantung besaran sampeyan mau bumping berapa, semakin banyak ya semakin bagus. Dan itu juga gak tergantung sama output address lainnya, karena sampeyan ngebumping fee proses transaksi pada alamat sendiri bukan pada alamat induk (pengirim). Itu sama misal ngirim dari exchange ke dompet sendiri, exchange pasti ngirim berbarengan ke alamat lain, kalau sampeyan melakukan CPFP, alamat lain tentu tidak berdampak.

Sepemahaman saya, semua receiver mendapatkan benefit sehingga transaksi dari pengirim (parent) bisa lebih cepat mendapat konfirmasi, dan fee transaksi jadi ditanggung receiver yang melakukan CPFP tersebut.

Jumlah input dan output transaksi bisa mempengaruhi pada besaran file size dari transaksi, dan ini berpengaruh juga pada fee transaksi.

Yang melakukan CPFP hanya 1 address, sedangkan yang kena dampak adalah semua address Output yang ada gitu ya. Sedangkan jumlah BTC yang dibayar oleh address yang melakukan CPFP tersebut besarnya apakah dipengaruhi dari jumlah output address nya juga?

Sebagai contoh ada pembayaran dari sebuah kampanye signature, dan kebetulan bayaran tersebut dikirimkan dengan besaran fee yang tidak cukup tinggi. Lantas salah satu penerima (output address) melakukan CPFP. Apakah beban untuk menanggung biaya CPFP tersebut ada kaitannya jumlah penerima (output address)? Seperti semakin banyak output address , maka semakin besar fee yang harus di bayarkan oleh pihak yang melakukan CPFP.

Opsi CPFP memang merupakan penyelesaian yang bagus buat pihak penerima transaksi yang masih mengalami pending. Seperti halnya contoh transaksi diatas, dimana transaksi (parent) sebenarnya memiliki fungsi RBF, namun karena kemungkinan tidak ada upaya "bump fee" yang dilakukan oleh pemilik transaksi (parent), maka salah satu receiver dari transaksi (parent) tersebut berinisiatif untuk membuat transaksi CPFP yang benefitnya juga dirasakan oleh receiver lainnya  .

Ya, jika transaksinya memiliki banyak output dan pada salah satunya (pada contoh di atas adalah change address) masih ada sisa aset Bitcoin yang cukup dan memungkinkan untuk CPFP, maka itu bisa saja dilakukan bump fee dari output tersebut.

Contoh salah satu transaksi yang memiliki banyak output:,
https://mempool.space/tx/5bca36934e647e606f58674c1491286130c9dbb50a01bab910e1242e698dd0fb



dan salah satu user menggunakan output-nya untuk melakukan CPFP:
https://mempool.space/tx/3a5978099ea12d161f7f3b9901010c9ee4959d142ce0842ff8a8b36048661117

Kesalahan persepsi terkait CPFP pada suatu transaksi yang dikirimkan ke Exchange, adalah banyak yang mengira jika proses CPFP tidak akan bisa dilakukan jika penerima transaksi adalah Exchange. Hal ini memang tidaklah sepenuhnya salah, karena untuk sebuah kondisi dimana transaksi hanya memiliki 1 output, yakni hanya ke address Exchange, maka kecil sekali kemungkinan bagi pihak Exchange terkait untuk mau melakukan proses CPFP.

Sementara jika transaksi yang dikirimkan ke Exchange tersebut memiliki 2 Output (atau lebih) yang salah satu outputnya merujuk ke Change Address sebagaimana proses pengembalian sisa UTXO yang digunakan, maka bagi pihak pengirim transaksi juga bisa melakukan CPFP dengan cara menggunakan Output (Change Address) sebagai Input transaksi CPFP.

Contoh : Alice mengirimkan 1 BTC ke wallet Exchange miliknya dengan nilai Fee transaksi yang sangat kecil (anggap saja 100 satoshis) dan dia lupa untuk mengaktifkan fungsi RBF saat mengirimkan transaksi tersebut. Sementara Input (UTXO) yang digunakan pada transaksi tersebut memiliki value sebesar 2 BTC.

Transaksi tersebut jika dideskripsikan adalah sebagai berikut :
- Input = 2 BTC
- Output 1 (exchange wallet) = 1 BTC
- Output 2 (change address) = 2 - 1 - 0.000001 = 0.999999 BTC

Pihak yang bisa melakukan CPFP :
1. Exchanger dengan menggunakan Output 1
2. Alice dengan menggunakan Output 2

Ya kemungkinan besar transaksi yang dilakukan menggunakan wallet yang tidak secara default fitur RBF-nya aktif, atau menggunakan wallet-wallet sejenis yang mas husna pakai sebelumnya di atas. Kalau wallet khusus bitcoin biasanya akan secara default aktif sehingga memudahkan pengguna. Atau bisa juga banyak transaksi dari exchange ke wallet pribadi, dimana biasanya exchange tidak begitu memperhatikan fitur tersebut karena fee yang mereka pakai selalu besar.

Tidak sedikit juga user yang masih menggunakan wallet yang tidak memiliki fitur RBF atau kalaupun misal ada fiturnya namun lupa untuk mengaktifkannya*, sehingga ketika user tersebut bertransaksi dan ternyata stuck, mereka tidak memiliki pilihan lain untuk bump fee apalagi kalau si penerima juga tidak memungkinkan untuk melakukan proses CPFP (semisal exchange).

Dulu saya pengguna wallet imToken (tidak memiliki fitur RBF) dan pernah mengalami stuck pada transaksi hingga berhari-hari ketika mengirim BTC ke deposit address di exchange. Tidak bisa bump fee meskipun seed wallet diimport ke wallet yang support RBF sekalipun, karena transaksi sedari awal sudah non-RBF.

Jadi opsi menggunakan TX accelerator, masih jadi alternatif bagi sebagian user seperti diatas meskipun untuk yang versi berbayar bisa lebih mahal.

---

* Contoh pada block 831437, masih banyak transaksi yang statusnya RBF disabled:



Sumber: https://mempool.space/block/00000000000000000001594dc0b8d8ef03a709eece0cfef1e7b92b7841600996

Jelas lebih mahal jika dibandingkan dengan menggunakan metode RBF maupun CPFP. Namun biasanya yang mendasari orang menggunakan Transaction accelerator adalah karena transaksi tersebut dibuat tanpa adanya opsi RBF dan pembuat transaksi maupun penerima transaksi tidak memiliki akses untuk melakukan CPFP. Sehingga untuk kondisi yang mendesak (Transaksi yang bersifat urgent) maka pilihannya ya menggunakan TX Accelerator.

Jika transaksi yang belum mendapatkan konfirmasi memiliki fungsi RBF atau sang pengirim maupun penerima memiliki akses untuk melakukan CPFP, paling TX Accelerator yang dilirik hanyalah yang layanannya gratis, dan semisalpun tidak kunjung mendapatkan konfirmasi Block, maka transaksi tersebut bisa diperform dengan RBF maupun CPFP.

Senada dengan postingan mas abhi di atas, mereka (accelerator) itu juga terkadang ada beberapa yang kerjaannya miner, sehingga sekalian buka job sebagai accelerator, atau bisa juga hanya sebagai jasa yang menjual service, sedangkan yang kerja tetap si miner di belakang mereka. Kalau soal biaya ya jelas lebih mahal pakai accelerator dibanding bumping fee sendiri, karena mereka ada tambahan jasa-nya. Oleh karena itu harus teliti dulu sebelum mengirim bitcoin, upayakan untuk selalu meng-enablekan fitur RBF secara default di non custody wallet

Rata-rata fee transaksi Bitcoin yang saya lihat di https://mempool.space/ barusan ada di bawah 20 sat/vB dengan antrian TX yang belum terkonfirmasi di atas 140,000:



Sumber: https://mempool.space/

Saya coba bandingkan dengan rata-rata fee transaksi litecoin saat ini:



Sumber: https://litecoinspace.org/

Nampak seperti contoh di atas, memang fee nya lebih murah pada jaringan lain selain Bitcoin; Namun, lihat jumlah TX yang masih antri (belum terkonfirmasi) dan juga jumlah TX pada setiap block yang sudah mendapat konfirmasi, nampak perbedaan yang cukup jauh juga.

Dengan kata lain, kepadatan transaksi juga bisa memicu user yang bertransaksi untuk berlomba memberikan fee lebih agar transaksinya cepat di konfirmasi.

Pada umumnya cara kerja sebuah layanan TX Accelerator adalah memasukkan Transaksi secara manual kedalam kandidat block yang mereka buat (atau oleh Node mining yang bekerjasama dengan layanan tersebut). Sehingga pada saat kandidat Block tersebut berhasil menjadi sebuah Block yang valid, transaksi yang sebelumnya di pick-up secara manual tersebut juga akan mendapatkan konfirmasi.

Kecepatan TX Accelerator bervariasi, terutama yang jenis layanannya free akan sangat tergantung pada kuota yang disediakan oleh layanan dan berapa besar prosentase dari antrian TX yang akan diputuskan bakal di pick-up kedalam kandidat Block yang sedang layanan itu buat. Sementara untuk yang jenis layanannya berbayar, biasanya tergantung pada Hash Power yang dimiliki oleh layanan tersebut dan berapa banyak antrian TX. Semisal sebuah layanan TX Accelerator memiliki hashpower 20% dari Global Hashrate yang ada, maka secara teori rata-rata waktu yang bisa dibutuhkan untuk membuat Block valid adalah sekitar 50 Menit.

Biaya layanan TX Accelerator yang berbayar juga bervariasi, namun secara umum (seperti halnya rates yang dipatok oleh F2Pool dan Binance Pool) biayanya adalah sekitar 0.000008 BTC per byte dari ukuran Transaksi (ukuran transaksi secara komulatif). Ukuran transaksi komulatif adalah ukuran total dari transaksi yang di accelerate dan transaksi-transaksi lain (yang belum terkonfirmasi) yang menjadi referensi dari transaksi yang di accelerate tersebut (jika ada).

Contoh : TX A (size 200 bytes) adalah transaksi yang di accelerate menggunakan TX  Accelerator dan memiliki input yang menggunakan output dari TX B (size 250 bytes) yang sama-sama juga belum mendapatkan konfirmasi Block. Sementara Input dari TX B adalah output dari TX C (size 300 bytes) namun sudah mendapatkan konfirmasi Block.

Maka untuk estimasi biaya layanan TX Accelerator = 0.000008 BTC * (Size TX A + Size TX B)
= 0.000008 BTC * (200 bytes + 250 bytes)
= 0.0036 BTC

Sebenarnya cara kerja accelerator itu gimana si gan? Kalo RBF kan kita menambah fee sehingga itu logis bagi saya karena kita sendiri yang membah biaya, tapi kalo accelerator itu kita membayar pihak ke tiga kan? Apakah mereka adalah para miner yang bisa membosting transaksi atau gimana gitu cara kerjanya gan? Kalo lihat biaya accelerator di mempool juga kayaknya mahal banget, masih mending kita menambah fee dengan model RBF

Pakai accelerator juga tidak menjamin btc yang kita kirim cepat nyampai, terkadang provider accelerator menitipkan lagi tx tersebut ke pihak lain, jadi terkesan hanya sebagai vendor pihak ke tiga saja. Kalau mau aman dan cepat nyampai pakai accelerator service yang berbayar. Kalau pakai gratisan ya jangan berharap banyak. Accelerator berbayar pun terkadang masih menempatkan ke antrian selanjutnya jika fee yang dipakai minimum.

Nah iya bener banget Om. Mungkin saat sebelum fee mengalami lonjakan sebagian besar termasuk saya masih belum merasakan dari perbedaan yang dirasakan dari menggunakan Segwit atau bukan. Tapi setelah lonjakan hadir kita mungkin jadi lebih belajar banyak. Bahkan yang awalnya asing dengan Accelerator juga mulai belajar tentang accelerator. apalagi transaksi yang tidak bisa memakai RBF dan nyangkut cukup lama maka Accelerator menjadi solusi saat itu. Intinya banyak banget pelajaran yang bisa diambil.  

Iya sih Om. Semoga saja fee tetap murah seperti sekarang. Karena bahkan saat saya menulis ini fee berada di sekitar 13 sats/vB. Semoga saja bisa balik seperti dulu dibawah 10 sats/vB.   soalnya walaupun fee terasa murah yang sekarang. Tapi ketika melakukan transaksi jumlah besar tetap saja masih terasa berat jika harus membandingkan dengan jaringan lain.

Tergantung pembandingnya juga, karena sebelum ini fee transaksi cukup 'mahal' bahkan sampai ratusan sat/vB tentunya dengan rate saat ini dibawah kisaran 20 sat/vB akan dianggap sudah cukup murah. Karena transaksi menggunakan Bitcoin ini bersifat universal dan tidak dibatasi pada wilayah negara manapun, dengan rata-rata fee tersebut bisa saja terasa lebih murah lagi jika dibandingkan dengan transaksi model pembayaran lain yang menggunakan fiat.

Kalo dibandingkan dengan masa-masa dimana ordinal hypenya melambung tinggi maka average fee saat ini bisa dianggap murah, karena untuk Transaksi kecil nilai fee yang dibayarkan masih dalam taraf yang masuk akal (nilai fee transaksi masih berada dibawah nominal transaksi). Berbeda halnya pada saat masa-masa fee tinggi, ambil contoh : untuk mengirimkan transaksi kecil (anggap 100 Ribu) diharuskan untuk membayar fee transaksi dengan nilai 200rb s/d 800rb.

Namun dari pengalaman yang dirasakan saat fee transaksi berada dalam level tinggi, terasa banget manfaat dari adanya transaksi Segwit karena untuk sebuah transaksi yang sifatnya urgent bisa dilakukan penghematan dengan nilai yang cukup signifikan dalam pemangkasan fee. Contoh untuk sebuah transaksi (non-segwit) dengan 2 input dan 2 output dan fee rates 100 sats/vB maka kisaran fee yang harus dibayarkan buat transaksi tersebut adalah 0.000374 BTC ( atau sekitar 306 Ribu), sementara jika yang dibuat adalah Transaksi segwit (dengan jumlah input dan output yang sama) maka kisaran fee yang dibayarkan hanyalah sekitar 0.00021 BTC (172 Ribu).