Ada dua poin yang saya titipkan kepada OP untuk mencari jawaban atas kasus ini. Apa penyebab mereka diusir dari Myanmar dan siapa UNHCR serta peran dan fungsi mereka terhadap pengungsi yang mereka tangani.
Mereka datang ke negara kita lewat laut. Sampai ke negara kita mereka mencari tempat tinggal dengan makan dan minum ditanggung.
Mereka dikatakan mengimani agama Islam. Hasil yang mengejutkan sebagian besar dari mereka tidak tahu kalimat dua syahadat untuk diucapkan.
Mereka disebut tersesat sehingga terdampar di beberapa titik di negara kita. Kenapa mereka selalu tersesat untuk jangka waktu yang berturut-turut. Sedangkan laut kita dijaga dengan ketat.
Persoalan ini bukan untuk hari ini, tetapi untuk masa depan generasi bangsa kita. Jangan sampai terjadi seperti konflik sirael.
Jika mereka umat islam yang memiliki adab yang baik maka tentu warga aceh juga akan menyambut mereka dengan baik. karena saya tahu orang-orang aceh adalah orang-orang yang tegas dalam hal agama. Dan saya pikir itu adalah sikap yang wajar dan bahkan patut diapresiasi.
Saya pribadi berharap pemerintah lebih serius menangani masalah ini. Karena jika pengungsinya sedikit maka itu memang bisa dibantu oleh warga aceh dan itupun jika mereka memiliki rasa tahu berterima kasih dan taat peraturan disana. Kalau ini masalahnya adalah pengungsi tersebut terus berdatangan seolah memang sudah memiliki jadwal aja kedatangannya.
Dan sejak sejak pertengahan November 2023 hingga 1 desember 2023 lalu
pengungsi rohingya yang datang ke indonesia telah mencapai kurang lebih 1.543 orang jika berdasarkan data yang diambil dari Data itu diperoleh dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) per tanggal 10 desember.
(Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231213141254-20-1036757/update-jumlah-total-pengungsi-rohingya-dan-sebaran-penampungan-di-aceh)
Saya juga kasihan kepada mereka. Tapi jika pengungsi terus bertambah maka saya rasa itu memang menimbulkan kekhawatiran tersendiri dalam jangka panjang.