Pages:
Author

Topic: Kesalahan Umum Trading Aset Crypto - page 4. (Read 1483 times)

sr. member
Activity: 2030
Merit: 306
April 16, 2022, 11:12:05 PM
#54
Saya sependapat dengan agan.
Dan untuk USDT saya pikir lebih cocok untuk staking aja itupun kalau memang punya dana yang besar kalau dana kecil tidak akan berasa. Dan harus dana yang benar-benar simpanan bukan untuk digunakan dalam waktu dekat. Karena trading ataupun staking Usdt tidak menawarkan keuntungan besar.

Staking USDT tidak terlalu besar keuntungan yang diberikan, daripada staking USDT mending deposito atau reksadana sekalian karena hampir semua exchange yang support staking USDT hanya memberikan 10% APY setiap tahunnya, dalam arti kata hampir sama dan hanya selisih beberapa persen saja dari deposito bank atau reksadana. Kalau staking lebih bagus di koin yang bisa memberikan APY diatas 40% atau kalau dibawah angka tersebut mending modal digunakan untuk trading saja. Bahkan keuntungan jauh lebih besar trading daripada staking namun tetap waktu yang tepat kapan harus membeli dan menjual koin yang kita tradingkan.
hero member
Activity: 784
Merit: 732
April 16, 2022, 09:32:47 PM
#53
-snip-
Saran aja, agar lebih aman adalah trading pakai koin ISDT yang mana itu adalah koin yang stabil harganya. Sehingga ga kaget banget kalau ada penurunan harga. ok semoga sukses dan berkah rezekinya.
Trading USDT jika pair dengan IDR, ini tidak akan memberikan profit yang maksimal. Jika memang takut dengan volatilitas kripto, ya mending forex atau saham sekalian jauh lebih aman. Sejatinya, kalau membeli token atau koin yang sudah memiliki pasar yang besar seperti BTC, ETH dan sebagainya yang tersedia diberbagai centralized exchange, seharusnya sudah aman. Namun, kalau asal beli seperti yang Anda ceritakan pada koin/token meme yang baru launching, ini memang tidak disarankan jika tidak siap dengan kerugiannya, karena potensi koin/token tersebut mati sangat besar.
Saya sependapat dengan agan.
Dan untuk USDT saya pikir lebih cocok untuk staking aja   itupun kalau memang punya dana yang besar kalau dana kecil tidak akan berasa dan harus dana yang benar-benar simpanan bukan untuk digunakan dalam waktu dekat. Karena trading ataupun staking Usdt tidak menawarkan keuntungan besar.
legendary
Activity: 2198
Merit: 1592
hmph..
April 16, 2022, 04:50:53 PM
#52
-snip-
Saran aja, agar lebih aman adalah trading pakai koin ISDT yang mana itu adalah koin yang stabil harganya. Sehingga ga kaget banget kalau ada penurunan harga. ok semoga sukses dan berkah rezekinya.
Trading USDT jika pair dengan IDR, ini tidak akan memberikan profit yang maksimal. Jika memang takut dengan volatilitas kripto, ya mending forex atau saham sekalian jauh lebih aman. Sejatinya, kalau membeli token atau koin yang sudah memiliki pasar yang besar seperti BTC, ETH dan sebagainya yang tersedia diberbagai centralized exchange, seharusnya sudah aman. Namun, kalau asal beli seperti yang Anda ceritakan pada koin/token meme yang baru launching, ini memang tidak disarankan jika tidak siap dengan kerugiannya, karena potensi koin/token tersebut mati sangat besar.
full member
Activity: 641
Merit: 106
April 16, 2022, 01:19:27 PM
#51
Apa yang anda sebutkan memang betul, termasuk yang parah adalah kurangnya ilmu, asal coba coba saja. Walau dengan uang dan dingin, namun ilmu yang ga ada, hanya modal melihat teman atau sekilas saja dengan prinsip beli di harga turun dan jual diharga tinggi. Anehnya mereka grogi, sering saya ketawa melihat postingan orang jualan krypto yang kemudian merasa dirinya menyesal beli koin itu.
Saran aja, agar lebih aman adalah trading pakai koin ISDT yang mana itu adalah koin yang stabil harganya. Sehingga ga kaget banget kalau ada penurunan harga. ok semoga sukses dan berkah rezekinya.
legendary
Activity: 2352
Merit: 2049
March 28, 2022, 08:07:40 PM
#50
Mood jelek atau tidak bagus juga mempengaruhi untuk mengeksekusi token atau coin lain, saya pernah melakukan kesalahan itu ketika membeli coin meme di harga pucuk di saat sedang ribut dengan pacar, mungkin itu sebagai luapan emosi yang tidak terlapiaskan sehingga bentuk pelampiasan lainnya di coin tersebut. Padahal saya tahu bener kalau itu salah tapi tetap dilakukan.
ini bukan rahasia umum lagi mas, mood jelek sungguh mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan...

saya sudah belajar dari pengalaman, ketika memiliki masalah keluarga atau lagi 'datang tamu bulanan' maka saya tidak bakal melakukan trading ataupun bermain slot, itu sungguh mempengaruhi pengambilan keputusan saya, lebih baik saya tunggu dulu hingga mood saya kembali membaik.
hubungannya slot?, entah apa ada kecocokan juga mood dengan main gambling?. karena berdasarkan pengalaman, main slot cuma nekan tombol roll doang tanpa narik garis chart atau analisa trend seperti yang biasa dilakukan trading.

tapi karena mengikuti dan mendukung  fansnya sebagian lagi adalah pendatang lama yang mungkin salah analisis sehingga tidak bisa mendapatkan peluang, atau juga termakan oleh HYPE
Bisa jadi bukan pendatang lama yang profesional, soalnya kalau memang orang lama tidak akan jatuh ke dalam lubang yang sama,

Intinya kalo beli gak perlu buru-buru, mending gak beli daripada beli rugi.
Mungkin karena saya sudah termakan kompor pada chat box exchange, sales di sana ngeri-ngeri, bahkan sampai ada yang bersumpah atas nama Tuhan kalau beli coin ini atau itu akan naik 2-3 x lipat dalam waktu 1 jaman. setidaknya ini dijadikan pengalaman, biar kedepan tidak ada perulangan yang sama.
legendary
Activity: 2198
Merit: 1086
Free Bitcoins Every Hour!
March 28, 2022, 07:51:34 PM
#49
Mood jelek atau tidak bagus juga mempengaruhi untuk mengeksekusi token atau coin lain, saya pernah melakukan kesalahan itu ketika membeli coin meme di harga pucuk di saat sedang ribut dengan pacar, mungkin itu sebagai luapan emosi yang tidak terlapiaskan sehingga bentuk pelampiasan lainnya di coin tersebut. Padahal saya tahu bener kalau itu salah tapi tetap dilakukan.
Sudah tau salah, tetap digas ya.  Cheesy
Memang sebaiknya jangan trading dulu kalau mood buruk. Apalagi ngincarnya koin meme dan di harga pucuk lagi, 100 persen high risk.  Grin
Saya agak bedakan prioritas ketika membeli dan menjual. Ketika membeli, saya lebih berhati-hati karena timing entry itu kunci penentuan target jual. Jika itu di top, pasti target rasionalnya nanti gak bakal terlalu jauh dengan rate beli. Jangan sampe hype habis dan harga mulai bergerak ke arah koreksi. Bisa saja gak kembali lagi ke kisaran rate yang kita beli. Saya juga punya beberapa koin meme yang dah hilang hypenya, al hasil cmn jadi pajangan di wallet ato nunggu keajaiban naik lagi. Itu juga gegara emosi labil belinya dulu.  Cheesy  Intinya kalo beli gak perlu buru-buru, mending gak beli daripada beli rugi. Berbeda dengan ketika menjual, asalkan profit aman saya kadang pasang target wajib terjual ketika lagi pump. Next koreksi bisa beli lagi, modal gak stuck di situ aja.
full member
Activity: 1134
Merit: 167
March 28, 2022, 06:34:03 PM
#48
dan untuk tahun sekarang dengan banyaknya artis membuat token,banyak para invesman crypto jatuh pada

3. Fomo karena berita yang beredar tanpa memikiran apa yang terjadi langsung asal terjun saja.
  saya lihat kebanyakn dari mereka adalah pendatang baru bukan

3. Fomo Karena banyak melihat sosial media dan berita berita yang sebenarnya belom terjadi.
tapi karena mengikuti dan mendukung  fansnya sebagian lagi adalah pendatang lama yang mungkin salah analisis sehingga tidak bisa mendapatkan peluang, atau juga termakan oleh HYPE
sr. member
Activity: 2044
Merit: 329
March 27, 2022, 01:45:52 PM
#47
Mood jelek atau tidak bagus juga mempengaruhi untuk mengeksekusi token atau coin lain, saya pernah melakukan kesalahan itu ketika membeli coin meme di harga pucuk di saat sedang ribut dengan pacar, mungkin itu sebagai luapan emosi yang tidak terlapiaskan sehingga bentuk pelampiasan lainnya di coin tersebut. Padahal saya tahu bener kalau itu salah tapi tetap dilakukan.
ini bukan rahasia umum lagi mas, mood jelek sungguh mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan...

saya sudah belajar dari pengalaman, ketika memiliki masalah keluarga atau lagi 'datang tamu bulanan' maka saya tidak bakal melakukan trading ataupun bermain slot, itu sungguh mempengaruhi pengambilan keputusan saya, lebih baik saya tunggu dulu hingga mood saya kembali membaik.
legendary
Activity: 2352
Merit: 2049
March 26, 2022, 08:29:35 PM
#46
Sejauh saya trading konsisten sama manajemen resiko dan kontrol emosi adalah hal yang menurut saya sulit di lakukan. Butuh waktu lama untuk bisa menerapkan itu. Apalagi mengenai manajemen resiko karena perlu analisis teknikal dan fundamental untuk mensuport sebuah keputusan yang kita perbuat. Seperti penentuan SL untuk menghindari kerugian, banyak yang berkata jangan lebih dari 7%-10%. Kemudian Emosi mengenai takut ketinggalan kereta, ingin segera dapat mengembalikan kerugian, juga kadang menjadi senjata makan tuan. Jadi kontrol emosi dan manajemen resiko bila sudah paham dan mampu menerapkan saya pikir semua bisa trading dengan enjoy. 

Bener Om, selain manajemen resiko kunci sukses trading lainnya adalah kontrol emosi, dan hal ini memang susah banget untuk dilakukan, terlebih jika saat melakukan aktifitas trading mood kita sedang tidak bagus (terpengaruh hal lainnya) sehingga jika seperti itu kondisinya lebih baik memang tidak memaksakan untuk trading (lebih bagus lagi kalo tidak melihat market samasekali), karena disaat mood jelek / emosi labil biasanya kita jadi mudah terpancing dan bisa saja mengambil keputusan yang seharusnya tidak dilakukan.

Mood jelek atau tidak bagus juga mempengaruhi untuk mengeksekusi token atau coin lain, saya pernah melakukan kesalahan itu ketika membeli coin meme di harga pucuk di saat sedang ribut dengan pacar, mungkin itu sebagai luapan emosi yang tidak terlapiaskan sehingga bentuk pelampiasan lainnya di coin tersebut. Padahal saya tahu bener kalau itu salah tapi tetap dilakukan.
legendary
Activity: 2212
Merit: 2228
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
March 26, 2022, 09:32:45 AM
#45
Sejauh saya trading konsisten sama manajemen resiko dan kontrol emosi adalah hal yang menurut saya sulit di lakukan. Butuh waktu lama untuk bisa menerapkan itu. Apalagi mengenai manajemen resiko karena perlu analisis teknikal dan fundamental untuk mensuport sebuah keputusan yang kita perbuat. Seperti penentuan SL untuk menghindari kerugian, banyak yang berkata jangan lebih dari 7%-10%. Kemudian Emosi mengenai takut ketinggalan kereta, ingin segera dapat mengembalikan kerugian, juga kadang menjadi senjata makan tuan. Jadi kontrol emosi dan manajemen resiko bila sudah paham dan mampu menerapkan saya pikir semua bisa trading dengan enjoy. 

Bener Om, selain manajemen resiko kunci sukses trading lainnya adalah kontrol emosi, dan hal ini memang susah banget untuk dilakukan, terlebih jika saat melakukan aktifitas trading mood kita sedang tidak bagus (terpengaruh hal lainnya) sehingga jika seperti itu kondisinya lebih baik memang tidak memaksakan untuk trading (lebih bagus lagi kalo tidak melihat market samasekali), karena disaat mood jelek / emosi labil biasanya kita jadi mudah terpancing dan bisa saja mengambil keputusan yang seharusnya tidak dilakukan.
hero member
Activity: 1400
Merit: 770
March 25, 2022, 11:08:19 AM
#44
Makanya dalam trading perlu adanya manajemen resiko, sehingga agan memiliki antisipasi atas kondisi yang diluar ekspetasi. Dengan manajemen resiko agan jadi memiliki kontrol, semisal berapa lama harus diposisi Hodl, dan sampai level harga berapa harus melakukan cut-loss (dan bisa juga melakukan buy the dip setelahnya).

Sejauh saya trading konsisten sama manajemen resiko dan kontrol emosi adalah hal yang menurut saya sulit di lakukan. Butuh waktu lama untuk bisa menerapkan itu. Apalagi mengenai manajemen resiko karena perlu analisis teknikal dan fundamental untuk mensuport sebuah keputusan yang kita perbuat. Seperti penentuan SL untuk menghindari kerugian, banyak yang berkata jangan lebih dari 7%-10%. Kemudian Emosi mengenai takut ketinggalan kereta, ingin segera dapat mengembalikan kerugian, juga kadang menjadi senjata makan tuan. Jadi kontrol emosi dan manajemen resiko bila sudah paham dan mampu menerapkan saya pikir semua bisa trading dengan enjoy. 
legendary
Activity: 2464
Merit: 1703
Blackjack.fun
March 25, 2022, 02:07:39 AM
#43
-snip-
Long term hold pun tidak ada jaminan bakal nyentuh target yang sampean inginkan. Kalo punya target 50% tapi naik cuma 30% ya ini sih tergantung plan B plan Cnya sampean. 30% kalo cuma dalam jangka pendek sih kalau saya ya saya sikat, tentu saja dengan melihat kondisi marketnya saat naik 30% itu gimana. Kalau masih ada tanda2 bagus ya tunggu bentar...

Emang gak ada jaminan, tetapi jika startegi dari awal investasi yang dilakukan untuk long term dan rasio keuntungan harus 50% keatas maka tidak masalah untuk tetap menahan, asal uang yang digunakan untuk investasi adalah uang bebas, bukan uang dapur atau uang yang dibutuhkan nanti.
Kalopun ada plan B itu masih termasuk Mid Term atau shor term karena akan ada perubahan berapa rasio keuntungan yang paling minim. 30% keuntungan memang sudah cukup besar.

Beberapa kesalahan orang ketika strategi investasi yang dilakukan tidak sesuai atau dilanggar sendiri. Seperti yang dikatakan oleh agan @abhiseshakana, harus ada manajemen resiko agar tahu parameternya, tahu batasannya agar tidak mengganggu startegi yang sudah dibuat dan tetap dalam kontrol.
 
legendary
Activity: 2212
Merit: 2228
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
March 24, 2022, 09:59:10 AM
#42
Kalo karena kita pengen ambil profit di 20% tapi ternyata harga nggak turun turun tapi malah naik gimana tuh gan Roll Eyes Roll Eyes. Terkadang ekspetasi kita terhadap market sangat berbeda ketika kita ingin profit 50% tapi ternyata naiknya cuman 30% alhasil memang lebih baik long term hold.

Makanya dalam trading perlu adanya manajemen resiko, sehingga agan memiliki antisipasi atas kondisi yang diluar ekspetasi. Dengan manajemen resiko agan jadi memiliki kontrol, semisal berapa lama harus diposisi Hodl, dan sampai level harga berapa harus melakukan cut-loss (dan bisa juga melakukan buy the dip setelahnya). Memang yang menentukan parameter di manajemen resiko adalah agan sendiri, tapi jika acuannya tetap pada Risk Reward Ratio pada umumnya, maka agan bisa terhindar dari kerugian yang besar dan tentunya tetap memiliki kesempatan untuk kembali mendapatkan profit.
legendary
Activity: 3024
Merit: 1308
March 24, 2022, 08:16:03 AM
#41
Kalo karena kita pengen ambil profit di 20% tapi ternyata harga nggak turun turun tapi malah naik gimana tuh gan Roll Eyes Roll Eyes.

Ya kalo ga turun2 kan berarti targetnya lebih gampang tercapai. Kalau sampean cuma target 20% ya udah jual aja beberapa saat udah menyentuh targetnya dan keep yang lain buat harga yang lebih tinggi. Gitu aja kok repot cling.... Cheesy Cheesy

Terkadang ekspetasi kita terhadap market sangat berbeda ketika kita ingin profit 50% tapi ternyata naiknya cuman 30% alhasil memang lebih baik long term hold.

Long term hold pun tidak ada jaminan bakal nyentuh target yang sampean inginkan. Kalo punya target 50% tapi naik cuma 30% ya ini sih tergantung plan B plan Cnya sampean. 30% kalo cuma dalam jangka pendek sih kalau saya ya saya sikat, tentu saja dengan melihat kondisi marketnya saat naik 30% itu gimana. Kalau masih ada tanda2 bagus ya tunggu bentar...
legendary
Activity: 2352
Merit: 2049
March 24, 2022, 08:10:10 AM
#40
Kalo karena kita pengen ambil profit di 20% tapi ternyata harga nggak turun turun tapi malah naik gimana tuh gan
kalau harganya naik berarti opitnya naik juga dong, tidak serta merta harus sesuai  20% lalu nunggu dulu harga biar sesuai target.  kalau saya akan menimati sekali surplus tersebut.

Terkadang ekspetasi kita terhadap market sangat berbeda ketika kita ingin profit 50% tapi ternyata naiknya cuman 30% alhasil memang lebih baik long term hold.
Saya tidak paham teknikal, tapi kalau sudah opit 30% menurut saya itu sudah besar, tentu saya akan ambil 30% tersebut. Ini dalam artian trading mid term (1-2 tahun), kalau untuk jangka panjang (long term), itu sudah lain lagi beli hari ini jualnya 10 tahun akan datang.
newbie
Activity: 11
Merit: 0
March 24, 2022, 05:41:48 AM
#39
Kalo karena kita pengen ambil profit di 20% tapi ternyata harga nggak turun turun tapi malah naik gimana tuh gan Roll Eyes Roll Eyes. Terkadang ekspetasi kita terhadap market sangat berbeda ketika kita ingin profit 50% tapi ternyata naiknya cuman 30% alhasil memang lebih baik long term hold.
full member
Activity: 1050
Merit: 109
1xBit.. recovered their reputation
March 23, 2022, 07:24:26 PM
#38
Newbie stok jaman old Cheesy

Satu hal lainnya yang mungkin sering dilakukan namun sebenarnya berpengaruh terhadap pshycologi seseorang. Namun ini masih asumsi saya pribadi, bisa jadi sama atau tidak. Ketika seseorang aktif dalam trading, usahakan tidak mempublikasikannya dan bersikap rendah hati untuk terus menggali informasi dan pengetahuan baru. Karena selama diri terus menunjukkan siapa aku? Biasanya itu seperti boomerang di masa depan.
saya setuju dengan ini gan, sikap rendah hati harus kita implementasikan dalam segala aspek kehidupan pribadi terutama sosial

mereka yang sering pamer (atau yang pernah di sebut agan mu_enrico = pamer alat kelamin) bakal kena batunya di masa depan, ketika berada di bawah maka orang orang yang pernah mendengar omongan langitnya bakal menghujatnya dan meremehkannya

kalo jadi trader itu (mau untung atau rugi) lebih baik tetap low profile aje
legendary
Activity: 2352
Merit: 2049
March 23, 2022, 03:44:12 AM
#37
Dari sekian banyak trader pemula yang pernah saya temui baik yang pernah datang kerumah atau yang hanya tanya via chat pribadi, yang banyak saya temui trader pemula yang sering melakukan Entry All-In yakni keseluruhan modal mereka untuk buy semua, tanpa adanya sisa balance untuk cadangan backup - dalam kamus trading saya apabila terjadi crash market yang paling penting itu kan meminimalisir kerugian, dengan salah satu cara yaitu backup beli lagi ketika terjadi penurun harga tersebut.

kalo misal gak ada balance untuk backup kalo terjadi crash, saya pastikan trader pemula tersebut kena mental. di ambang dua pilihan mengerikan yaitu Cutlose atau Hold Keras.

Saya termasuk di bagian itu Entry All-In, pada 2019. Namun ya memang nasib lagi mujur karena planningnya untuk jangka panjang, jadi ya opit di 2021.

Tapi jujur, Saya pernah begitu perihnya antara kedua pilihan itu ketika pegang shitcoin, yang akhirnya cutlose akibat pengaruh kompor.

Namun semua tergantung individu masing - masing dalam memilih berapa jenis koin yang akan ditradingkan, kalau saya lebih fokus satu koin dan tetap menyisakan dana cadangan sekitar 30% jika tiba2 harga turun kembali.

Saya juga fokus ke 1 coin, tapi kalau ada sisa segitu (30%) saya akan entry ke coin lain (pastinya akan gambling, syukur-syukur kalau pump 10x)

dan biasanya mereka akan bingung disaat mengambil keputusan yang membutuhkan insting/intuisi. Yah memang tidak semuanya seperti itu, tapi buat trader-trader yang enggan dalam menggali potensi/karakter dirinya sendiri maka mereka susah untuk trading secara fleksibel.
kalau saya menganggap, Insting/intuisi ibaratkan pengalaman kerja, sama kayak lulus kuliah/fresh graduate sudah pasti ilmunya sudah matang, akan tetapi ilmu tersebut hanya sebatas itu saja. Setidaknya penerapan disiplin ilmu tersebut belum dirasa sempurna jika tidak langsung latihan seperti menggambar chart, menentukan dimana posisi support, resistan dan sebagainya.

Saya juga percaya kalau digali lebih dalam lagi, seperti: melakukan trading tiap hari atau merasakan zona pasar dimana seakan-akan si trader ada di dalamnya, Naluri atau Insting tersebut akan datang dengan sendirinya.
legendary
Activity: 2212
Merit: 2228
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
March 23, 2022, 01:49:24 AM
#36
Secara pribadi saya setuju memang otodidak bisa om, tapi sejauh pengalaman saya lebih efektif ada yang lebih pengalaman yang mengajari. Pengalaman saya sendiri seperti itu. Karena saya memulai trading dengan berguru pada teman kuliah. Setelah itu saya mengenal komunitas tapi sedikit tatap muka saja. Pada awalnya belajar dasar pasang order, pasang sel teknik dasar analisis saja karena saya benar benar nol, setelah itu baru belajar sendiri.
Ada sebagian orang yang cepat bisa dengan belajar sendiri (otodidak) dan sebagian lain baru bisa kalau ada gurunya, Jadi itu tergantung bagaimana personalnya masing-masing, kalau cocok pakai guru ya itu lebih baik dari pada belajar secara otodidak tapi malah terjerumus sendiri.

Kalau saya masih bisa belajar sendiri untuk yang lain, tapi untuk trading kayaknya memang musti ada gurunya, soalnya sudah sekian lama belajar baca-baca candle secara mandiri tidak pernah masuk alias meleset teroos. Kalau dipikir-pikir yang begini ini cocoknya main long term.


Seperti yang sudah dibilang ama agan Droomie, dimana efektifitas belajar trading tetap tergantung pada karakter masing-masing individu dan kesempatan yang menyertainya (seperti halnya memiliki kenalan expert trader yang mau mengajari trading). Saya pribadi memang bisa trading dari otodidak saat bermain forex dulu, dan memang itu membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama alias tidak bisa diraih secara instan).

[IMO] Tetapi menurutku ada kelemahan jika belajar trading dari orang lain (kesimpulan ini saya buat dari pengalaman saat mengajari beberapa rekan/teman  yang notabene belum mengenal trading), dimana mereka akan cenderung trading mengikuti gaya kita (mengikuti style orang yang mengajarinya) dan biasanya mereka akan bingung disaat mengambil keputusan yang membutuhkan insting/intuisi. Yah memang tidak semuanya seperti itu, tapi buat trader-trader yang enggan dalam menggali potensi/karakter dirinya sendiri maka mereka susah untuk trading secara fleksibel.
sr. member
Activity: 2030
Merit: 306
March 22, 2022, 11:42:16 PM
#35

Dari sekian banyak trader pemula yang pernah saya temui baik yang pernah datang kerumah atau yang hanya tanya via chat pribadi, yang banyak saya temui trader pemula yang sering melakukan Entry All-In yakni keseluruhan modal mereka untuk buy semua, tanpa adanya sisa balance untuk cadangan backup - dalam kamus trading saya apabila terjadi crash market yang paling penting itu kan meminimalisir kerugian, dengan salah satu cara yaitu backup beli lagi ketika terjadi penurun harga tersebut.

kalo misal gak ada balance untuk backup kalo terjadi crash, saya pastikan trader pemula tersebut kena mental. di ambang dua pilihan mengerikan yaitu Cutlose atau Hold Keras.
Ini dasarnya yang paling penting bukan masalah di berapa banyak pilihan koin yang ditrading tetapi bagaimana membuat dana cadangan dalam hal trading, misalnya dalam setiap entry coin sisakan 20 hingga 30% dana cadangan sebagai back up untuk ke depan jika koin yang kita beli harganya akan turun, bagi saya lebih simple menganalisa satu koin saja jadi kita bisa tau lebih detail target harga terendah dan tertingginya berapa daripada menganalisa hingga puluhan koin yang bisa membuat agak sedikit lebih merepotkan.

Namun semua tergantung individu masing - masing dalam memilih berapa jenis koin yang akan ditradingkan, kalau saya lebih fokus satu koin dan tetap menyisakan dana cadangan sekitar 30% jika tiba2 harga turun kembali.
Pages:
Jump to: