Pages:
Author

Topic: Mengapa anak muda millenial kurang menjaga budaya - page 4. (Read 1405 times)

sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
Sekarang perang bukan lagi dalam bentuk membawa senjata atau pun yang melibatkan perang atau invansi yang meluluh lantahkan sebuah wilayah atau pun negara, sekarang adalah zaman dimana budaya juga bisa menjadi alat perang yang digunakan untuk mendoktrin pemikiran anak muda dan perlahan melupakan atau bahkan meninggalkan kebudayaan warisan dari nenek moyang. Ya  hal ini pastinya anak muda yang akan menjadi target sasaran bagi mereka. Sebenarnya tidak masalah ketika menyukai budaya orang lain, asalkan kita tidak melupakan dan tetap melestarikan kebudayaan yang kita miliki.

Kita juga tidak bisa menyalahkan sepenuhnya budaya asing yang masuk, karena memang itu adalah bentuk invasi modern mereka. Justru kitalah yang seharusnya menjadi kuat dan bisa memperkenalkan budaya kita ke negara luar.

Kita lihat saja Jepang misalnya, mereka bangkit begitu cepat setelah Hiroshima Nagasaki, namun apakah setelah itu mereka balas dendam dengan kembali melakukan hal yang sama? tidak, mereka membalasnya dengan hal lain dan salah satunya dengan budaya dan kreativitas mereka. Jadi seperti yang saya katakan di awal, ini seperti perang dalam bentuk lain.
hero member
Activity: 1834
Merit: 720
Selain itu karena memang tidak ditanamkannya tentang nilai-nilai kebudayaan terhadap generasi muda, hal ini membuat budaya luar sangat mudah mempengaruhi para generasi muda.
dan kita bisa lihat sendiri dari selera seni dan musik dari kebanyakan generasi muda, mereka lebih memilih untuk menonton konser Gril Band & Boy Band dan rela membeli tiket yang relatif mahal dibandingkan melihat tarian jaipong yang padahal gratis tanpa tiket.

Tidak adanya rasa bangga terhadap budaya lokal hal yang menjadi masalahnya sehingga mereka lebih memilih budaya asing untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Yang terpenting itu adalah isi bukan cangkangnya jadi terkait budaya lokal perlu di kemas kembali kedalam bentuk yang lebih menarik agar bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.

Anak muda sebagai generasi selanjutnya menjadi hal yang sangat penting akan kesadaran budaya dan norma, kenapa anak muda sekarang seperti tidak peduli dengan budaya? Ya karena dengan adanya teknologi informasi yang begitu cepat maka budaya menjadi luntur di kalangan pemuda kita, lalu apa yang harus di lakukan? yang bisa di lakukan adalah mengkombinasikan antara budaya den teknologi modern, sehingga generasi muda minat dan mau menjaga budaya, sebab budaya bagian dari kehidupan manusia, bisa jadi hal-hal kebaikan berasal dari budaya leluhur.
Anak muda sekarang sudah enggan untuk mempelajari tentang kebudayaan yang ada di negeri ini dan hal ini tidak terlepas dari kurangnya informasi terkait kekayaan budaya indonesia padahal seperti yang kita tau bahwa indonesia memilki 5 warisan budaya dunia yang berada di indonesia yaitu candi borobudur, candi prambanan, cultural landscape subak bali, warisan penambangan batu bara dan situs manusia purba sangiran. Yang dimana hal ini tidak kalah oleh kebudayaan asing hanya saja jarang dipopulerkan sehingga anak muda lebih mengetahui budaya asing dibandingkan budaya lokal.

Tentunya dengan bukti-bukti peninggalan dan budaya tersebut dapat menunjukan bahwa leluhur kita memanglah arang yang cerdas. dan jika saja hal ini terus dipopulerkan mungkin anak muda akan tertarik untuk mempelajarinya dan meiliki rasa bangga akan budaya yang kita milki.

newbie
Activity: 10
Merit: 0
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.

Anak muda sebagai generasi selanjutnya menjadi hal yang sangat penting akan kesadaran budaya dan norma, kenapa anak muda sekarang seperti tidak peduli dengan budaya? Ya karena dengan adanya teknologi informasi yang begitu cepat maka budaya menjadi luntur di kalangan pemuda kita, lalu apa yang harus di lakukan? yang bisa di lakukan adalah mengkombinasikan antara budaya den teknologi modern, sehingga generasi muda minat dan mau menjaga budaya, sebab budaya bagian dari kehidupan manusia, bisa jadi hal-hal kebaikan berasal dari budaya leluhur.
sr. member
Activity: 1134
Merit: 406
Duelbits
.
Terutama tontonan sih utamanya, apa yang kita konsumsi sejak era digitalisasi adalah budaya orang-orang barat, dan hari ini tidak ada seperti gendang penca di media TV besar, atau hal-hal berbau kearifan lokal di pertontonkan, utamanya media TV dan media sosial (lebih tepatnya sangat jarang).

Kebanyakan Channel TV dan acara di dalamnya pada saat ini sepertinya mereka sudah enggan untuk menampilkan kearifan lokal dan budaya karena sepi penontonnya, mereka sudah tidak fokus lagi pada pelestarian budaya tetapi sudah pada profit, mereka cenderung menampilkan hal-hal yang sedang viral yang hampir pada keseluharannya tidak memberikan kesan apapun ataupun pembelajaran kepada yang menontonnya. Sekiranya tontonan yang dapat menghasilkan banyak uang maka hal itulah yang akan mereka tayangkan terlepas dari manfaat atau tidaknya,

Tayangan-tayangan tentang kearifan lokal hanya bertahan pada chanel-chanel kecil dan itupun sudah sepi peminatnya, yang bila diperhatikan hanya orang tua yang menontonnya. tapi saya cukup bersyukur karena masih ada orang yang mau mempertahankan budaya lokal.
Dan apakah kita harus menunggu tua dulu untuk bisa mencintai budaya kita sendiri.?

Selain itu karena memang tidak ditanamkannya tentang nilai-nilai kebudayaan terhadap generasi muda, hal ini membuat budaya luar sangat mudah mempengaruhi para generasi muda.
dan kita bisa lihat sendiri dari selera seni dan musik dari kebanyakan generasi muda, mereka lebih memilih untuk menonton konser Gril Band & Boy Band dan rela membeli tiket yang relatif mahal dibandingkan melihat tarian jaipong yang padahal gratis tanpa tiket.


hero member
Activity: 2226
Merit: 610
Hal pelestarian budaya adalah bisa sulit dan bisa mudah, sulitnya adalah karena anak muda sekarang lebih tertarik dengan budaya luar yang lebih trend, yang lebih modis dan lebih banyak di gunakan, dan yang paling utama adalah mereka mengikuti gaya idol-idol mereka di belahan dunia sana, dan banyak sekali yang menganggap bahwa menggunakan pakaian tradisi di katakan orang kampung, dan stigma itu melekat di beberapa jajaran kota yang sudah beralih ke sytle modern.
Mudahnya adalah, jika ada inisiator dari pemerintah atau swasta untuk terus menggaungkan festival budaya dan mengadakan lomba yang memiliki hadiah besar, akan mudah juga di akses oleh setiap orang karena kemajuan teknologi, dan juga bisa membuat framing batik atau pakaian adat lainnya menjadi harga mahal yang perlu di perdagangkan di dalam lingkup kerja, pastinya kreator batik akan menjadikannya lebih modis untuk di pakai sehari-hari dan semua orang dari berbagai belahan indonesia bisa mendapatkan informasinya dan membelinya.

Tetapi apa daya, indonesia itu memiliki banyak budaya sehingga sangat sulit untuk mana yang perlu di pertahankan, karena hal ini tidak bisa di tangani secara langsung oleh pemerintah, begitupun anak muda yang semakin jauh dari budayanya karena mereka menganggap bahwa itu tidak keren dan jadul.

Terutama tontonan sih utamanya, apa yang kita konsumsi sejak era digitalisasi adalah budaya orang-orang barat, dan hari ini tidak ada seperti gendang penca di media TV besar, atau hal-hal berbau kearifan lokal di pertontonkan, utamanya media TV dan media sosial (lebih tepatnya sangat jarang).
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Dari sini kita melihat muda mudi milenial ini lebih mempelajari budaya luar daripada budaya negara mereka sendiri
Karena kalau kulihat, mempelajari budaya luar itu lebih menjanjikan dari pada mempelajari budaya sendiri. Misal yang kamu contoh di atas, para anak muda memamerkan pakaian-pakaian ala Amerika di Citayam, nyatanya masyarakat suka, dan jadi viral, kalau saja saat itu dibiarkan saja tanpa ada yang peduli, pasti nasib fashion week tersebut akan sama seperti batik fashion. Jadi di sini, peran masyarakat juga diperlukan, dalam hal ini Tokoh-tokoh bangsa juga tidak perlu mengomentari hal yang berada di luar dari budaya bangsa karena akan menyebabkan budaya luar makin berkembang dan menggerus budaya lokal yang tertanam sejak zaman kerajaan dulu.
hero member
Activity: 952
Merit: 541
- Fashion week Citayam hehe, dlu pernah tenar di masanya , kita bisa lihat dari sini akibat perkembangan teknologi dan budaya asing masuk ke minset mereka , muda mudi memamerkan baju yang lain trend atau model di masa itu, (Batik) malah tidak di pertunjukan. Dari sini kita melihat muda mudi milenial ini lebih mempelajari budaya luar daripada budaya negara mereka sendiri
Sifat latah sangat sulit dihilangkan dari generasi milenial yang lebih mencintai budaya luar daripada budaya sendiri, Fashion week Citayam salah satu contohnya. Seiring masuknya budaya luar/barat ke Indonesia, anak muda milenial semakin kurang peduli dan kurang mencintai budayanya sendiri, mereka pun semakin jarang melestarikan adat dan kebudayaannya sendiri.

Fenomena ini tidak lepas dari beberapa hal yang semakin luntur di pikiran anak muda milenial untuk melestarikan budayanya sendiri. Kurangnya minat dan tingkat kesadaran merupakan satu hal yang paling menonjol, ketika minat dan tingkat kesadaran ingin melestarikan kebudayaan mulai luntur akan sulit dimengerti jika terlalu dipaksakan untuk mempelajari sesuatu.

Perlu kepedulian dari pihak terkait terutama dari pemerintah daerah untuk mengadopsi budaya dalam sanggar seni kemudian dikasih panggung pentas seni dengan tawaran hadiah yang menarik bagi peserta atau tim yang tampil memukau diatas panggung. Tingkat kepedulian terhadap budaya dapat ditingkatkan dengan cara di kasih panggung di acara formal maupun non formal, dengan cara seperti ini dapat meningkatkan kepedulian generasi muda milenial untuk menjaga warisan budayanya sendiri.
sr. member
Activity: 616
Merit: 274
Di Zaman modern atau globalisasi seperti sekarang ini penyebab generasi muda atau milenial ini kurang bersemangat dalam melestarikan budaya Indonesia di karena kan masuknya budaya luar (asing) atau trend di berbagai negara. Masyarakat Indonesia kurang melestarikan adat dan Kebudayaan mereka sendiri. Contohnya:
 - Wayang mungkin ya, anak anak muda melihat nya seperti ketinggalan zaman atau kuno, di saat pertunjukan dalam wayang  mereka harus  menguasai jalan cerita dalam dunia perwayangan dan butuh waktu yang sangat lama dalam pertunjukan itu. Mungkin di situ mengapa anak muda melihat seperti terlihat membosankan dan mengapa mereka sekarang tidak mau melanjutkan atau melestarikan mereka sendiri ya  karena kurang nya kesadaran dari Mereka sendiri.

- Fashion week Citayam hehe, dlu pernah tenar di masanya , kita bisa lihat dari sini akibat perkembangan teknologi dan budaya asing masuk ke minset mereka , muda mudi memamerkan baju yang lain trend atau model di masa itu, (Batik) malah tidak di pertunjukan. Dari sini kita melihat muda mudi milenial ini lebih mempelajari budaya luar daripada budaya negara mereka sendiri



legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Jika melestarikan disini berarti mempertahankan bentuk asli kebudayaan, saya ragu jika ide pelestarian budaya itu sendiri akan berhasil dikarenakan sifat budaya itu yang dinamis.
Sebenarnya melestarikan budaya itu bisa asal konsisten dilakukan tiap individu langsung. Sekarang ini ane lihat orang-orang tua bahkan tidak mengajrkan budaya lama yang mereka pakai ke generasi muda sekarang ini. dan itu menjadi polemik bangsa ketika ada benturan pendapat antara mereka, sehingga ada keraguan anak muda untuk menerapkan budaya yang telah diadopsi oleh orang tua dulu.
member
Activity: 85
Merit: 48
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Sebelum saya menjawab permasalahan ini, mari kita definisikan apa itu budaya.
Menurut KBBI, budaya adalah 1 pikiran; akal budi: hasil --; 2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan --; 3 sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju): jiwa yang --; 4 cak sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah;

Mengacu kepada pengertian yang ketiga, budaya itu sendiri dinamis, dalam arti berubah, dengan demikian perubahan yang terjadi sekarang tidak bisa dihindari. Saya sendiri berpendapat, budaya yang dulu kita miliki juga merupakan hasil dari penggabungan berbagai budaya asing, jadi sudah sewajarnya seiring perkembangan zaman, budaya memang akan berubah dan pertanyaan ini akan selalu muncul di berbagai generasi berbeda.

Jika melestarikan disini berarti mempertahankan bentuk asli kebudayaan, saya ragu jika ide pelestarian budaya itu sendiri akan berhasil dikarenakan sifat budaya itu yang dinamis. Maka dari itu kita perlu memodernisasi budaya kita, dalam hal membawa unsur budaya tradisional ke dalam sifat yang modern. seperti contoh, cerita rakyat yang dianimasikan, dan banyak bentuk lainnya ke dunia Internasional,seperti Agnes Mo yang mengenakan batik dalam video klip lagu Coke Bottle nya hal ini juga guna memberi kesan modern yang lebih disukai anak muda sehingga meemantik sedikit rasa bangga dan memiliki budaya kita sendiri alih-alih menganggap budaya negara lain lebih keren daripada budaya sendiri (red: kpop, jejepangan, dll)
newbie
Activity: 22
Merit: 2
tidak semua anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia khususnya, ada banyak anak muda yang sangat menyadari pentingnya melestarikan budaya dan berusaha untuk menjaganya dengan bangga. Namun, beberapa faktor dapat memberikan penjelasan mengapa terkadang ada persepsi bahwa anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia contohnya seperti Perkembangan teknologi dan kemajuan globalisasi telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat, Anak muda saat ini terpapar pada budaya luar yang kadang-kadang lebih menarik bagi mereka dari pada budaya tradisional Indonesia.

Namun peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam melestarikan budaya dan mendorong anak muda untuk menghargai dan menjaganya, Membangun kesadaran, pendidikan, dan memperkuat nilai-nilai budaya dalam pendidikan formal dan informal dapat membantu memotivasi anak muda untuk lebih terlibat dalam melestarikan dan menghormati budaya Indonesia.
Jadi ini akan menjadi tanggung jawab semua pihak bukan hanya anak muda ataupun generasi penerus saja yang bertanggung jawab.

Quote from: Namun peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam melestarikan budaya
Intervensi yang berlebihan dari orang tua atau sesepuh biasanya membuat kaum milenial merasa bosen, karena mereka para orang tua biasanya tidak membiarkan anak-anak muda memodifikasi budaya dengan zaman yang ada saat ini. Mereka terlalu intervensi dengan berbagai macam historis dari budaya tersebut sehingga kaum milenial merasa bosan dengan kejadian yang itu-itu saja.
sr. member
Activity: 588
Merit: 438
Forum Only For Fun
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Anggapan budaya merupakan tindakan orang tua menurut saya salah karena kegiatan budaya merupakan sebuah representasi nilai yang perlu dilakukan juga oleh anak muda.
Saya akan mengangkat sebuah perumpamaan tentang pelaksanaan kegiatan budaya yaitu gotong royong. Di banyak desa didaerah saya menilai gotong royong adalah pelaksanaan bersama dalam membersihkan tempat ibadah dan dilakukan setiap ada penyambutan hari besar agama. Nyatanya banyak tempat lain disekitar desa tersebut terdapat tumpukan sampah. Atau itu sengaja dibiarkan karena ada pola pikir bahwa sudah ada petugas yang dibayar. Bukankah melakukan pembersihan sampah dilingkungan merupakan sebuah budaya, budaya hidup bersih.
Ini saya sampaikan pandangan klasik seakan saya bukan generasi Z yang ketergantungan pada gadget.

Tidak ada yang perlu disalahkan antara yang muda atau yang tua. Ini tentang sebuah kesadaran dan kebiasaan.
Budaya bukan hanya sejarah masa lampau yang perlu dimesiumkan.
sr. member
Activity: 1106
Merit: 391
Mungkin maksud agan adalah mayoritas anak muda di perkotaan yang dimana sudah terpapar paham liberal, budaya konsumtif, westernisasi, dan denial terhadap kebudayaan mereka sendiri, itulah anak muda yang kurang menjaga kebudayaan mereka dan menganggap bahwa budaya adalah sesuatu yang kuno, tidak modern, mengekang, bahkan terkesan merendahkan diri mereka (budaya patriarki di beberapa suku). Padahal sebenarnya budaya merupakan suatu identitas dari individu yang perlu dibanggakan dan dilestarikan kepada anak-cucu mereka.
Saya sendiri adalah generasi Z yang dimana sangat menjungjung tinggi kebudayaan suku saya. Biarpun saya hanya sedikit bisa berbahasa suku saya, namun saya paham bagaimana adat-istiadat suku saya sendiri. Saya pribadi tidak menganggap bahwa itu adalah suatu yang kuno, bahkan itu adalah suatu yang menarik untuk dipelajari. Dari kebudayaan ini saya bisa mempelajari bagaimana kakek moyang saya dahulu bertahan hidup dan meneruskan nilai-nilai baik kepada generasi mereka.
Bahkan saya pikir saya beruntung mempunyai kebudayaan sendiri, karena banyak orang luar yang ingin mempunyai budaya mereka sendiri namun tidak bisa, karena memang tidak ada. Apalagi jika dibilang bahwa kebudayaan tidak bisa bersanding dengan masyarakat modern itu salah besar, budaya dan masyarakat modern bisa berdampingan dan memberikan suatu yang indah dan saling melengkapi, bahkan itu bisa menjaga nilai-nilai moral dari suatu masyarakat bersama dengan peran Agama sebagai keyakinan.
sr. member
Activity: 1134
Merit: 406
Duelbits

Nilai-nilai budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, peran orang tua sangat penting dalam mengajari anak-anaknya cara berbahasa agar budayanya tidak terkikis. Tingkat kepedulian pada budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ketika mereka sudah dewasa tidak asing dengan bahasa yang digunakan orang lain karena sebelumnya mereka pernah berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Mempertahankan budaya lama yang masih baik dan mengadopsi budaya baru yang lebih baik lagi.
 
Tentunya budaya yang berlangsung sejak zaman dulu dan bisa bertahan sampai zaman sekarang hal ini tidak lepas dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya secara turun temurun. Budaya memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat yang dimana budaya dijadikan sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan social masyarakat dan ini perlu dipertahankan dan ditanamkan terutama kepada generasi muda sebagai penerusnya.

Banyak sekali fenomena yang terjadi dimana para pemuda sulit untuk berbaur dengan masyarakat dan cenderung kaku diakarenakan mereka tidak mengetahui dan memahami karakteristik suatu daerah. Nilai-nilai kebudayaan perlu ditanamkan kepada para generasi muda karena bagaimanpun nantinya kita akan menjalani kehidupan social, begitupun dengan bahasa yang perlu kita kuasai agar kita mampu berkomunikasi dengan masyarakat lokal disekitar.

Selain itu kita perlu juga mengadopsi budaya luar seperti teknologi dan bahasa inggris yang dijadikan  bahasa internasional yang dapat memberikan kemanfaatan lebih terhadap diri kita terutama dalam pengembangan karir, usaha dan bisnis. Serapan teknologi inilah yang perlu kita pelajari tetapi jangan sampai lupa dengan identitas/budaya anda sendiri
sr. member
Activity: 1274
Merit: 338
Enterapp Pre-Sale Live
Kalo menurut saya budaya yang berhubungan dengan kesenian kebanyakan cenderung dilestarikan dan banyak anak muda/komunitas yang mempelajarinya. Untuk budaya yang tidak terasa mulai terkikis adalah penggunaan bahasa daerah yang makin kesini makin terkikis dan mulai banyak yang tidak bisa bahasa daerah. Kalo di jawa ada bahasa jawa biasa dan jawa halus, nah anak muda sekarang termasuk saya sudah mulai tidak bisa pakai bahasa jawa halus bahkan banyak kata yang sama sekali tidak tahu artinya
Bahasa adalah identitas satu suku yang diwariskan turun menurun dari nenek moyang kita, sebenarnya ini yang perlu dilestarikan kalau bisa dipertahankan jangan sampai hilang. Sebenarnya tergantung pada orang tua dalam mendidik anak-anaknya untuk selalu berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa halus agar tetap dilestarikan dan dimengerti oleh anak-anaknya.

Nilai-nilai budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, peran orang tua sangat penting dalam mengajari anak-anaknya cara berbahasa agar budayanya tidak terkikis. Tingkat kepedulian pada budaya perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, ketika mereka sudah dewasa tidak asing dengan bahasa yang digunakan orang lain karena sebelumnya mereka pernah berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
full member
Activity: 1022
Merit: 152
Kalo menurut saya budaya yang berhubungan dengan kesenian kebanyakan cenderung dilestarikan dan banyak anak muda/komunitas yang mempelajarinya. Untuk budaya yang tidak terasa mulai terkikis adalah penggunaan bahasa daerah yang makin kesini makin terkikis dan mulai banyak yang tidak bisa bahasa daerah. Kalo di jawa ada bahasa jawa biasa dan jawa halus, nah anak muda sekarang termasuk saya sudah mulai tidak bisa pakai bahasa jawa halus bahkan banyak kata yang sama sekali tidak tahu artinya
sr. member
Activity: 1134
Merit: 406
Duelbits
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Kemajuan teknologi dan zaman sudah tidak bisa terbendung lagi berikut dengan pertukaran budaya dan masuknya budaya luar yang mengalir begitu derasnya terhadap negara kita ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa anak muda sekarang terutama generasi milenial, merka tidak mengetahui akan budayanya sendiri bahkan lebih ironisnya mereka enggan untuk mengenal budayanya sendiri karena mereka menggap bahwa itu adalah sesuatu yang jadul, kuno dan nora. Dan mereka lebih pd ketika memakai budaya luar dan mereka menganggap bahwa itu adalah sesuatu hal yang luar biasa keren.

Kegiatan sosial juga sudah sangat minim sekarang ini selama sudah adanya dana dari pihak pemerintah yang dikucurkan kedalam desa-desa, sehingga hal-hal seperti gotong royong sudah mulai jarang terjadi di desa-desa. Kalaupun masih ada, mungkin hanya dua kali dalam setahun yang mana hal tersebut lebih banyak diikuti oleh para orang tua saja, namun saya sama sekali tidak menganggap hal tersebut sebagai sebuah masalah selama lingkungan kehidupan sekitar kita masih cukup tenteram serta nyaman untuk semua orang.
Selain dari pemerintah diperlukan juga akan kesadaran dari masyarakat itu sendiri, program-program tentang kebudayaan menurut saya sudah luar biasa apalagi di era presiden Jokowi yang terus memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia begitu pula dengan mentri parawisata yang terus mendorong budaya-budaya Indonesia dan kementrian pendidikan yang terus menanamkan nilai-niali kebudayaan terhadap pelajar/mahasiswa. Tetapi kembali lagi kepada masyarakatnya kalua mereka cinta akan budayanya tentu pemerintah tidak akan menerbitkan peraturan daerah terhadap masyarakatnya kalau di Jawa Barat ada “Rebo Nyunda” yang dimana masyarakat dan pemerintah diwajibkan untuk berbahasa sunda. Kalau toh mereka cinta akan budaya dan bahasanya maka mereka akan dengan sukarela untuk memakai bahasanya dan memakai ciri khas dari budayanya tersebut tanpa ada peraturan sekalipun.

Tolongalah hargai mereka yang diatas dan para pendahulu kita. Mereka berjuang mati-matian untuk mempertahankan dan mengenalkan budaya kita kedunia luas sementara kita sendiri tidak bangga akan budaya yang kita miliki. Kita boleh mengadopsi budaya luar tetapi jangan sampaii kita melupakan budaya yang kita miliki.
full member
Activity: 1190
Merit: 212
★Bitvest.io★ Play Plinko or Invest!
tidak semua anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia khususnya, ada banyak anak muda yang sangat menyadari pentingnya melestarikan budaya dan berusaha untuk menjaganya dengan bangga. Namun, beberapa faktor dapat memberikan penjelasan mengapa terkadang ada persepsi bahwa anak muda millenial kurang menjaga budaya di Indonesia contohnya seperti Perkembangan teknologi dan kemajuan globalisasi telah membawa perubahan besar dalam gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat, Anak muda saat ini terpapar pada budaya luar yang kadang-kadang lebih menarik bagi mereka dari pada budaya tradisional Indonesia.

Namun peran orang tua, pendidik, dan pemerintah sangat penting dalam melestarikan budaya dan mendorong anak muda untuk menghargai dan menjaganya, Membangun kesadaran, pendidikan, dan memperkuat nilai-nilai budaya dalam pendidikan formal dan informal dapat membantu memotivasi anak muda untuk lebih terlibat dalam melestarikan dan menghormati budaya Indonesia.
Jadi ini akan menjadi tanggung jawab semua pihak bukan hanya anak muda ataupun generasi penerus saja yang bertanggung jawab.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Kegiatan sosial yang biasanya sering diadakan di desa atau perkampungan itu sudah jarang diterapkan, contoh gotong royong. Di perkotaan khususnya kota besar, budaya gotong royong yang dulu pernah saya ikuti, saya lihat sudah jarang dilakukan masyarakat perkotaan, terlebih komplek-komplek atau perumahan yang memadai, karena biasanya mereka-mereka akan menyuruh atau membayar orang lain misal untuk membersihkan gorong-gorong, atau sekedar memangkas rumput. Malah untuk acara-acara 17an agustus, saya denger ada yang pakai EO, ya karena masyarakat sekitar sudah malas untuk sekedar membantu pasang tenda, ngerapiin sekitaran kampung, mempersiapkan lomba dan pasang bendera.
hero member
Activity: 1820
Merit: 747
Anak muda millenial banyak yang tidak tau budaya disekitar, kurang perhatian yang serius terhadap kegiatan budaya. Anak muda sekarang menggap kegiatan tersebut merupakan tindakan orang tua.
Padaha sangat diharapkan kehadiran anak muda demi melestarikan kegiatan sosial.
Budaya seperti apa yang anda maksud, apakah berhubungan dengan seni, tarian, tindakan sosial atau kegiatan seperti apa yang anda maksud karena bicara budaya sifatnya umum dan banyak sekali. Melestarikan budaya merupakan bentuk sebagai kecintaan terhadap tanah air karena kita memiliki beragam budaya dan ada banyak komunitas yang terus menjaga nilai budaya Indonesia meskipun ruang lingkupnya masih cukup kecil.

Ada banyak lembaga sosial di negara kita dan mereka bergerak di bidang kemanusiaan dan tidak mungkin juga banyak anak muda yang terlibat karena ini bicara naluri seseorang terhadap kepekaan sosial terhadap orang di sekitar maupun orang yang tidak dikenalnya. Orang yang suka dengan kegiatan sosial biasanya memiliki kepekaan lebih besar dan memiliki tanggung jawab moral untuk membantu siapapun yang membutuhkan.

Sebagai ujung tombak masyarakat anak muda harus ikut berpartisipasi terhadap kegiatan kebudaayaan supaya ada yang meneruskan nantinya.
Perlu kita berdiskusi untuk jangka panjang dalam melestarikna kebudayaan.
Bagaimana pendapat kawan-kawan.
Edukasi mengenai budaya memang semakin rendah karena hal ini tidak dimulai sejak dini di sekolah dasar, anak-anak tidak di ajarkan mengenai kebudayaan Indonesia yang penuh dengan keberagaman dan orang tua lebih suka mengikuti budaya kebarat-baratan yang membuat anak semakin lupa dengan budaya sendiri. Edukasi mengenai kebudayaan harus di kurikulum di sekolah agar minat anak semakin besar dan peka dengan kebudayaan sendiri dan harus ada festival atau kegiatan sosial yang terus di adakan minimal satu tahun 3 atau 5 kali.
Pages:
Jump to: