Pages:
Author

Topic: Tapera Jadi Polemik, Haruskah dipaksakan? - page 3. (Read 1006 times)

full member
Activity: 790
Merit: 112
Secara ide sih bagus, tapi realitanya mengapa Tapera jadi polemik karena kurangnya tingkat kepercayaan terhadap pemerintah khususnya yang mengelola Tapera. banyak kasus yang terjadi misalnya setelah menabung beberapa tahun tapi ketika ingin mengambilnya uang sudah tidak ada lagi. Kalau yang mengelolanya amanah sih gak bakalan timbul polemik seperti sekarang ini, karena tingkat kepercayaan rendah terhadap pemerintah makanya jadi polemik. Bansos aja di korupsi apalagi tapera.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
saya tidak yakin program tapera ini akan berjalan sukses, bagaimana pun rumah itu adalah masalah pribadi atau personal bukan merupakan sebuah tanggung jawab dari pemerintah namun kalo kesehatan, pendidikan dan sembako seharusnya yang menjadi perhatian utama dari pemerintah

Bahkan saat KPR jokowi mulai berjalan, sampai sekarang mayoritas perumahan yang di bangun tidak di minati warga yang berpenghasilan rendah, tapera hanya menambah beban rakyat saja menurut saya
Sudah pasti tidak sukses, sudah banyak contohnya bagaimana program pemerintah yang memotong uang rakyat berakhir dengan tragis, seperti dikorupsi pejabat dan dibawa lari direkturnya. BPJS yang memang cukup maksimal dalam hal memberikan pelayanan rakyat pun sudah bikin pemerintah rugi karena banyakan yang sakit dari pada yang bayar iuran-nya tiap bulan. Kalau tapera kan jelas tidak ada outputnya, BPJS outputnya langsung diberikan layanan kesehatan (dari potongan gaji), sedangkan tapera cuma dipotong, dan karyawannya belum tentu juga dapat rumah karena kemungkinan besar tidak bakal mencukupi, bahkan untuk DP rumah subsidi pun ane kira tidak cukup.
full member
Activity: 1638
Merit: 167
Buzz App - Spin wheel, farm rewards
Pemberitaan baru-baru ini sedang hangat tentang Tapera disamping kasus Vina karena telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang mengharuskan perusahaan, pemerintah, dan penyelenggara untuk memotong gaji pegawai/karyawannya 3% untuk iuran tapera.

Apa itu tapera?, kalau mau lebih lanjut dan luas lagi pengertian dari tapera bisa baca di sini, namun point utamanya, tapera itu kayak iuran yang dipotong untuk karyawan/pegawai supaya bisa menabung membeli rumah.

Loh, bukankah urusan rumah itu urusan pribadi masing-masing?, kok hal yang begini ini dicampuri oleh pemerintah?, Ada apa?, apakah tidak ada cara lain untuk ngumpulin duit selain cara ini?,

so, bagaimana tanggapan teman-teman sekalian mengenai polemik tapera ini?

Moeldoko sebagai kepala staf kepresidenan mengatakan kalau peraturan ini tidak bisa ditarik dan harus dijalankan dengan segera.
Saya belum tahu banyak tentang hal ini dan mungkin belum memahami betul dari maksud dan tujuan Tapera itu sendiri. Tapi saya mungkin setuju bahwa urusan rumah itu memang masalah pribadi masing-masing. Jadi kesannya berasa cukup aneh hal ini jika harus dicampuri oleh urusan pemerintahan. Bukankah hal ini hanya akan membuat negara harus mengeluarkan uang lebih untuk membentuk dan mendanai proyek ini yang tentunya juga hanya akan menambah beban negara. Karena pasti harus dibangun badan kepengurusan tentang ini. Dan itu harus digaji. Dan bukan hanya itu saja tapi mungkin gaji karyawan yang dipotong tersebut juga akan dipotong lagi biaya administrasi atau semacamnya. Sehingga jumlah tabungan yang tersisa bisa saja menjadi berkurang.

Mungkin Tapera ini bisa menjadi solusi bagi yang memang ingin punya rumah dan nabung untuk membuat rumah. Tapi cara ini sejujurnya sedikit mengganjal pikiran saya. Karena sebenarnya jika kita ingin membuat rumah dengan hanya mengandalkan menabung maka itu butuh waktu lama untuk bisa terwujud. tapi kalau dimasukan dalam investasi sebenarnya itu bisa jauh lebih baik karena nilainya bisa naik walaupun beresiko turun. Tapi saya lebih suka berinvestasi daripada menabung. Sehingga munngkin saya tidak begitu yakin dengan program yang satu ini. Tapi bukan berarti saya menolak program ini. Tapi mungkin saya lebih suka melakukannya dengan cara saya sendiri jika urusan menabung untuk rumah.
saya tidak yakin program tapera ini akan berjalan sukses, bagaimana pun rumah itu adalah masalah pribadi atau personal bukan merupakan sebuah tanggung jawab dari pemerintah namun kalo kesehatan, pendidikan dan sembako seharusnya yang menjadi perhatian utama dari pemerintah

Bahkan saat KPR jokowi mulai berjalan, sampai sekarang mayoritas perumahan yang di bangun tidak di minati warga yang berpenghasilan rendah, tapera hanya menambah beban rakyat saja menurut saya
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses

Yang bikin jengkel adalah Tapera hanya berlaku untuk cicilan rumah bersubsidi alias gak bisa dipake untuk beli secara tunai dan merupakan rumah pertama si peserta. Sedangkan pekerja yang udah punya rumah gak bisa ikut KPR untuk rumah kedua, tapi tetep disuruh bayar, katanya untuk menjaga suku bunga di bawah 5%, kan suwek.
Yang jelas kebijakan ini sangat tidak menguntungkan pekerja dan pemberi kerja (bagi swasta), belum lagi pemotongan ini akan memaksa perusahaan untuk menaikan kembali gaji karyawannya, karena jika dipotong gaji karyawan akan jadi dibawah UMR (karena dipotong tapera 100 ribu misalnya). Pokoknya tapera ini kesannya sangat dipaksakan untuk menutupi defisit APBN. Entah mengapa pemerintah sekarang ini makin hari kok makin nyusahin rakyatnya, kalau memang tidak sanggup membangun negeri, ada baiknya meletakan jabatan dan nyuruh orang yang bisa memimpin. Banyak kok di luar sono yang manajemen dalam hal mengatur uang cukup bagus, bahkan dengan defisit anggaran pun beberapa pemimpin negara luar bisa memakmurkan rakyat tanpa harus potong gaji mereka untuk insfrastruktur ibu kota, atau makan siang, susu gratis.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
harusnya para pekerja mempunyai pilihan untuk mengambil program ini atau tidak karena tidak semua pekerja itu mau membeli rumah,
Yang bikin jengkel adalah Tapera hanya berlaku untuk cicilan rumah bersubsidi alias gak bisa dipake untuk beli secara tunai dan merupakan rumah pertama si peserta. Sedangkan pekerja yang udah punya rumah gak bisa ikut KPR untuk rumah kedua, tapi tetep disuruh bayar, katanya untuk menjaga suku bunga di bawah 5%, kan suwek.
full member
Activity: 868
Merit: 202
....

Mungkin Tapera ini bisa menjadi solusi bagi yang memang ingin punya rumah dan nabung untuk membuat rumah. Tapi cara ini sejujurnya sedikit mengganjal pikiran saya. Karena sebenarnya jika kita ingin membuat rumah dengan hanya mengandalkan menabung maka itu butuh waktu lama untuk bisa terwujud. tapi kalau dimasukan dalam investasi sebenarnya itu bisa jauh lebih baik karena nilainya bisa naik walaupun beresiko turun. Tapi saya lebih suka berinvestasi daripada menabung. Sehingga munngkin saya tidak begitu yakin dengan program yang satu ini. Tapi bukan berarti saya menolak program ini. Tapi mungkin saya lebih suka melakukannya dengan cara saya sendiri jika urusan menabung untuk rumah.

harusnya para pekerja mempunyai pilihan untuk mengambil program ini atau tidak karena tidak semua pekerja itu mau membeli rumah, ada yang mau ngontrak rumah karena mungkin gaji mereka pas-pasan atau pekerjaan mereka menggunakan sistem kontrak dan mereka tidak mau terikat di satu kota saja. namun yang terjadi adalah pemerintah memaksa seluruh pegawa swasta dan negeri untuk ikut program ini dan itu membuat masyarakat merasa seperti terpaksa karena 3% dari gaji pokok mereka itu sudah cukup untuk membiayai hidup mereka beberapa hari.  dan sayarat pencairannya juga terkesan ganjal karena untuk mencairkan dana tersebut pekerja harus menganggur 5 tahun atau pensiun dengan umur 58 tahun.
member
Activity: 112
Merit: 13
Bagaimana masyarakat tidak setuju, program ini memungkinkan dananya akan di korupsi suatu saat nanti, dan jika benar-benar program ini berjalan apakah mungkin bagi masyarakat yang tidak punya rumah yang di potong gajihnya 3% akan mendapatkan rumah, saya rasa tidak mungkin, kita berhitung aja misal gajih seseorang 7jt di potong 3% tiap bulan dengan rata-rata potongan 233.000 kali misalkan 20 tahun yang terkumpul hanya 55.920.000 apakah ada rumah dengan harga segitu?, atau mungkin pemerintah akan langsung memberi rumah dalam bulan pertama pemotongan gajih kita , saya rasa juga tidak mungkin, karena TAPERA ini bentuk tabungan, dan saya rasa apakah akan mudah mengambil hak tabungan kita nanti jika  programnya sudah jalan?

Kalo pertanyaannya sebatas ada atau tidak dengan harga segitu, jawabannya ADA, tapi ya jangan berharap lebih dengan lokasi dan rupa rumahnya LOL.
Ini kan namanya tabungan, logikanya orang bodoh kayak ane ya tidak dipaksakan/diwajibkan dan tidak ditentukan nominalnya berapa perbulan.
Lagian kan kita juga sudah lihat sendiri dari program2 serupa dengan TAPERA ini yang bisa dikatakan gagal total dan bisa dikatakan tidak membantu rakyat.
Alangkah lebih bijaksana kalo emang tujuannya membantu yang belum punya rumah biar bisa punya rumah ya berikanlah rumah murah dengan cicilan murah dan mudah, kalo systemnya nabung ya brarti punya rumahnya bakalan nunggu lama sampe tabungannya cukup.
Yang ane heran kenapa dimasa akhir jabatan kok malah jadi banyak keputusan2 yang membagongkan dinegri konoha ini.
ya bisa di katakan ada rumah dengan harga segitu di waktu sekarang, apa lagi membeli rumah di pedesaan yang notabene masih terjangkau soal harga. namun pertanyaan nya apakah ada harga rumah dengan nominal yang saya tuliskan di 20 atau paling tidak 15 tahun mendatang ? Saya rasa sulit menemukan rumah dengan harga segitu, karena dengan sesuai apa yang saya tuliskan
dan agan juga sependapat TAPERA adalah bentuk tabungan yang bisa di ambil nanti di jangka waktu yang lama,

Karena ya program ini adalah program gagal dan lebih baik seperti itu memberikan program cicilan rumah murah kepada masyarakat yang belum mempunyai rumah seperti dengan apa yang agan tuliskan ,saya lebih sependapat dengan itu, karena terlihat nyata jika program seperti itu di jalankan dari pada TAPERA.
legendary
Activity: 1204
Merit: 1005
Kalau menurut aku sih Tapera itu bagus untuk dilaksanakan apalagi pemotongannya hanya 3%. Lagiankan itu juga bisa mempermudahkan para karyawan itu sendiri agar bisa membeli rumah dengan tabungan tersebut. Banyak orang ribut karena melihat potongannya tetapi tidak melihat manfaatnya dalam jangka panjang.
Wajar saja jika banyak yang tidak setuju, tidak semua orang menganggap 3% itu rendah apalagi bagi mereka mereka yang memiliki gaji pas pasan setelah banyak pemotongan tanggungan ataupun kredit, program Tapera ini saya pikir tidak adil bagi semuanya dan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang membuat gaduh, ini sebuah kesalahan menurut saya, urusan rumah itu adalah tangung jawab masing masing jadi tidak berhak negara membantunya dengan cara membebankan terhadap orang lain.
Ini sangat membuat prihatin, gaji selalu ada potongan tetapi pendapatan sulit bertambahan, kenaikan gajipun hanya beberapa persen dan itupun masih tidak cukup untuk kebutuhan hidup dan kini harus di potong lagi oleh TAPERA, ini membuat yang sulit makin sulit, bayngkan gaji 4jt x 12 x 10 tahun / 3%, itu memiliki jumlah yang cukup besar dan apakah kita memiliki jaminan bahwa uang kita itu akan aman dan kita akan mendapatkannya di suatu hari nanti.

Pemrintah terlalu terburu-buru dalam pemutusan peraturan ini, mengapa selalu seperti ini yang terjadi, pasti ada di belakangnya untuk tujuan tertentu yang mungkin menguntungkan pihak tertentu dala proyeksi program seperti ini, saya sangat yakin mungkin ada main di dalamnya.
Sebenarnya ini kewajiban negara dalam membantu masyarakat untuk memiliki tempat tinggal yang layak tetapi dengan cara seperti ini dan disaat kepercayaan sangat rendah terhadap pemerintah itu adalah keputusan yang salah, makanya menjadi polemik.

Memang selalu ada kemungkinan bahwa dan tersebut akan dikorupsi, seperti halnya kasus Jiwasraya yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Sehingga menjadi hal yang wajar jika anda dan sebagian masyarakat merasa khawatir jika mengikuti program TAPERA.

Tujuan dari program ini memanglah bagus agar setiap orang bisa memiliki rumah, namun yang menjadi polemiknya, iuran ini bersifat wajib, baik itu pegawai swasta maupun negri.

Dan mungkin untuk sebagian orang 3% itu adalah jumlah yang kecil, tetapi bagi sebagian lainnya yang bekerja sebagai karyawan pabrik, 3%, apalagi yang UMR-nya masih rendah, itu adalah jumlah yang cukup besar. Karena belum ditambah lagi dengan potongan lainnya, seperti BPJS Kesehatan, PPH, JHT dan potongan lainnya yang semakin memberatkan mereka.
Korupsi masalah uatamanya....
Yang sulit makin sulit, jika di pikirkan ini sangat konyol, pemerintah berspekulai bahwa masyarakat akan kesulitan membangun rumah karena banyak faktor satu atau dua dan tiga sehingga kami bantu dengan regulasi ini untuk membangun masa depan yang jauh lebih baik untuk masyarakat.

Yang menjadi masalahnya itu ini memang di wajibkan dan jika tidak di ikuti maka di sebut pelanggar dan mendapatkan konsekuensi, ini pemalakan dengan secara paksa, masalah rumah itu masalah kami, yang jadi masalah kan sumbernya dari pejabat semua dari kebijakannya, dalam mengelola pendidikan, mengelola pemerintahan, perekonomian, sosial, bukannya berinovasi dan menciptakan hal baru sehingga memiliki barang dengan daya jual secaa internasional, membuka lapangan kerja domestik sehingga perekonomian membaik dan masyarakat bisa membangun sendiri rumahnya, atau tidak justru harus di berikan secara gratis karena negara memiliki keuntungan dari komoditas di olah, ini malah seperti preman.
sr. member
Activity: 910
Merit: 430
Get $2100 deposit bonuses & 60 FS
Pemberitaan baru-baru ini sedang hangat tentang Tapera disamping kasus Vina karena telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang mengharuskan perusahaan, pemerintah, dan penyelenggara untuk memotong gaji pegawai/karyawannya 3% untuk iuran tapera.

Apa itu tapera?, kalau mau lebih lanjut dan luas lagi pengertian dari tapera bisa baca di sini, namun point utamanya, tapera itu kayak iuran yang dipotong untuk karyawan/pegawai supaya bisa menabung membeli rumah.

Loh, bukankah urusan rumah itu urusan pribadi masing-masing?, kok hal yang begini ini dicampuri oleh pemerintah?, Ada apa?, apakah tidak ada cara lain untuk ngumpulin duit selain cara ini?,

so, bagaimana tanggapan teman-teman sekalian mengenai polemik tapera ini?

Moeldoko sebagai kepala staf kepresidenan mengatakan kalau peraturan ini tidak bisa ditarik dan harus dijalankan dengan segera.
Saya belum tahu banyak tentang hal ini dan mungkin belum memahami betul dari maksud dan tujuan Tapera itu sendiri. Tapi saya mungkin setuju bahwa urusan rumah itu memang masalah pribadi masing-masing. Jadi kesannya berasa cukup aneh hal ini jika harus dicampuri oleh urusan pemerintahan. Bukankah hal ini hanya akan membuat negara harus mengeluarkan uang lebih untuk membentuk dan mendanai proyek ini yang tentunya juga hanya akan menambah beban negara. Karena pasti harus dibangun badan kepengurusan tentang ini. Dan itu harus digaji. Dan bukan hanya itu saja tapi mungkin gaji karyawan yang dipotong tersebut juga akan dipotong lagi biaya administrasi atau semacamnya. Sehingga jumlah tabungan yang tersisa bisa saja menjadi berkurang.

Mungkin Tapera ini bisa menjadi solusi bagi yang memang ingin punya rumah dan nabung untuk membuat rumah. Tapi cara ini sejujurnya sedikit mengganjal pikiran saya. Karena sebenarnya jika kita ingin membuat rumah dengan hanya mengandalkan menabung maka itu butuh waktu lama untuk bisa terwujud. tapi kalau dimasukan dalam investasi sebenarnya itu bisa jauh lebih baik karena nilainya bisa naik walaupun beresiko turun. Tapi saya lebih suka berinvestasi daripada menabung. Sehingga munngkin saya tidak begitu yakin dengan program yang satu ini. Tapi bukan berarti saya menolak program ini. Tapi mungkin saya lebih suka melakukannya dengan cara saya sendiri jika urusan menabung untuk rumah.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
Kalau menurut aku sih Tapera itu bagus untuk dilaksanakan apalagi pemotongannya hanya 3%. Lagiankan itu juga bisa mempermudahkan para karyawan itu sendiri agar bisa membeli rumah dengan tabungan tersebut.
Hanya? Omong kosong. Tau nggak 3 persen itu untuk siapa? 2.5% untuk pekerja dan 0.5% untuk pemberi kerja. Sedangkan untuk pekerja mandiri, 3% diambil secara penuh dari gaji pekerja. Begini:
 
1. Bayangkan anda sudah berkeluarga, bekerja di sektor formal dengan gaji UMR 5 juta Rupiah, anda dipotong 125 ribu Rupiah untuk program itu. Padahal 125 ribu bisa digunakan untuk membeli popok bayi atau susu formula untuk balita. Disisi lain, jika anda bekerja di perusahaan yang sama selama 50 tahun, dengan potongan 125 ribu Rupiah, anda berhasil mengumpulkan 75 juta Rupiah. Lalu hitunglah sendiri faktor kenaikan harga properti, potongan BPJS, JHT, Jaminan Pensiun, PPH, dan faktor inflasi, anda masih bilang bagus?    

2. Bayangkan anda seorang pengusaha yang memiliki hanya sekitar 20 karyawan dengan gaji UMR 5 juta Rupiah. Anda akan dipotong 0.5% dari setiap gaji karyawan per bulan. 25 ribu x 20 karyawan = 500 ribu per bulan, akan menjadi 6 juta dalam 1 tahun, belum ditambah potongan lainnya seperti pada point pertama. Dijamin anda akan pusing karena keuntungan anda berkurang cukup besar.

Banyak orang ribut karena melihat potongannya tetapi tidak melihat manfaatnya dalam jangka panjang.
Karena anda tidak melihat jangka pendeknya pada lapisan akar rumput.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses

saya terkekeh melihat ada meme tentang tapera ini "tambahan penderitaan rakyat" hahaha

di negara maju, pemerintah nya yang berkorban untuk rakyat, tapi kalo di negara kita ini, rakyat nya yang berkorban untuk pemerintah nya haha

tapi aturan tentang tapera ini sudah di tetapkan dan itu tidak bisa di ubah lagi, kita sebagai rakyat hanya bisa membungkam mulut saja
Ya mau gimana lagi, kita hidup di indonesia dimana pejabat di atas itu adalah raja. kita hidup di indonesia ini hanya untuk melayani pejabat sampai nafas terkahir kita. Mereka berupaya berbagai macam cara nyari duit buat proyek mereka (IKN dan makan siang, susu gratis) dengan berbagai cara (Tapera), pejabat pemerintahan tidak bisa berpikir lagi gimana nyari tambahan duit dengan tidak menyengsarakan rakyat. Padahal kalau memang mereka berpikir, invest saja di crypto demi melanggengkan proyek gede tersebut. Ya dihitung-hitung aja, kita pemain kecil crypto saja bisa beli ini itu, apa lagi duit pemerintah (APBN) yang gedenya minta ampun. Jangan bikin program motong gaji yang hanya akan mereka korupsi ke depannya.

sr. member
Activity: 1106
Merit: 398
Duelbits
Kalau menurut aku sih Tapera itu bagus untuk dilaksanakan apalagi pemotongannya hanya 3%. Lagiankan itu juga bisa mempermudahkan para karyawan itu sendiri agar bisa membeli rumah dengan tabungan tersebut. Banyak orang ribut karena melihat potongannya tetapi tidak melihat manfaatnya dalam jangka panjang.
Wajar saja jika banyak yang tidak setuju, tidak semua orang menganggap 3% itu rendah apalagi bagi mereka mereka yang memiliki gaji pas pasan setelah banyak pemotongan tanggungan ataupun kredit, program Tapera ini saya pikir tidak adil bagi semuanya dan pemerintah mengeluarkan kebijakan yang membuat gaduh, ini sebuah kesalahan menurut saya, urusan rumah itu adalah tangung jawab masing masing jadi tidak berhak negara membantunya dengan cara membebankan terhadap orang lain.
Ini sangat membuat prihatin, gaji selalu ada potongan tetapi pendapatan sulit bertambahan, kenaikan gajipun hanya beberapa persen dan itupun masih tidak cukup untuk kebutuhan hidup dan kini harus di potong lagi oleh TAPERA, ini membuat yang sulit makin sulit, bayngkan gaji 4jt x 12 x 10 tahun / 3%, itu memiliki jumlah yang cukup besar dan apakah kita memiliki jaminan bahwa uang kita itu akan aman dan kita akan mendapatkannya di suatu hari nanti.

Pemrintah terlalu terburu-buru dalam pemutusan peraturan ini, mengapa selalu seperti ini yang terjadi, pasti ada di belakangnya untuk tujuan tertentu yang mungkin menguntungkan pihak tertentu dala proyeksi program seperti ini, saya sangat yakin mungkin ada main di dalamnya.
Sebenarnya ini kewajiban negara dalam membantu masyarakat untuk memiliki tempat tinggal yang layak tetapi dengan cara seperti ini dan disaat kepercayaan sangat rendah terhadap pemerintah itu adalah keputusan yang salah, makanya menjadi polemik.

Memang selalu ada kemungkinan bahwa dan tersebut akan dikorupsi, seperti halnya kasus Jiwasraya yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Sehingga menjadi hal yang wajar jika anda dan sebagian masyarakat merasa khawatir jika mengikuti program TAPERA.

Tujuan dari program ini memanglah bagus agar setiap orang bisa memiliki rumah, namun yang menjadi polemiknya, iuran ini bersifat wajib, baik itu pegawai swasta maupun negri.

Dan mungkin untuk sebagian orang 3% itu adalah jumlah yang kecil, tetapi bagi sebagian lainnya yang bekerja sebagai karyawan pabrik, 3%, apalagi yang UMR-nya masih rendah, itu adalah jumlah yang cukup besar. Karena belum ditambah lagi dengan potongan lainnya, seperti BPJS Kesehatan, PPH, JHT dan potongan lainnya yang semakin memberatkan mereka.
legendary
Activity: 3500
Merit: 1354
Bagaimana masyarakat tidak setuju, program ini memungkinkan dananya akan di korupsi suatu saat nanti, dan jika benar-benar program ini berjalan apakah mungkin bagi masyarakat yang tidak punya rumah yang di potong gajihnya 3% akan mendapatkan rumah, saya rasa tidak mungkin, kita berhitung aja misal gajih seseorang 7jt di potong 3% tiap bulan dengan rata-rata potongan 233.000 kali misalkan 20 tahun yang terkumpul hanya 55.920.000 apakah ada rumah dengan harga segitu?, atau mungkin pemerintah akan langsung memberi rumah dalam bulan pertama pemotongan gajih kita , saya rasa juga tidak mungkin, karena TAPERA ini bentuk tabungan, dan saya rasa apakah akan mudah mengambil hak tabungan kita nanti jika  programnya sudah jalan?

Kalo pertanyaannya sebatas ada atau tidak dengan harga segitu, jawabannya ADA, tapi ya jangan berharap lebih dengan lokasi dan rupa rumahnya LOL.
Ini kan namanya tabungan, logikanya orang bodoh kayak ane ya tidak dipaksakan/diwajibkan dan tidak ditentukan nominalnya berapa perbulan.
Lagian kan kita juga sudah lihat sendiri dari program2 serupa dengan TAPERA ini yang bisa dikatakan gagal total dan bisa dikatakan tidak membantu rakyat.
Alangkah lebih bijaksana kalo emang tujuannya membantu yang belum punya rumah biar bisa punya rumah ya berikanlah rumah murah dengan cicilan murah dan mudah, kalo systemnya nabung ya brarti punya rumahnya bakalan nunggu lama sampe tabungannya cukup.
Yang ane heran kenapa dimasa akhir jabatan kok malah jadi banyak keputusan2 yang membagongkan dinegri konoha ini.
full member
Activity: 1638
Merit: 167
Buzz App - Spin wheel, farm rewards
Pemberitaan baru-baru ini sedang hangat tentang Tapera disamping kasus Vina karena telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang mengharuskan perusahaan, pemerintah, dan penyelenggara untuk memotong gaji pegawai/karyawannya 3% untuk iuran tapera.

Apa itu tapera?, kalau mau lebih lanjut dan luas lagi pengertian dari tapera bisa baca di sini, namun point utamanya, tapera itu kayak iuran yang dipotong untuk karyawan/pegawai supaya bisa menabung membeli rumah.

Loh, bukankah urusan rumah itu urusan pribadi masing-masing?, kok hal yang begini ini dicampuri oleh pemerintah?, Ada apa?, apakah tidak ada cara lain untuk ngumpulin duit selain cara ini?,

so, bagaimana tanggapan teman-teman sekalian mengenai polemik tapera ini?

Moeldoko sebagai kepala staf kepresidenan mengatakan kalau peraturan ini tidak bisa ditarik dan harus dijalankan dengan segera.

saya terkekeh melihat ada meme tentang tapera ini "tambahan penderitaan rakyat" hahaha

di negara maju, pemerintah nya yang berkorban untuk rakyat, tapi kalo di negara kita ini, rakyat nya yang berkorban untuk pemerintah nya haha

tapi aturan tentang tapera ini sudah di tetapkan dan itu tidak bisa di ubah lagi, kita sebagai rakyat hanya bisa membungkam mulut saja
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Kalau menurut aku sih Tapera itu bagus untuk dilaksanakan apalagi pemotongannya hanya 3%. Lagiankan itu juga bisa mempermudahkan para karyawan itu sendiri agar bisa membeli rumah dengan tabungan tersebut. Banyak orang ribut karena melihat potongannya tetapi tidak melihat manfaatnya dalam jangka panjang.
Kalau ane melihat banyaknya bukti-bukti kalau tapera (sebelumnya bapetarum) ini banyak yang merugikan, jadi sudah selayaknya tidak diteruskan. Bayangkan saya, PNS hampir 30 tahun, ketika pensiun cuma dapat 6 juta sekian. Padahal potongan tersebut mereka dapatkan selama bekerja puluhan tahun, dan tidak dihitung persentase dan inflasi dan penurunan nilai rupiah. Kalau ane melihat ini kayak semacam pembodohan saja, kalau ane tentu akan menolak, dan mending ane tabung sendiri, atau setidaknya ane akan DCA crypto dimana kedepannya sudah pasti akan menguntungkan bahkan jadi berlipat-lipat dibanding nyimpan rupiah. Kalau pemerintah berniat baik hati demi perumahan, bukan rupiah yang mereka simpan tapi setidaknya emas dimana nilai di masa depan dapat dipertahankan dan tidak menurun nilainya.

6 juta, 30 tahun lalu memang gede, mungkin bisa dapat 1 rumah RS, kalau sekarang (6 juta)
hero member
Activity: 1736
Merit: 501
Pemberitaan baru-baru ini sedang hangat tentang Tapera disamping kasus Vina karena telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang mengharuskan perusahaan, pemerintah, dan penyelenggara untuk memotong gaji pegawai/karyawannya 3% untuk iuran tapera.

Apa itu tapera?, kalau mau lebih lanjut dan luas lagi pengertian dari tapera bisa baca di sini, namun point utamanya, tapera itu kayak iuran yang dipotong untuk karyawan/pegawai supaya bisa menabung membeli rumah.

Loh, bukankah urusan rumah itu urusan pribadi masing-masing?, kok hal yang begini ini dicampuri oleh pemerintah?, Ada apa?, apakah tidak ada cara lain untuk ngumpulin duit selain cara ini?,

so, bagaimana tanggapan teman-teman sekalian mengenai polemik tapera ini?

Moeldoko sebagai kepala staf kepresidenan mengatakan kalau peraturan ini tidak bisa ditarik dan harus dijalankan dengan segera.


saya saat membaca tapera tapera ini benar benar langsung berpikiran negatif ke pemerintah, bahkan di negara negara berkembang lainnya tidak ada kebijakan seperti ini, bagaimana pun kita bukan negara komunis yang semua kebijakan pemerintah harus di laksanakan secara sepihak, tapera ini benar benar cara terbaru pemerintah untuk mendapatkan uang, mereka kemungkinan besar sudah kebingungan bagaimana caranya menghasilkan uang setelah pemilu yang menghabiskan banyak anggaran.
Orang yang tidak mengerti politik juga akan berfikir negatif pada pemerintah kalau kebijikan ini terus di lanjutkan. Karena sangat jelas ini memeras uang rakyat, pemerintah seperti kehabisan cara untuk mendapatkan uang. Seharusnya kalau negara butuh dana untuk IKN, jangan bikin program yang mengada-mengada dan tidak masuk akal, yang ujung-ujungnya uang rakyat lenyap tidak jelas. Banyak kasus seperti Taspen di korupsi, Jiwasraya juga sudah dikorupsi dan sekarang Tapera korban selanjutnya sebagai lahan basah untuk korupsi. Saya yakin kalau ini di sahkan 5 tahun kedepan akan ada berita dana Tapera di korupsi.

Lagian membuat kebijikan ini juga ngaco, yang katanya untuk investasi padahal kenyataannya ini modal investasi baru dengan mencekek leher rakyat, bagi yang sudah punya rumah berkewajiban tetap menabung tetapi tidak bisa menarik uang kembali, ini kan aneh. ini sama saja dengan namanya untuk mafia koruptor, hebat penguasa kita. Jelas Tapera hanya cara memeras rakyat, yang sudah punya rumah tetap di potong, yang lebih berat yang sedang nyicil rumah jadi dobel kalau gitu.
member
Activity: 246
Merit: 22
Jujur sih walaupun saya tidak terdaptar sebagai karyawan yang harus ikutan menjadi anggota tapera(karena saya bukan karyawan perusahaan)😁.
Jujur sih saya tidak setuju banget walau kata mereka uangnya tidak seberapa karena cuma 3% saja,itu yang di katakan cuma 3% saja kata mereka yang mana gajih nya di atas 10jt keatas,dan soal yang 3% itu mereka bilang buat tabungan rumah,saya rasa pemerintah soal rumah itu tidak usah ikut campur karena yang gajih nya 5 jt ke bawah itu mereka sudah dibebani oleh banyak nya pengeluaran mereka sehari-hari yang mana bisa di bilang tidak cukup juga,memang sih rumah pribadi juga perlu alias butuh tapi bila perlu harus dipertimbangkan lagi karena takut nya nanti nya uang kita ada yang korupsi karena kan untuk dapat rumah juga tidak lah mudah proses nya juga dan jika terlaksana pun pembikinan rumah nya itu takut nya mogok tengah jalan,yang mana nanti ujung-ujung nya dananya hilang alisa dikorupsi.
Sebagai karyawan sudah banyak potongan mulai dari bpjs ini sih udah jelas ya,mending gak usah lah ikut tapera-tapera sayang uang nya walau hanya 3% kan bukan dari 1 orang jika di kumpulkan bisa menjadi miliar an.
Bosen dengar lagu-lagu pemerintah ini politik.politik Sad, kelihatan baik bagi mereka tapi belum tentu juga ya. Yang paling harus dikedepankan itu pr bagi pemerintah menekan korupsi, pajak dibenahi, perluas lapangan pekerjaan, harga pangan distabilkan.


Iya gan setelah saya putar berkali-kali video tentang renycana pemerintah ini dan juga berita d tv juga sudah munycul, ternyata pemerintah kaya yang memaksakan sekali tentang tapera ini entah apa tujuan sebenarnya secara tidak ada angin dan hujan pemerintah cukup mengejutkan masyarakat dan khusus nya para pekerja, karena renycana pemerintah ini memang jauh dari apa yang sudah presiden bicarakan bukan mau menambahkan lapangan pekerjaan yang ada memaksakan para pekerja atau karyawan untuk penyisipan sebagian gajih nya lagi,dan akan menjadi beban baru.
member
Activity: 267
Merit: 35
Kalau menurut aku sih Tapera itu bagus untuk dilaksanakan apalagi pemotongannya hanya 3%. Lagiankan itu juga bisa mempermudahkan para karyawan itu sendiri agar bisa membeli rumah dengan tabungan tersebut. Banyak orang ribut karena melihat potongannya tetapi tidak melihat manfaatnya dalam jangka panjang.
Memang ide nya tidak salah karena memang bisa sangat membantu banget untuk para karyawan yang memang belum mempunyai hunian rumah pribadi benar yang dikatakan agan nya.

Tapi menurut saya bukan hanya mempermasalahkan 3%nya tetapi memang masyarakat cukup mengawatirkan tentang uang mereka yang 3% itu karena jika memang ini sudah diberlakukan uang yang 3% itu nominal nya cukup gede juga karena kan bukan hanya 1 atau 2 orang saja yang bekerja jadi karyawan itu,dan untuk meyakin kan masyarakat itu untuk saat ini cukup menyulitkan juga untuk Tapera ini banyak yang tidak setuju karena belum ada jaminan nya yang cukup meyakinkan, karena jika sudah ada jaminan pun belum tentu renycana pemerintah ini berjalan dengan lancar karena melihat dari banyak nya berbagai kasus di Indonesia yang mana korupsi cukup lah membuat gaduh masyarakat Indonesia sehingga untuk Tapera ini juga takutnya diembat korupsi si dana nya ini.
member
Activity: 112
Merit: 13
Mau program sebagus apapun yang di usulkan pemerintah kayanya masyarakat kita sudah tidak lagi percaya, ujung-ujungnya mengarah ke hal negatif , apalagi program yang mengkaitkan adanya uang sudah jelas ketebak dalam fikiran masyarakat kita kebanyakan untuk di korupsi,
Sudah hal wajar ada pemikiran seperti itu, karena kita tau bagaimana bobroknya pemerintahan kita,tidak adanya transparasi dalam menjalankan program yang di jalankan,
Apalagi ini program yang baru TAPERA.
Setelah saya membaca beberapa artikel terkesan program ini seperti memaksa di haruskan ikut semua,
Betul sekali gan,memang jika kita pikirkan dengan jernih atau dengan kepala dingin saya rasa program nya sekilas gak ada masalah atau memang iya ide nya cukup bagus yang mana yang pekerja yang ingin mempunyai rumah pribadi yang kita tau ya untuk mempunyai rumah itu bukan hal yang mudah ketika kita punya uang pun menurut saya tidak menjamin kita bisa membuat rumah sendiri karena memang jika sudah jadi uang itu banyak sekali ke butuhan nya bukan hanya pokus ke rumah saja,tapi ya itu kembali lagi ke masalah-masalah yang sudah ada kekewatiran masyarakat ini cukup gede apalagi di saat mereka cukup mempunyai banyak beban kehidupan di tambah lagi dengan adanya wacana pemerintah ini yang mana ingin memotong 3% gajih karyawan nya, ternyata banyak yang tidak setuju ya soal hal ini,mudah-mudahan pemerintah mengurungkan niat nya ini bukan nya ingin membantu yang ada membuat masyarakat terbebani.
Bagaimana masyarakat tidak setuju, program ini memungkinkan dananya akan di korupsi suatu saat nanti, dan jika benar-benar program ini berjalan apakah mungkin bagi masyarakat yang tidak punya rumah yang di potong gajihnya 3% akan mendapatkan rumah, saya rasa tidak mungkin, kita berhitung aja misal gajih seseorang 7jt di potong 3% tiap bulan dengan rata-rata potongan 233.000 kali misalkan 20 tahun yang terkumpul hanya 55.920.000 apakah ada rumah dengan harga segitu?, atau mungkin pemerintah akan langsung memberi rumah dalam bulan pertama pemotongan gajih kita , saya rasa juga tidak mungkin, karena TAPERA ini bentuk tabungan, dan saya rasa apakah akan mudah mengambil hak tabungan kita nanti jika  programnya sudah jalan?

full member
Activity: 415
Merit: 124
Buzz App - Spin wheel, farm rewards
Kalau menurut aku sih Tapera itu bagus untuk dilaksanakan apalagi pemotongannya hanya 3%. Lagiankan itu juga bisa mempermudahkan para karyawan itu sendiri agar bisa membeli rumah dengan tabungan tersebut. Banyak orang ribut karena melihat potongannya tetapi tidak melihat manfaatnya dalam jangka panjang.

Saya sudah jelasin diatas gan, coba dibaca lagi opini saya. Jadi potongan Tapera ini memang manfaat pasti, yg dirasakan nantinya ketika sudah pensiun, berbeda dengan dengan asuransi dan juga jaminan sosial yg bisa langsung dirasakan/klaim ketika sakit sehingga memudahkan peserta dalam berobat.

Sedangkan yang dipeributkan di Tapera ini kita meng-iur sampai usia pensiun dengan dalih memudahkan para karyawan itu sendiri agar bisa beli rumah, dimana untuk proses klaim sendiri dilaksanakan ketika sudah pensiun. Pertanyaannya, ketika masih efektif bekerja kita tinggal dimana? kalau single oke ngekos, kalau sudah berkeluarga? mau terus ngekos apa mau terus ngontrak? Lalu usia pensiun taperanya cair, apa bisa beli rumah? belum tentu, apalagi kalau gajinya umr yg sangat rendah, karena persennya mengikuti angka gaji, semakin besar gaji maka besar juga iurannya dan besar pula angka yg didapat ketika klaim waktu pensiun. Jadi apakah bisa dikatakan kalau program Tapera ini mempermudahkan karyawan untuk membeli rumah gan?
Saya pikir program Tapera itu bersifat sangat memaksa. Logikanya adalah untuk apa Tapera itu jika seorang karyawan dan pekerja mandiri telah memiliki rumah, kemudian jika memasuki masa pensiun dana itu baru bisa dicairkan dengan jumlah yang belum tentu bisa untuk membangun sebuah rumah sederhana. Yang jelas saya sama sekali tak memahami tujuan dari program itu. Jika memang mempermudah masyarakat mendapatkan rumah kenapa tidak buat program rumah subsidi dengan persyaratan yang mudah? Padahal program rumah subsidi lebih spesifik jika dibandingkan dengan program Tapera.
Pages:
Jump to: