Pages:
Author

Topic: Apakah boleh mengunakan agama untuk politik di Indonesia ? (Read 1890 times)

sr. member
Activity: 1624
Merit: 339
https://duelbits.com/

Lambat laun konflik yang melibatkan SARA telah berangsur pergi dari negeri kita, namun masih saja ada segelintir orang menghangatkannya kembali demi kepentingan politik mereka. Baru-baru ini saja muncul kembali isu Ahok yang telah lama tidak dihembuskan karena dia denger-denger kabar akan nyalon di pilkada DKI kembali. Entah apa keinginan mereka, kalau memang mau bangsa kita terpecah belah baiknya dengan cara fair dengan tidak mengungkit isu agama atau SARA. Untung ketika pilpres kemaren atmosfer perpolitikan kita tidak panas kayak di pilkada jakarta, mungkin yang bersaing itu mereka-mereka yang ada di dalam konflik tersebut. Ya kalau memang mau fair setidaknya mainnya jangan pakai isu tersebut tapi menggunakan visi dan misi demi kemajuan bangsa.


Biasanya isu SARA ini digembar-gemborkan hanya oleh orang yang tidak mempunyai kapasitas untuk menjadi pemimpin / gubernur tetapi ngotot untuk ikut dalam pilkada. Isu SARA biasanya menyangkut perihal keagamaan dengan dalih si calon ini orangnya agamis dan dekat dengan ulama. Ane pribadi tidak mempermasalahakn memamerkan kebajikannya selama itu memang kebiasannya dari dulu. Tetapi tiba-tiba menjadi agamis dan dekat dengan ulama harus menjadi semacam kewaspadaan bagi kita dan kita harus
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Menghindari konflik yang berbasis pada SARA adalah kunci untuk mempertahankan persatuan bangsa. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu menahan diri dari terlibat dalam retorika atau tindakan yang memicu ketegangan antar kelompok. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak membiarkan oknum-oknum fanatik mengubah persepsi kita tentang agama dan menciptakan konflik yang tidak perlu.
Lambat laun konflik yang melibatkan SARA telah berangsur pergi dari negeri kita, namun masih saja ada segelintir orang menghangatkannya kembali demi kepentingan politik mereka. Baru-baru ini saja muncul kembali isu Ahok yang telah lama tidak dihembuskan karena dia denger-denger kabar akan nyalon di pilkada DKI kembali. Entah apa keinginan mereka, kalau memang mau bangsa kita terpecah belah baiknya dengan cara fair dengan tidak mengungkit isu agama atau SARA. Untung ketika pilpres kemaren atmosfer perpolitikan kita tidak panas kayak di pilkada jakarta, mungkin yang bersaing itu mereka-mereka yang ada di dalam konflik tersebut. Ya kalau memang mau fair setidaknya mainnya jangan pakai isu tersebut tapi menggunakan visi dan misi demi kemajuan bangsa.
full member
Activity: 1189
Merit: 107
Enterapp Pre-Sale Live - bit.ly/3UrMCWI

Pilkada Jakarta adalah bukti konkret bagaimana penggunaan agama dalam politik dapat menciptakan perpecahan. Oleh karena itu, kedepan seharusnya para politisi atau calon pemimpin harus lebih bijak dalam pengggunaan agama dalam kampanye politik dan bertanggung jawab. Mereka harus memahami bahwa masyarakat kita saat ini mudah sekali sensitif terhadap isu-isu SARA, dan oleh karena itu, mereka harus berupaya untuk tidak memanfaatkan isu-isu tersebut untuk kepentingan politik sempit.
Ya sebisa mungkin hal itu harus dihindari demi persatuan dan kesatuan bangsa. Pilkada DKI dan Pemilu 2019 harus menjadi pelajaran berharga untuk kita semua, cukup banyak terjadi gesekan yang disebabkan oleh tindakan SARA terutama terkait agama. Saya pikir kita tidak perlu mengikuti oknum yang seperti itu, masalah pemilu sebenarnya sudah memiliki jalur resmi jika tak puas dengan hasil yang diharapkan. Jadi sebaiknya kita harus mampu menahan diri dan tak perlu menjadi berlebihan. Saya yakin semua agama juga ingin negeri yang aman tentram dan saling menghargai dan mari sama-sama kita cegah tindakan oknum yang fanatik sehingga dapat merugikan banyak orang karena ulahnya.
Menghindari konflik yang berbasis pada SARA adalah kunci untuk mempertahankan persatuan bangsa. Sebagai warga negara yang baik, kita harus mampu menahan diri dari terlibat dalam retorika atau tindakan yang memicu ketegangan antar kelompok. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak membiarkan oknum-oknum fanatik mengubah persepsi kita tentang agama dan menciptakan konflik yang tidak perlu.
full member
Activity: 415
Merit: 124
Buzz App - Spin wheel, farm rewards

Pilkada Jakarta adalah bukti konkret bagaimana penggunaan agama dalam politik dapat menciptakan perpecahan. Oleh karena itu, kedepan seharusnya para politisi atau calon pemimpin harus lebih bijak dalam pengggunaan agama dalam kampanye politik dan bertanggung jawab. Mereka harus memahami bahwa masyarakat kita saat ini mudah sekali sensitif terhadap isu-isu SARA, dan oleh karena itu, mereka harus berupaya untuk tidak memanfaatkan isu-isu tersebut untuk kepentingan politik sempit.
Ya sebisa mungkin hal itu harus dihindari demi persatuan dan kesatuan bangsa. Pilkada DKI dan Pemilu 2019 harus menjadi pelajaran berharga untuk kita semua, cukup banyak terjadi gesekan yang disebabkan oleh tindakan SARA terutama terkait agama. Saya pikir kita tidak perlu mengikuti oknum yang seperti itu, masalah pemilu sebenarnya sudah memiliki jalur resmi jika tak puas dengan hasil yang diharapkan. Jadi sebaiknya kita harus mampu menahan diri dan tak perlu menjadi berlebihan. Saya yakin semua agama juga ingin negeri yang aman tentram dan saling menghargai dan mari sama-sama kita cegah tindakan oknum yang fanatik sehingga dapat merugikan banyak orang karena ulahnya.
full member
Activity: 1189
Merit: 107
Enterapp Pre-Sale Live - bit.ly/3UrMCWI
Memang tidak ada aturannya gan, tetapi kalau membiarkan membawa agama ke dalam politik tanpa aturan yang jelas dapat memicu ketegangan dan konflik, terutama jika digunakan untuk memperkuat kepentingan politik tertentu atau mengkriminalisasi pandangan atau keyakinan agama lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memiliki batasan yang jelas dan menghormati prinsip-prinsip kebebasan beragama serta menjaga agar politik tidak mengarah pada diskriminasi atau intoleransi terhadap kelompok agama tertentu.

seperti yang mas katakan, di indonesia sendiri tidak ada larangan bahwa seseorang tidak bisa membawa agamanya kedalam politik, karena politik dan agama itu sebenarnya hal yang tidak bisa dipisahkan dari seorang individu. namun masalahnya adalah ketika itu dipakai dalam konteks kampanye politik dan membawa hal-hal sara yang dimana berpotensi menimbulkan perpecahan. misalnya seperti pilkada jakarta lalu, itu adalah salah satu contoh bagaimana penggunaan agama pada politik yang terlalu berlebihan itu menyebabkan perpecahan yang terasa hingga sampai sekarang ini. dan untuk mencegah hal tersebut, seorang politikus harus memahami bahwa penggunaan agama berlebihan pada kampanye mereka itu sangat berpotensi menyebabkan perpecahan, apalagi di tengah kondisi masyarakat indonesia yang sekarang ini semakin sensitif terhadap isu sara. para politikus ini harus membatasi diri dan membawa kedamaian kedalam kampanye mereka dengan tidak menyulut isu sara.
Pilkada Jakarta adalah bukti konkret bagaimana penggunaan agama dalam politik dapat menciptakan perpecahan. Oleh karena itu, kedepan seharusnya para politisi atau calon pemimpin harus lebih bijak dalam pengggunaan agama dalam kampanye politik dan bertanggung jawab. Mereka harus memahami bahwa masyarakat kita saat ini mudah sekali sensitif terhadap isu-isu SARA, dan oleh karena itu, mereka harus berupaya untuk tidak memanfaatkan isu-isu tersebut untuk kepentingan politik sempit.
hero member
Activity: 1736
Merit: 501
Tidak ada larangannya. kalau bagi aku pribadi sih kalau memilih pemimpin pasti yang beragama islam. misalnya ada dua calon pemimpin islam dan kristen. maka aku pasti memilih pemimpim yang islam walaupun calon pemimpin kristen memiliki visi dan misi yang bagus tetapi lebih baik pilih pemimpin islam karena ketika dia memimpin akan membuat program dengan nilai-nilai keislamannya.

Semua orang berhak untuk memilih dan dipilih, terlepas dari agamanya itu islam, kristen, katolik, kongwhucu, budha ataupun hindu. Ketika seseorang itu pantas dan memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai seorang pemimpin, orang tersebut berhak untuk dipilih.

Dan ketika ada seseorang yang non islam maju dan mencalonkan diri sebagai calon eksekutif ataupun atupun legislatif, ketika orang tersebut memiliki visi dan misi yang jelas, memiliki tingkat toleransi yang tinggi antar sesama umat bergama, maka saya tidak akan pernah ragu untuk memilihnya, meskipun orang tersebut berbeda keyakinan dengan saya. Karena bagi saya, tidak ada satupun agama yang mengajarkan keburukan, dan tidak ada satupun agama yang mengharuskan penganutnya itu untuk bermusuhan dengan mereka yang berbeda keyakinan. Jadi sekalipun mereka itu adalah non muslim, tetapi ketika mereka itu adalah seorang hamba yang taat kepada tuhan dan ajarannya,  maka mereka tidak akan pernah ingkar dengan janjinya dan sumpah jabatan yang diucapakanya ketika mereka menang dan dilantik sebagai seorang pemimpin.
Tentu saja tidak ada larangan karena Negara kita negara majemuk yang memiliki banyak agama suku dan budaya. Dengan keanekaragaman yang dimiliki bangsa ini baik pemimpin maupun rakyatnya harus siap menjaga keberagaman itu. kita harus mencari dan memiliki pemimpin yang cinta keberagaman, meskipun begitu kita juga harus menyesuaikan. Jika suatu daerah mayoritas islam jadi ya pemimpinnya diambil dari mayoritas agamanya, termasuk pada Presiden. Ini menurut pendapat saya.

Tapi jika untuk legislatif saya juga sama dengan anda, saya tidak melihat latar belakang agamanya kalau dia memang punya kapasitas dan trek record yang baik saya akan memilih dia meskipun berbeda dengan kayakinan saya. Untuk setingkat eksekutif memang lebih baik dari mayoritas, karena ini akan jauh lebih baik untuk menghindari konflik-konfilik yang tidak di inginkan. Di banyak negara juga pemimpin atau priseiden tetap dari mayoritas.
sr. member
Activity: 1624
Merit: 339
https://duelbits.com/


Bermain dengan isu sara adalah cara instan yang cukup sering di pakai ketika kampanye, meskipun menimbulkan perpecahan, bagi mereka itu bisa memangkas biaya kampanye untuk membuat persatuan lebih solid. Akan tetapi pada Pemilu kemarin, permainan isu tersebut nampaknya itu sedikit mereda. Agama adalah identitas bagi setiap orang yang selalu melekat sepanjang waktu, bagi mereka yang menjadi politikus sudah sepantasnya untuk tidak menjual Agama untuk mencari uang dan kekuasaan.


Ada benarnya seperti yang agan katakan ini. Satu sisi kita memang tidak boleh memisahkan antara politik dan agama. Bahkan dalam agama islam pun ada pembahasan dan pandangan islam tentang pemerintahan dan politik. Dimana kalau kita ingin cara berpolitik ala islam dalam pemerintahan maka sudah tentu perlunya pemimpin dengan latar belakang agama yang kuat. Tetapi masalahnya ya agama sekarang banyak dijual untuk kepentingan politik yang akan dibuang saat sudah berhasil menjabat. Menurut ane politikus yang memang taat beragam dari dulu boleh sedikit menampakkan identitas agamanya. Tetapi yang tidak boleh itu politikus yang dulunya biasa-biasa saja tetapi pas musim kampanye malah jadi sangat alim dan dekat sama ulama. Wah ini yang bahaya menurut ane.
hero member
Activity: 1386
Merit: 731
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Memang tidak ada aturannya gan, tetapi kalau membiarkan membawa agama ke dalam politik tanpa aturan yang jelas dapat memicu ketegangan dan konflik, terutama jika digunakan untuk memperkuat kepentingan politik tertentu atau mengkriminalisasi pandangan atau keyakinan agama lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memiliki batasan yang jelas dan menghormati prinsip-prinsip kebebasan beragama serta menjaga agar politik tidak mengarah pada diskriminasi atau intoleransi terhadap kelompok agama tertentu.

seperti yang mas katakan, di indonesia sendiri tidak ada larangan bahwa seseorang tidak bisa membawa agamanya kedalam politik, karena politik dan agama itu sebenarnya hal yang tidak bisa dipisahkan dari seorang individu. namun masalahnya adalah ketika itu dipakai dalam konteks kampanye politik dan membawa hal-hal sara yang dimana berpotensi menimbulkan perpecahan. misalnya seperti pilkada jakarta lalu, itu adalah salah satu contoh bagaimana penggunaan agama pada politik yang terlalu berlebihan itu menyebabkan perpecahan yang terasa hingga sampai sekarang ini. dan untuk mencegah hal tersebut, seorang politikus harus memahami bahwa penggunaan agama berlebihan pada kampanye mereka itu sangat berpotensi menyebabkan perpecahan, apalagi di tengah kondisi masyarakat indonesia yang sekarang ini semakin sensitif terhadap isu sara. para politikus ini harus membatasi diri dan membawa kedamaian kedalam kampanye mereka dengan tidak menyulut isu sara.
Itu benar, Agama sering kali dipakai untuk menjalankan kepentingan politik pribadi atau golongan, lebih mudahnya Agama dijadikan sebagai politik identitas. Mereka yang terlibat langsung dalam politik seharusnya berusaha untuk tidak merusak nama Agama, memakai Agama untuk memuluskan misi pribadi atau golongan. Terkadang citra Agama menjadi buruk akibat tindakan para politikus yang kurup, dimana pada waktu kampanye mereka meminta dukungan kepada pemuka-pemuka Agama, namun dalam perjalannya bertindak merugikan Negara.

Bermain dengan isu sara adalah cara instan yang cukup sering di pakai ketika kampanye, meskipun menimbulkan perpecahan, bagi mereka itu bisa memangkas biaya kampanye untuk membuat persatuan lebih solid. Akan tetapi pada Pemilu kemarin, permainan isu tersebut nampaknya itu sedikit mereda. Agama adalah identitas bagi setiap orang yang selalu melekat sepanjang waktu, bagi mereka yang menjadi politikus sudah sepantasnya untuk tidak menjual Agama untuk mencari uang dan kekuasaan.
full member
Activity: 868
Merit: 202
Memang tidak ada aturannya gan, tetapi kalau membiarkan membawa agama ke dalam politik tanpa aturan yang jelas dapat memicu ketegangan dan konflik, terutama jika digunakan untuk memperkuat kepentingan politik tertentu atau mengkriminalisasi pandangan atau keyakinan agama lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memiliki batasan yang jelas dan menghormati prinsip-prinsip kebebasan beragama serta menjaga agar politik tidak mengarah pada diskriminasi atau intoleransi terhadap kelompok agama tertentu.

seperti yang mas katakan, di indonesia sendiri tidak ada larangan bahwa seseorang tidak bisa membawa agamanya kedalam politik, karena politik dan agama itu sebenarnya hal yang tidak bisa dipisahkan dari seorang individu. namun masalahnya adalah ketika itu dipakai dalam konteks kampanye politik dan membawa hal-hal sara yang dimana berpotensi menimbulkan perpecahan. misalnya seperti pilkada jakarta lalu, itu adalah salah satu contoh bagaimana penggunaan agama pada politik yang terlalu berlebihan itu menyebabkan perpecahan yang terasa hingga sampai sekarang ini. dan untuk mencegah hal tersebut, seorang politikus harus memahami bahwa penggunaan agama berlebihan pada kampanye mereka itu sangat berpotensi menyebabkan perpecahan, apalagi di tengah kondisi masyarakat indonesia yang sekarang ini semakin sensitif terhadap isu sara. para politikus ini harus membatasi diri dan membawa kedamaian kedalam kampanye mereka dengan tidak menyulut isu sara.
jr. member
Activity: 72
Merit: 3
Tidak ada larangannya. kalau bagi aku pribadi sih kalau memilih pemimpin pasti yang beragama islam. misalnya ada dua calon pemimpin islam dan kristen. maka aku pasti memilih pemimpim yang islam walaupun calon pemimpin kristen memiliki visi dan misi yang bagus tetapi lebih baik pilih pemimpin islam karena ketika dia memimpin akan membuat program dengan nilai-nilai keislamannya.
yang lebih tepatnya sih agama itu harusnya di jadikan landasan untuk berpolitik bukan sebaliknya. Karena kebanyakan kasus yang terjadi  agama di campuradukan dengan politik hanya untuk menguntungkan kelompok tertentu atau pun perorangan yang mempunyai kepentingan, itu sering terjadi di negara kita . Memang kita itu kaum mayoritas tapi saya kurang sependapat jika urusan agama di campuradukan dengan politik, karena itu dua hal yang berbeda.karena politik di negara kita itu politik demokrasi yang mengacu pada pancasila yakni kebebasan atau persamaan. Kedaulatan rakyat,dan pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab. Jika agan akan memilih presiden karena agama, bagaimana agan akan bisa menerima jika suatu saat kebijakan presiden ataupun visi misi yang akan di jalankan jika itu merugikan negara dan masyarakat?.
karena negara kita menganut sistem demokrasi, makanya saya kalau memlih pemimpin itu harus beragama islam dan karena berdasarkan keyakinan yag saya pahami lebhi baik memilih pemimpin islam dari pada kristen.
full member
Activity: 1189
Merit: 107
Enterapp Pre-Sale Live - bit.ly/3UrMCWI
tidak ada yang melarang politik membawa agama aturan nya pun tidak ada yang melarang.
yang pokok jangan membawa SARA yang ekstrem yang bisa menimbulkan perpecahan.
jika di aturan nya hanya tidak boleh kampanye di tempat ibadah contoh di masjid gereja dan tempat ibadah lain nya tidak di perbolehkan
Memang tidak ada aturannya gan, tetapi kalau membiarkan membawa agama ke dalam politik tanpa aturan yang jelas dapat memicu ketegangan dan konflik, terutama jika digunakan untuk memperkuat kepentingan politik tertentu atau mengkriminalisasi pandangan atau keyakinan agama lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memiliki batasan yang jelas dan menghormati prinsip-prinsip kebebasan beragama serta menjaga agar politik tidak mengarah pada diskriminasi atau intoleransi terhadap kelompok agama tertentu.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Semua orang berhak untuk memilih dan dipilih, terlepas dari agamanya itu islam, kristen, katolik, kongwhucu, budha ataupun hindu. Ketika seseorang itu pantas dan memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai seorang pemimpin, orang tersebut berhak untuk dipilih.
Di Indonesia sendiri walau pun mayoritas penduduknya itu Islam, tidak ada larangan bagi non muslim untuk jadi pemimpin di negeri ini. Jadi jika dia pantas dan berhak, maka kita tidak bisa melarangnya untuk maju dan didukung partai. Jadi itu tergantung pada individu masing-masing, kalau tidak mau ya tidak usah dipilih, kalau pun mau setidaknya jangan memaksa orang untuk mengikuti kehendak hati kita. Ane teringat isu-isu yang sedang hangat baru-baru ini tentang duit Anis-Ahok di pilkadi DKI, mereka ini paduan Islam dan Kristen, namun ane melihat ini bukan di kacamata agama, tapi kepada masih Pragmatisnya perpolitikan Indonesia dalam mencari cara untuk mendulang suara.
hero member
Activity: 2282
Merit: 560
_""""Duelbits""""_
Tidak ada larangannya. kalau bagi aku pribadi sih kalau memilih pemimpin pasti yang beragama islam. misalnya ada dua calon pemimpin islam dan kristen. maka aku pasti memilih pemimpim yang islam walaupun calon pemimpin kristen memiliki visi dan misi yang bagus tetapi lebih baik pilih pemimpin islam karena ketika dia memimpin akan membuat program dengan nilai-nilai keislamannya.
Inilah yang menjadi sebuah kesalahan karena selalu menjadikan agama sebagai tameng dan senjata yang justru pada akhirnya pemikiran yang mas lakukan justru dapat membuat perspektif bahwa kita hanya harus tunduk kepada satu agama saja padahal di negara kita untuk saat ini banyak sekali agama dan budaya yang sudah diakui.
Sekarang berbicara tentang agama memang dalam hal ini agama harus dijadikan sebagai landasan agar kita sebagai orang yang mengaku memiliki agama jadi tahu batasan agar menempatkan politik sesuai dengan arahan dari agama untuk membuat para pemimpin juga sadar bahwa selain jabatan yang mereka emban saat ini ada janji dengan tuhan yang memang harus di pertanggung jawabkan tetapi bukan berarti agama dijadikan senjata untuk menjatuhkan satu sama lain antara agama 1 dan agama lainnya.
Itu jadi sedikit melenceng sebenarnya dan untuk contoh yang masnya katakan pada akhirnya saya juga tidak terlalu sependapat dengan hal ini ketika memang misalkan ada 2 calon pemimpin dari agama yang berbeda dimana kita yang memiliki keimanan yang sama dengan salah satu calon pemimpin langsung berada disana hanya karena agamanya yang sama tanpa peduli dari visi misi dan tujuan dia menjabat untuk apa sehingga memang dalam hal ini saya masih tidak terlalu sependapat dan bahkan menentang bahwa agama dijadikan senjata hanya untuk politik yang pada akhirnya itu tetap sama seperti menguntungkan pribadi pada akhirnya. Saya masih merasa agama terlalu suci dan sakral untuk disalah gunakan dalam perannya di perpolitikan di negeri ini.
sr. member
Activity: 1106
Merit: 398
Duelbits
Tidak ada larangannya. kalau bagi aku pribadi sih kalau memilih pemimpin pasti yang beragama islam. misalnya ada dua calon pemimpin islam dan kristen. maka aku pasti memilih pemimpim yang islam walaupun calon pemimpin kristen memiliki visi dan misi yang bagus tetapi lebih baik pilih pemimpin islam karena ketika dia memimpin akan membuat program dengan nilai-nilai keislamannya.

Semua orang berhak untuk memilih dan dipilih, terlepas dari agamanya itu islam, kristen, katolik, kongwhucu, budha ataupun hindu. Ketika seseorang itu pantas dan memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai seorang pemimpin, orang tersebut berhak untuk dipilih.

Dan ketika ada seseorang yang non islam maju dan mencalonkan diri sebagai calon eksekutif ataupun atupun legislatif, ketika orang tersebut memiliki visi dan misi yang jelas, memiliki tingkat toleransi yang tinggi antar sesama umat bergama, maka saya tidak akan pernah ragu untuk memilihnya, meskipun orang tersebut berbeda keyakinan dengan saya. Karena bagi saya, tidak ada satupun agama yang mengajarkan keburukan, dan tidak ada satupun agama yang mengharuskan penganutnya itu untuk bermusuhan dengan mereka yang berbeda keyakinan. Jadi sekalipun mereka itu adalah non muslim, tetapi ketika mereka itu adalah seorang hamba yang taat kepada tuhan dan ajarannya,  maka mereka tidak akan pernah ingkar dengan janjinya dan sumpah jabatan yang diucapakanya ketika mereka menang dan dilantik sebagai seorang pemimpin.
member
Activity: 112
Merit: 13
Tidak ada larangannya. kalau bagi aku pribadi sih kalau memilih pemimpin pasti yang beragama islam. misalnya ada dua calon pemimpin islam dan kristen. maka aku pasti memilih pemimpim yang islam walaupun calon pemimpin kristen memiliki visi dan misi yang bagus tetapi lebih baik pilih pemimpin islam karena ketika dia memimpin akan membuat program dengan nilai-nilai keislamannya.
yang lebih tepatnya sih agama itu harusnya di jadikan landasan untuk berpolitik bukan sebaliknya. Karena kebanyakan kasus yang terjadi  agama di campuradukan dengan politik hanya untuk menguntungkan kelompok tertentu atau pun perorangan yang mempunyai kepentingan, itu sering terjadi di negara kita . Memang kita itu kaum mayoritas tapi saya kurang sependapat jika urusan agama di campuradukan dengan politik, karena itu dua hal yang berbeda.karena politik di negara kita itu politik demokrasi yang mengacu pada pancasila yakni kebebasan atau persamaan. Kedaulatan rakyat,dan pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab. Jika agan akan memilih presiden karena agama, bagaimana agan akan bisa menerima jika suatu saat kebijakan presiden ataupun visi misi yang akan di jalankan jika itu merugikan negara dan masyarakat?.
jr. member
Activity: 72
Merit: 3
Tidak ada larangannya. kalau bagi aku pribadi sih kalau memilih pemimpin pasti yang beragama islam. misalnya ada dua calon pemimpin islam dan kristen. maka aku pasti memilih pemimpim yang islam walaupun calon pemimpin kristen memiliki visi dan misi yang bagus tetapi lebih baik pilih pemimpin islam karena ketika dia memimpin akan membuat program dengan nilai-nilai keislamannya.
newbie
Activity: 62
Merit: 0
Untuk momen Pemilu seperti saat ini, saya merasa pembahasan ini sangat menarik. Menurut saya politisi Indonesia akan menggunakan cara apapun untuk meraih kekuasaannya, melebarkan pengaruhnya, dan memanfaatkan peluang yang tersedia dengan sangat baik. Hubungan Agama dengan Politik sebenarnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kita tahu banyak sekali Ormas atau Organinasi yang yang memiliki pengaruh cukup besar dalam dinamika politik Indonesia, dan mereka memakai atribut Agama dengan tujuan akhir adalah masuk kedalam ranah Politik.

Memang benar, sebagian dari tokoh-tokoh Ormas atau Organisasi yang berbasis Agama sangat sering melegitimasi isu politik, dengan tujuan untuk mengiring para anggotanya untuk mendukung salah satu kandidat Paslon. Cara yang digunakan tidak lain adalah menjual Ayat-ayat Agama untuk mengelabui anggotanya, menakuti mereka dengan hal tersebut cukup efektif untuk mendongkrak jumlah suara.


kalau politisi caleg sih jarang kampanye membabibuta menggunakan agama.
biasanya yang tim kampanye nya menggunakan agama biasanya capres atau calon kepala daerah. karena punya tim kampanye yang banyak.
berbeda dengan caleg yang budget nya terbatas biasanya ya kampanye nya sendiri dan hanya tebar amplop saja supaya dapat banyak yang memilih nya
Iya gan, timses yang mengangkat isu agama biasanya ketika pemilihan kepala eksekutif baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Tetapi biasanya yang paling parah terjadi dan masif ketika pilpres seperti pemilu 2019 yang lalu dimana isu agama begitu masif di gunakan. Dan saya heran kok bisa masyarakat kita termakan dengan isu agama tersebut padahalkan baik Jokowi dan Prabowo sama-sama islam.

isu agama di mulai dari pilpres 2014 waktu pilihan presiden.
terus puncak nya ketika pilgub jakarta yang mempertemukan ahok vs anis baswedan itu paling parah banget sampai orang meninggal ga di solatkan jenazahnya sama masyarakat karena pilihan politiknya milih ahok, ini yang benar2 paling parah konstelasi politik membawa agama
Popularasi yang terjadi ketika Pilgub di DKI Jakarta memang parah sekali. Orang -orang seperti itu sangat bodoh mau aja dibodohi itu namanya fanatik buta masyarakat seperti itu ibarat daun kering (mudah dikumpalin, susah diikat, berisik mudah di bakar).
full member
Activity: 1148
Merit: 151
Hire Bitcointalk Camp. Manager @ r7promotions.com
perpolitikan di Indonesia selalu mengunakan cara-cara extrim untuk meraih suara, terkadang ada yang membawa -bawa  agama, suku dan lain lain, semestinya ini patut dicegah dengan ketat supaya tidak terjadi kontra yang jauh dan salah  mengunakan.
beberapa tahun lalu banyak tuh para pejabat yang menggunakna atgama sebagai alat kampanye mereka namun semakin hari semakin sadar para warga, menggunakna agama sebagai alat politik sebenarnya tida di larang namun sungguh tidak beretika lah menggunakan agama sebagai alat politik, apalagi dengan isu tak pilih yang seagama maka tak masuk surga atau tak masuk kubur dengan tenang, sungguh lol kali.
hero member
Activity: 868
Merit: 501
Chainjoes.com
Untuk momen Pemilu seperti saat ini, saya merasa pembahasan ini sangat menarik. Menurut saya politisi Indonesia akan menggunakan cara apapun untuk meraih kekuasaannya, melebarkan pengaruhnya, dan memanfaatkan peluang yang tersedia dengan sangat baik. Hubungan Agama dengan Politik sebenarnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kita tahu banyak sekali Ormas atau Organinasi yang yang memiliki pengaruh cukup besar dalam dinamika politik Indonesia, dan mereka memakai atribut Agama dengan tujuan akhir adalah masuk kedalam ranah Politik.

Memang benar, sebagian dari tokoh-tokoh Ormas atau Organisasi yang berbasis Agama sangat sering melegitimasi isu politik, dengan tujuan untuk mengiring para anggotanya untuk mendukung salah satu kandidat Paslon. Cara yang digunakan tidak lain adalah menjual Ayat-ayat Agama untuk mengelabui anggotanya, menakuti mereka dengan hal tersebut cukup efektif untuk mendongkrak jumlah suara.


kalau politisi caleg sih jarang kampanye membabibuta menggunakan agama.
biasanya yang tim kampanye nya menggunakan agama biasanya capres atau calon kepala daerah. karena punya tim kampanye yang banyak.
berbeda dengan caleg yang budget nya terbatas biasanya ya kampanye nya sendiri dan hanya tebar amplop saja supaya dapat banyak yang memilih nya
Iya gan, timses yang mengangkat isu agama biasanya ketika pemilihan kepala eksekutif baik ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Tetapi biasanya yang paling parah terjadi dan masif ketika pilpres seperti pemilu 2019 yang lalu dimana isu agama begitu masif di gunakan. Dan saya heran kok bisa masyarakat kita termakan dengan isu agama tersebut padahalkan baik Jokowi dan Prabowo sama-sama islam.

isu agama di mulai dari pilpres 2014 waktu pilihan presiden.
terus puncak nya ketika pilgub jakarta yang mempertemukan ahok vs anis baswedan itu paling parah banget sampai orang meninggal ga di solatkan jenazahnya sama masyarakat karena pilihan politiknya milih ahok, ini yang benar2 paling parah konstelasi politik membawa agama
hero member
Activity: 602
Merit: 501
Undeads.com - P2E Runner Game
tidak ada yang melarang politik membawa agama aturan nya pun tidak ada yang melarang.
yang pokok jangan membawa SARA yang ekstrem yang bisa menimbulkan perpecahan.
jika di aturan nya hanya tidak boleh kampanye di tempat ibadah contoh di masjid gereja dan tempat ibadah lain nya tidak di perbolehkan
Pages:
Jump to: