Memang secara aturan negara tidak ada yang melarang dengan menggunakan agama untuk politik. Tetapi secara pendidikan politik tidak mencerminkan kedewasaan. Apalagi jika melihat di pemilu sebelumnya banyak pihak yang menggunakan isu agama untuk memecah belah bangsa dengan mengusung politik identitas. Kita berharap pada pemilu yang akan datang tidak ada lagi isu cebong kampret dan juga tidak ada lagi politik identitas yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa. Saya juga setuju jika dalam kampanye nanti tidak ada boleh lagi ada yang mengkafir-kafirkan orang lagi dan menyesatkan orang lain demi mendapatkan suara dikalangan masyarakat.
Jika saya lihat dari kata-kata yang om pakai ini (mengkafir-kafirkan orang), sepertinya om adalah orang muslim. Nah sebagaimana yang semua orang tahu bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara yang masih menganut sistem pemerintahan
Presidensil dan bukan negara muslim meskipun kebanyakan penduduknya adalah muslim, maka politik identitas itu tidak hanya bisa dilakukan oleh calon pemimpin yang muslim saja, namun juga bisa dilakukan oleh calon pemimpin yang non muslim sehingga hal itu harus dikatakan secara menyeluruh kepada semua calon pemimpin, bukan hanya untuk calon pemimpin yang muslim saja. Karena kalau saya pahami dari apa yang om katakan itu, sepertinya om hanya mengarahkan ke salah satu agama saja, yaitu muslim dan saya juga tidak tahu pemimpin seperti apa yang om pilih di masa lalu sehingga om menggunakan kata-kata (mengkafir-kafirkan orang) dalam menanggapi hal ini.
Jika om adalah pakar politik yang sangat handal, maka saya pikir om sudah tahu bahwa politik itu tidak hanya menyangkut tentang pemilu atau pilkada saja. Tetapi juga bisa menyangkut hal lainnya seperti pada sektor ekonomi dan juga pada sektor-sektor yang bisa melahirkan persaingan antara satu dengan yang lain. Contohnya seperti yang digunakan oleh para pebisnis dan para pedagang yang ada didalam pasar demi bisa terus bersaing dengan para kompetitor ataupun para pesaing mereka. Namun karena dalam topik ini pembahasan politik lebih mengarah ke hal pemilu, baik itu untuk memilih presiden ataupun para anggota legislatif lainnya, saya juga tidak setuju kalau politik identitas masih dilakukan oleh para calon-calon pemimpin di tahun depan, tetapi apakah om yakin kalau politik identitas itu tidak akan terjadi lagi di tahun depan ?
Karena
kesbang.jogjakota sendiri juga sudah pernah mengungkapkan dampak dari hal tersebut dimana Dampak dari politik identitas itu juga bisa menimbulkan hal yang cukup serius karena bisa menyerang golongan tertentu yang menimbulkan diskriminasi hingga radikalisasi. sehingga demokrasi yang kita harapkan tentu tidak akan terjadi kalau hal tersebut masih saja berjalan di tahun depan nanti.