Pages:
Author

Topic: Apakah boleh mengunakan agama untuk politik di Indonesia ? - page 5. (Read 1921 times)

member
Activity: 250
Merit: 57
don't mess with BITCOIN
perpolitikan di Indonesia selalu mengunakan cara-cara extrim untuk meraih suara, terkadang ada yang membawa -bawa  agama, suku dan lain lain, semestinya ini patut dicegah dengan ketat supaya tidak terjadi kontra yang jauh dan salah  mengunakan.
pemilu sebelumnya saya pikir yang sangat parah karena ada banyak hoaks yang tersebar, saling serang antar komunitas, politisasi agama, dan bahkan kecurangan pemilu, pertanyaannya apakah di pemilu tahun depan hal hal sejenis ini akan kembali muncul? tentu saja iya, pasti akan muncul lagi narasi2 politisasi agama untuk kepentingan kelompok pendukung salah satu calon

semoga para pemilih muda lebih bijak lagi dalam menyaring informasi yang masuk ke telinga mereka, hoaks akan selalu ada di masa kampanye
sr. member
Activity: 868
Merit: 326
DI Indonesia yang mayoritas beragama Islam justru ribut sesama umat Islam hanya karena berbeda pandangan politk yang di akibatkan oleh isu isu yang dibangun oleh oknum salah satu kelompok sehingga terjadi perpecahan.
Sungguh disayangkan, namun bagaimana lagi. Kontrol paham agama islam belum ketat karena mungkin kita negara kepulauan dengan banyak suku dan banyak pengaruh dari dunia luar masuk dipulau satu dan berkembang disana. Di negara luar pun juga banyak paham paham islam lainnya dan jumlahmya banyak, hal ini juga tak lepas dari Indonesia juga. Dari radikal sampai yang halus pun ada, dari yang menyimpang maupun lurus pun ada.

Quote
mungkin menyelamatkan generasi muda adalah salah satu cara yang bisa di lakukan akan tetapi sampai dengan sejauh ini kita tidak melihat ada upaya yang di lakukan untuk mencerdaskan anak bangsa, justru sebaliknya.
Nah pokok masalahnya dari politik menyimpang ini juga ada generasi penerusnya, selama bibit masuk ke dunia politik dia sudah digiring untuk melakukan tindakan menyimpang, contoh nyata dikeluarga orang terpandang yang saat ini juga terjerat kasus korupsi dan anaknya terjerat kekerasan. Di keluargapun si anak ini juga tidak dididik dengan benar hingga kasus kekerasan dibiarkan dan disaksikan oleh si ayah yang seorang koruptor itu.
Dari keluarga pun didikannya sudah tidak benar, apalagi masuk ke politik dengan circle orang-orang korup dan menyimpang. Ya intinya Agan benar, mencerdaskan anak bangsa itu sudah kewajiban dan keharusan negara/pemerintah, namun seleksi dan memastikan si bakal calon ini layak juga peran penting yang harus disoroti kembali.

sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
Sebenarnya sangat miris jika melihat beberapa tahun kebelakang mengenai agama yang di politikkan. Isu agama dan suku ini sangat mudah digoreng dan bisa memicu emosi secara spontan dari beberapa pihak yang merasa tersinggung. Hal ini mungkin sudah lumrah atau bahkan sudah mendarah daging, bukan di Indonesia saja dinegara luar pun juga sama bahkan timbul korban jiwa hingga pembantaian dari salah satu pihak.
Di Indonesia sudah lama seperti ini dan saya pikir berbeda dengan negara negar lain seperti yang anda katakan sampai timbul korban jiwa hingga pembantaian dari salah satu pihak karena itu sudah dalam kategori perang agama, sedangkan DI Indonesia yang mayoritas beragama Islam justru ribut sesama umat Islam hanya karena berbeda pandangan politk yang di akibatkan oleh isu isu yang dibangun oleh oknum salah satu kelompok sehingga terjadi perpecahan.

Quote
Terima ataupun tidak terima itulah dunia politik yang sudah tidak sehat, demi sebuah jabatan cara apapun dilakukan untuk meraihnya. Moral dan kepribadian dari anggota partai politik harus dibenahi agar tidak terjadi hal seperti ini, namun yang paling meresahkan itu adalah beberapa oknum provokator, percaya atau tidak penghianat itu selalu ada dan mereka lebih memilih uang dari pada nyawa seseorang yang mereka adu domba lewat politik agama dan suku.
Politik Indonesia sudah terlalu kotor dan sangat banyak orang yang melakukan segala cara hanya demi uang, mereka seakan tidak memiliki hati nurani lagi.
Benar seperti yang anda katakan, ini sudah seperti Budaya yang sangat sulit di hilangkan, mungkin menyelamatkan generasi muda adalah salah satu cara yang bisa di lakukan akan tetapi sampai dengan sejauh ini kita tidak melihat ada upaya yang di lakukan untuk mencerdaskan anak bangsa, justru sebaliknya.

Quote
Kadang orang yang sadar dan tahu akan lebih memilih diam, karena mungkin mereka sudah enggan dan malas untuk berbicara. Karena setiap mereka berbicara di bungkam atau diabaikan. Masih banyak orang baik yang membela rakyat secara benar namun sampai saat ini hilang dan bahkan mati dengan kasus yang tidak masuk akal. Begitulah politik!
Itu semua karena mereka kalah dari kelomok yang banyak, sehingga tidak ada yang bisa di lakukan selain diam, jiak mereka terlalu over maka itu akan menjadi petaka untuk diri sendiri.
Di Indonesia tidak butuh orang pintar, Di Indonesia hanya butuh orang orang yang mau bergabung dalam kelompok terlepas siapapu itu, Saya mengatakan demikian karena sudah ada bukti dulunya, B.J Habibie adalah salah satu orang tercerdas di dunia, dia di hargai oleh negara negara lain namun tidak di terima di Indonesia.
Negara Lain mendapatkan ilmunya, Di Indonesia hanya ramai penonton filmnya.
member
Activity: 700
Merit: 55
perpolitikan di Indonesia selalu mengunakan cara-cara extrim untuk meraih suara, terkadang ada yang membawa -bawa  agama, suku dan lain lain, semestinya ini patut dicegah dengan ketat supaya tidak terjadi kontra yang jauh dan salah  mengunakan.
Ada baiknya berpolitik itu menggunakan gagasan. Jika ada Calon yang menggunakan isu agama akan ketahuan kok, dan saya pikir masyarakat Indonesia sudah pintar-pintar saat ini ,Bisa menilai mana calon-calon yang mgegunakan politik dengan cara yang tidak baik.

Jadi kita sebagai pemilih harus pintar juga untuk menentukan, jika ada calon yang menggunakan isu politik agama , suku dan lain-lain .Tinggalkan mereka dan jangan di pilih di pemilu nanti.
member
Activity: 350
Merit: 22
WOITOKEN Play to Earn NFT Game
Menurut sumber yang saya dapatkan tentang menggunakan agama untuk politik di Indonesia, menggunakan agama untuk tujuan politik adalah isu yang kompleks. Secara konstitusional, Indonesia adalah negara dengan dasar Negara Pancasila yang menganut prinsip-prinsip toleransi dan keberagaman agama. Pancasila menegaskan bahwa semua agama harus dihormati dan diperlakukan secara adil.
Meskipun demikian, penggunaan agama dalam politik di Indonesia seringkali menjadi topik perdebatan. Beberapa melihatnya sebagai bentuk kampanye politik yang tidak etis, sedangkan yang lain mungkin berpendapat bahwa agama dapat digunakan untuk mendorong nilai-nilai moral dalam kebijakan publik. Pemerintah sering berusaha menjaga keseimbangan antara hak beragama dan kebijakan politik yang adil.
member
Activity: 267
Merit: 42
Diindonesia,prinsip negara adalah negara yang berdasarkan Pancasila, yang menghormati agama dan keyakinan,meskipun agama bagian dari kehidupan politik dan budaya,aturan dan etika berpolitik seharusnya tidak mengorbankan agama/ keyakinan masing2 calon kandidat politisi,dan menurut saya agama adalah bagian dari politik tetapi dengan beberapa prinsip dan batasan yang harus di ikuti.
Dalam peraktiknya banyak parati politik di Indonesia memiliki basis agama atau berlandaskan pada nilai-nilai agama tertentu,namun konstitusi dan hukum Indonesia harus tetap dijunjung sebagai landasan utama dalam proses politik,penggunaan agama dalam politik harus sejalan dengan prinsip2 demikrasi, pluralisme dan demokrasi.
sr. member
Activity: 1470
Merit: 256
Pendapat orang terhadap topik ini mungkin berbeda-beda, sebagian ada yang menganggap bahwa agama itu melekat pada diri seseorang dan ketika ia berpolitik maka secara otomatis ajaran agamanya akan teraplikasi pada keputusan politiknya, namun ada yang menganggap bahwa agama dan politik adalah dua hal yang berbeda. Untuk di Indonesia sendiri, menggunakan agama untuk politik itu sudah sering dilakukan oleh para politikus untuk mendapatkan suara. Kita bisa melihat bagaimana Pilgub DKI kemarin membuat masyarakat terpolarisasi hingga sampai sekarang ini. Karena kondisi masyarakat kita yang masih minim pengetahuan dan gampang terprovokasi, sebaiknya menggunakan agama untuk politik itu tidak disarankan karena akan bisa memicu konflik di masyarakat. Namun kita juga tidak boleh menghilangkan agama pada politik kita sepenuhnya, karena itu yang mengatur akhlak dan perbuatan kita. Intinya adalah jika kamu beragama dan berpolitik,gunakan ajaran agama mu untuk kebaikan bukan untuk memecah-belah masyarakat.

Tentunya sob, setiap orang akan mengutarakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang mereka ketahui di thread ini, dan kita harus saling menghargai pendapat masing-masing. Grin
Saya sependapat dengan anda, menurut saya sudah tidak asing lagi jika mendengar agama dikaitkan dengan politik di Indonesia, yang saya maksud adalah agama akan dijadikan alat untuk mendapatkan suara yang banyak dalam politik, misalnya jika seorang tokoh terkenal Tokoh agama mencalonkan diri sebagai pemimpin, sudah pasti dia menang karena mendapat banyak suara dari orang-orang yang mengikuti aliran atau ajarannya. Benar apa yang anda sampaikan, sebenarnya agama tidak boleh dijadikan alat dalam berpolitik karena akan menimbulkan konflik di masyarakat, dan hal ini sebenarnya tidak tepat, namun nyatanya banyak calon politik yang menggunakan langkah tersebut. Ya, sebenarnya orang tidak ada niat untuk memecah belah, tapi mungkin saja mereka salah mengambil langkah dan hanya mementingkan diri sendiri sehingga akan melakukan segalanya demi apa yang ingin dipenuhi atau dicapai.
member
Activity: 89
Merit: 38
Pada dasar nya Agama adalah keyakinan dan Politik adalah kepentingan.

Politik dan Agama harus dipisahkan dalam artian bahwa mereka yang berpolitik ini dengan sengaja dan sadar menggunakan Agama sebagai senjata untuk memanipulasi sikap bakti dan menggerakkan massa seturut kepentingan dengan cara yang paling mudah, murah dan singkat.
Jika kepentingan diri atau kelompok dikipas-kipas sebagai keyakinan, maka Setan diangkat menjadi Tuhan.
Agama dan Politik memiliki tempat yang indah dijalurnya masing-masing.
Karena berjualan agama di negri ini laku untuk dijual.
Imo
sr. member
Activity: 1260
Merit: 429
Pendapat orang terhadap topik ini mungkin berbeda-beda, sebagian ada yang menganggap bahwa agama itu melekat pada diri seseorang dan ketika ia berpolitik maka secara otomatis ajaran agamanya akan teraplikasi pada keputusan politiknya, namun ada yang menganggap bahwa agama dan politik adalah dua hal yang berbeda. Untuk di Indonesia sendiri, menggunakan agama untuk politik itu sudah sering dilakukan oleh para politikus untuk mendapatkan suara. Kita bisa melihat bagaimana Pilgub DKI kemarin membuat masyarakat terpolarisasi hingga sampai sekarang ini. Karena kondisi masyarakat kita yang masih minim pengetahuan dan gampang terprovokasi, sebaiknya menggunakan agama untuk politik itu tidak disarankan karena akan bisa memicu konflik di masyarakat. Namun kita juga tidak boleh menghilangkan agama pada politik kita sepenuhnya, karena itu yang mengatur akhlak dan perbuatan kita. Intinya adalah jika kamu beragama dan berpolitik,gunakan ajaran agama mu untuk kebaikan bukan untuk memecah-belah masyarakat.
sr. member
Activity: 1638
Merit: 339
perpolitikan di Indonesia selalu mengunakan cara-cara extrim untuk meraih suara, terkadang ada yang membawa -bawa  agama, suku dan lain lain, semestinya ini patut dicegah dengan ketat supaya tidak terjadi kontra yang jauh dan salah  mengunakan.

memanfaatkan isu sara bukan lagi hal baru yang terjadi di negara kita ini, hampir semua pejabat yang terpilih menggunakan isu sara untuk menaikkan persentase kemenangan mereka, bahkan ada yang sampai terang terangan mengadakan kampanye di rumah rumah ibadah, itu benar benar membuat saya miris.

tahun depan adalah tahun politik indoneisa, dan saya perhatikan isu isu sara sudah mulai bermunculan satu persatu, sepertinya bakal ada kejadian heboh lainnya di pemilu tahun depan, itu sudah pasti.
Dari tahun tahun sebelumnya ketika hampir pemilu memang demikian, ane tidak menyalahkan hal tersebut akan tetapi beberapa di antara mereka yang membuat perpecahan yang sangat disayangkan, beberapa insfluenser tanah air juga terlibat ketika berbeda pandangan politik maka agama jadi sasaran, seolah oleh ketika berbeda pilihan politik kita sudah tidak seagama lagi.

Namun pada dasarnya yang beragama islam khususnya di haruskan untuk berpolitik, maksudnya memilih pemimpin yang seiman namun dalam di Indonesia satu agama bisa dibuat terpecah belah.
Jika para politisi tersebut yang membawa isu agama agar terpilih lalu menjunjung tinggi nilai nilai agama dan melakukan hal seperti yang di janjikan tidak masalah, akan tetapi banyak dari mereka justru malah tidak memperdulikannya lagi ketika menang.
Itu cukup di sayangkan dan ane sangat tidak suka bagi orang orang yang menjual agamanya untuk kepentingan pribadinya.
sr. member
Activity: 812
Merit: 257
PredX - AI-Powered Prediction Market
Apalagi tokoh agama dan tokoh masyarakat (cukup mewakili SARA) di masing masing daerah itu akan ber efek besar dan euporia nya terasa lebih kuat untuk kepentingan pihak tententu, ambil contoh saat pemilu anggota dewan perwakilan daerah saja ya? agan tidak menyebutkan politik apa yang di maksud di utas agan, jika mengutamakan kebersamaan salah satunya di satukan dengan deklarasi oleh tokoh tokoh tersebut dan bakal calon tentu probabilitas nya akan lebih besar untuk menang, misal agama tertentu jumlah nya cukup banyak dan menduduki wilayah besar indonesia, agama bukan alat tapi setiap orang yang memperlakukan agama dengan baik (melibatkan dalam politik) menurut saya akan lebih mendapat tempat yang baik di mata masyarkat karena semua orang di ktp nya beragama, secara pribadi mungkin akan timbul kesan ada potensi baik dalam mengemban tugas nya di masa depan walaupun hanya sebatas penilaian sepintas, dan tidak jadi jaminan kinerja nya di masa depan, walau sudah di dukung oleh orang penting dan berpengaruh di lingkungan tersebut.

Politik seperti ini sudah seperti jadi tradisi turun temurun dan lumrah.
sr. member
Activity: 2520
Merit: 366
Catalog Websites
perpolitikan di Indonesia selalu mengunakan cara-cara extrim untuk meraih suara, terkadang ada yang membawa -bawa  agama, suku dan lain lain, semestinya ini patut dicegah dengan ketat supaya tidak terjadi kontra yang jauh dan salah  mengunakan.

memanfaatkan isu sara bukan lagi hal baru yang terjadi di negara kita ini, hampir semua pejabat yang terpilih menggunakan isu sara untuk menaikkan persentase kemenangan mereka, bahkan ada yang sampai terang terangan mengadakan kampanye di rumah rumah ibadah, itu benar benar membuat saya miris.

tahun depan adalah tahun politik indoneisa, dan saya perhatikan isu isu sara sudah mulai bermunculan satu persatu, sepertinya bakal ada kejadian heboh lainnya di pemilu tahun depan, itu sudah pasti.
sr. member
Activity: 868
Merit: 326

Terlepas dari apapun yang terjadi, saya pikir itu sudah tidak bisa di bendung dan untuk tahun politik sekarang ini perpecahan belum terlihat seperti tahun sebelumnya, namun kemungkinan akan terjadi hal yang sama ( menurut pandangan saya)


Sebenarnya sangat miris jika melihat beberapa tahun kebelakang mengenai agama yang di politikkan. Isu agama dan suku ini sangat mudah digoreng dan bisa memicu emosi secara spontan dari beberapa pihak yang merasa tersinggung. Hal ini mungkin sudah lumrah atau bahkan sudah mendarah daging, bukan di Indonesia saja dinegara luar pun juga sama bahkan timbul korban jiwa hingga pembantaian dari salah satu pihak.

Terima ataupun tidak terima itulah dunia politik yang sudah tidak sehat, demi sebuah jabatan cara apapun dilakukan untuk meraihnya. Moral dan kepribadian dari anggota partai politik harus dibenahi agar tidak terjadi hal seperti ini, namun yang paling meresahkan itu adalah beberapa oknum provokator, percaya atau tidak penghianat itu selalu ada dan mereka lebih memilih uang dari pada nyawa seseorang yang mereka adu domba lewat politik agama dan suku.

Kadang orang yang sadar dan tahu akan lebih memilih diam, karena mungkin mereka sudah enggan dan malas untuk berbicara. Karena setiap mereka berbicara di bungkam atau diabaikan. Masih banyak orang baik yang membela rakyat secara benar namun sampai saat ini hilang dan bahkan mati dengan kasus yang tidak masuk akal. Begitulah politik!
sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
Dan Saya harap mereka membawa-bawa agama bukan hanya untuk pencitraan saja. Seperti saat berkampanye mungkin ada yang mendekati para kyai atau ulama hanya untuk mendapatkan dukungannya saja. Itu juga tidak mengapa tapi jangan sampai setelah memenangkan pemilihan kemudian mereka lupa kepada tokoh ulama yang dahulu mendukung dirinya. Bagaimanapun di negara kita peran para kyai/ulama sangat di sorot oleh warga negara kita. Sehingga jika Ulama A memilih kandidat X maka para murid dan mayoritas masyrakat atau mustaminya juga berpotensi mengambil pilihan yang sama mengikuti sang kyai. Nah permasalahannya disini adalah terkadang para kyai ini terlupakan. Bahkan aspirasi mereka terkadang sulit untuk sampai pada pemerintahan. Dan jika sampai pun jarang yang bisa direalisasikan. Saya harap kedepannya semua aspirasi masyarakat bisa lebih didengar.

Dan Jangan sampai menghasilkan perpecahan diantara umat beragama hanya karena gara-gara urusan politik. Justru dengan berjalan proses politik maka harus mengedepankan solusi supaya kita menjadi lebih bersatu dan tidak dikotak-kotakan.
Namun kenyataannya saat ini di Indonesia perbedaan pilihan dalam politik sudah berdampak pada perpecahan sesama umat beragama.
Secara Agama Memang kita harus memilih pemimpin yang bisa memahami Agama ataupun tidak akan menghalangi umat beragam dalam beribadah, jadi wajar memang jika ranah agama di dekati oleh politisi sehingga para politisi mendekati para para ulama namun yang saya tidak suka adalah para pendukungnya yang seakan membuat perpecahan ketika berbeda pilihan.
Dan menurut pandangangan saya, sekarang ini politik Indentitas sudah sangat over sehingga terjadi perpecahan, dan kesalahannya bukan hanya pada para pendukung akan tetapi para politisi itu sendiri.
Banyak janji namun ketika sudah menang nanti mereka mengingkari.

Terlepas dari apapun yang terjadi, saya pikir itu sudah tidak bisa di bendung dan untuk tahun politik sekarang ini perpecahan belum terlihat seperti tahun sebelumnya, namun kemungkinan akan terjadi hal yang sama ( menurut pandangan saya)
Jadi biarlah itu berurusan dengan Tuhan nya masing masing saja, siapapun para politisi yang menggunakan Agama untuk kepentinggannya maka ia akan menanggung dosa nya sendiri di akhirat kelak.
hero member
Activity: 630
Merit: 611
Bahkan dalam agama islam ilmu politik juga ada babnya tersendiri yang biasa disebut ilmu siyasah. Jadi penggunaan agama dalam berpolitik juga jelas diperbolehkan. Dengan catatan tidak untuk digunakan hanya untuk kepentingan pribadi tapi harus mengedepankan kepentingan atau kemaslahatan umat atau warga.

Kalau keluar dari jalur itu yaitu hanya untuk kepentingan pribadi bahkan sampai merugikan pihak lain atau saling jatuh menjatuhkan maka saya rasa ini sudah tidak dibenarkan. Namun setidaknya berpolitik dengan menggunakan agama tidak akan seekstrim dengan politik dengan menggunakan propaganda lain yang bisa lebih kejam seperti saling menjatuhkan melalui media (saling fitnah atau saling membongkar aib) yang bahkan bisa berujung pada terancamnya keselamatan suatu individu.

Tapi maaf jika pendapat saya sedikit tidak benar. Soalnya Itu hanya pendapat saya yang awam ya om. Mohon dikoreksi. Soalnya belum begitu faham soal perpolitikan.
Saya setuju dengan anda, tidak ada salahnya menggunakan agama dalam berpolitik karena saya rasa setiap agama tentu membolehkan berpolitik dan juga jika mereka terpilih sebagai pemimpin tentu mereka harus memikirkan kepentingan banyak orang jangan hanya mementingkan dirinya sendiri karena jika mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri maka mereka telah mengambil keuntungan dari agama sungguh ini tindakan yang sangat memalukan yang di ambil oleh calon yang telah terpilih sebagai pemimpin.
Dan Saya harap mereka membawa-bawa agama bukan hanya untuk pencitraan saja. Seperti saat berkampanye mungkin ada yang mendekati para kyai atau ulama hanya untuk mendapatkan dukungannya saja. Itu juga tidak mengapa tapi jangan sampai setelah memenangkan pemilihan kemudian mereka lupa kepada tokoh ulama yang dahulu mendukung dirinya. Bagaimanapun di negara kita peran para kyai/ulama sangat di sorot oleh warga negara kita. Sehingga jika Ulama A memilih kandidat X maka para murid dan mayoritas masyrakat atau mustaminya juga berpotensi mengambil pilihan yang sama mengikuti sang kyai. Nah permasalahannya disini adalah terkadang para kyai ini terlupakan. Bahkan aspirasi mereka terkadang sulit untuk sampai pada pemerintahan. Dan jika sampai pun jarang yang bisa direalisasikan. Saya harap kedepannya semua aspirasi masyarakat bisa lebih didengar.

Dan Jangan sampai menghasilkan perpecahan diantara umat beragama hanya karena gara-gara urusan politik. Justru dengan berjalan proses politik maka harus mengedepankan solusi supaya kita menjadi lebih bersatu dan tidak dikotak-kotakan.
hero member
Activity: 1876
Merit: 726
Bahkan dalam agama islam ilmu politik juga ada babnya tersendiri yang biasa disebut ilmu siyasah. Jadi penggunaan agama dalam berpolitik juga jelas diperbolehkan. Dengan catatan tidak untuk digunakan hanya untuk kepentingan pribadi tapi harus mengedepankan kepentingan atau kemaslahatan umat atau warga.

Kalau keluar dari jalur itu yaitu hanya untuk kepentingan pribadi bahkan sampai merugikan pihak lain atau saling jatuh menjatuhkan maka saya rasa ini sudah tidak dibenarkan. Namun setidaknya berpolitik dengan menggunakan agama tidak akan seekstrim dengan politik dengan menggunakan propaganda lain yang bisa lebih kejam seperti saling menjatuhkan melalui media (saling fitnah atau saling membongkar aib) yang bahkan bisa berujung pada terancamnya keselamatan suatu individu.

Tapi maaf jika pendapat saya sedikit tidak benar. Soalnya Itu hanya pendapat saya yang awam ya om. Mohon dikoreksi. Soalnya belum begitu faham soal perpolitikan.
Saya setuju dengan anda, tidak ada salahnya menggunakan agama dalam berpolitik karena saya rasa setiap agama tentu membolehkan berpolitik dan juga jika mereka terpilih sebagai pemimpin tentu mereka harus memikirkan kepentingan banyak orang jangan hanya mementingkan dirinya sendiri karena jika mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri maka mereka telah mengambil keuntungan dari agama sungguh ini tindakan yang sangat memalukan yang di ambil oleh calon yang telah terpilih sebagai pemimpin.

Memang tidak ada salahnya menggunakan agama dalam perpolitikan karena bagaimanapun antara agama dan politik itu saling berkaitan dan yang namanya agama itu mengatur segala aspek kehidupan termasuk perpolitikan. Namun yang menjadi masalah mereka mengunakan agama sebagai alat untuk memenangankan kontestasi politik, mereka menggunakan agama untuk mengucilkan kelompok lain yang pada akhirnya terjadi adu domba antar umat beragama dan menimbulkan sebuah ancaman perpecahan antar umat beragama. Dan hal tersebutlah yang menjadi alasan mengapa politik identitas menjadi sangat berbahaya untuk digunakan.

Daripada menggunakan agama sebagai alat untuk berpolitik, sebagai alat untuk berkampanye dan sebagai alat untuk memenangkan kontestasi politik untuk merebut sebuah kekuasaan. Daripada melakukan hal tersebut, lebih baik para calon beradu gagasan dan pemikiran untuk bagaimana indonesia biasa lebih baik lagi. Biarkanlah umat bergagama hidup rukun dan damai jangan sampai mereka pecah hanya karena berbeda pilihan.
sr. member
Activity: 1190
Merit: 212
Bahkan dalam agama islam ilmu politik juga ada babnya tersendiri yang biasa disebut ilmu siyasah. Jadi penggunaan agama dalam berpolitik juga jelas diperbolehkan. Dengan catatan tidak untuk digunakan hanya untuk kepentingan pribadi tapi harus mengedepankan kepentingan atau kemaslahatan umat atau warga.

Kalau keluar dari jalur itu yaitu hanya untuk kepentingan pribadi bahkan sampai merugikan pihak lain atau saling jatuh menjatuhkan maka saya rasa ini sudah tidak dibenarkan. Namun setidaknya berpolitik dengan menggunakan agama tidak akan seekstrim dengan politik dengan menggunakan propaganda lain yang bisa lebih kejam seperti saling menjatuhkan melalui media (saling fitnah atau saling membongkar aib) yang bahkan bisa berujung pada terancamnya keselamatan suatu individu.

Tapi maaf jika pendapat saya sedikit tidak benar. Soalnya Itu hanya pendapat saya yang awam ya om. Mohon dikoreksi. Soalnya belum begitu faham soal perpolitikan.
Saya setuju dengan anda, tidak ada salahnya menggunakan agama dalam berpolitik karena saya rasa setiap agama tentu membolehkan berpolitik dan juga jika mereka terpilih sebagai pemimpin tentu mereka harus memikirkan kepentingan banyak orang jangan hanya mementingkan dirinya sendiri karena jika mereka hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri maka mereka telah mengambil keuntungan dari agama sungguh ini tindakan yang sangat memalukan yang di ambil oleh calon yang telah terpilih sebagai pemimpin.
hero member
Activity: 630
Merit: 611
Bahkan dalam agama islam ilmu politik juga ada babnya tersendiri yang biasa disebut ilmu siyasah. Jadi penggunaan agama dalam berpolitik juga jelas diperbolehkan. Dengan catatan tidak untuk digunakan hanya untuk kepentingan pribadi tapi harus mengedepankan kepentingan atau kemaslahatan umat atau warga.

Kalau keluar dari jalur itu yaitu hanya untuk kepentingan pribadi bahkan sampai merugikan pihak lain atau saling jatuh menjatuhkan maka saya rasa ini sudah tidak dibenarkan. Namun setidaknya berpolitik dengan menggunakan agama tidak akan seekstrim dengan politik dengan menggunakan propaganda lain yang bisa lebih kejam seperti saling menjatuhkan melalui media (saling fitnah atau saling membongkar aib) yang bahkan bisa berujung pada terancamnya keselamatan suatu individu.

Tapi maaf jika pendapat saya sedikit tidak benar. Soalnya Itu hanya pendapat saya yang awam ya om. Mohon dikoreksi. Soalnya belum begitu faham soal perpolitikan.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Sebenarnya saya tidak ada masalah dengan hal itu, namun yang menjadi masalah adalah ketika politik identitas menjadi senjata untuk menjatuhkan lawan politiknya. Seharusnya mereka bergulat dengan gagasan atau hal lainnya, bukan malah bergulat dan menjatuhkan calon lain dengan isu identitas seperti itu.
Begitulah yang namanya dunia politik gan, tidak hanya di Indonesia, bahkan di Amerika pun upaya politik untuk menjatuhkan lawan itu sangat masive jika dibanding di Indonesia (contohnya Donald Trumph). Jadi jangan heran jika nanti ke depan kita akan mulai melihat politik identitas mulai bermain. Mungkin yang sudah kelihatan itu calon yang ada di Azan Magrib tadi, namun menurutku itu hanya percobaan saja, tidak mungkin hal yang seperti ini lepas begitu saja. Pasti ada the great desain supaya terlihat ada pelanggaran. Namun karena saat itu yang bersangkutan masih disayang sama penguasa, jadinya tidak begitu ramai, coba kalau sekarang, pasti itu akan dijadikan senjata ampuh untuk menurunkan elektabilitas.
sr. member
Activity: 1274
Merit: 338
Enterapp Pre-Sale Live
Kita berharap pada pemilu yang akan datang tidak ada lagi isu cebong kampret dan juga tidak ada lagi politik identitas yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa.
Kita lihat nanti ke depan, namun kalau saya agak pesimis karena yang bertarung sekarang ini capres yang dulunya menggunakan strategi itu. Jadi tidak bakal mungkin dia tidak menggunakan Agama karena metode yang pernah dia pakai itu cukup mumpuni kala di DKI.
Saya tidak pernah mendengar dari mulut Anis Baswedan sendiri jika dia mengusung politik identitas ketika bertarung di Pilkada DKI. Justru yang memicu menggunakan agama dalam pemilihan di DKI adalah Ahok dimana dia menjadikan ayat Alquran sebagai bahan kampanyenya padahal dia sendiri beragama kristen. Ahok bukan hanya menggunakan agama dalam politik tetapi dia telah menista agama islam. Masyarakat sekarang ini sudah paham dan dapat memilih calon pemimpin mana yang menggunakan isu agama dalam memenangkan pertarungan pilpres nanti.
Ahok tidak menggunakan agama dalam politik, kasus yang menjeratnya karena dianggap telah menista agama. Tetapi itu semua masa lalu, lagian kini Ahok sudah keluar dari penjara dan mulai menjabat posisi sentral di Pertamina.

Kembali ke topik, politik identitas sesuatu yang dilarang oleh UU Pemilu. penggunaan politik identitas telah dilarang dalam pasal 280 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pemilu. Di situ diatur tentang pelaksanaan kampanye yang tidak boleh menggunakan pendekatan suku, agama, ras, dan antar golongan atau yang dikenal lebih luas dengan sebutan (SARA).
Pages:
Jump to: