Pages:
Author

Topic: Apakah boleh mengunakan agama untuk politik di Indonesia ? - page 3. (Read 1658 times)

hero member
Activity: 770
Merit: 505
Eloncoin.org - Mars, here we come!

Koreksi jika saya salah,

Di dalam agama khususnya agama Islam kita diajarkan untuk memilih pemimpin sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan jadi agama dan politik merupakan dua hal yang cukup terkait satu sama lain dan tidak dipisahkan. Saat ini banyak sekali yang beranggapan dengan politik identitas padahal dalam Islam kita sudah diajarkan untuk lebih teliti dalam memilih pemimpin apalagi dengan periode kepimpinan mereka hingga 5 tahun ke depan.

Jika tidak melibatkan agama dalam memilih seorang pemimpin saya rasa akan ada rasa intoleransi ke depannya satu sama lain, tidak hanya Islam saya rasa semua agama juga menuntut umatnya melibatkan agama dalam memilih pemimpin terlepas dengan aggapan sebagai politik identitas namun selama masih sesuai dengan ketentuan dalam agama dan kepercayaan masing-masing saya rasa tidak salah untuk menggunakan agama dalam berpolitik.

yang di maksud politik menggunakan agama itu bukan menjalankan politik menggunakan syariah atau ajaran agama.
tapi mengenai kampanye yang membawa2 agama. misal kalau noblos calon tertentu calon x masuk surga ga nyoblos calon x masuk neraka.
terus kalau ga nyoblos calon Y jenazah ga di solatin dll yang bisa menimbulkan perpecahan
hero member
Activity: 2548
Merit: 572
#SWGT CERTIK Audited
Dari dulu Agama memang tidak bisa dipisahkan dari Politik, apapun agamanya. Sudah sejak zaman dulu Agama menjadi salah satu poin penting dalam pertarungan politik. Karena pada dasarnya Agama merupakan salah satu pilar kehidupan yang menjadikan pengikutnya masing-masing menjadi fanatik. Sehingga para politikus secara tidak langsung menjadikan agama sebagai bahan.
Jadi sah-sah saja Agama digunakan untuk berpolitik.

Jika membahas agama memang tidak akan ada selesainya dan perlu di ketahui bahwa beberapa waktu yang lalu ketika salah satu gubernur Jakarta yang berpidato menyangkut agama hingga akhirnya terkena kasus penistaan agama dan harus menjalani hukuman di penjara selama beberapa tahun, Dengan kejadian itu seharusnya para politikus bisa belajar agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, karena di Indonesia ini mempunyai pedoman "Bhineka Tunggal Ika" jadi pembahasan agama sangat sensitif dan lebih baik di hindari ketika berpolitik karena bisa memicu perpecahan agama.

Setau saya masih banyak cara untuk menarik suara untuk digunakan politik, sebagai contohnya saat ini kemiskinan yang masih mempunyai nilai tinggi di Indonesia harus di kurangi dan sebisa mungkin untuk membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya, Di lingkungan pendidikan juga masih sangat berpengaruh karena Indonesia di beberapa bagian pelosok jujur saja pendidikan masih sangat dibutuhkan dan masih banyak sektor lainnya yang dapat menarik hati para penduduk rakyat Indonesia.
member
Activity: 141
Merit: 25
perpolitikan di Indonesia selalu mengunakan cara-cara extrim untuk meraih suara, terkadang ada yang membawa -bawa  agama, suku dan lain lain, semestinya ini patut dicegah dengan ketat supaya tidak terjadi kontra yang jauh dan salah  mengunakan.
Menurut Saya sendiri Politik dan Agama Itu tidak dapat dipisahkan, Agama dan politik adalah dua hal yang integral. Oleh karena itu saya akan mengambil contoh politik dalam pandangan Agama Islam, Islam tidak bisa dilepaskan dari aturan yang mengatur urusan masyarakat dan negara. Sebab Islam bukanlah agama yang mengatur ibadah secara individu saja. Namun, Islam juga mengajarkan bagaimana bentuk kepedulian kaum muslimin dengan segala urusan umat. Yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan mereka, mengetahui apa yang diberlakukan penguasa terhadap rakyat, serta pencegah adanya kezaliman oleh penguasa.

Bisa di ibaratkan Agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan runtuh, dan segala sesuatu yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang dan lenyap.

Oleh karna itu sesungguhnya sangat disayangkan jika ada pihak - pihak tertentu (kaum liberal) yang mencoba menjauhkan umat Islam dan umat beragama lainnya dari doktrin ajaran agamanya ketika melakoni aktivitas kehidupan sosial - politik. Maka, sekularisme sepenuhnya harus ditolak, sebab itu sama saja maknanya dengan upaya melemahkan pondasi agama didalam berpolitik.

Disisi lain Menurut saya, politik identitas boleh digunakan juga asalkan dilandasi semangat persatuan. Dan juga untuk berbagi peran membangun Indonesia sesuai identitas masing-masing.

Berbeda halnya ketika politik identitas digunakan untuk menjatuhkan dan menjelekkan pihak lain.
full member
Activity: 325
Merit: 101
Dari dulu Agama memang tidak bisa dipisahkan dari Politik, apapun agamanya. Sudah sejak zaman dulu Agama menjadi salah satu poin penting dalam pertarungan politik. Karena pada dasarnya Agama merupakan salah satu pilar kehidupan yang menjadikan pengikutnya masing-masing menjadi fanatik. Sehingga para politikus secara tidak langsung menjadikan agama sebagai bahan.
Jadi sah-sah saja Agama digunakan untuk berpolitik.
full member
Activity: 1017
Merit: 107
Koreksi jika saya salah,

Di dalam agama khususnya agama Islam kita diajarkan untuk memilih pemimpin sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan jadi agama dan politik merupakan dua hal yang cukup terkait satu sama lain dan tidak dipisahkan. Saat ini banyak sekali yang beranggapan dengan politik identitas padahal dalam Islam kita sudah diajarkan untuk lebih teliti dalam memilih pemimpin apalagi dengan periode kepimpinan mereka hingga 5 tahun ke depan.

Jika tidak melibatkan agama dalam memilih seorang pemimpin saya rasa akan ada rasa intoleransi ke depannya satu sama lain, tidak hanya Islam saya rasa semua agama juga menuntut umatnya melibatkan agama dalam memilih pemimpin terlepas dengan aggapan sebagai politik identitas namun selama masih sesuai dengan ketentuan dalam agama dan kepercayaan masing-masing saya rasa tidak salah untuk menggunakan agama dalam berpolitik.
Menurut saya politik dan agama memang berkaitan erat untuk melahirkan pemimpin yang benar-benar berkualitas dan mampu mengemban amanat itu dengan baik. Di Indonesia dengan sistem negara demokrasi tentu telah membuka ruang bagi siapapun untuk bisa berpolitik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan lewat partai politik sebagai sarana untuk menyuarakan aspirasi. Saya pikir jika semua orang mampu berpegang teguh pada aturan tentu akan melahirkan pemimpin yang benar-benar baik bagi semua kalangan.

Namun sangat disayangkan jika agama selalu dijadikan mainan politik semata, sehingga dalam satu dekade terakhir cukup banyak isu politik yang selalu diadu dengan agama yang membuat lahirnya gesekan di masyarakat. Saya ingin menegaskan bahwa Indonesia yang masayarakatnya memiliki kepercayaan yang berbeda tentu harus bisa menghormati satu sama lain dan yang terpenting siapapun yang ingin mencapai keinginan untuk berkuasa maka tetaplah bepegang teguh pada pancasila dan undang-undang dasar sebagai pedoman dalam bernegara dengan baik.
sr. member
Activity: 1134
Merit: 253
Koreksi jika saya salah,

Di dalam agama khususnya agama Islam kita diajarkan untuk memilih pemimpin sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan jadi agama dan politik merupakan dua hal yang cukup terkait satu sama lain dan tidak dipisahkan. Saat ini banyak sekali yang beranggapan dengan politik identitas padahal dalam Islam kita sudah diajarkan untuk lebih teliti dalam memilih pemimpin apalagi dengan periode kepimpinan mereka hingga 5 tahun ke depan.

Jika tidak melibatkan agama dalam memilih seorang pemimpin saya rasa akan ada rasa intoleransi ke depannya satu sama lain, tidak hanya Islam saya rasa semua agama juga menuntut umatnya melibatkan agama dalam memilih pemimpin terlepas dengan aggapan sebagai politik identitas namun selama masih sesuai dengan ketentuan dalam agama dan kepercayaan masing-masing saya rasa tidak salah untuk menggunakan agama dalam berpolitik.
sr. member
Activity: 1046
Merit: 363
Bitcoin Casino Est. 2013
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon
Yang harus disadari disini adalah cara pandang tentang politik karena bagaimanapun juga agama pasti akan menjadi salah satu referensi untuk terbentuknya sebuah politik yang baik tetapi yang terjadi saat ini di Indonesia agama selalu dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan seseorang karena memang cara pandang masyarakat kita yang salah dan selalu terprofokasi dengan pemberitaan atau hal lainnya yang justru ini membuat kisruh dalam perpolitikan.
Di Indonesia ini, agama merupakan komoditas politik, bukan jadi keyakinan untuk disadari setiap individu, oleh karena itu banyak orang-orang pintar memanfaatkan itu demi tujuan kekuasaan. Padahal bapak bangsa sukarno menerapkan bhineka tunggal ika sejak dulu karena kemajemukan agama di idnonesia ini akan sangat mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk merebut kekayaan bangsa. Eh sekarang malah calon pemimpin indonesia sendiri yang melemahkan kita, iya sih mereka akan menang, akan tetapi setelahnya, akan ada perpecahan bangsa yang tidak mereka sadari.

Bener sekali ini, sebutan kadrun sama kecebong mungkin sudah jarang terdengar pada saat ini tapi bukannya sudah benar benar hilang dan dilupakan masyarakat.
Jangka panjangnya, efek dari kadrun sama kecebong ini jadi seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
Dan mungkin saja itu akan ramai lagi nanti di putaran ke 2 pilpres (jika ada) antara pendukung Prabowo dan Anies.
legendary
Activity: 1484
Merit: 1024
#SWGT CERTIK Audited
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon
Yang harus disadari disini adalah cara pandang tentang politik karena bagaimanapun juga agama pasti akan menjadi salah satu referensi untuk terbentuknya sebuah politik yang baik tetapi yang terjadi saat ini di Indonesia agama selalu dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan seseorang karena memang cara pandang masyarakat kita yang salah dan selalu terprofokasi dengan pemberitaan atau hal lainnya yang justru ini membuat kisruh dalam perpolitikan.
Di Indonesia ini, agama merupakan komoditas politik, bukan jadi keyakinan untuk disadari setiap individu, oleh karena itu banyak orang-orang pintar memanfaatkan itu demi tujuan kekuasaan. Padahal bapak bangsa sukarno menerapkan bhineka tunggal ika sejak dulu karena kemajemukan agama di idnonesia ini akan sangat mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk merebut kekayaan bangsa. Eh sekarang malah calon pemimpin indonesia sendiri yang melemahkan kita, iya sih mereka akan menang, akan tetapi setelahnya, akan ada perpecahan bangsa yang tidak mereka sadari.
sr. member
Activity: 1274
Merit: 423

yang di khawatirkan bukan masalah itu.
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon

Inilah pentingya untuk mengetahui dan mencerna agar kita tidak salah kaprah dalam melakukan tindakan karena pada akhirnya politik dan agama akan memiliki satu keterikatan tetapi pada akhirnya itu juga menjadi bumerang karena selalu dijadikan sebagai sebuah alasan untuk kepentingan sebuah kelompok.
Yang harus disadari disini adalah cara pandang tentang politik karena bagaimanapun juga agama pasti akan menjadi salah satu referensi untuk terbentuknya sebuah politik yang baik tetapi yang terjadi saat ini di Indonesia agama selalu dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan seseorang karena memang cara pandang masyarakat kita yang salah dan selalu terprofokasi dengan pemberitaan atau hal lainnya yang justru ini membuat kisruh dalam perpolitikan.
Padahal sejatinya agama adalah sebauh wadah yang suci dan sakral sehingga hukum atau bahkan perpolitikan dan segala tindakan yang kita lakukan agar bertujuan mengarah kepada hal yang baik tetapi pemikiran kita lah yang salah dengan menjadikan agama sebagai senjata untuk menguntungkan diri kita sendiri atau kelompok yang kita bela.
hero member
Activity: 714
Merit: 516
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
Menurut pendapat saya karna sudah mendekati "Pemilu" penggunaan agama untuk berpolitik sesuai jalur nya tidak jadi masalah, yang jadi masalah itu kalau berpolitik didalam lingkup ke agamaan karna regulasi pemilu telah mengatur bahwa rumah ibadah dilarang dipakai sebagai sarana politik praktis.
Jadi sah - sah saja seseorang memperjuangkan tujuan partai nya karena pada fakta nya politik butuh agama untuk mendulang suara. Semoga saja ya gan bangsa ini kedepan nya diberikan pemimpin yang jujur, adil dan amanah.


Saya setuju dengan pendapat masnya,memang politik dan agama gak bisa dipisahkan,menurut saya juga jika berpolitik menggunakan agama selagi itu gak keluar dari sariat agamanya sah-sah saja,yang di kawatirkan itu yang berpolitik menggunakan agama tapi keluar dari sariat agamanya(menyimpang).
Ya kita doakan saja,amin yaroballallamin

yang di khawatirkan bukan masalah itu.
yang di khwatirkan jadi pecah belah misal di pilgub dki ada statement ga milih calon ini jenazah ga di sholatkan itu salah satu contoh.
yang lebiih menghwatirkan kayak komentar di atas itu jadi perang agama dan suku contoh di poso ambon

https://www.cnnindonesia.com/kursipanasdki1/20170313131903-516-199702/anies-nilai-spanduk-penolakan-jenazah-respons-balik-warga
https://www.liputan6.com/news/read/2882270/jenazah-nenek-hindun-ditelantarkan-warga-setelah-pilih-ahok
hero member
Activity: 868
Merit: 737
hal paling heboh dalam politik menggunakan agama itu terjadi ketika pilgub jakarta.
Kupikir untuk kali ini tidak gan, karena suara pemilih di 2017 di jakarta lalu sudah terpecah di 2 kubu Prabowo dan Anies. Kalau pun bentrok, justru akan menguntungkan calon lain (yang tampak aman) yaitu Ganjar. Politik Agama itu sudah usang untuk dipakai di Pilpres kali ini, masyarakat sudah cerdas untuk tidak mau diadu domba oleh segelintir kepentingan politisi untuk mencapai kekuasaan. Kalau pun masih dipakai justru akan jadi bumerang sendiri buat timses mereka, karena akan dibenci oleh masyarakat yang paham kalau politik identitas itu hanya untuk memecah belah bangsa.

Kan mereka juga sudah menanda tangani perjanjian untuk tidak menggunakan gaya politik pecah belah bangsa. kalau pun ada salah satu yang mengingkari, pasti masyarakat sendiri yang akan menjudge mereka dan tidak memilih mereka di piplres 2024.
hero member
Activity: 602
Merit: 501
Undeads.com - P2E Runner Game
hal paling heboh dalam politik menggunakan agama itu terjadi ketika pilgub jakarta.
waktu itu pertarungan antara ahok vs anis baswedan, semoga ketegangan pilgub jakarta 2017 dan pilpres 2019 yang terjadi polarisasi yang ribut ga ada selesai nya antara kedua kubu tidak terjadi di pilpres 2024
full member
Activity: 769
Merit: 108
Kalau di Indonesia yang ada malah partai-partai itu memakai agama untuk melancarkan maksud keinginannnya, bukan karena mereka berpaham seperti itu. Kalau di negara seperti Amerika atau Australia kita bisa melihat bahwa partai mereka memang mengusung ideologi yang seperti itu. Tapi coba lihat di negara kita. Ada tidak satu partai yang benar-benar menonjol ideologi apa yang mereka pake? Jawabannya tidak. Disini kita bisa melihat saat musim kampanye seperti ini banyak partai yang mengusung tema agama atau tema nasionalisme. Bukan karena mereka memiliki ideologi itu. Tapi hanya semata-mata agar mendapatkan simpati dari rakyat sehingga akan memperoleh suara.
Memang benar sebagian orang yang ingin mencapai tujuan mereka untuk dapat memiliki kekuasaan tentu akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkannya dan juga banyak kita melihat ketika akan berlangsungnya pemilu maka banyak kita melihat setiap caleg akan sering melakukan kunjugan pada tempat tempat pengajian yang memiliki jumlah jamaah yang banyak untuk menarik perhatian dari mereka untuk bisa mendapatkan suara dalam pemilu dan setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan sebagian dari mereka bahkan tidak lagi menampakkan diri mereka pada tempat tersebut, tentu ini hal yang sangat buruk yang pernah saya liat setelah pemilu tahun 2019.

Saya setuju dengan anda, ketika musim kampanye berlangsung sangat banyak kita melihat para caleg maupun partai mereka mengusung tema agama dan nasionalisme, namun mereka hanya untuk mendapat simpati dari masyarakat agar mereka memperoleh suara dalam pemilu dan sangat jarang mereka menjalankan apa yang mereka janjikan sebelum pemilihan.
member
Activity: 105
Merit: 40
You have 0 sendable merit (sMerit)

Yang membut pemanfaatan agama sebagai komoditas politik di Indonesia lebih mengkhawatirkan adalah tidak adanya kejelasan ideologi partai politik. Di Amerika, sudah jelas Republican Party adalah pengawal nilai-nilai konservatif. Atau Liberal Party of Australia yang cenderung liberal. Di Indonesia hal ini bisa dibilang tidak terjadi, partai-partai tidak memiliki ideologi yang jelas. Akibatnya, selama menggunakan agama dapat memajukan agenda politik partai-partai politik lokal, maka agama akan mereka gunakan tanpa malu-malu demi mendapatkan banyak suara.

Kalau di Indonesia yang ada malah partai-partai itu memakai agama untuk melancarkan maksud keinginannnya, bukan karena mereka berpaham seperti itu. Kalau di negara seperti Amerika atau Australia kita bisa melihat bahwa partai mereka memang mengusung ideologi yang seperti itu. Tapi coba lihat di negara kita. Ada tidak satu partai yang benar-benar menonjol ideologi apa yang mereka pake? Jawabannya tidak. Disini kita bisa melihat saat musim kampanye seperti ini banyak partai yang mengusung tema agama atau tema nasionalisme. Bukan karena mereka memiliki ideologi itu. Tapi hanya semata-mata agar mendapatkan simpati dari rakyat sehingga akan memperoleh suara.
hero member
Activity: 2394
Merit: 512
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Politik Identitas, ya itulah definisi lain dari individu yang menggunakan Agama sebagai salah satu cara mendapatkan suara masyarakat. Boleh atau tidaknya melibatkan Agama dalam berpolitik sangat bergantung pada individu, maksud saya secara sistem hukum di Negara kita Indonesia itu tidak dilarang. Selama dipakai cara yang benar dan bukan untuk mengadu domba masyarakat hal tersebut tidak menjadi masalah sama sekali, Agama di pakai sebagai kontrol sosial dalam etika berpolitik.

Namun dalam perjalanannya, kita sering mendapatkan penyalahgunaannya, banyak ormas yang terlalu fanatik dan mentokohkan seseorang, sehingga menciptakan gap dalam masyarakat. Parahnya, banyak dari politisi yang melegitimasi tokoh agama sebagai pendukungnya, dalam arti lain memanfaatkan tokoh agama demi kepentingannya. Di sinilah letak kesenjangannya, bagi politisi cara ini sangat efektif untuk memangkas biaya kampanye, sebab kebanyakan tokoh agama memiliki pengikut dalam skala yang besar.

Agama melekat dengan politisi, untuk saat ini sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan politisi memperalat Agama demi kepentingannya. Sebuah ironi memang, sebelum adanya aturan terkait larangannya, maka Agama hampir selalu dijadikan alat untuk kampanye.
hero member
Activity: 784
Merit: 615
Mayoritas warga negara kita adalah muslim dan ketika pemilu terjadi tidak jarang banyak sekali para kandidat calon yang berada (berkumpul) bersama ustad atau dalam ruang lingkup agama tetapi hanya bersifat sementara karena tujuannya hanya semata untuk mencari suara.
Ini yang harus di hindari karena sekalipun politik dan agama tidak dapat dipisahkan tetapi ketika cara seperti ini dilakukan justru hal inilah yang mencoreng tentang politik dan agama itu sendiri.
Agama memang jadi jurus jitu untuk mendulang suara, namun banyak politisi yang menggunakan cara yang tidak etis dengan cara mengadu domba para partisipannya. Nah ini yang tidak boleh dilakukan, karena jika dilakukan secara masive dapat membuat negara terpecah belah dan mengganggu stabilitas politik di Indonesia. Di daerahku ini banyak ulama dan uztad yang didatangi calon legislatif hanya untuk minta doa restu, tiap minggu kadang rame antri mobil yang didatangi politis lokal. Ini cukup memberi rezeki pemuda yang mengatur kendaraan mereka. Namun ada juga perlakuan tidak etis dari para timses yang memberikan selebaran untuk mendukung calon dia karena didukung uztad. Padahal uztad/ulama tersebut belum ada rekomendasi apa pun untuk mendukung dia.

Artinya akan ada perpecahan juga kedepan jika para timses ini memaksakan kehendaknya kepada orang lain melalui jalur agama dan uztad kami.
Hal seperti ini selalu dianggap wajar karena sekalipun ini tentunya melenceng dari norma yang ada karena secara tidak langsung menempatkan agama sebagai bentuk promosi agar para pemilih nantinya menaruh respect karena calon-calonnya dirasa dekat dengan para pemuka agama tetapi tetap saja ini tidak bisa dibenarkan jika memang tujuannya mendekati para pemuka agama hanya untuk suara saja.
Tetapi disisi lain inilah bentuk dari keserakahan manusia dimana mereka akan selalu menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai terlebih ini adalah kekuasaan yang mereka incar. Sekalipun ini tidak terlalu etis tetapi sekali lagi kita juga tidak bisa mencegah hal seperti ini karena di negara kita hal ini sudah menjadi sesuatu yang sangat lumrah dilakukan yang membuat ini menjadi seperti kebiasaan.
Meskipun memang tidak semua calon yang datang ke pemuka agama niatnya sama tetapi pada akhirnya saya masih merasa bahwa rata-rata yang datang di kondisi seperti ini niatnya sama.
Sulit memang untuk memisahkan niat dan kepentingan seperti ini karena pada akhirnya seperti yang saya katakan sebelumnya, sekalipun memang ada beberapa situasi yang salah semua bisa menjadi benar dimata mereka yang memiliki niat terselubung jika memang mengedepankan ambisi untuk mendapatkan kekuasaan dan ini masih sangat sulit untuk dicegah apalagi untuk warga biasa seperti kita.
hero member
Activity: 994
Merit: 518
Undeads.com - P2E Runner Gamem
salah satu capres malah ngiklan and muncul di acara adzan rcti ini juga yang dinamakan membawa agama, tapi sekarang sudah ga muncul adzan lagi karena banyak yang komplain
maksudnya adzan nya yang di hilangin di ganti iklan lagi karena sebelum muncul kampanye adzan rcti atau lebih luas lagi mnc group ga ada adzan nya selalu kalau waktu adzan muncul nya iklan
hero member
Activity: 868
Merit: 737
Mayoritas warga negara kita adalah muslim dan ketika pemilu terjadi tidak jarang banyak sekali para kandidat calon yang berada (berkumpul) bersama ustad atau dalam ruang lingkup agama tetapi hanya bersifat sementara karena tujuannya hanya semata untuk mencari suara.
Ini yang harus di hindari karena sekalipun politik dan agama tidak dapat dipisahkan tetapi ketika cara seperti ini dilakukan justru hal inilah yang mencoreng tentang politik dan agama itu sendiri.
Agama memang jadi jurus jitu untuk mendulang suara, namun banyak politisi yang menggunakan cara yang tidak etis dengan cara mengadu domba para partisipannya. Nah ini yang tidak boleh dilakukan, karena jika dilakukan secara masive dapat membuat negara terpecah belah dan mengganggu stabilitas politik di Indonesia. Di daerahku ini banyak ulama dan uztad yang didatangi calon legislatif hanya untuk minta doa restu, tiap minggu kadang rame antri mobil yang didatangi politis lokal. Ini cukup memberi rezeki pemuda yang mengatur kendaraan mereka. Namun ada juga perlakuan tidak etis dari para timses yang memberikan selebaran untuk mendukung calon dia karena didukung uztad. Padahal uztad/ulama tersebut belum ada rekomendasi apa pun untuk mendukung dia.

Artinya akan ada perpecahan juga kedepan jika para timses ini memaksakan kehendaknya kepada orang lain melalui jalur agama dan uztad kami.
hero member
Activity: 784
Merit: 615
Menurut pendapat saya karna sudah mendekati "Pemilu" penggunaan agama untuk berpolitik sesuai jalur nya tidak jadi masalah, yang jadi masalah itu kalau berpolitik didalam lingkup ke agamaan karna regulasi pemilu telah mengatur bahwa rumah ibadah dilarang dipakai sebagai sarana politik praktis.
Jadi sah - sah saja seseorang memperjuangkan tujuan partai nya karena pada fakta nya politik butuh agama untuk mendulang suara. Semoga saja ya gan bangsa ini kedepan nya diberikan pemimpin yang jujur, adil dan amanah.


Saya setuju dengan pendapat masnya,memang politik dan agama gak bisa dipisahkan,menurut saya juga jika berpolitik menggunakan agama selagi itu gak keluar dari sariat agamanya sah-sah saja,yang di kawatirkan itu yang berpolitik menggunakan agama tapi keluar dari sariat agamanya(menyimpang).
Ya kita doakan saja,amin yaroballallamin
Masalah yang dibahas saat ini sebenarnya saya rasa harus di klasifikasikan berbeda karena bagaimanapun konsep politik memang tidak akan bisa dipisahkan dari agama karena memang patokan politik masih mengarah kepada agama hanya saja penempatan di kita itu terkesan menjadi salah (sebagian besar). karena jika melihat situasi saat ini agama justru akan dianggap besar ketika fase pemilu seperti sekarang tetapi ketika politik sudah dilaksakanan / digelar dalam artian sudah ada orang yang memiliki tugas dan fungsi dalam perpolitikan, agama justru di sepelekan tidak seperti ketika awal diadakannya pemilu yang memang selalu menggembor-gemborkan agama sebagai kiasan agar terkesan menjadi seseorang yang agamis.
Sehingga sampai saat ini kita bisa melihat banyak sekali agama yang disalah gunakan karena hanya menginginkan suara dari masyarakat agar seseorang menjadi terpilih sebagai pemimpin.
Mayoritas warga negara kita adalah muslim dan ketika pemilu terjadi tidak jarang banyak sekali para kandidat calon yang berada (berkumpul) bersama ustad atau dalam ruang lingkup agama tetapi hanya bersifat sementara karena tujuannya hanya semata untuk mencari suara.
Ini yang harus di hindari karena sekalipun politik dan agama tidak dapat dipisahkan tetapi ketika cara seperti ini dilakukan justru hal inilah yang mencoreng tentang politik dan agama itu sendiri.
full member
Activity: 1189
Merit: 107
#SWGT PRE-SALE IS LIVE
Bukan cuma di Indonesia, tapi di banyak negara di seluruh dunia, bahkan di negara maju seperti Amerika dan Australia sering menggunakan agama sebagai alat politik.

Ada benang merah dari kelompok masyarakat yang cenderung condong ke nilai-nilai agama di sebuah demokrasi. Biasanya mereka berasal dari kelompok konservatif yang merasa jengah dengan sekulerisme, liberalisme, dan berbagai efek buruk yang mungkin muncul. Dan bagi mereka, cara paling mudah menangkal terkikisnya nilai-nilai konservatif adalah dengan menegakkan kembali norma-norma tradisional, di mana agama menjadi yang paling menonjol.

Yang membut pemanfaatan agama sebagai komoditas politik di Indonesia lebih mengkhawatirkan adalah tidak adanya kejelasan ideologi partai politik. Di Amerika, sudah jelas Republican Party adalah pengawal nilai-nilai konservatif. Atau Liberal Party of Australia yang cenderung liberal. Di Indonesia hal ini bisa dibilang tidak terjadi, partai-partai tidak memiliki ideologi yang jelas. Akibatnya, selama menggunakan agama dapat memajukan agenda politik partai-partai politik lokal, maka agama akan mereka gunakan tanpa malu-malu demi mendapatkan banyak suara.
Pages:
Jump to: