Apa saja akan dijual termasuk agama selama masa kampanye demi kepentingan politik, ini terjadi tidak hanya di Indonesia tapi di negara lain pun sama.
Masyarakat Indonesia juga sudah semakin paham dan lebih kritis dalam menyikapi hal seperti, pada akhirnya rekam jejak dari para paslon tersebut yang akan menentukan hasil akhir nanti.
Saya pribadi tidak ada masalah sebenarnya jika agama digunakan untuk berpolitik asalkan masih dalam batas kewajaran dan tidak menyinggung agama lain.
Jujur saya ragu dengan mengatakan mayoritas warga kita sudah paham dan lebih kritis menyikapi hal ini.
Bukan bermaksud mengatakan bahwa masyarakat di negara kita tingkat SDM nya rendah tetapi masih banyak kalangan yang saat ini masih menggunakan agama sebagai sarana kepentingan untuk politiknya yang justru ini terkesan di dukung oleh pendukungnya.
Kita sekarang bisa melihat beberapa pemberitaan di media sosial dimana ada salah satu pasangan calon yang memang dengan jelas berada di mesjid untuk melakukan kampanye. Itu menurut saya menjadi salah satu kesimpangan dalam menggunakan agama dalam hal ini. Selain itu, adalagi seseorang yang memiliki nama yang dipandang besar mengatakan bahwa jika kita tidak mencoblos nomor urut sekian maka agamanya di pertanyakan.
Ini sudah melenceng dari kaidah dan sudah berusaha menggunakan agama sebagai senjata politik yang justru dengan bangganya di dukung oleh pendukung mereka yang menganggap ungkapan itu adalah sebuah kebenaran padahal sudah jelas itu melenceng.