Pages:
Author

Topic: mengapa banyak kaum muda enggan berhasa daerah? - page 2. (Read 1772 times)

member
Activity: 250
Merit: 18
Semakin enggan nya mereka berbahasa daerah ya karena tidak dibiasakan sedari kecil, padahal itu istilahnya bahasa ibu, sayang kalo ga sampe dilestariin. Banyak kaum muda yang tinggal di kota-kota besar di mana bahasa daerah mungkin tidak sepopuler atau seumum seperti di daerah asal mereka. Dengan berada di lingkungan perkotaan yang kosmopolitan, mereka cenderung lebih menggunakan bahasa resmi atau bahasa Inggris dalam interaksi sehari-hari.
Memang seperti itu kenyataanya gan ini sudah bukan rahasia umum lagi,apa lagi  untuk saat ini bahasa Indonesia memang di paling utama kebanding bahasa daerah setau saya di mata pelajaran di sekolah ternyata bahasa daerah sudah tidak ada jika ada pun pelajaran bahasa daerah semisal pelajaran bahasa Sunda ternyata pelajaran bahasa sunda ini sudah tidak dipelajari lagi entah alasan nya apa entah tidak ada guru nya atau apa lah alasan tidak masuk diakal.
hero member
Activity: 1386
Merit: 731
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Semua tergantung pada pribadi seseorang yang membuat kenyamanan di era modern ini, pemuda menganggap bahasa daerah tidak penting dan kuno mereka terlalu mengejar keadaan lingkungan yang semakin berkembang dengan teknologi maju, orang tua sangat berpengaruh dalam menjaga kearifan budaya lokal.
Dari sini bisa kita petik beragam bahasa dan budaya lokal di indonesia jadi yang terpenting kearifan lokal tetap harus di jaga dengan baik.
Bisa jadi seperti itu kondisinya dan itu tergantung dari kondisi lingkungannya. Tapi kalau dilihat-lihat masih ada banyak kaum muda yang bisa berbahasa daerahnya apalagi ketika mereka sedang berkumpul dengan teman-teman yang berasal dari daerah yang sama. Nah untuk banyaknya bahasa yang berasal dari satu daerah, mungkin orang-orang yang masih menguasainya bisa mengajarkannya kepada kaum muda sehingga mereka bisa mengetahui bahwa di daerah mereka ada beberapa bahasa yang digunakan sehingga itu bisa membantu mereka jika mereka sedang traveling ke daerah lain. Kearifan lokal yang masih ada sebaiknya tetap dijaga dengan baik termasuk mengajarkan bahasa kepada kaum muda.
Harus di akui bahwa saat ini banyak orang yang enggan berbahasa daerah, tidak hanya pemuda saja, tetapi juga berlaku pada seluruh lapisan umur. Sementara disisi lain, kita juga harus bersyukur sebab masih banyak juga orang yang senang memakai bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari, namun untuk wilayah perkotaan bahasa daerah sudah tergantikan dengan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Menurut saya itu itu tidak masalah, sebab ketika mereka kembali ke daerah masing-masing dan berbaur kembali dengan lingkungannya, setiap orang sepertinya akan kembali menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Namun saya merasa khawatir dengan orang Indonesia yang gemar mengadopsi bahasa asing seperti bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, yang lebih parah adalah mencampur adukkan keduanya ketika berbicara. Entah untuk sekedar mencari sensasi atau ingin menunjukkan kelebihannya, yang jelas saat ini banyak kita lihat di setiap lapisan masyarakat mempraktekkannya. Saya mengakui bahwa bahasa asing itu sangat penting, tetapi kita harus bangga dengan bahasa sendiri, supaya kita tidak kehilangan identitas.
hero member
Activity: 2912
Merit: 556
Enterapp Pre-Sale Live - bit.ly/3UrMCWI
Semua tergantung pada pribadi seseorang yang membuat kenyamanan di era modern ini, pemuda menganggap bahasa daerah tidak penting dan kuno mereka terlalu mengejar keadaan lingkungan yang semakin berkembang dengan teknologi maju, orang tua sangat berpengaruh dalam menjaga kearifan budaya lokal.
Dari sini bisa kita petik beragam bahasa dan budaya lokal di indonesia jadi yang terpenting kearifan lokal tetap harus di jaga dengan baik.
Bisa jadi seperti itu kondisinya dan itu tergantung dari kondisi lingkungannya. Tapi kalau dilihat-lihat masih ada banyak kaum muda yang bisa berbahasa daerahnya apalagi ketika mereka sedang berkumpul dengan teman-teman yang berasal dari daerah yang sama. Nah untuk banyaknya bahasa yang berasal dari satu daerah, mungkin orang-orang yang masih menguasainya bisa mengajarkannya kepada kaum muda sehingga mereka bisa mengetahui bahwa di daerah mereka ada beberapa bahasa yang digunakan sehingga itu bisa membantu mereka jika mereka sedang traveling ke daerah lain. Kearifan lokal yang masih ada sebaiknya tetap dijaga dengan baik termasuk mengajarkan bahasa kepada kaum muda.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
~
Bahasa daerah jangan sampe ilang sih kalo bisa, karena itu kan ciri khas tiap daerah penting banget untuk menjaga keberagaman budaya di Indonesia.
Rakyat Indonesia itu terlalu sering berlindung dengan istilah adat dan budaya untuk hal-hal semacam ini, meskipun/bahkan untuk beberapa hal/jenis kegiatan yang udah gak berguna.

Saya sempat ke salah satu daerah di wilayah timur Indonesia, disana bahasa daerah terlalu banyak. Bahkan beda kecamatan/distrik udah beda bahasanya, dan tidak semua orang bisa bahasa Indonesia. Bukankah itu malah bikin ruwet komunikasi?

Tinggal kita meletakan di tempat yang tepat aja, misalkan bersama kawan atau pas nongkrong.
Padahal fungsinya cuma ini kan?
sr. member
Activity: 910
Merit: 430
Get $2100 deposit bonuses & 60 FS
Di kota-kota besar yang gaya hidupnya kebarat-baratan kadang berbicara dengan bahasa daerah dianggap sebuah kemunduran dan tidak go internasional. Ane ngeliat sendiri bagaimana anak-anak muda enggan berbahasa daerah karena malu dianggap kolot. Ane ga tahu darimana asal muasal anggapan ini muncul. Tetapi kalau dibiarkan ya suatu saat bahasa daerah akan benar-benar punah. Ane setuju ama solusi buat menggalakkan bahasa daerah terlebih di tempat pariwisata. Istilahnya kalau bule main ke daerah kita maka bule yang harus tahu bahasa daerah. Segala informasi tentang objek wisata misal atau kuliner itu bisa dengan ngasih tulisan inggris dan dibawahnya tulisan bahasa daerah.
Tapi tanpa disuruh pun para Bule yang datang ke Indonesia justru memang selalu jauh lebih tertarik untuk mempelajari bahasa lokal di indonesia. Tapi bahasa-bahasa suku pedalaman yang memang cukup jarang dijangkau memang paling rentan dalam hal ini. Sedangkan bahasa lokal yang besar seperti Sunda dan Jawa masih bisa dikatakan cukup kuat terjaga. Karena memang banyak konten-konten saat ini juga mulai menggunakan bahasa daerah seperti jawa dan sunda. Dan saya rasa bahasa yang lain juga akan membuat langkah yang sama.

Setiap daerah di Indonesia memang memiliki keragaman budaya dan bahasa yang berbeda. Dan tugas keluarga atau orang tua adalah yang paling utama mengajarkan bahasa daerah itu sendiri ke anak-anaknya. Tapi saat ini kebanyakan yang saya temui adalah orang tua lebih banyak mengajarkan ke anaknya langsung bahasa indonesia dan mulai mengurangi bahasa daerah mereka sendiri. Dan bahkan di perkampungan pun saya melihat fenomena ini mulai terjadi. Tapi masih untung karena memakain bahasa indonesia. Coba kalau kayak negara tetangga kita diseberang sana yang mana warga mudanya mulai lebih suka memakai bahasa kita.  Cheesy Pemerintahan mereka sampai heboh dibuatnya. Itu menjadi suatu kebanggaan bagi kita tapi memang pasti menjadi hal yang cukup mengkhawatirkan bagi pelestarian budaya dan bahasa disana.
sr. member
Activity: 1624
Merit: 339
https://duelbits.com/
Di kota-kota besar yang gaya hidupnya kebarat-baratan kadang berbicara dengan bahasa daerah dianggap sebuah kemunduran dan tidak go internasional. Ane ngeliat sendiri bagaimana anak-anak muda enggan berbahasa daerah karena malu dianggap kolot. Ane ga tahu darimana asal muasal anggapan ini muncul. Tetapi kalau dibiarkan ya suatu saat bahasa daerah akan benar-benar punah. Ane setuju ama solusi buat menggalakkan bahasa daerah terlebih di tempat pariwisata. Istilahnya kalau bule main ke daerah kita maka bule yang harus tahu bahasa daerah. Segala informasi tentang objek wisata misal atau kuliner itu bisa dengan ngasih tulisan inggris dan dibawahnya tulisan bahasa daerah.
jr. member
Activity: 28
Merit: 3
Semakin enggan nya mereka berbahasa daerah ya karena tidak dibiasakan sedari kecil, padahal itu istilahnya bahasa ibu, sayang kalo ga sampe dilestariin. Banyak kaum muda yang tinggal di kota-kota besar di mana bahasa daerah mungkin tidak sepopuler atau seumum seperti di daerah asal mereka. Dengan berada di lingkungan perkotaan yang kosmopolitan, mereka cenderung lebih menggunakan bahasa resmi atau bahasa Inggris dalam interaksi sehari-hari.
jr. member
Activity: 37
Merit: 1
Apa solusi terbaik untuk mencegah kepunahan bahasa daerah?  
menurut saya solusi terbaik untuk mencegah kepunahan bahasa daerah adalah dengan giat mengunakan bahasa daerah dalam pendidikan, mempromosikan budaya daerah, dan melibatkan pemerintah daerah dalam upaya pelestarian bahasa daerah. menurut saya langkah yang perlu untuk mencegah kepunahan bahasa daerah harus sering Mendorong penggunaan bahasa daerah di rumah sangat penting, di mana orang tua harus aktif berbicara dengan anak-anak mereka dalam bahasa daerah. Selain itu, meningkatkan nilai ekonomi bahasa daerah dapat dilakukan dengan melibatkan bahasa tersebut dalam sektor ekonomi lokal dan pariwisata. Kampanye kesadaran juga perlu digalakkan untuk menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa daerah melalui media sosial dan pendidikan.
hero member
Activity: 1148
Merit: 501
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
Bisa jadi karena ada orang-orang seperti saya. Saya adalah salah satu orang yang menganggap bahasa daerah tidak penting, karena saya besar di lingkungan dengan bahasa nasional dan benar-benar tanpa bahasa daerah.
Saya pikir toh sedari kecil sampe saya tua sekarang, kita semua masih bisa belajar dan berprestasi tanpa bahasa daerah, pembangunan tetap bisa berjalan dengan baik, pendidikan dan ekonomi juga berjalan dengan cukup baik.

Apa solusi terbaik untuk mencegah kepunahan bahasa daerah? 
Gak perlu, punah ya punah aja, hampir gak ada perannya.
Bahasa daerah jangan sampe ilang sih kalo bisa, karena itu kan ciri khas tiap daerah penting banget untuk menjaga keberagaman budaya di Indonesia. Tinggal kita meletakan di tempat yang tepat aja, misalkan bersama kawan atau pas nongkrong.
sr. member
Activity: 771
Merit: 293
Bisa jadi karena ada orang-orang seperti saya. Saya adalah salah satu orang yang menganggap bahasa daerah tidak penting, karena saya besar di lingkungan dengan bahasa nasional dan benar-benar tanpa bahasa daerah.
Saya pikir toh sedari kecil sampe saya tua sekarang, kita semua masih bisa belajar dan berprestasi tanpa bahasa daerah, pembangunan tetap bisa berjalan dengan baik, pendidikan dan ekonomi juga berjalan dengan cukup baik.

Apa solusi terbaik untuk mencegah kepunahan bahasa daerah? 
Gak perlu, punah ya punah aja, hampir gak ada perannya.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Untuk penerapan kurikulum bahasa lokal di sekolah-sekolah ane rasa cukup baik, namun harus juga disesuaikan dengan lingkungan. Kalau di daerah dan lingkungan tersebut mayoritas penduduk setempat menggunakan bahasa lokal, ane rasa tidak perlu karena biasanya seseorang anak akan dapat menyesuaikan dengan sendirinya. Beda kalau penduduk setempat minoritas, misal di lampung tadi, mayoritas penduduknya pakai bahasa indonesia dan jawa, maka sebaiknya diterapkan kurikulum bahasa lampung di sekolah-sekolah di sana, agar muridnya dapat menyesuaikan dan lebih cinta kepada bahasa lokal.

bener gan, karna pengaruh lingkungan tempat mereka tinggal jadi mereka sudah terbiasa dengan bahasa yang sering mereka dengan di lingkungan tempat tinggal, sekolah seharusnya sekarang sudah menerapkan bahasa daerah masing-masing, karna bahasa daerah penting karna itu bagasa nenek moyang kita, kemana kita bisa pergi sejauh mana bisa kita pergi untuk mencari ilmu maupun nafkah tetapi jangan pernah lupa dengan bahasa nenek moyamg kita, berbahasa indonesia umum boleh-boleh saja tetapi jangan lupakan bahasa daerah kita masing-masing.
Dulu itu ketika ane masih kecil, menggunakan bahasa daerah di lingkungan yang bukan habitatnya sering jadi olok-olok teman yang lain, sehingga ada rasa malu jika menggunakan bersama teman sedaerah. jadi hal ini jadi point penting juga supaya tidak terjadi lagi kedepannya. Ane dulu pernah tinggal di jakarta dimana bahasa yang digunakan bahasa indonesia, jadi agak kaget juga dulunya dimana biasa berbahasa daerah namun berganti pakai bahasa indonesia, sehingga sering kesebut bahasa lokal yang tidak dimengerti oleh mereka. Jadi yang diolok-olok dan keterusan, bahkan pernah ane dipanggil dengan sebutan itu sehingga agak minder juga ketika mau bersekolah dipanggil nama pakai kata tersebut.

sr. member
Activity: 1106
Merit: 398
Duelbits
Kebanyakan pemuda zaman sekarang banyak gaya dan gengsi karena menganggap kalau masih berbahsa daerah dianggap ketinggalan zaman atau kuno. apalagi kalau pergaulannya dengan anak-anak orang kaya yang tidak dilatarbelakangi dengan budaya lokal dan memang dalam keluarganya anak-anak muda tersebut tidak diajarkan lagi bahasa daerah oleh orang tuanya.

Anak orang kaya tidak seburuk dengan yang apa anda kira, dan anda tidak bisa memukul secara rata bahwa mereka yang terlahir dari keluarga kaya itu tidak dienalkan dengan budaya dan bahasa lokal. Karena ini berbicara mengenai kesadaran masing-masing akan pentingnya melestarikan budaya lokal.

Saya secara pribadi mempunyai banyak teman yang tinggal diperkotaan, dan banyak diantaranya itu adalah orang-orang kaya. Saya pribadi melihat, diatara mereka itu banyak sekali yang memiliki ketertarikan utuk belajar bahasa daerah dan mengenal budaya loka, bahkan dengan kekayaan yang dimilikinya, mereka tidak pernah ragu untuk mengeluarkan sebagian kekayaan yang dimilikinya itu untuk mensuport kegiatan event seni dan budaya lokal. Dan bukanlah ini adalah salah satu upaya untuk terus melestarikan budaya lokal..?

Mungkin memang benar, dengan kesibukan yang dimilikinya, mereka tidak memiliki banyak waktu untuk mempelajari bahasa dan budaya lokal. Tetapi itu satu-satu cara untuk terus melestarikan budaya lokal, dengan kita menyumbangkan sedikit uang yang kita miliki untuk acara seni dan budaya loka, maka secara tidak langsung kita juga sudah ikut serta untuk terus melestarikan budaya lokal.
jr. member
Activity: 72
Merit: 3
Mungkin sebenarnya bukan enggan gan tapi emang tidak diajarkan sejak kecil jadi mau memulai berbahasa daerah nggak ada ketertarikan. Sekarang banyak orangtua yang berbicara dengan anaknya hanya dengan bahasa Indonesia saja malah banyak juga masyarakat perkotaan mengajarkan anaknya bahasa Inggris dan menganggap bahasa daerah sudah tidak penting lagi, mungkin dampak dari era modern.

Kalau solusinya sebenarnya sudah banyak dilakukan tetapi masih kurang efektif. Seperti dari membuat festival-festival seru salah satu contoh festival aksara lontaraq atau festival tunas bahasa yang pelaksanaannya melibatkan banyak pegiat bahasa daerah, budayawan, akademis hingga lembaga pemerintah. Atau mungkin bisa membuat video-video kreatif di media sosial juga bisa dilakukan gan. Tetapi yang jelas anak anak muda harus mau menggunakan bahasa daerah dalam kegiatan sehari-hari, dengan begitu secara perlahan penggunaan bahasa akan mulai digunakan lagi.

saya memiliki orang tua yang berasal dari kampung, dan kedua orang tua saya sering berbicara bahasa daerah pada saya, tujuannya untuk membuat saya mengerti dengan bahasa daerah kami, namun di saat itu saya berpikir bahasa daerah adalah hal yang kolot, terlihat kampungan maka itu saya tidak terlalu antusias dalam memahami bahsa daerah kami (sekarang sedikit nyesal sih)

bahasa daerah itu bagus untuk generasi muda, sehingga budaya lokal terus terjaga dan lestari, tidak di geser oleh budaya barat yang perlahan lahan mulai mempengaruhi warga pada umumnya.
Sekarang sudah saatnya dilingkungan sekolah untuk menerapkan kembali mata pelajaran bahasa daerah agar generasi sekarang tau tentang bahasa dan budaya di daerahnya sendiri.
Tidak cukup hanya diajarkan di sekolah saja gan, tetapi peran orang tua sangat penting karena sejak usia dini mereka harus diajarkan bahasa daerah. Contohnya tetangga saya sejak anaknya baru bisa bicara sudah diajarkan bahasa inggris dan bahasa indonesia dan bisa dibayangkan kalau anak itu tumbuh dewasa yang dia tau cuma bahasa inggris dan bahsa indonesia.
jr. member
Activity: 72
Merit: 3
Kebanyakan pemuda zaman sekarang banyak gaya dan gengsi karena menganggap kalau masih berbahsa daerah dianggap ketinggalan zaman atau kuno. apalagi kalau pergaulannya dengan anak-anak orang kaya yang tidak dilatarbelakangi dengan budaya lokal dan memang dalam keluarganya anak-anak muda tersebut tidak diajarkan lagi bahasa daerah oleh orang tuanya.
member
Activity: 210
Merit: 55
Untuk penerapan kurikulum bahasa lokal di sekolah-sekolah ane rasa cukup baik, namun harus juga disesuaikan dengan lingkungan. Kalau di daerah dan lingkungan tersebut mayoritas penduduk setempat menggunakan bahasa lokal, ane rasa tidak perlu karena biasanya seseorang anak akan dapat menyesuaikan dengan sendirinya. Beda kalau penduduk setempat minoritas, misal di lampung tadi, mayoritas penduduknya pakai bahasa indonesia dan jawa, maka sebaiknya diterapkan kurikulum bahasa lampung di sekolah-sekolah di sana, agar muridnya dapat menyesuaikan dan lebih cinta kepada bahasa lokal.

bener gan, karna pengaruh lingkungan tempat mereka tinggal jadi mereka sudah terbiasa dengan bahasa yang sering mereka dengan di lingkungan tempat tinggal, sekolah seharusnya sekarang sudah menerapkan bahasa daerah masing-masing, karna bahasa daerah penting karna itu bagasa nenek moyang kita, kemana kita bisa pergi sejauh mana bisa kita pergi untuk mencari ilmu maupun nafkah tetapi jangan pernah lupa dengan bahasa nenek moyamg kita, berbahasa indonesia umum boleh-boleh saja tetapi jangan lupakan bahasa daerah kita masing-masing.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
Saya pikir pengaruh global sangat mempengaruhi pergeseran budaya dan saya pikir hal demikian sangat disayangkan. Sekarang sudah saatnya dilingkungan sekolah untuk menerapkan kembali mata pelajaran bahasa daerah agar generasi sekarang tau tentang bahasa dan budaya di daerahnya sendiri.
Untuk penerapan kurikulum bahasa lokal di sekolah-sekolah ane rasa cukup baik, namun harus juga disesuaikan dengan lingkungan. Kalau di daerah dan lingkungan tersebut mayoritas penduduk setempat menggunakan bahasa lokal, ane rasa tidak perlu karena biasanya seseorang anak akan dapat menyesuaikan dengan sendirinya. Beda kalau penduduk setempat minoritas, misal di lampung tadi, mayoritas penduduknya pakai bahasa indonesia dan jawa, maka sebaiknya diterapkan kurikulum bahasa lampung di sekolah-sekolah di sana, agar muridnya dapat menyesuaikan dan lebih cinta kepada bahasa lokal.
member
Activity: 267
Merit: 35
Mungkin sebenarnya bukan enggan gan tapi emang tidak diajarkan sejak kecil jadi mau memulai berbahasa daerah nggak ada ketertarikan. Sekarang banyak orangtua yang berbicara dengan anaknya hanya dengan bahasa Indonesia saja malah banyak juga masyarakat perkotaan mengajarkan anaknya bahasa Inggris dan menganggap bahasa daerah sudah tidak penting lagi, mungkin dampak dari era modern.

Kalau solusinya sebenarnya sudah banyak dilakukan tetapi masih kurang efektif. Seperti dari membuat festival-festival seru salah satu contoh festival aksara lontaraq atau festival tunas bahasa yang pelaksanaannya melibatkan banyak pegiat bahasa daerah, budayawan, akademis hingga lembaga pemerintah. Atau mungkin bisa membuat video-video kreatif di media sosial juga bisa dilakukan gan. Tetapi yang jelas anak anak muda harus mau menggunakan bahasa daerah dalam kegiatan sehari-hari, dengan begitu secara perlahan penggunaan bahasa akan mulai digunakan lagi.
Betul sekali memang untuk saat ini masyarakat yang asalnya dari kampung yang melekat dengan bahasa daerah nya,entah lah,emang sejak pindah ke kota mereka-mereka tidak menggunakan bahasa daerah untuk berinteraksi,terkecuali ber bicara dengan orang yang berasal dari kampung juga bisa jadi mereka menggunakan bahasa daerah nya.
Karen untuk berbicara dengan orang kota tidak memungkin kan juga kan berbahasa daerah itu akan membuat orang kota ke binggung untuk menjawab nya, terkecuali juga dia bisa dan mengerti bahasa daerah kita .

Iya bisa di katakan memang ini sudah era moderen sih menurut saya,karena untuk saat ini bahasa yang mendunia yang harus diwajibkan bisa itu bahasa Inggris udah pasti nya,maka dari itu orang - orang yang punya uang nya banyak menyekolahkan anak-anaknya nya di sekolah internasional yang mana sudah banyak dibekali dengan ilmu-ilmu yang baik untuk si anak terutama tentang bahasa.
sr. member
Activity: 1610
Merit: 294
www.licx.io
Mungkin sebenarnya bukan enggan gan tapi emang tidak diajarkan sejak kecil jadi mau memulai berbahasa daerah nggak ada ketertarikan. Sekarang banyak orangtua yang berbicara dengan anaknya hanya dengan bahasa Indonesia saja malah banyak juga masyarakat perkotaan mengajarkan anaknya bahasa Inggris dan menganggap bahasa daerah sudah tidak penting lagi, mungkin dampak dari era modern.

Kalau solusinya sebenarnya sudah banyak dilakukan tetapi masih kurang efektif. Seperti dari membuat festival-festival seru salah satu contoh festival aksara lontaraq atau festival tunas bahasa yang pelaksanaannya melibatkan banyak pegiat bahasa daerah, budayawan, akademis hingga lembaga pemerintah. Atau mungkin bisa membuat video-video kreatif di media sosial juga bisa dilakukan gan. Tetapi yang jelas anak anak muda harus mau menggunakan bahasa daerah dalam kegiatan sehari-hari, dengan begitu secara perlahan penggunaan bahasa akan mulai digunakan lagi.

saya memiliki orang tua yang berasal dari kampung, dan kedua orang tua saya sering berbicara bahasa daerah pada saya, tujuannya untuk membuat saya mengerti dengan bahasa daerah kami, namun di saat itu saya berpikir bahasa daerah adalah hal yang kolot, terlihat kampungan maka itu saya tidak terlalu antusias dalam memahami bahsa daerah kami (sekarang sedikit nyesal sih)

bahasa daerah itu bagus untuk generasi muda, sehingga budaya lokal terus terjaga dan lestari, tidak di geser oleh budaya barat yang perlahan lahan mulai mempengaruhi warga pada umumnya.
Aneh-aneh saja pemikiran beberapa kalangan orang sekarang ini yang menyatakan bahwa bahasa daerah itu kolot dan kampungan. Menurut saya bahasa daerah merupakan salah satu aset yang mesti dilestarikan apalagi negara juga sangat menghargai dan mengakui bahasa daerah itu sendiri.

Saya pikir pengaruh global sangat mempengaruhi pergeseran budaya dan saya pikir hal demikian sangat disayangkan. Sekarang sudah saatnya dilingkungan sekolah untuk menerapkan kembali mata pelajaran bahasa daerah agar generasi sekarang tau tentang bahasa dan budaya di daerahnya sendiri.
sr. member
Activity: 2338
Merit: 365
Mungkin sebenarnya bukan enggan gan tapi emang tidak diajarkan sejak kecil jadi mau memulai berbahasa daerah nggak ada ketertarikan. Sekarang banyak orangtua yang berbicara dengan anaknya hanya dengan bahasa Indonesia saja malah banyak juga masyarakat perkotaan mengajarkan anaknya bahasa Inggris dan menganggap bahasa daerah sudah tidak penting lagi, mungkin dampak dari era modern.

Kalau solusinya sebenarnya sudah banyak dilakukan tetapi masih kurang efektif. Seperti dari membuat festival-festival seru salah satu contoh festival aksara lontaraq atau festival tunas bahasa yang pelaksanaannya melibatkan banyak pegiat bahasa daerah, budayawan, akademis hingga lembaga pemerintah. Atau mungkin bisa membuat video-video kreatif di media sosial juga bisa dilakukan gan. Tetapi yang jelas anak anak muda harus mau menggunakan bahasa daerah dalam kegiatan sehari-hari, dengan begitu secara perlahan penggunaan bahasa akan mulai digunakan lagi.

saya memiliki orang tua yang berasal dari kampung, dan kedua orang tua saya sering berbicara bahasa daerah pada saya, tujuannya untuk membuat saya mengerti dengan bahasa daerah kami, namun di saat itu saya berpikir bahasa daerah adalah hal yang kolot, terlihat kampungan maka itu saya tidak terlalu antusias dalam memahami bahsa daerah kami (sekarang sedikit nyesal sih)

bahasa daerah itu bagus untuk generasi muda, sehingga budaya lokal terus terjaga dan lestari, tidak di geser oleh budaya barat yang perlahan lahan mulai mempengaruhi warga pada umumnya.
full member
Activity: 5
Merit: 0
Mungkin sebenarnya bukan enggan gan tapi emang tidak diajarkan sejak kecil jadi mau memulai berbahasa daerah nggak ada ketertarikan. Sekarang banyak orangtua yang berbicara dengan anaknya hanya dengan bahasa Indonesia saja malah banyak juga masyarakat perkotaan mengajarkan anaknya bahasa Inggris dan menganggap bahasa daerah sudah tidak penting lagi, mungkin dampak dari era modern.

Kalau solusinya sebenarnya sudah banyak dilakukan tetapi masih kurang efektif. Seperti dari membuat festival-festival seru salah satu contoh festival aksara lontaraq atau festival tunas bahasa yang pelaksanaannya melibatkan banyak pegiat bahasa daerah, budayawan, akademis hingga lembaga pemerintah. Atau mungkin bisa membuat video-video kreatif di media sosial juga bisa dilakukan gan. Tetapi yang jelas anak anak muda harus mau menggunakan bahasa daerah dalam kegiatan sehari-hari, dengan begitu secara perlahan penggunaan bahasa akan mulai digunakan lagi.
Pages:
Jump to: