Saya cukup mengerti dengan apa yang anda sampaikan dan memang mungkin fokus yang ingin anda sampaikan dalam hal ini adalah bahwasanya kita juga tidak bisa memaksakan secara keras tentang apa yang terjadi saat ini karena masih banyak sekali orang tidak terlalu melek tentang teknologi tetapi pada akhirnya ini menjadi sebuah tantangan yang harus mereka upgrade. Memang ini terkesan sedikit kasar karena memaksakan untuk berada di sebuah situasi yang mengharuskan para pedagang ini keluar dari zona nyaman mereka tetapi disisi lain kita juga perlu menyadari bahwa saat ini tingkat konsumtif warga semakin besar dan tentu saja jika ada yang lebih memudahkan untuk mereka berbelanja dari rumah tanpa harus panas-panasan, harus antri dan lain sebagainya karena bisa melakukan semuanya dirumah sambil rebahan dan bebas untuk memilih sesuai dengan apa yang mereka inginkan maka pasti hal itulah yang akan dipilih.
Kehadiran teknoligi yang memang semakin canggih pada akhirnya sekalipun dari awal akan sedikit merepotkan untuk mereka yang tidak terlalu bisa beradaptasi dengan teknologi baru tetapi jika sampai akhir menolak hal itu juga bukan menjadi hal yang bagus tentunya karena justru dengan menutup diri dan tidak mau mengupgrade diri justru inilah yang membuat kita semakin tertinggal.
Ada sisi positif dan negatif sebenarnya yang bisa disadari tetapi terlepas dari itu semua saya rasa dengan beberapa hal yang terjadi maka untuk beberapa hal seperti kemajuan teknologi atau perkembangan zaman pada akhirnya lebih mengarah kepada hal positif dibanding negatifnya meskipun untuk hal negatif masih ada tetapi tingkat positifnya akan tetap jauh lebih besar.
Kembali lagi ke orangnya masing-masing sih,memang sudah ada yang lebih ke enakan berdagang dengan offline,tapi jika untuk di paksa dan memaksakan diri untuk mengenal teknologi masa kini bisa saja,tapi itu masalah nya gak mudah, kayaknya butuh pelatihan atau seminar-seminar khusus untuk membingbing para pedagang offline yang memang butuh pengbingbingan dalam segi teknologi sekarang ini.
Pada akhirnya ini sebenarnya bukanlah sebuah pilihan. Jika memang para pedagang nyaman dengan offline dan tidak merasa terganggu dengan persaingan dunia online memang itu tidak apa-apa untuk terus dilakukan tetapi jika pada akhirnya mereka kerepotan dan merasa tersaingi dengan persaingan pasar online yang semakin besar maka mau tidak mau tentunya mereka sendirilah yang harus berubah karena memaksakan orang lain untuk tetap berada di offline dan tidak memaksimalkan teknologi yang semakin canggih adalah sebuah kesalahan sehingga mereka lah yang harus bergerak untuk bersaing dengan teknologi dan inovasi dalam melakukan perdagangan secara online.
Jika memang sudah nyaman di offline maka mereka yang berada disini tidak boleh merasa terbebani dengan situasi dimana e-commerce online merajalela bahkan menginginkan itu ditutup karena menurut saya ini adalah sebuah kekonyolan. Bukan bermaksud untuk mendeskriminasi dalam hal ini tetapi ketika inovasi semakin merajalela maka secara tidak langsung kita juga harus bisa
improve untuk diri sendiri sekalipun memang tidak bisa mendului tetapi kita masih bisa mengikuti arus agar tidak terlalu tertinggal jauh.
Yang membuat ini menjadi menarik adalah karena Tiktok tidak main-main sekarang untuk mengembangkan E-commerce mereka mengingat saat ini Tiktok langsung Bersinergi dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) untuk kemitraan secara strategis dalam mengembangkan pasar e-commerce yang mana hal ini terjadi karena Tiktok mengakuisisi sebagian besar saham Tokopedia beberapa waktu lalu.
Pernah baca utas di twitter (barusan coba nyari tapi gak ketemu nanti di update kalau udah ketemu), kalau akhirnya TikTok Shop sudah lama diincar karena memang gak punya ijin jadi e-commerce ijinnya cuma jadi social media aja dan bakal balik lagi tapi ya bekerja sama dengan e-commerce yang sudah ada, antara Shopee atau Tokopedia, dan memang lebih condong ke Tokopedia karena Tokopedia lebih dekat dengan pemerintah pembuat kebijakan, dan juga shopee sudah bisa mengembangkan Live Shopping sendiri. Tapi waktu itu tidak tahu skenarionya bakal kayak gimana, ternyata Saham Tokopedianya malah yang dibeli TikTok.
Kalau buat UMKM sepertinya gak bakal banyak perubahan, selalu yang punya modal banyak yg bakal lebih gampang berkembang, bakal lebih mudah nyewa influencer terkenal buat jadi host live shoppping, yang modal dikit ya dapat remah-remah dan sisanya saja.
Saya tidak terlalu tahu mengenai hal ini tetapi memang sebenarnya jika memang mereka ingin mendapatkan izin sebelum kejadian akuisisi dari tokopedia ini sebenarnya saya rasa cukup simpel karena tinggal hanya pengajuan saja tetapi memang mungkin ada beberapa alasan termasuk dalam segi bisnis karena jika mereka melakukan perizinan kembali maka secara tidak langsung mereka akan kembali dikenakan pajak dan itu mungkin yang sedikit di hindari.
Dengan adanya akuisisi dari Tokopedia sekarang untuk
bytedance maka secara tidak langsung ini menjadi keuntungan tersendiri untuk tiktok karena mereka tidak perlu terlalu repot dengan masalah perizinan karena dengan sistem yang ada mereka akan langsung bisa melakukan
live shoping kembali mengingat ada nama tokopedia di belakang mereka yang menjadi acuan perizinan
e-commerce.
Setidaknya dengan adanya
Live shoping kembali ada sebuah harapan baru untuk mereka penggiat UMKM. Memang dalam hal ini bukan berarti dengan adanya tiktok semua masalah untuk UMKM selesai tetapi setidaknya ada sedikit bantuan yang pasti terasa melalui live shoping yang dilakukan adapun pada akhirnya itu laku atau tidak saya rasa ini kembali kepada strategi marketing masing-masing.