Resesi 2023 adalah isu yang belakangan ini ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Ada yang percaya kalau di 2023 dunia akan mengalami resesi, ada yang percaya tidak akan resesi, ada juga yang mengatakan kalau dunia akan resesi tapi Indonesia tidak akan terpengaruh. (wuidih hebat bener
)
Sulit mengatakan Indonesia tidak akan berdampak pada resesi di tahun 2023, ekonomi kita Indonesia bergantung pada dunia, karena adanya kerja sama yang terjalin dengan negara lain. Kontruksi ekonomi kita tidak begitu kuat menurut saya, karena masih banyak bahan baku yang di ekspor dan impor oleh Indonesia, sehingga potensi resesi tetap akan mempengaruhi perjalanan ekonomi kita.
Terlepas dari kepercayaan bahwa resesi akan terjadi atau tidak, berbagai sumber sudah mulai merancang berbagai strategi untuk berjaga-jaga, salah satu strategi yang penting adalah rebalancing portfolio, dari aset yang high-risk menjadi low-risk. Aset yang high-risk akan mengalami rekt tajam ketika terjadi resesi, sehingga kalau agan memiliki proporsi aset high-risk yang tinggi, agan juga bakal ikutan rekt. Ketika banyak artikel seperti ini, seolah-olah kita sedang di-FUD oleh media mainstream, sehingga bisa saja yang tadinya resesi hanya suatu prediksi, namun menjadi kenyataan ketika cukup banyak orang memercayainya. Ingat "self-fulfiling prophecy!"
Ini lebih bersifat pribadi menurut saya, kita dapat meningkatkan aset yang mampu bertahan ditengah resesi, misalnya seperti emas, tanah dan bitcoin, pola investasi ketiga model tersebut dapat menjaga nilai ditengah terjadi inflasi, sehingga putaran uang yang beredar dapat disesuaikan tidak melebihi peredaran pada umumnya.
Negara tidak sepenuhnya mampu menjangkau portofolio aset yang bersifat high-risk menjadi low-risk, karena kita terlibat kerjasama dengan negara bilateral. Asumsi saya yang paling mungkin, negara dapat menjamin harga bahan makanan dan kesediaan bahan pangan harus mampu dikendalikan pada tahun yang dianggap berpotensi terjadinya resesi, sehingga kekacauan uang yang beredar menjadi lebih seimbang. Sektor ini juga paling rentan terhadap terjadinya resesi dan inflasi, karena ini merupakan kebutuhan yang paling penting dan mendasar yang harus terpenuhi.
Sementara pendidikan dan kesehatan lebih mampu menjaga tingkat inflasi, dan sektor ini tidak menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kita Indonesia, kecuali sedang terjadi dampak penyakit yang melanda seluruh dunia seperti Covid-19 dulu.
Bitcoin adalah aset yang high-risk dan berkorelasi positif terhadap pasar saham, terutama IHSG yang telah ane buktikan pada bahasan
(Statistik) BTC vs S&P 500 vs IHSG. Hal ini menjadi menarik karena akan ada peluang diskon gila-gilaan ketika benar di 2023 terjadi resesi, dengan asumsi segala sesuatunya sesuai dengan "teori" di atas. Ketika agan sudah melakukan rebalancing portfolio sehingga memiliki cukup banyak cash, agan dengan mudah dapat menyerok BTC ketika bottom.
Bitcoin sejalan dengan penjagaan nilai, itu artinya dapat berkolaborasi dengan kondisi yang terjadi meskipun dampak resesi juga mempengaruhinya lebih keci. Namun seperti yang anda katakan, bahwa diskon gila-gilaan akan menjadi keuntungan untuk siapa pun yang dapat memanfakannya, oleh karena itu statistik tersebut harus mampu di persiapkan dengan matang, agar kita dapat berperan saat kondisi demikian benar-benar terjadi.
Akhir kata ingat bahwa tidak ada prediksi yang 100% benar (nanti malah kek prediksi PlanX). Bitcoin belum pernah melalui resesi (kalau beneran terjadi), jadi belum dapat kita pastikan pergerakan harganya. Namun indikasi kalau kripto rekt lebih dalam dari pasar saham sudah ada seperti pada periode awal heboh Covid-19.
Kondisi di tahun 2019 sampai pada tahun 2021 merupakan bukti kuat terhadap perjalanan bitcoin, keraguan apapun yang orang rasakan akan memberikan gambaran bagaimana bitcoin dapat menjaga nilai investasi, meskipun pernah di timpa koreksi berkali-kali sebelum mencapai ATH. Momen inilah yang saya fikir bitcoin lebih rasional untuk di jalankan sebagai investasi jangka panjang.
Ada rencana nyerok? Ataukah agan malah optimis hodl?
Sampai saat ini saya masih yakin untuk hold, jikapun berniat untuk nyerok harus melalui modal cadangan. Selebihnya tergantung pada keputusan masing-masing orang bagaimana nyamannya dalam terlibat.