Pages:
Author

Topic: Kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha (Read 2227 times)

full member
Activity: 868
Merit: 202
December 08, 2024, 12:53:51 PM

Sistem pembelajaran kita secara keseluruhan masih dianggap sebagai sistem yang memberikan nilai, bukan pembentukan diri, karakter, imajinasi, dan keberanian untuk gagal. Di beberapa negara, pendidikan berbasis karakter dan kewirausahaan telah mengembangkan budaya kewirausahaan di mana siswa dilatih untuk menantang diri sendiri, menjadi inovatif, belajar dari kesalahan mereka tanpa merasa bersalah. Di Indonesia, peluang ini melekat pada kemampuan siswa untuk bersekolah dengan sistem pengajaran progresif, yang hanya tersedia di beberapa lembaga. Akibatnya, sebagian besar siswa belajar kepatuhan yang lebih sering mengarah pada pembentukan pola pikir pekerja daripada aktor yang membuat keputusan.

....


saya setuju dengan apa yang agan katakan kalau sistem pembelajaran kita itu lebih berdasarkan kepada pemberian nilai, artinya para siswa hanya diberikan soal dan kemudian guru akan menilai bahwa apakah jawaban dia itu benar atau tidak sesuai dengan apa yang mereka pelajari. padahal apa yg dibutuhkan oleh para siswa adalah bagaimana mereka bisa dilatih dalam hal inovasi, pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan tanggung jawab. Itu secara langsung bisa membentuk pemikiran para siswa menjadi lebih cekatan dalam hal mengambil keputusan untuk berwirausaha dan tidak hanya terpaku kepada ijazah untuk melamar pekerjaan. belum lagi faktor lingkungan keluarga yg memaksa si anak untuk main aman saja menjadi pekerja kantoran atau PNS.

makanya kita tidak perlu heran bahwa sekarang ini lebih banyak lulusan SMA atau sarjana lebih memilih melamar kerja di perusahaan, dibandingkan dengan mencari peluang bisnis, karena dari awal mereka sudah dibentuk pola pikirnya untuk menjadi pekerja. berbeda dengan orang-orang dari suku tertentu yg lebih dominan membuka bisnis, karena di sekolah dan dirumah mereka diajarkan hal-hal bagus yg membentuk pola pikir wirausahanya.
hero member
Activity: 1792
Merit: 728
December 08, 2024, 09:51:54 AM
Seperti pepatah yang sering kita dengar bahwa "mengatakan selalu jauh lebih mudah di banding melakukan", saya juga seing sekali melihat orang - orang khususnya kaum muda termasuk mereka yang memiliki situasi hidup yang kurang menguntungkan dari segi finansial yang selalu membagikan quotes motivasi tersebut, tetapi saya akan mengatakan bahwa termotivasi bukan berarti anda mau untuk memulai prosesnya, dan itulah alasan mengapa banyak sekali dari mereka yang tetap saja terjebak dalam kehidupan yang kurang beruntung dari segi finansial.

Disisi lain merupakan sebuah fakta bahwa mau sekeras apapun anda memberitahu mereka dan juga melakukan apapun dengan tujuan untuk menyadarkan mereka tetapi pada akhirnya tetap saja keputusannya ada di tangan mereka, mereka memiliki alasannya masing - masing dan satu hal yang akan saya katakan bahwa banyak dari mereka yang sadar bahwa mereka harus segera melakukan sesuatu tetapi pada akhirnya tetap merupakan omong kosong, jadi yang memiliki pengaruh terbesar disini bukanlah kesadaran melainkan niat dan kemauan.
brand new
Activity: 0
Merit: 0
December 06, 2024, 04:07:11 AM
Kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha sangat penting untuk kemajuan ekonomi. Dengan ide-ide kreatif dan pemanfaatan teknologi, mereka bisa menciptakan peluang baru sekaligus menginspirasi generasi berikutnya. Semoga semakin banyak pemuda yang tergerak untuk berwirausaha.
full member
Activity: 630
Merit: 200
November 20, 2024, 02:50:23 PM
Sekarang bertebaran kata kata motivasi di media sosial yang di anggap quotes terbaik, namun banyak yang mengabaikan dari quotes tersebut. Hanya menggap sepintas lalu.
Jika dibarengi dengan mengembangkan usaha terbentuk satu mindset yang bagus dipadukan quotes tersebut dengan usaha. Akan ada perobahan yang signifikan.
Kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha sangat lah sedikit, ini sangat dikhawatirkan untuk kedepan terjadi kesenjangan ekonomi pada generasi berikutnya.
Apa yang harus kita lakukan supaya ada kesadaran untuk mengembangkan usaha?
Memang benar banyak orang yang hanya sekadar membaca kata-kata motivasi di media sosial tanpa benar-benar mempraktikkannya. Kalau quotes itu bisa dipadukan dengan aksi nyata, seperti usaha dan kerja keras, pasti hasilnya akan lebih signifikan. Kesadaran pemuda tentang pentingnya mengembangkan usaha memang masih kurang, padahal itu kunci untuk masa depan yang lebih baik. Mungkin yang bisa kita lakukan adalah mulai dari edukasi dan memberikan contoh nyata tentang bagaimana usaha bisa merubah hidup. Selain itu, memberi akses atau dukungan untuk mulai usaha juga bisa membantu mereka lebih percaya diri.
repot ini gan. di generasi gen-z saat ini banyak yang mager-an dan ingin senang secara singkat.
mageran disini bukan mager untuk membangun usaha, malah lebih parah. gen-z malah kerjanya scrool medsos dan menjadi motivasi yang releate dengan hidupnya yang begitu-begitu saja.
jangankan kepikiran untuk membuka usaha, mereka hanya berpangku tangan atau hanya mengandalkan kekayaan orang tua mereka. bahkan untuk kerjapun masih dibantu masuk kerja tanpa adanya skill yang memadai.
Saya setuju dengan agan tentang karakter yang di miliki gen saat ini, bahkan mereka cenderung lemah, atau semua harus di suapin. Ini bisa kita lihat di setiap daerah yang ada di indonesia, mereka cenderung untuk mudah putus asa, mereka cenderung memprioritaskan perasaan dibanding pikiran, tidak mau berusaha, dan selalu mengeluh. Mungkin salah satu penyebab kenapa gen Z seperti ini karena sistem pendidikan yang salah atau perlu di tingkatkan karena dari pendidikalah akan melairkan generasi-genarasi yang kuat, kreatif dan tangguh.

Jadi solusinya sebenarnay ada pada pemerintah. sistem pendidikan di negara kita harus di perbaiki agar bisa menerapkan atau melahirkan sikap-sikap yang bertolak belakang dengan yang saya jelaskan diatas.

Karena pada dasranya ini soal karakter, kalau mereka memiliki karakter yang kuat tentu saja mensos akan di jadikan sebgai penghasilan karena memang saat ini penghasilan dari medsos juga mengiurkan. Tapi mereka yang tidak memiliki prinsip dan karaketer mau sebagus apapun Qoute atau motivasi mereka tetap mageran dan akan menghabiskan waktu hanya scrool medsos.
full member
Activity: 784
Merit: 212
November 19, 2024, 07:57:34 PM
Sekarang bertebaran kata kata motivasi di media sosial yang di anggap quotes terbaik, namun banyak yang mengabaikan dari quotes tersebut. Hanya menggap sepintas lalu.
Jika dibarengi dengan mengembangkan usaha terbentuk satu mindset yang bagus dipadukan quotes tersebut dengan usaha. Akan ada perobahan yang signifikan.
Kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha sangat lah sedikit, ini sangat dikhawatirkan untuk kedepan terjadi kesenjangan ekonomi pada generasi berikutnya.
Apa yang harus kita lakukan supaya ada kesadaran untuk mengembangkan usaha?
Memang benar banyak orang yang hanya sekadar membaca kata-kata motivasi di media sosial tanpa benar-benar mempraktikkannya. Kalau quotes itu bisa dipadukan dengan aksi nyata, seperti usaha dan kerja keras, pasti hasilnya akan lebih signifikan. Kesadaran pemuda tentang pentingnya mengembangkan usaha memang masih kurang, padahal itu kunci untuk masa depan yang lebih baik. Mungkin yang bisa kita lakukan adalah mulai dari edukasi dan memberikan contoh nyata tentang bagaimana usaha bisa merubah hidup. Selain itu, memberi akses atau dukungan untuk mulai usaha juga bisa membantu mereka lebih percaya diri.
repot ini gan. di generasi gen-z saat ini banyak yang mager-an dan ingin senang secara singkat.
mageran disini bukan mager untuk membangun usaha, malah lebih parah. gen-z malah kerjanya scrool medsos dan menjadi motivasi yang releate dengan hidupnya yang begitu-begitu saja.
jangankan kepikiran untuk membuka usaha, mereka hanya berpangku tangan atau hanya mengandalkan kekayaan orang tua mereka. bahkan untuk kerjapun masih dibantu masuk kerja tanpa adanya skill yang memadai.
newbie
Activity: 27
Merit: 0
November 17, 2024, 04:56:30 AM
Sekarang bertebaran kata kata motivasi di media sosial yang di anggap quotes terbaik, namun banyak yang mengabaikan dari quotes tersebut. Hanya menggap sepintas lalu.
Jika dibarengi dengan mengembangkan usaha terbentuk satu mindset yang bagus dipadukan quotes tersebut dengan usaha. Akan ada perobahan yang signifikan.
Kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha sangat lah sedikit, ini sangat dikhawatirkan untuk kedepan terjadi kesenjangan ekonomi pada generasi berikutnya.
Apa yang harus kita lakukan supaya ada kesadaran untuk mengembangkan usaha?
Memang benar banyak orang yang hanya sekadar membaca kata-kata motivasi di media sosial tanpa benar-benar mempraktikkannya. Kalau quotes itu bisa dipadukan dengan aksi nyata, seperti usaha dan kerja keras, pasti hasilnya akan lebih signifikan. Kesadaran pemuda tentang pentingnya mengembangkan usaha memang masih kurang, padahal itu kunci untuk masa depan yang lebih baik. Mungkin yang bisa kita lakukan adalah mulai dari edukasi dan memberikan contoh nyata tentang bagaimana usaha bisa merubah hidup. Selain itu, memberi akses atau dukungan untuk mulai usaha juga bisa membantu mereka lebih percaya diri.
hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/
Masalahnya adalah mayoritas masyarakat kita untuk saat ini sudah terpaku pada sistem yang ada dan tidak ingin keluar dari zona nyaman karena memang ada ketakutan bahwa hal itu justru akan membuat mereka kehilangan kendali atas apa yang sudah dimiliki, Maka tidak mengherankan kita hanya selalu mengikuti sistem yang ada apalagi ketika keluar dari sistem atau zona yang sudah seperti melekat itu terkadang justru kita akan merasa bahwa kita melakukan kesalahan karena pandangan orang lain yang berbeda.
Misal dalam hal ini ketika kita memanfaatkan privilege dan kemewahan orang tua ketika kita mencoba hal baru yang kita anggap asing untuk diri kita maka sudah pasti kita akan merasa bahwa ini akan menjadi sebuah situasi yang sangat sulit, meskipun itu memang sangat bagus untuk dilakukan tetapi pada akhirnya kita yang sudah dari awal diberikan segala bentuk privilege dan keluar dari jalur itu akan merasa bahwa kita tidak bisa melakukannya karena mental kita sudah down dan terlatih untuk memaksimalkan privilege yang dimiliki sehingga pilihannya adalah daripada mencoba hal baru yang dianggap akan memiliki jalan yang lebih sulit maka sebisa mungkin mereka akan berada di jalur yang sudah di tetapkan karena memang mental sudah down duluan dan tidak ingin keluar dari zona tersebut.
Dari pengamatan saya berbicara dalam konteks ini bisa dipengaruhi dari berbagai sisi, dan benar seperti yang anda katakan beberapa hal di karernakan sistem yang membuat kita malas melakukan apapun atau tidak mau untuk mencoba melakukan sesuatu yang inovatif atau baru atau lagi berbeda dariapada umumnya, hal ini membuat penekanan pada diri untuk lebih memilih diam dan mengambil zona nyaman untuk menikmati yang ada.

Di sisi lain juga beberapa karakter di bunuh sejak kecil, seperti kita tidak boleh salah, tidak boleh gagal, dan kita lebih banyak di didik dengan pengetahuan mentalitas menjadi seorang pekerja bukan pada kesadaran berpikir menjadi seseorang yang baru dengan kemampuan yang baru di masa depan, kebanyakan pertanyaan dari guru pendidik yang pernah saya alami adalah seperti; anda mau kerja dimana? secara tidak langsung doktrinasi menjadi pekerja di tanam sejak dini hingga dewasa dan itu yang membuat mental block akan sebuah terobosan baru di masayarakat dari kebanyakan orang, sehingga lebih banyak orang sedikit memiliki keberanian untuk mengembangkan usaha dengan apa yang dia miliki.
Itu juga menjadi alasan yang memang makesense dengan keadaan sekarang sehingga pada akhirnya pola pikirnya semua menjadi mengarah kepada hal yang sama karena sejak awal secara sadar atau tidak sudah ada semacam doktrin atau kita diarahkan kepada pola pikir seperti itu dengan beberapa hal seperti pola asuh atau memang sedikit demi sedikit kesadaran kita sudah diubah sesuai dengan kehendak yang sudah pernah ada sebelumnya sehingga mencoba keluar dari lingkaran itu sudah seperti hal yang sulit dan bahkan akan dipandang remeh jika kita keluar dari jalur.

Mengacu kepada yang anda katakan seperti karakter yang sudah di bunuh dan tuntutan sejak kecil tidak boleh salah atau gagal dalam pola asuh juga sebenarnya itu adalah sebuah situasi yang memang kurang tepat tetapi rata-ratanya selalu saja terjadi. Orang tua akan marah ketika nilai kita jeblok atau tidak sesuai dengan standar tetapi tidak mencoba untuk mengerti keinginan kita dibidang apa dan pola asuh seperti ini sudah seperti terpatri dalam pandangan orang tua di negara kita (berbeda dengan negara luar yang lebih maju) karena meskipun pasti ada saja yang begini tetapi tidak sebanyak yang terjadi di negara kita yang membuat kalau kita (anak) melakukan kesalahan sedikit saja atau tidak sesuai dengan harapan maka akan selalu ada sebuah perbandingan bisa saja dengan saudara, tetangga atau yang lainnya.

Dengan melihat kondisi itu sesuai dengan apa yang saya katakan sebelumnya, jangan salahkan ketika pemikiran untuk tidak keluar dari zona nyaman dan masih selalu menggunakan privilege sebagai kekuatan karena pada akhirnya hal seperti ini adalah cara termudah untuk sebagian orang melanjutkan hidup mereka lebih baik. Mereka bukan tidak sadr bahwa hal seperti ini adalah kesalahan tetapi memang karena mentalnya sudah menciut sejak awal membuat mereka yang ingin mencoba pun berfikir beberapa kali dalam melakukannya.
legendary
Activity: 1204
Merit: 1005
Di sisi lain juga beberapa karakter di bunuh sejak kecil, seperti kita tidak boleh salah, tidak boleh gagal, dan kita lebih banyak di didik dengan pengetahuan mentalitas menjadi seorang pekerja bukan pada kesadaran berpikir menjadi seseorang yang baru dengan kemampuan yang baru di masa depan-snip-
Mirisnya inilah yang terjadi di sebagian besar sekolah dan lingkungan kita. Hanya orang-orang beruntung saja yang mempunyai kesempatan untuk merasakan pendidikan untuk menjadi pengusaha. Yaitu anak-anak yang dididik dengan fokus pada pengembangan karakter dan akhlak. Anak-anak yang diberikan kebebasan untuk mengembangkan kreatifitas dan mencoba hal-hal baru tanpa takut di-judge salah. Tidak ada yang salah dengan kegagalan. Saya kira justru dengan kegagalan artinya kita sudah keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Anak yang dituntut untuk tidak pernah salah mentalnya akan menjadi mental pekerja karena baginya dengan menjadi karyawan dia tidak akan pernah salah karena tinggal mengerjakan sesuai sama yang disuruh atasan. Dia akan takut untuk menjadi pengusaha karena pengusaha harus melakukan hal yang memiliki kemungkinan untuk gagal.
Sistem pembelajaran kita secara keseluruhan masih dianggap sebagai sistem yang memberikan nilai, bukan pembentukan diri, karakter, imajinasi, dan keberanian untuk gagal. Di beberapa negara, pendidikan berbasis karakter dan kewirausahaan telah mengembangkan budaya kewirausahaan di mana siswa dilatih untuk menantang diri sendiri, menjadi inovatif, belajar dari kesalahan mereka tanpa merasa bersalah. Di Indonesia, peluang ini melekat pada kemampuan siswa untuk bersekolah dengan sistem pengajaran progresif, yang hanya tersedia di beberapa lembaga. Akibatnya, sebagian besar siswa belajar kepatuhan yang lebih sering mengarah pada pembentukan pola pikir pekerja daripada aktor yang membuat keputusan.

Orang perlu menyadari nilai kegagalan sebagai faktor pembelajaran dan pengembangan pribadi. Dalam keadaan ini, risiko sama dengan ruang di mana ide-ide baru muncul, dan dalam kasus kewirausahaan, itu adalah bagian penting dari menemukan solusi. Kualitas ini dapat dicapai ketika anak-anak dilatih untuk melupakan rasa takut gagal dan dibiarkan berlari kencang. Menurut berbagai penelitian, termasuk makalah oleh Forum Ekonomi Dunia, fleksibilitas, pemecahan masalah, dan kemampuan mengambil risiko sangat berharga di masa depan. Oleh karena itu, mungkin untuk meningkatkan kreativitas dalam sistem pendidikan dan kesiapan untuk mempertimbangkan kembali situasi persyaratan orientasi tantangan akan memberikan lebih banyak anak kesempatan untuk mendapatkan masa depan yang lebih mandiri dan kreatif.

Anda mengemukakan poin yang sangat penting tentang betapa mendesaknya mengubah sistem pendidikan di negara kita. Sebab, untuk saat ini, lulus atau tidak, sistem pendidikan di negara kita masih cenderung lebih berfokus pada hasil akhir atau nilai ujian dibandingkan dengan proses pembentukan diri atau karakter. Yang seharusnya menjadi tempat bagi siswa untuk belajar berpikir kritis, berinovasi, dan siap menghadapi kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran. Dan di indonesia ini untuk sistem pembelajarannya masih jauah daripada yang seharusnya.

Pendidikan yang lebih menekankan pada flesibelitas, keberanian dan juga keterampilan dalam memecahkan sebuab masalah, tentu saja sistem pendidikan ini akan membantu generasi muda untuk bagaimana mereka siap bersaing di masa depan. Yang oleh karena itu, sepertinya sudah saatnya untuk Indonesia untuk mempertimbangkan perubahan dalam sistem pendidikan untuk Indoneisa yang lebih maju.
hero member
Activity: 2548
Merit: 572
#SWGT CERTIK Audited
Di sisi lain juga beberapa karakter di bunuh sejak kecil, seperti kita tidak boleh salah, tidak boleh gagal, dan kita lebih banyak di didik dengan pengetahuan mentalitas menjadi seorang pekerja bukan pada kesadaran berpikir menjadi seseorang yang baru dengan kemampuan yang baru di masa depan-snip-
Mirisnya inilah yang terjadi di sebagian besar sekolah dan lingkungan kita. Hanya orang-orang beruntung saja yang mempunyai kesempatan untuk merasakan pendidikan untuk menjadi pengusaha. Yaitu anak-anak yang dididik dengan fokus pada pengembangan karakter dan akhlak. Anak-anak yang diberikan kebebasan untuk mengembangkan kreatifitas dan mencoba hal-hal baru tanpa takut di-judge salah. Tidak ada yang salah dengan kegagalan. Saya kira justru dengan kegagalan artinya kita sudah keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Anak yang dituntut untuk tidak pernah salah mentalnya akan menjadi mental pekerja karena baginya dengan menjadi karyawan dia tidak akan pernah salah karena tinggal mengerjakan sesuai sama yang disuruh atasan. Dia akan takut untuk menjadi pengusaha karena pengusaha harus melakukan hal yang memiliki kemungkinan untuk gagal.
Sistem pembelajaran kita secara keseluruhan masih dianggap sebagai sistem yang memberikan nilai, bukan pembentukan diri, karakter, imajinasi, dan keberanian untuk gagal. Di beberapa negara, pendidikan berbasis karakter dan kewirausahaan telah mengembangkan budaya kewirausahaan di mana siswa dilatih untuk menantang diri sendiri, menjadi inovatif, belajar dari kesalahan mereka tanpa merasa bersalah. Di Indonesia, peluang ini melekat pada kemampuan siswa untuk bersekolah dengan sistem pengajaran progresif, yang hanya tersedia di beberapa lembaga. Akibatnya, sebagian besar siswa belajar kepatuhan yang lebih sering mengarah pada pembentukan pola pikir pekerja daripada aktor yang membuat keputusan.

Orang perlu menyadari nilai kegagalan sebagai faktor pembelajaran dan pengembangan pribadi. Dalam keadaan ini, risiko sama dengan ruang di mana ide-ide baru muncul, dan dalam kasus kewirausahaan, itu adalah bagian penting dari menemukan solusi. Kualitas ini dapat dicapai ketika anak-anak dilatih untuk melupakan rasa takut gagal dan dibiarkan berlari kencang. Menurut berbagai penelitian, termasuk makalah oleh Forum Ekonomi Dunia, fleksibilitas, pemecahan masalah, dan kemampuan mengambil risiko sangat berharga di masa depan. Oleh karena itu, mungkin untuk meningkatkan kreativitas dalam sistem pendidikan dan kesiapan untuk mempertimbangkan kembali situasi persyaratan orientasi tantangan akan memberikan lebih banyak anak kesempatan untuk mendapatkan masa depan yang lebih mandiri dan kreatif.
sr. member
Activity: 686
Merit: 407
rollbit.com/trading
Di sisi lain juga beberapa karakter di bunuh sejak kecil, seperti kita tidak boleh salah, tidak boleh gagal, dan kita lebih banyak di didik dengan pengetahuan mentalitas menjadi seorang pekerja bukan pada kesadaran berpikir menjadi seseorang yang baru dengan kemampuan yang baru di masa depan-snip-
Mirisnya inilah yang terjadi di sebagian besar sekolah dan lingkungan kita. Hanya orang-orang beruntung saja yang mempunyai kesempatan untuk merasakan pendidikan untuk menjadi pengusaha. Yaitu anak-anak yang dididik dengan fokus pada pengembangan karakter dan akhlak. Anak-anak yang diberikan kebebasan untuk mengembangkan kreatifitas dan mencoba hal-hal baru tanpa takut di-judge salah. Tidak ada yang salah dengan kegagalan. Saya kira justru dengan kegagalan artinya kita sudah keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Anak yang dituntut untuk tidak pernah salah mentalnya akan menjadi mental pekerja karena baginya dengan menjadi karyawan dia tidak akan pernah salah karena tinggal mengerjakan sesuai sama yang disuruh atasan. Dia akan takut untuk menjadi pengusaha karena pengusaha harus melakukan hal yang memiliki kemungkinan untuk gagal.
hero member
Activity: 2226
Merit: 610

Kesadaran tidak akan pernah terbentuk jika seseorang tidak memiliki niat untuk keluar dari zona nyaman dan khususnya bagi mereka yang hidup dengan segala kemewahan dari orang tua. Terkadang kesadaran terbentuk karena kehidupan yang mereka jalani begitu keras sehingga mereka mencoba untuk keluar dari garis tersebut untuk membangun kehidupan menjadi lebih baik.
Masalahnya adalah mayoritas masyarakat kita untuk saat ini sudah terpaku pada sistem yang ada dan tidak ingin keluar dari zona nyaman karena memang ada ketakutan bahwa hal itu justru akan membuat mereka kehilangan kendali atas apa yang sudah dimiliki, Maka tidak mengherankan kita hanya selalu mengikuti sistem yang ada apalagi ketika keluar dari sistem atau zona yang sudah seperti melekat itu terkadang justru kita akan merasa bahwa kita melakukan kesalahan karena pandangan orang lain yang berbeda.
Misal dalam hal ini ketika kita memanfaatkan privilege dan kemewahan orang tua ketika kita mencoba hal baru yang kita anggap asing untuk diri kita maka sudah pasti kita akan merasa bahwa ini akan menjadi sebuah situasi yang sangat sulit, meskipun itu memang sangat bagus untuk dilakukan tetapi pada akhirnya kita yang sudah dari awal diberikan segala bentuk privilege dan keluar dari jalur itu akan merasa bahwa kita tidak bisa melakukannya karena mental kita sudah down dan terlatih untuk memaksimalkan privilege yang dimiliki sehingga pilihannya adalah daripada mencoba hal baru yang dianggap akan memiliki jalan yang lebih sulit maka sebisa mungkin mereka akan berada di jalur yang sudah di tetapkan karena memang mental sudah down duluan dan tidak ingin keluar dari zona tersebut.
Dari pengamatan saya berbicara dalam konteks ini bisa dipengaruhi dari berbagai sisi, dan benar seperti yang anda katakan beberapa hal di karernakan sistem yang membuat kita malas melakukan apapun atau tidak mau untuk mencoba melakukan sesuatu yang inovatif atau baru atau lagi berbeda dariapada umumnya, hal ini membuat penekanan pada diri untuk lebih memilih diam dan mengambil zona nyaman untuk menikmati yang ada.

Di sisi lain juga beberapa karakter di bunuh sejak kecil, seperti kita tidak boleh salah, tidak boleh gagal, dan kita lebih banyak di didik dengan pengetahuan mentalitas menjadi seorang pekerja bukan pada kesadaran berpikir menjadi seseorang yang baru dengan kemampuan yang baru di masa depan, kebanyakan pertanyaan dari guru pendidik yang pernah saya alami adalah seperti; anda mau kerja dimana? secara tidak langsung doktrinasi menjadi pekerja di tanam sejak dini hingga dewasa dan itu yang membuat mental block akan sebuah terobosan baru di masayarakat dari kebanyakan orang, sehingga lebih banyak orang sedikit memiliki keberanian untuk mengembangkan usaha dengan apa yang dia miliki.
hero member
Activity: 2856
Merit: 644
https://duelbits.com/

Kesadaran tidak akan pernah terbentuk jika seseorang tidak memiliki niat untuk keluar dari zona nyaman dan khususnya bagi mereka yang hidup dengan segala kemewahan dari orang tua. Terkadang kesadaran terbentuk karena kehidupan yang mereka jalani begitu keras sehingga mereka mencoba untuk keluar dari garis tersebut untuk membangun kehidupan menjadi lebih baik.
Masalahnya adalah mayoritas masyarakat kita untuk saat ini sudah terpaku pada sistem yang ada dan tidak ingin keluar dari zona nyaman karena memang ada ketakutan bahwa hal itu justru akan membuat mereka kehilangan kendali atas apa yang sudah dimiliki, Maka tidak mengherankan kita hanya selalu mengikuti sistem yang ada apalagi ketika keluar dari sistem atau zona yang sudah seperti melekat itu terkadang justru kita akan merasa bahwa kita melakukan kesalahan karena pandangan orang lain yang berbeda.
Misal dalam hal ini ketika kita memanfaatkan privilege dan kemewahan orang tua ketika kita mencoba hal baru yang kita anggap asing untuk diri kita maka sudah pasti kita akan merasa bahwa ini akan menjadi sebuah situasi yang sangat sulit, meskipun itu memang sangat bagus untuk dilakukan tetapi pada akhirnya kita yang sudah dari awal diberikan segala bentuk privilege dan keluar dari jalur itu akan merasa bahwa kita tidak bisa melakukannya karena mental kita sudah down dan terlatih untuk memaksimalkan privilege yang dimiliki sehingga pilihannya adalah daripada mencoba hal baru yang dianggap akan memiliki jalan yang lebih sulit maka sebisa mungkin mereka akan berada di jalur yang sudah di tetapkan karena memang mental sudah down duluan dan tidak ingin keluar dari zona tersebut.
MRY
full member
Activity: 560
Merit: 109
Lihatlah pola pendidikan anak anak di cina, sampai sekarang anak-anak mereka terus diajarkan bagaimana ilmu marketing itu bekerja serta diaplikasikan artinya disamping pendidikan diutamakan, budaya nenek moyang mereka juga tidak mereka buang dan terus dipertahankan sejak dini. Setidaknya jika mereka sudah besar akan mampu berkompetisi sesuai jamanya mereka nanti.
Di China mereka mengajarkan cara untuk menciptakan banyak peluang bisnis tapi di Indonesia kita diajarkan untuk menjadi pekerja/buruh. Jadi sebelum melangkah lebih jauh semua akan tetap bermuara pada sistem pendidikan dasar terlebih dahulu yang nantinya akan menjadi pijakan anak anak. Intinya kita waktu sekolah di doktrin untuk bisa mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang hanya sebatas itu? Sampai sekarang sistem pembejarannya tidak berubah membekas dari generasi ke generasi.

Mengembangkan usaha banyak yang memulai bukan dari apa yang mereka dapatkan dari sekolah, melainkan semuanya hampir berasal dari inisiatif akibat lelahnya menunggu progam pemerintah soal lowongan kerja yang tak kunjung teralisasikan. Lihat saja pengangguran makin banyak, para pembisnis tidak mendapatkan dukungan keuangan yang memadai, dan pemerintah acuh tak acuh dengan hasil karya lokal. Akhirnya bisnis jadi mandek, modal makin seret, epmasukan tidak berjalan dengan baik, dan bangkrut.
Ya ini yang terjadi di negara kita, pada saat usia dini atau usia pelajar, kita tidak dibekali oleh sesuatu hal yang mengarah pada bisnis akan tetapi kita seperti diajarkan setelah selesai sekola kita harus bekerja dimana. Namun sebenarnya saya tidak merasa heran dengan semua itu, pasalnya sistem pendidikan di negara kita saja masih acak acakan dan bahkan terkadang saya berpikir itu tidak efektif dijadikan sebagai sebuah sistem pendidikan dinegara kita ini. Saya tidak akan menyudutkan satu pihak saja, karena tetap saja ini adalah pr kita bersama untuk memperbaikinya.
Selain daripada itu setiap individu juga  masih sangat bergantung pada sesuatu yang sebenarnya itu bisa diubah. Misalnya saja dari sikap orang tua yang menginginkan anaknya kerja di perusahaan besar dengan gaji yang besar, seolah olah orang tua menjadi anaknya sebagai alat atau investasi mereka di masa tua. Sebenarnya tanpa didorongpun itu adalah sebuah keharusan bagi seorang anak, akan tetapi menurut saya caranya saja yang sedikit salah.
Sekarang kita dapat mengamati dengan jelas bahwa ada konflik antara kesulitan dalam sistem pendidikan dan harapan orang tua terhadap anak-anak mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa kebanyakan dari kita tidak pernah dilatih untuk menjadi yang lebih baik. Sebagai contohnya setelah kewajiban sekolah selesai kita disuruh pergi dan mencari pekerjaan. Ini, menurut saya, menyiratkan bahwa ada banyak kondisi marjinal di area khusus ini dalam arti bahwa ada potensi signifikan untuk perbaikan. Kita, sebagai masyarakat, harus mempromosikan perubahan yang akan membantu anak-anak untuk merangkul lebih banyak peluang untuk berhasil, tidak hanya dalam pekerjaan kantoran yang stabil dengan organisasi besar, tetapi melalui usaha pribadi dan inovasi. Tentu saja harapan orang tua terhadap anak-anak mereka dapat dianggap wajar tetapi sekarang juga penting untuk melihat masa depan dan mencoba memberi kaum muda kesempatan untuk melepaskan potensi dan karya yang dapat menghasilkan banyak uang untuk mereka.
hero member
Activity: 1722
Merit: 895
Sekarang bertebaran kata kata motivasi di media sosial yang di anggap quotes terbaik, namun banyak yang mengabaikan dari quotes tersebut. Hanya menggap sepintas lalu.
Kadang mendengarkan kata-kata motivasi tidak menunjukkan apapun karena yang terjadi justru sebaliknya dan mereka hanya berbicara pada dataran umum. Saya tidak mengatakan apa yang mereka bicarakan tidak benar, melainkan pada aspek tertentu motivasi tidak sesuai dengan realita yang terjadi.

Jika dibarengi dengan mengembangkan usaha terbentuk satu mindset yang bagus dipadukan quotes tersebut dengan usaha. Akan ada perobahan yang signifikan.
Kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha sangat lah sedikit, ini sangat dikhawatirkan untuk kedepan terjadi kesenjangan ekonomi pada generasi berikutnya.
Apa yang harus kita lakukan supaya ada kesadaran untuk mengembangkan usaha?
Kesadaran terbentuk bukan karena motivasi saja melainkan bagaimana pemuda memiliki akses untuk merencanakan pengembangan usaha yang dianggap potensial. Sekarang mari kita lihat sejauh mana peluang yang tersedia dan bagaimana pemuda bisa mengambil peluang tersebut untuk meningkatkan finansial menjadi lebih baik. Bangun target dalam menjalani kehidupan sehingga kita termotivasi untuk melakukan pengembangan usaha dan buat perencanaan yang matang sebelum membangun usaha yang ingin dikembangkan.

Kesadaran tidak akan pernah terbentuk jika seseorang tidak memiliki niat untuk keluar dari zona nyaman dan khususnya bagi mereka yang hidup dengan segala kemewahan dari orang tua. Terkadang kesadaran terbentuk karena kehidupan yang mereka jalani begitu keras sehingga mereka mencoba untuk keluar dari garis tersebut untuk membangun kehidupan menjadi lebih baik.
full member
Activity: 807
Merit: 150
Banyak orang terkadang terjebak dalam kata-kata motivasi tanpa benar-benar mengimplementasikannya. Untuk meningkatkan kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha, kita perlu fokus pada edukasi dan pembinaan. Mengadakan workshop dan seminar bisa menjadi langkah awal yang baik. Selain itu, menciptakan komunitas yang saling mendukung juga sangat penting agar pemuda merasa terinspirasi untuk berwirausaha.Maka dari itu, mari kita dorong mereka untuk tidak hanya mengingat quotes, tetapi juga menerapkannya dalam tindakan nyata.
Mengadakan workshop ataupun seminar sama saja menurut saya apabila tidak ada lapangan ataupun pangsa pasar yang dituju.
Sebenarnya mengembangkan usaha ataupun membangun usaha adalah mereka mereka yang membutuhkan sehingga ini adlah jalan hidup yang dipilh untuk mendpatkan uang terlepas dari motivasi dari kata kata ataupun seminar yang mereka ikuti yang yang terpenting adalah dalam memajukan usaha mereka membutuhkan kebijakan kebijakan dari pemerintah daerah setempat.
Dan untuk yang memulai nya dari awal semuanya kesadaran kembali pada diri sendiri.

Anda benar, hasil dari seminar yang diikuti oleh peserta seminar jika tidak dapat di aplikasikan dalam kehidupan mereka tentu tidak akan dapat megubah apapun dan hanya pihak penyelengara seminar yang memperoleh keuntungan dari itu, memang peran pemerintah sangat menentukan dalam mengeluarkan kebijakan yang mendukung pemuda untuk dapat mengembangkan usaha mereka karena tanpa adanya dukungan dari pemerintah maka sulit bagi mereka untuk dapat berkembang dengan baik.

Untuk memulai usaha dari awal memang akan sangat tergantung pada individu masing-masing, namun dengan adanya kebijakan dari pemerintah setempat yang mendukung pengusaha mengembangkan bisnis mereka dari awal tentu saja ini akan sangat membantu generasi muda dalam mengembangkan usaha mereka.
sr. member
Activity: 1148
Merit: 432
Banyak orang terkadang terjebak dalam kata-kata motivasi tanpa benar-benar mengimplementasikannya. Untuk meningkatkan kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha, kita perlu fokus pada edukasi dan pembinaan. Mengadakan workshop dan seminar bisa menjadi langkah awal yang baik. Selain itu, menciptakan komunitas yang saling mendukung juga sangat penting agar pemuda merasa terinspirasi untuk berwirausaha.Maka dari itu, mari kita dorong mereka untuk tidak hanya mengingat quotes, tetapi juga menerapkannya dalam tindakan nyata.
Mengadakan workshop ataupun seminar sama saja menurut saya apabila tidak ada lapangan ataupun pangsa pasar yang dituju.
Sebenarnya mengembangkan usaha ataupun membangun usaha adalah mereka mereka yang membutuhkan sehingga ini adlah jalan hidup yang dipilh untuk mendpatkan uang terlepas dari motivasi dari kata kata ataupun seminar yang mereka ikuti yang yang terpenting adalah dalam memajukan usaha mereka membutuhkan kebijakan kebijakan dari pemerintah daerah setempat.
Dan untuk yang memulai nya dari awal semuanya kesadaran kembali pada diri sendiri.
hero member
Activity: 1064
Merit: 589
Lihatlah pola pendidikan anak anak di cina, sampai sekarang anak-anak mereka terus diajarkan bagaimana ilmu marketing itu bekerja serta diaplikasikan artinya disamping pendidikan diutamakan, budaya nenek moyang mereka juga tidak mereka buang dan terus dipertahankan sejak dini. Setidaknya jika mereka sudah besar akan mampu berkompetisi sesuai jamanya mereka nanti.
Di China mereka mengajarkan cara untuk menciptakan banyak peluang bisnis tapi di Indonesia kita diajarkan untuk menjadi pekerja/buruh. Jadi sebelum melangkah lebih jauh semua akan tetap bermuara pada sistem pendidikan dasar terlebih dahulu yang nantinya akan menjadi pijakan anak anak. Intinya kita waktu sekolah di doktrin untuk bisa mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang hanya sebatas itu? Sampai sekarang sistem pembejarannya tidak berubah membekas dari generasi ke generasi.

Mengembangkan usaha banyak yang memulai bukan dari apa yang mereka dapatkan dari sekolah, melainkan semuanya hampir berasal dari inisiatif akibat lelahnya menunggu progam pemerintah soal lowongan kerja yang tak kunjung teralisasikan. Lihat saja pengangguran makin banyak, para pembisnis tidak mendapatkan dukungan keuangan yang memadai, dan pemerintah acuh tak acuh dengan hasil karya lokal. Akhirnya bisnis jadi mandek, modal makin seret, epmasukan tidak berjalan dengan baik, dan bangkrut.
Ya ini yang terjadi di negara kita, pada saat usia dini atau usia pelajar, kita tidak dibekali oleh sesuatu hal yang mengarah pada bisnis akan tetapi kita seperti diajarkan setelah selesai sekola kita harus bekerja dimana. Namun sebenarnya saya tidak merasa heran dengan semua itu, pasalnya sistem pendidikan di negara kita saja masih acak acakan dan bahkan terkadang saya berpikir itu tidak efektif dijadikan sebagai sebuah sistem pendidikan dinegara kita ini. Saya tidak akan menyudutkan satu pihak saja, karena tetap saja ini adalah pr kita bersama untuk memperbaikinya.
Selain daripada itu setiap individu juga  masih sangat bergantung pada sesuatu yang sebenarnya itu bisa diubah. Misalnya saja dari sikap orang tua yang menginginkan anaknya kerja di perusahaan besar dengan gaji yang besar, seolah olah orang tua menjadi anaknya sebagai alat atau investasi mereka di masa tua. Sebenarnya tanpa didorongpun itu adalah sebuah keharusan bagi seorang anak, akan tetapi menurut saya caranya saja yang sedikit salah.
sr. member
Activity: 1204
Merit: 486
Lihatlah pola pendidikan anak anak di cina, sampai sekarang anak-anak mereka terus diajarkan bagaimana ilmu marketing itu bekerja serta diaplikasikan artinya disamping pendidikan diutamakan, budaya nenek moyang mereka juga tidak mereka buang dan terus dipertahankan sejak dini. Setidaknya jika mereka sudah besar akan mampu berkompetisi sesuai jamanya mereka nanti.
Di China mereka mengajarkan cara untuk menciptakan banyak peluang bisnis tapi di Indonesia kita diajarkan untuk menjadi pekerja/buruh. Jadi sebelum melangkah lebih jauh semua akan tetap bermuara pada sistem pendidikan dasar terlebih dahulu yang nantinya akan menjadi pijakan anak anak. Intinya kita waktu sekolah di doktrin untuk bisa mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang hanya sebatas itu? Sampai sekarang sistem pembejarannya tidak berubah membekas dari generasi ke generasi.

Mengembangkan usaha banyak yang memulai bukan dari apa yang mereka dapatkan dari sekolah, melainkan semuanya hampir berasal dari inisiatif akibat lelahnya menunggu progam pemerintah soal lowongan kerja yang tak kunjung teralisasikan. Lihat saja pengangguran makin banyak, para pembisnis tidak mendapatkan dukungan keuangan yang memadai, dan pemerintah acuh tak acuh dengan hasil karya lokal. Akhirnya bisnis jadi mandek, modal makin seret, epmasukan tidak berjalan dengan baik, dan bangkrut.
member
Activity: 267
Merit: 42
September 29, 2024, 06:57:59 PM
Banyak orang terkadang terjebak dalam kata-kata motivasi tanpa benar-benar mengimplementasikannya. Untuk meningkatkan kesadaran pemuda dalam mengembangkan usaha, kita perlu fokus pada edukasi dan pembinaan. Mengadakan workshop dan seminar bisa menjadi langkah awal yang baik. Selain itu, menciptakan komunitas yang saling mendukung juga sangat penting agar pemuda merasa terinspirasi untuk berwirausaha.Maka dari itu, mari kita dorong mereka untuk tidak hanya mengingat quotes, tetapi juga menerapkannya dalam tindakan nyata.
Setuju sekali saya gan....
Yang paling utamanya tindakan nyata ini sangat berpengaruh dan juga berpotensi  bagi semua kalangan terutama untuk pemuda-pemuda kita yang ada di seluruh Indonesia ini, semuanya juga perlu ke seimbangan dan juga perlu ada aturan-aturan yang mana ini semua perlu bingbingan dari para senior yang mana sudah berhasil dalam mengembangkan usaha nya.
MRY
full member
Activity: 560
Merit: 109
September 29, 2024, 06:28:34 PM
Tidak semudah membalikkan telapak tangan bagi kalangan millenial atau pemuda dalam mengembangkan usaha terutama mereka yang berasal dari kalangan dengan kondisi keuangan yang serba kekurangan. Ada potensi pertaruhan yang cukup besar saat mencoba tantangan membuka usaha di usia muda karena keterbatasan modal dan harus mengambil pinjaman di Bank atau di koperasi.
Satu sisi memang ada keuntungan yang akan diperoleh nanti namun di satu sisi harus siap dengan resiko besar saat usaha kollaps bagaimana harus membayar cicilan karena minim support dari pemerintah atau bukan dari kalangan orang tua yang mapan.

Saya rasa quote seperti ini muncul dari anak muda yang memiliki orang tua kaya raya, mereka tidak mempermasalahkan berapa modal harus dikeluarkan dan saat posisi bangkrut masih bisa bangkit lagi dengan bantuan orang tua. Posisi ini sama sekali tidak bisa bagi anak muda yang memiliki keterbatasan modal karena harus mempertimbangkan secara detail saat mengalami kebangkrutan.
Faktor modal ini yang biasanya menjadi kendala bagi seseorang untuk mengembangkan usahanya. Mereka pasti mikir seribu kali tentang modal ini dan harus benar-benar tepat dalam perhitungannya. Kalau meleset sedikit saja, akan ada risiko yang harus dihadapi dan itu yang membuat mereka harus putar otak. Tapi salut untuk mereka yang bisa tetap bertahan dari tantangan itu dan berusaha untuk mengembangkan usahanya karena itu pasti tidaklah mudah.

Dan ketika ada anak muda yang benar-benar serius dengan usahanya, dia pasti akan mencari banyak cara supaya bisa melalui tantangan itu. Untuk saran saja, sebaiknya pikirkan terlebih dahulu jika ingin mengambil pinjaman dari bank karena ada risiko dibelakangnya dimana mereka harus bisa membayar cicilan tiap bulannya.
Iya gan aku rasa Ini adalah salah satu hambatan terbesar yang mengancam banyak pebisnis dalam menjalankan bisnis mereka. Perhitungan yang dibuat untuk mengalokasikan modal sangat penting karena margin yang kecil dapat menimbulkan risiko yang besar. Oleh karena itu, banyak pebisnis harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk menghasilkan solusi yang sempurna. Bagi para pemimpin yang berhasil mengatasi tantangan ini, itu bagus untuk mereka karena sangat sulit untuk mempertahankan bisnis Anda sambil menghadapi berbagai tantangan kepemimpinan.

Namun bagi kaum muda yang sangat serius dengan bisnis mereka, tentu saja ada pilihan dalam masalah modal. Namun, tetap saja perlu lebih berhati-hati dalam menentukan strategi seperti pinjaman bank. Namun, pinjaman membantu dalam kasus ini, ada satu masalah besar di sana – kebutuhan konstan untuk memberikan angsuran dengan cukup sering. Oleh karena itu, sebelum mengajukan pinjaman, seseorang harus melakukannya, sehingga tidak menjadi beban di masa mendatang.
Pages:
Jump to: