[Sharing] Faktor-faktor Pertimbangan Menentukan Waktu Penjualan Token/Koin Hasil Bounty
Salah satu hal yang menjadi pikiran dari para bounty hunter adalah memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menjual token yang didapatkan dari bounty. Keputusan ini tidak pernah lepas dari dilema, kalau dijual sekarang takutnya gak lama lagi bakal meroket, tapi kalau ga dijual sekarang takutnya harganya malah turun terus. Dilema ini bisa disebut dengan dilema "maju mundur kena".
Lantas, kapan waktu jual yang tepat? Jawabannya adalah tidak ada yang pasti dan sangat kontekstual sesuai dengan kondisi para bounty hunter sekalian.
Dalam kesempatan kali ini, saya sekedar sharing beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pertimbangan bagi para bounty hunter untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menjual token, dengan asumsi sodara sekalian adalah
full-time bounty hunter.
- Kebutuhan ekonomi keluarga/pribadiYang paling mendasar dan harus dipikirkan tentu saja mengenai masalah kebutuhan ekonomi keluarga/pribadi. Terlebih apabila agan menjadi kepala keluarga, yang punya kewajiban memberikan nafkah. Walaupun agan masih belum berkeluarga, tetapi kebutuhan pribadi seperti makan minum sehari-hari juga tetap menjadi pertimbangan yang paling utama. Tidak bisa tidak, agan harus menjual token/aset yang dimiliki apabila kebutuhan ekonomi sudah sangat mendesak.
Kebutuhan ekonomi bisa bersifat reguler ataupun insidentil. Kebutuhan reguler bisa seperti makan, minum, bayar listrik, bayar pulsa/kuota dst. Sementara kebutuhan insidentil seperti bayar obat, bayar biaya perawatan rumah sakit biaya nikah dst. Baik kebutuhan reguler ataupun insidentil idealnya harus bisa terpetakan. Jangan muluk-muluk bermimpi bisa membeli lambo ketika sudah dapat token dari bounty, kalau kebutuhan-kebutuhan agan sendiri tidak bisa terpetakan. Kan lucu, udah beli Lambo tapi ga punya rumah karena gagal membayar cicilan.
Semua orang pasti memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, akan tetapi secara umum agan harus bisa memetakan atau mengidentifikasi beberapa hal sebagai berikut:
* Biaya makan/minum sehari-hari.
* Biaya kuota/pulsa yang dibutuhkan per bulan/minggu.
* Biaya cicilan/tagihan aset fisik apabila agan punya (rumah, motor, dst)
* Biaya rutin lain yang biasa dikeluarkan secara reguler, baik harian, mingguan atau bulanan.
* Kebutuhan insidentil untuk memetakan berapa token/aset yang perlu disimpan untuk kebutuhan mendadak.
Setelah mendata semua hal di atas, maka agan akan mengetahui berapa jumlah minimal pendapatan yang diperlukan agar agan bisa bertahan hidup dan memperlama hidup agan. Gunakan angka yang agan temukan dari hitung-hitungan di atas untuk menentukan jumlah minimal uang yang harus didapatkan per bulannya. Agan-agan bisa menggunakan UMR sebagai acuan, tapi jangan serta merta di samakan dengannya, karena agan harus memahami konteks keuangan agan sendiri. Bisa jadi UMR lebih besar/kecil dari kebutuhan ekonomi bulanan agan.
- Aset yang telah dimilikiFaktor kedua yang bisa menjadi pertimbangan apakah menjual hasil bounty saat ini atau nanti merupakan aset yang telah agan miliki. Semakin banyak aset yang telah agan miliki, maka memutuskan suatu token dijual sekarang atau tidak bisa lebih bervariasi, sementara apabila aset agan sangat sedikit, maka kecenderungan yang dipilih adalah menjual secepatnya karena tidak ada lagi aset yang bisa digunakan untuk dijual dan mendapatkan uang.
Idealnya, aset yang agan jual adalah aset yang telah lama di hold. Hal itu disebabkan karena aset tersebut biasanya telah melalui masa krisis awal post-ICO dan sudah banyak exchange yang memperjualbelikan aset/token tersebut. Akan tetapi tentunya tidak semua token bernasib seperti itu.
Dalam kondisi yang mendesak, maka agan bisa menjual token dengan harga yang tinggi (dilihat dari harga ICO). Dengan demikian agan bisa menutupi kebutuhan ekonomi agan dan menyimpan token yang baru. Agan bisa memilih opsi untuk menjual 50% dan menyimpan sisanya untuk investasi.
Semakin banyak aset yang agan miliki & juga memiliki nilai jual, maka pilihan untuk melakukan HODL semakin lebar. Semakin sedikit aset yang dimiliki & memiliki nilai jual, kecenderungan yang bisa dipilih adalah melakukan short-term selling.
- Nilai proyek (prediktif)Pertimbangan berikutnya adalah nilai dari suatu proyek tersebut. Nilai bisa dilihat dari tim yang mengurus proyek itu, partnership, dan juga perkembangan roadmap. Semakin baik ketiga hal itu, maka proyek tersebut berpeluang besar akan bernilai tinggi di masa depan. Sebaliknya, semakin sedikit nilai ketiga hal itu, maka penjualan jangka pendek sering kali lebih dipilih.
Akan tetapi melihat ketiga-tiganya dengan cukup sulit, terutama karena partnership dan perkembangan roadmap biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan setelah ICO berjalan dan ada aturan hukum yang harus diikuti oleh proyek tersebut, sehingga tidak semua partnership bisa langsung diumumkan. Oleh karena itu sebaiknya agan tidak perlu menyesali ketika analisisnya keliru, karena mau bagaimanapun semuanya bersifat spekulatif.
Jangka waktu 1-3 bulan sebenarnya sangat pendek untuk menilai kualitas proyek dari ketiga faktor tadi, karena biasanya mereka menghadapi krisis pasca ICO karena banyak investor yang menjual token bonus atau bounty hunter yang menjual tokennya. Akan tetapi apabila dalam jangka waktu tersebut proyek yang agan ikuti berkembang dengan pesat (dalam arti update rutin, partner berjalan, terlepas harganya di pasar), maka potensinya di masa depan cenderung bagus dan pilihan HODL atau menjual di jangka panjang lebih cocok untuk dipilih.
Dalam menentukan nilai proyek, jangan serta merta berpatokan pada site review, baik gadungan atau tidak, karena beberapa proyek scam sekalipun pernah berstatus verified si situs review ICO. Gunakan akal dan kemampuan agan sendiri, atau diskusikan dengan member-member yang sudah berpengalaman dalam bidang ICO/bounty untuk mendiskusikan nilai proyek tersebut.
- Kondisi marketFaktor berikutnya yang perlu dipertimbangkan adalah kondisi market. Dalam kondisi market yang buruk (bearish, dominasi BTC besar, dst) biasanya harga semua koin/token akan turun drastis, kecuali ada fundamental news yang sangat penting bagi koin/token tersebut. Oleh karena itu, dalam kondisi pasar yang buruk short-term selling bisa bernilai buruk atau baik di waktu yang sama. Buruk karena agan menjual aset itu di bawah harga yang ideal, dan baik karena agan bisa mengambil keuntungan yang mungkin akan terus berkurang ketika pasar semakin memburuk.
Dalam konteks pasar yang buruk, pilihan menjual atau hodl akan selalu menjadi dilema. Oleh karena itu dalam penjualan sebaiknya agan menyimpan sebagian aset dan tidak menjual semuanya apabila memang dinilai proyek tersebut memiliki masa depan yang cerah, dan menyadari bahwa ada risiko kalau nanti token/koin yang agan jugal bisa jadi semakin rendah harganya. Akan tetapi agan juga harus mempertimbangkan faktor yang lain sebagaimana disebutkan di atas, mengingat keputusan penjualan tidak bisa didasarkan pada satu faktor saja.
Dalam konteks pasar yang baik, harga token/koin cenderung meningkat. Walaupun demikian bukan berarti agan harus segera menjualnya. Apabila pasar berada dalam trend bullish, maka agan bisa menunggu hingga fase bullish terakhir baru kemudian menjualnya untuk mendapatkan profit. Dalam hal ini dibutuhkan kemampuan membaca chart dan trading untuk memutuskan kapan waktu jual yang tepat.
Akan diupdate apabila memungkinkan.