Pages:
Author

Topic: Diskusi Timnas Indonesia - page 2. (Read 3601 times)

hero member
Activity: 1064
Merit: 589
January 07, 2025, 01:51:45 AM
Jujur, saya tidak tahu mau mengatakan apa, sebab di tengah perjalanan timnas yang masih dalam jalur yang sangat baik, justru kita harus mendengar kabar yang menurut saya tidak pas.

Saya ingin mengulas sedikit perjalan STY bersama Timnas Indonesia dalam 5 tahun. Dia datang di era Iwan Bule yang menjadi ketua PSSI pada waktu itu, STY di percaya pada saat Indonesia dalam era kegelapan dan rangking FIFA pun Indonesia berada di peringkat yang memalukan. Namun dengan perlahan STY bisa memperbaiki semuanya, bahkan dari hal hal dasar. Lalu dia memutuskan untuk memotong generasi dan itu terbukti berhasil, dan sampai saat ini pun  generasi itu masih ada dan masih bisa bersaing untuk masuk ke dalam skuat utama Timnas.
Dia berhasil mencapai target yang dibebankan PSSI, dia bisa membawa 3 skuat timnas ke Piala ASia, dan di Piala Asia pun dia bisa mencapai target, 16 besar (senior) dan semifinal (u/23). Di babak kualifikasi Piala Dunia, dia berhasil membawa Timnas sampai sejauh ini, ya sekarang berada di round 3 dan memastikan kita juga mendapatkan 1 tempat untuk Piala Asia tanpa kualifikasi.
Tidak lama, Piala AFF datang, ini awal mula  pro dan kontra datang, saya menilai secara  objektif bahwa memang benar STY gagal di Piala AFF dan kegagalannya juga mengecewakan. Namun saya juga harus melihat dibalik alasan kegagalan tersebut, dan itu salah satunya adalah karena dia membawa u/22 dengan  ditambah beberapa senior dan itupun atas kesepakatan dengan PSSI. Disini mulailah banyak yang menggoreng isu isu, mulai dari mafia, pemain titipan dan sebenarnya yang membuat suasan semakin keruh adalah orang orang yang dikatakan sebagai "pundit".
Dan ya sekarang keputusan sudah dibuat dan PSSI sudah melakukan konferensi pers.

Saya hanya ingin mengatakan, semoga PSSI bisa menunjuk pelatih yang tepat.
Terimakasih Shin Tae Young.
sr. member
Activity: 1260
Merit: 429
January 07, 2025, 12:14:29 AM
Dari beragam berita yang saya denger, [1]. Tampaknya Kluivert ini memang banyak kontroversi dalam pengalamannya melatih. Dia belum memiliki prestasi yang bisa dibanggakan, hanya sebagai pemain saja. Namun ya setidaknya, dengan dia sebagai orang belanda diharapkan ada chemistry yang kuat antara pelatih dan pemain naturalisasi (yang banyak dari belanda) sehingga membentuk timnas jadi lebih baik demi target lolos piala dunia.

Luis Van Gal saya denger akan jadi direktur teknik, dan mereka berdua akan berkolaborasi menangani timnas indonesia.

Terima Kasih banyak buat Shin Tae Yong!, kerja keras anda selama ini patut kami banggakan, anda menjadi letak dasar Indonesia untuk melaju sejauh ini.

[1]. https://www.tvonenews.com/bola/timnas/286065-waduh-media-curacao-bocorkan-taktik-buruk-calon-pelatih-timnas-indonesia-patrick-kluivert-yang-pernah-dibantai-bahrain-0-4-hingga-disebut-teroris


Karena kebanyakan pemain naturalisasi kita itu berasal dari Belanda, tidak mengherankan kalau Erick merekrut pelatih yg berasal dari negara tersebut. Selain alasannya untuk membangun chemistry antar pelatih dan pemain, alasan lainnya mungkin Erick ingin mengembangkan pola bermain timnas kita, khususnya pada taktik bermain team dan individu. Biarpun Kluivert ini tidak mempunyai prestasi yg mencolok sebagai pelatih, namun dia cukup mumpuni dalam pembinaan pemain muda - dan ditambah dengan arah dari Luis van Gaal yg mempunyai pengalaman melatih club-club hebat, ini akan menjadi kolaborasi menarik yg bisa melatih Timnas Indonesia menjadi lebih baik. Jadi mari kita lihat saja apa gebrakan yg akan dibawa oleh kedua orang ini, dan semoga saja itu jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang STY kemarin kembangkan.
legendary
Activity: 2366
Merit: 2054
January 06, 2025, 07:10:08 PM
Dari beragam berita yang saya denger, [1]. Tampaknya Kluivert ini memang banyak kontroversi dalam pengalamannya melatih. Dia belum memiliki prestasi yang bisa dibanggakan, hanya sebagai pemain saja. Namun ya setidaknya, dengan dia sebagai orang belanda diharapkan ada chemistry yang kuat antara pelatih dan pemain naturalisasi (yang banyak dari belanda) sehingga membentuk timnas jadi lebih baik demi target lolos piala dunia.

Luis Van Gal saya denger akan jadi direktur teknik, dan mereka berdua akan berkolaborasi menangani timnas indonesia.

Terima Kasih banyak buat Shin Tae Yong!, kerja keras anda selama ini patut kami banggakan, anda menjadi letak dasar Indonesia untuk melaju sejauh ini.

[1]. https://www.tvonenews.com/bola/timnas/286065-waduh-media-curacao-bocorkan-taktik-buruk-calon-pelatih-timnas-indonesia-patrick-kluivert-yang-pernah-dibantai-bahrain-0-4-hingga-disebut-teroris
legendary
Activity: 1974
Merit: 1150
January 06, 2025, 02:15:38 PM
~Snip
Saya masih bertanya dibalik keputusan PSSI terhadap STY, apakah ada sabotase.
Apa yang membuat anda berpikir bahwa ini adalah sabotase?
Shin Tae Yong bukan korban disini, tetapi karirnya harus berhenti sebagai pelatih Timnas Indonesia karena berbagai alasan yang telah dipertimbangkan. Managemen tentu lebih tahu dari kita tentang alasan dibalik semua itu, tetapi karena tidak semua alasan perlu diungkapkan maka spekulasi liar tentu tidak dapat dihindari. Orang-orang pasti suka penasaran sendiri dan menebak-nebak alasannya, bahkan jika itu tidak benar.

Kluivert tentu perlu beradaptasi dengan pemain dan iklim sepakbola Indonesia. Ini tidak mudah karena dia bukanlah seseorang yang benar-benar memahami bagaimana iklim Indonesia. Dia telah diberi kesempatan dan dia layak untuk mencobanya, jadi harapkan saja Kluivert bisa berhasil dan melebihi pencapaian Shin Tae Yong.
hero member
Activity: 1316
Merit: 787
Rollbit - The #1 Solana Casino
January 06, 2025, 10:41:28 AM
Makanya tidak kaget juga kalau nanti pelatihnya akan membawa sistem permainan Belanda yang dikombinasikan dengan pemain-pemain diaspora Belanda. Bisa mantab untuk jangka panjang, hanya ada sedikit gambling di sini ketika persiapannya sudah mepets. Apakah nanti 4-3-3 total football bisa dimainkan dengan baik? Ataukah bakal gatot gegara persiapan kurang? Menarik untuk kita simak ketika lanjutan kualifikasi pildun dimulai.
Tidak banyak pengalamannya sebagai pelatih kepala menurut data dari transfermarkt.co.id. Terakhir Kluivert menjadi pelatih kepala klub bernama Adana Demirspor. Itupun tidak lama.
Patrick Kluivert lebih banyak menghabis waktunya menjadi Assisten Pelatih.
Keuntungan menjadikan Kluivert sebagai pelatih Tim Nasional, para pemain yang sekarang kita kenal akan mudah memahami komunikasinya.

Formasi yang disukai Kluivert adalah 4-2-3-1. Ini akan menantang pemain tim nasional karena mereka adalah fondasi yang dibangun oleh STY.
Saya masih bertanya dibalik keputusan PSSI terhadap STY, apakah ada sabotase. Selain dari itu, saya pikir biar keadaan yang menjawab.
hero member
Activity: 2086
Merit: 553
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
January 06, 2025, 08:46:56 AM
Sampai hari ini belum ada kabar pelatih pengganti, namun sempat mencuat kalau pelatih tersebut berasal dari belanda, ada rumor di antarany: Patrick Kluivert, Luis Van Gal hingga Erick Ten Hag.

Hehehe, nama terkahir bikin ane mules dengernya. Apa lagi kalau liat dia ngelatih MU sebelumnya, bisa-bisa gagal total kita di penyisihan kualifikasi piala dunia.
Sudah ada desas desus kalau pelatih timnas yang baru adalah Patrick Kluivert. Sumbernya dari sumber yang cukup familiar, dari cuitan Fabrizio Romano.


- https://sports.sindonews.com/read/1512979/11/fabrizio-romano-patrick-kluivert-pelatih-baru-timnas-indonesia-dikontrak-2-tahun-1736157674

Kalau benaran Patrick Kluivert yang menggantikan STY, saya juga tidak yakin dia lebih baik dari STY. Dari sejarahnya melatih tim sebelumnya, tidak ada prestasi yang bisa ditunjukkan Patrick Kluivert. Makin curiga ini timnas digembosi kepentingan politis, mungkin saja ada order untuk sengaja menjatuhkan timnas.

Kapan Patrick Kluivert melatih MU? Saya rasa agan salah orang.  Undecided

Cek lagi list pelatih MU: https://www.transfermarkt.com/manchester-united/mitarbeiterhistorie/verein/985

hero member
Activity: 952
Merit: 541
January 06, 2025, 08:45:56 AM
Sebetulnya STY ini kalau dikasih nilai untuk performanya belakangan ya bisa dibilang burik. Kalau di FM (game) itu masih bakal dipertahankan melihat prestasi dia sebelumnya, cuma kalau ga lolos pildun ya out. Kalau ternyata PSSI memecat STY begitu cepat, ane terawang juga berasal dari input dari para pemain-pemain bintang diaspora Belanda kalau mereka bakal lebih bagus pakai sistem Belanda yang mereka udah familiar.

Makanya tidak kaget juga kalau nanti pelatihnya akan membawa sistem permainan Belanda yang dikombinasikan dengan pemain-pemain diaspora Belanda. Bisa mantab untuk jangka panjang, hanya ada sedikit gambling di sini ketika persiapannya sudah mepets. Apakah nanti 4-3-3 total football bisa dimainkan dengan baik? Ataukah bakal gatot gegara persiapan kurang? Menarik untuk kita simak ketika lanjutan kualifikasi pildun dimulai.
Sangat masuk akal, saya tidak menganggap PSSI menunjuk Patrick Kluivert sebagai kebetulan, semua ini tentu ada hubungannya dengan mayoritas pemain naturalisasi yang berasal dari Belanda. Pengalaman Patrick Kluivert dalam sepakbola tidak diragukan lagi, diatas kertas dia menjadi pilihan terbaik untuk saat ini karena para pemain keturunan bisa berkomunikasi lebih mudah dengan sang pelatih.

Patut dinantikan bagaimana sang pelatih menangani timnas Indonesia dengan segudang prestasinya sebagai pemain dan juga pelatih. Persiapan tentu sangat diperlukan apalagi dia juga butuh adaptasi dengan suasana baru, dia juga perlu membangun kemistri yang baik dengan pemain agar bisa lebih mudah memahami sistem permainan yang digunakannya.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
January 06, 2025, 04:39:46 AM
Sebetulnya STY ini kalau dikasih nilai untuk performanya belakangan ya bisa dibilang burik. Kalau di FM (game) itu masih bakal dipertahankan melihat prestasi dia sebelumnya, cuma kalau ga lolos pildun ya out. Kalau ternyata PSSI memecat STY begitu cepat, ane terawang juga berasal dari input dari para pemain-pemain bintang diaspora Belanda kalau mereka bakal lebih bagus pakai sistem Belanda yang mereka udah familiar.

Makanya tidak kaget juga kalau nanti pelatihnya akan membawa sistem permainan Belanda yang dikombinasikan dengan pemain-pemain diaspora Belanda. Bisa mantab untuk jangka panjang, hanya ada sedikit gambling di sini ketika persiapannya sudah mepets. Apakah nanti 4-3-3 total football bisa dimainkan dengan baik? Ataukah bakal gatot gegara persiapan kurang? Menarik untuk kita simak ketika lanjutan kualifikasi pildun dimulai.
legendary
Activity: 1526
Merit: 1032
Up to 300% + 200 FS deposit bonuses
January 06, 2025, 02:19:47 AM


https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20250106124158-33-601034/pssi-resmi-pecat-shin-tae-yong-ini-alasannya

Akhirnya Shin Tae Yong (STY) dipecat oleh PSSI hari ini. Berbagai alasan telah dikemukakan oleh Erik Tohir hari ini, diantaranya karena penerapan strategi yang STY lakukan tidak selaras dengan pemain sehingga ada dinamika penurunan peforma tim. Sampai hari ini belum ada kabar pelatih pengganti, namun sempat mencuat kalau pelatih tersebut berasal dari belanda, ada rumor di antarany: Patrick Kluivert, Luis Van Gal hingga Erick Ten Hag.

Hehehe, nama terkahir bikin ane mules dengernya. Apa lagi kalau liat dia ngelatih MU sebelumnya, bisa-bisa gagal total kita di penyisihan kualifikasi piala dunia.




copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
January 05, 2025, 04:35:29 AM
Mungkin ane salah satunya yang bilang kualitas pemain lokal ga jauh beda sama pemain naturalisasi, dan ane masih tetap memegang pendapat itu sampai sekarang.  Tongue
Silahken gan, bebas berpendapat :p

Contoh adalah saat kita pernah punya squad U-19 yang bisa dibilang baik, di eranya Evan Dimas dkk, tapi setelah itu, pemain2 yang ada disquad ini seperti menghilang satu per satu.
Entah siapa yang salah, entah pemainnya, entah pelatihnya, atau entahnya kompetisinya yang tidak bisa membuat para pemain2 tersebut berkembang menjadi lebih baik lagi.
"Baik" di sini tentu menurut standar warga lokal, tapi pemain seperti Evan Dimas pun harga paling mahal ketika dia prime hanya mentok sampai €350k pada Des 27, 2019 (sumur Transfermarkt). Ga ada dia diincar scout Eropa. Sedangkan pemain yang benar-benar baik (tanpa glorifikasi ini itu) langsung diincar scout Eropa, bahkan ketika usia masih belasan bisa nembus klub macam Madrid, misalnya Odegaard, Endrick, dsb.

Jadi kalau sudah U-19 itu tidak ada alasan kompetisi lokal, karena mereka bisa merumput di Eropa kalau memang pemain bagus, ya kalau ga mampu minimal J-League, K-League, atau Saudi. Permasalahannya kenapa ga ada pemain bagus di usia tsb? Ya banyak hal, terutama (1) kebanyakan anak gizinya buruk kalau untuk standar jadi atlit, (2) tidak dididik untuk serius jadi pemain bola.
legendary
Activity: 3500
Merit: 1354
January 04, 2025, 08:27:00 AM
Waktu ane bikin thread daftar pemain naturalisasi, ada tuh suara-suara yang bilang kualitas pemain lokal ga jauh beda ama yang naturalisasi... LOL
Bro, harga pemain miliaran ya tentu beda ama yang cuma jutaan. Tapi ya to be fair, kompetisi yang kemarin ini cuma kek uji coba aja sih, ya ibarat Carling/EFL Cup kalau di Liga Inggris. Ya seharusnya pemain macam Marselino dkk yang udah sering jadi starter di Timnas senior bisa menjadi panutan dan ngangkat performa tim, ga kek kemarin malah dikartu merah bikin susah. Itu aja sih yang ane sebal bahkan yang di lineup kualifikasi Pildun ancur mainnya ketika ga disupport pemain diaspora. Jadi ya mimpi pemain diaspora bakal bikin level pemain lokal naik ya ga terbukti pada event kemaren. Masa ga ada pelajaran yang mereka ambil ketika main ama pemain diaspora, takutnya mentalitas mereka malah bukan belajar tapi langsung sombong.

Mungkin ane salah satunya yang bilang kualitas pemain lokal ga jauh beda sama pemain naturalisasi, dan ane masih tetap memegang pendapat itu sampai sekarang.  Tongue
Yang membedakan buat ane adalah kondisi kompetisi yang sangat jauh berbeda dimana para pemain lokal main di liga Indo sedangkan pemain naturalisai bermain di liga eropa walaupun istilahnya masih di kasta kedua atau ketiga.
Tapi secara kualitas kompetisi dan kualitas permainan secara tim maupun mental bertanding, dan tentunya tingkat pengembangan bakat sangat jauh berbeda.
Contoh adalah saat kita pernah punya squad U-19 yang bisa dibilang baik, di eranya Evan Dimas dkk, tapi setelah itu, pemain2 yang ada disquad ini seperti menghilang satu per satu.
Entah siapa yang salah, entah pemainnya, entah pelatihnya, atau entahnya kompetisinya yang tidak bisa membuat para pemain2 tersebut berkembang menjadi lebih baik lagi.


hero member
Activity: 1064
Merit: 589
January 04, 2025, 03:15:28 AM
Ketua PSSI pun pasti menyadari bahwa masyarakat kita hanya menuntut prestasi dan dengan apa yang dimiliki pada saat itu mengenai kebutuhan pemain yang bisa bermain di Timnas, maka itu tidak bisa membuat kita bisa berada di level yang tinggi. Jadi dengan program mengembalikan pemain yang berdarah Indonesia untuk bermain di Timnas adalah salah satu program jangka pendek, setidaknya bisa mengangkat performa Timnas dalam waktu yang singkat dan saya pikir itu adalah langkah yang cukup sukses dengan berada di round 3 dan menutup akhir tahun dengan berada di posisi ke  3 klasemen grup C ddengan hanya berjarak 1 poin dari Australia.

Pada awalnya program Naturalisasi pemain memang ditargetkan untuk jangka pendek, namun semakin kesini ada pernyataan dari Erick Thohir jika program tersebut bakal ditargetkan buat jangka panjang, yang berarti pencarian pemain diaspora dan naturalisasi pemain ke timnas Indonesia akan terus berlanjut. Keuntungannya dengan bertambah banyaknya kandidat didalam skuad timnas Indonesia maka akan menjadikan filter levelnya menjadi semakin naik, yang berarti performa tim juga bakal bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi.
Ini sebenarnya adalah sebuah rangkaian dari program kerja yang dimiliki PSSI sekarang, sebab selain fokus pada Timnas yang menjadi muka Indonesia di kancah dunia, PSSI juga memiliki program lain seperti perbaikan Liga, perbaikan dari akar rumput, sebab itu adalah bibit bibit yang harus di benahi. Kita tahu liga kita sendiri bagaimana, dan kita juga tahu bagaimana akademi sepakbola kita bekerja, bahkan pada awal awal kedatangan STY, dia mengeluh tentang pemain yang bahkan passingnya saja masih sangat berantakan. Jujur sebagai warga negara saya malu mendengar pelatih mengatakan itu, sebab seharusnya di Timnas pelatih tahu jadi, bukan malah mengajari dari 0.

Hanya saja jika dari sekian banyak pemain diaspora tersebut, yang pada akhirnya pasti akan ada yang harus tersisihkan, sehingga ada kemungkinan mereka akan meninggalkan status naturalisasinya karena kecewa tidak dipanggil lagi masuk timnas.
Saya rasa PSSI atau yang ditugaskan dalam program ini sudah memikirkan ini secara matang, termasuk potensi dimana pemain yang di proses tidak akan dipanggil karena satu dan lain alasan, termasuk juga banyaknya pilihan yang ada. Saya yakin mereka sudah membicarakannya dengan sangat detail.
Dan para pemain juga pastinya akan sangat mengerti mengenai hal ini, karena jika menilai dari profesionalitas mereka, justru saya melihat pemain diaspora lebih profesional dari pemain yang ada.
legendary
Activity: 2464
Merit: 1140
duelbits.com
January 03, 2025, 04:53:18 PM
Wajar Om kalo ada yang berseberangan karena memang masih cukup banyak yang berharap bahwa Timnas Indonesia bisa berkembang tanpa dengan mengandalkan bantuan dari para pemain Diaspora, padahal kalo dipikir-pikir salah satu alasan yang membuat Pak Erick Thohir dengan gencarnya mendorong program Naturalisasi pemain karena saya pikir Beliau bisa bersikap realistis, dimana jika hanya dengan mengandalkan lokal pride saja, maka timnas Indonesia akan sulit mengalami perkembangan.
Tidak masalah kalau ada yang berbeda pendapat. Hanya saja jangan sampe kayak bung Towel yang ngotot padahal alasannya gak jelas.
Saya terus terang termasuk yang berharap kalau timnas itu idealnya diisi pemain yang benar-benar dari lokalan sendiri. Cuman realistis saja, tidak mungkin bakal sampe ke tahap sekarang kalau kita hanya mengandalkan pemain liga lokal. Kualitas pemain naturalisasi dan pemain liga lokal itu jauh beda. Bukan cuman dari skill, tapi juga dari segi mental.

Mengenai alasan kenapa pemain lokal tidak bisa mengangkat skuad AFF kemarin, karena menurutku mereka itu belum siap dijadikan tulang punggung tim.
Didikan pemain liga lokal beda jauh dengan pemain naturalisasi. Makanya kita perlu pemain-pemain naturalisasi untuk contoh plus untuk menjadi tulang punggung sementara waktu. Kalau skuad seperti di AFF kemaren, timnas kita gak bakal masuk ke piala dunia.  Cheesy


legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
January 03, 2025, 11:46:22 AM
Ketua PSSI pun pasti menyadari bahwa masyarakat kita hanya menuntut prestasi dan dengan apa yang dimiliki pada saat itu mengenai kebutuhan pemain yang bisa bermain di Timnas, maka itu tidak bisa membuat kita bisa berada di level yang tinggi. Jadi dengan program mengembalikan pemain yang berdarah Indonesia untuk bermain di Timnas adalah salah satu program jangka pendek, setidaknya bisa mengangkat performa Timnas dalam waktu yang singkat dan saya pikir itu adalah langkah yang cukup sukses dengan berada di round 3 dan menutup akhir tahun dengan berada di posisi ke  3 klasemen grup C ddengan hanya berjarak 1 poin dari Australia.

Pada awalnya program Naturalisasi pemain memang ditargetkan untuk jangka pendek, namun semakin kesini ada pernyataan dari Erick Thohir jika program tersebut bakal ditargetkan buat jangka panjang, yang berarti pencarian pemain diaspora dan naturalisasi pemain ke timnas Indonesia akan terus berlanjut. Keuntungannya dengan bertambah banyaknya kandidat didalam skuad timnas Indonesia maka akan menjadikan filter levelnya menjadi semakin naik, yang berarti performa tim juga bakal bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi.

Hanya saja jika dari sekian banyak pemain diaspora tersebut, yang pada akhirnya pasti akan ada yang harus tersisihkan, sehingga ada kemungkinan mereka akan meninggalkan status naturalisasinya karena kecewa tidak dipanggil lagi masuk timnas.
hero member
Activity: 1064
Merit: 589
January 03, 2025, 08:06:21 AM
Waktu ane bikin thread daftar pemain naturalisasi, ada tuh suara-suara yang bilang kualitas pemain lokal ga jauh beda ama yang naturalisasi... LOL
Bro, harga pemain miliaran ya tentu beda ama yang cuma jutaan. Tapi ya to be fair, kompetisi yang kemarin ini cuma kek uji coba aja sih, ya ibarat Carling/EFL Cup kalau di Liga Inggris. Ya seharusnya pemain macam Marselino dkk yang udah sering jadi starter di Timnas senior bisa menjadi panutan dan ngangkat performa tim, ga kek kemarin malah dikartu merah bikin susah. Itu aja sih yang ane sebal bahkan yang di lineup kualifikasi Pildun ancur mainnya ketika ga disupport pemain diaspora. Jadi ya mimpi pemain diaspora bakal bikin level pemain lokal naik ya ga terbukti pada event kemaren. Masa ga ada pelajaran yang mereka ambil ketika main ama pemain diaspora, takutnya mentalitas mereka malah bukan belajar tapi langsung sombong.

Wajar Om kalo ada yang berseberangan karena memang masih cukup banyak yang berharap bahwa Timnas Indonesia bisa berkembang tanpa dengan mengandalkan bantuan dari para pemain Diaspora, padahal kalo dipikir-pikir salah satu alasan yang membuat Pak Erick Thohir dengan gencarnya mendorong program Naturalisasi pemain karena saya pikir Beliau bisa bersikap realistis, dimana jika hanya dengan mengandalkan lokal pride saja, maka timnas Indonesia akan sulit mengalami perkembangan.

Mengenai alasan kenapa pemain lokal tidak bisa mengangkat skuad AFF kemarin, karena menurutku mereka itu belum siap dijadikan tulang punggung tim.
Ketua PSSI pun pasti menyadari bahwa masyarakat kita hanya menuntut prestasi dan dengan apa yang dimiliki pada saat itu mengenai kebutuhan pemain yang bisa bermain di Timnas, maka itu tidak bisa membuat kita bisa berada di level yang tinggi. Jadi dengan program mengembalikan pemain yang berdarah Indonesia untuk bermain di Timnas adalah salah satu program jangka pendek, setidaknya bisa mengangkat performa Timnas dalam waktu yang singkat dan saya pikir itu adalah langkah yang cukup sukses dengan berada di round 3 dan menutup akhir tahun dengan berada di posisi ke  3 klasemen grup C ddengan hanya berjarak 1 poin dari Australia.

Mengenai performa pemain yang sudah memiliki banyak caps di Timnas, memang mereka begitu mengecewakan dan tidak bisa memberikan dampai yang signifikan. Karena  seharusnya merekalah yang bisa membantu para pemain yang lain bisa lebih percaya diri dan lain sebagainya. Itu memang yang sangat disayangkan, jadi benar masa sih ga ada hal yang bisa diambil dari pemain diaspora yang selama ini bermain bersama mereka. Sebab memang event AFF itu adalah permainan yang menurut saya terburuk yang pernah saya lihat di era STY. Saya juga tidak menyalahkan STY atas permainan yang sangat mengecewakan itu, karena di lihat dari level passing atau hal dasar saja itu tidak bisa diperlihatkan oleh para pemain.
legendary
Activity: 2254
Merit: 2253
From Zero to 2 times Self-Made Legendary
January 02, 2025, 09:52:26 AM
Waktu ane bikin thread daftar pemain naturalisasi, ada tuh suara-suara yang bilang kualitas pemain lokal ga jauh beda ama yang naturalisasi... LOL
Bro, harga pemain miliaran ya tentu beda ama yang cuma jutaan. Tapi ya to be fair, kompetisi yang kemarin ini cuma kek uji coba aja sih, ya ibarat Carling/EFL Cup kalau di Liga Inggris. Ya seharusnya pemain macam Marselino dkk yang udah sering jadi starter di Timnas senior bisa menjadi panutan dan ngangkat performa tim, ga kek kemarin malah dikartu merah bikin susah. Itu aja sih yang ane sebal bahkan yang di lineup kualifikasi Pildun ancur mainnya ketika ga disupport pemain diaspora. Jadi ya mimpi pemain diaspora bakal bikin level pemain lokal naik ya ga terbukti pada event kemaren. Masa ga ada pelajaran yang mereka ambil ketika main ama pemain diaspora, takutnya mentalitas mereka malah bukan belajar tapi langsung sombong.

Wajar Om kalo ada yang berseberangan karena memang masih cukup banyak yang berharap bahwa Timnas Indonesia bisa berkembang tanpa dengan mengandalkan bantuan dari para pemain Diaspora, padahal kalo dipikir-pikir salah satu alasan yang membuat Pak Erick Thohir dengan gencarnya mendorong program Naturalisasi pemain karena saya pikir Beliau bisa bersikap realistis, dimana jika hanya dengan mengandalkan lokal pride saja, maka timnas Indonesia akan sulit mengalami perkembangan.

Mengenai alasan kenapa pemain lokal tidak bisa mengangkat skuad AFF kemarin, karena menurutku mereka itu belum siap dijadikan tulang punggung tim.
hero member
Activity: 1526
Merit: 509
January 01, 2025, 03:20:36 PM
Perbedaannya sepertinya terlalu jompang untuk piala AFF kali ini tetapi justru ini membuat kita sadar bahwa pada akhirnya diaspora adalah sebuah situasi yang baik untuk peningkatan kualitas karena terlihat ketika AFF sekarang banyak sekali hal yang harus diperbaiki untuk skuad muda timnas kita saat ini termsuk dari segi tarkam dan passing yang sangat ancur-ancuran.
Saya seperti Deja Vu melihat skuad kita beberapa tahun lalu dimana pola permainannya terlihat sama dimana kontrol bola yang buruk, long pass tak tentu arah dan lebih mengandalkan driblle yang mana lebih banyak gagalnya daripada berhasil.
Banyak sekali yang harus diperbaiki meskipun memang dengan kondisi membawa pemain muda ke AFF memberikan sebuah permasalahan sendiri untuk STY karena sekarang ini bahkan ada rumor buzzer yang menyerang untuk menggulingkan STY tetapi pada akhirnya kita pasti sepakat bahwa ini adalah jawaban dimana indo pride atau akamsi yang selalu ramai dibicarakan sebelumnya terlihat jelas gap yang ada dari segi kualitas.

Berbicara tentang AFF kabarnya mereka juga sepi peminat untuk semi final dan final karena setelah indonesia gagal melaju ke babak selanjutnya animo menjadi menurun tetapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa kekuatan suporter kita itu adalah yang paling kuat di Asean sehingga ketika timnas kita tidak bertanding maka jangan terlalu diharapkan penjualan tiket atau yang menonton siaran langsung akan membludak Cheesy

Memang beda banget dari sisi kualitas dan level permainan karena para pemain naturalisasi memang notabene bermain di liga yang jauh lebih profesional dan bahkan untuk urusan fisik dan mentalitas pemain juga mendapatkan agenda dari masing-masing club mereka bermain. Jadi selama Liga lokal belum bisa menyamai level dari liga-liga para pemain naturalisasi, saya pikir akan sulit mengharapkan bakal muncul bibit pemain yang setara dengan pemain diaspora. Jikapun ada paling hanya segelintir saja yang memang benar-benar memiliki bakat diatas rata-rata.
Melihat situasi ini saya masih cukup heran kenapa masih banyak orang bahkan beberapa pengamat bola bahkan pelatih yang memang masih mengharapkan lokal pride sebagai acuan pada akhirnya meskipun memang sekarang mulai terjawab bahwa ada sesuatu hal yang memang mulai terkuak seperti memang memiliki keuntungan dari segi keuangan karena ada mafia dibelakang layar yang mengatur sehingga ketika kepelatihan sekarang mulai sulit di susupi maka mereka akan terganggu aktivitasnya yang mungkin menjadi salah satu alasan dibalik banyaknya pihak yang tidak menyukai sistem diaspora yang memang selalu digalakan Eric Tohir sekarang.

Padahal jika berbicara lebih jauh harusnya kita mulai bangga dengan situasi timnas kita saat ini yang mulai naik dari segi performa, permainan mulai nyaman di lihat dan banyak lagi termasuk kans untuk bisa berada di piala dunia masih terbuka tetapi hal yang seharusnya mempersatukan justru terkadang rusak hanya karena beberapa pihak ingin melakukan aktivitas dibelakang layar hanya untuk keuntungan pribadi mereka saja.
copper member
Activity: 2324
Merit: 2142
Slots Enthusiast & Expert
January 01, 2025, 10:22:26 AM
Waktu ane bikin thread daftar pemain naturalisasi, ada tuh suara-suara yang bilang kualitas pemain lokal ga jauh beda ama yang naturalisasi... LOL
Bro, harga pemain miliaran ya tentu beda ama yang cuma jutaan. Tapi ya to be fair, kompetisi yang kemarin ini cuma kek uji coba aja sih, ya ibarat Carling/EFL Cup kalau di Liga Inggris. Ya seharusnya pemain macam Marselino dkk yang udah sering jadi starter di Timnas senior bisa menjadi panutan dan ngangkat performa tim, ga kek kemarin malah dikartu merah bikin susah. Itu aja sih yang ane sebal bahkan yang di lineup kualifikasi Pildun ancur mainnya ketika ga disupport pemain diaspora. Jadi ya mimpi pemain diaspora bakal bikin level pemain lokal naik ya ga terbukti pada event kemaren. Masa ga ada pelajaran yang mereka ambil ketika main ama pemain diaspora, takutnya mentalitas mereka malah bukan belajar tapi langsung sombong.
sr. member
Activity: 192
Merit: 262
Rollbit.com - Crypto Futures
January 01, 2025, 09:20:01 AM
Kalau Indonesia ingin bersaing dengan tim tim elite di Asia seperti Australia, Arab Saudi, Jepang atau mungkin Bahrain untuk grup C kualifikasi zona Asia maka mereka harus menggunakan pemain diaspora dan kalo menurut ane ini cuma satu satunya cara agar Indonesia bisa mengimbangi negara negara yang ane sebutkan diatas

Kalo mengandalkan para pemain dari Liga 1 maka Indonesia bahkan ga akan masuk ke ronde 3 seperti sekarang ini dan mengenai kualitas para pemain Liga 1 sejauh ini ada beberapa nama yang sering dipanggil STY untuk bermain di timnas tetapi kalo dibandingkan nama-nama pemain Liga 1 yang pernah dipanggil menurut ane cuma Rizky Ridho yang kualitasnya bisa menyaingi para pemain diaspora

Untuk saat ini jelas tidak mungkin untuk berkompetisi dengan tim-tim besar Asia macam Jepang, Arab dan Australia tanpa harus melibatkan para pemain Naturalisasi, karena levelnya pasti beda jauh. Dan menurutku kenapa semakin kesini program diaspora ini semakin bergerak cepat progressnya karena diharapkan dengan semakin banyaknya pemain Naturalisasi yang bergabung dengan Timnas Indonesia maka kita akan memiliki opsi yang lebih banyak dan akan semakin menguatkan level timnas.

Namun jelas harapannya untuk dimasa mendatang para pemain non naturalisasi juga bakal bisa tumbuh dan bisa menjadi bagian dari timnas Indoensia, tapi untuk itu jelas harus ada perbaikan di skala kompetisi domestik atau berharap ada pemain lokal yang dilirik oleh tim-tim luar negeri.
legendary
Activity: 3010
Merit: 1006
Leading Crypto Sports Betting & Casino Platform
December 29, 2024, 05:06:44 PM
Perbedaannya sepertinya terlalu jompang untuk piala AFF kali ini tetapi justru ini membuat kita sadar bahwa pada akhirnya diaspora adalah sebuah situasi yang baik untuk peningkatan kualitas karena terlihat ketika AFF sekarang banyak sekali hal yang harus diperbaiki untuk skuad muda timnas kita saat ini termsuk dari segi tarkam dan passing yang sangat ancur-ancuran.
Saya seperti Deja Vu melihat skuad kita beberapa tahun lalu dimana pola permainannya terlihat sama dimana kontrol bola yang buruk, long pass tak tentu arah dan lebih mengandalkan driblle yang mana lebih banyak gagalnya daripada berhasil.
Banyak sekali yang harus diperbaiki meskipun memang dengan kondisi membawa pemain muda ke AFF memberikan sebuah permasalahan sendiri untuk STY karena sekarang ini bahkan ada rumor buzzer yang menyerang untuk menggulingkan STY tetapi pada akhirnya kita pasti sepakat bahwa ini adalah jawaban dimana indo pride atau akamsi yang selalu ramai dibicarakan sebelumnya terlihat jelas gap yang ada dari segi kualitas.

Berbicara tentang AFF kabarnya mereka juga sepi peminat untuk semi final dan final karena setelah indonesia gagal melaju ke babak selanjutnya animo menjadi menurun tetapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa kekuatan suporter kita itu adalah yang paling kuat di Asean sehingga ketika timnas kita tidak bertanding maka jangan terlalu diharapkan penjualan tiket atau yang menonton siaran langsung akan membludak Cheesy

Memang beda banget dari sisi kualitas dan level permainan karena para pemain naturalisasi memang notabene bermain di liga yang jauh lebih profesional dan bahkan untuk urusan fisik dan mentalitas pemain juga mendapatkan agenda dari masing-masing club mereka bermain. Jadi selama Liga lokal belum bisa menyamai level dari liga-liga para pemain naturalisasi, saya pikir akan sulit mengharapkan bakal muncul bibit pemain yang setara dengan pemain diaspora. Jikapun ada paling hanya segelintir saja yang memang benar-benar memiliki bakat diatas rata-rata.
Kalau Indonesia ingin bersaing dengan tim tim elite di Asia seperti Australia, Arab Saudi, Jepang atau mungkin Bahrain untuk grup C kualifikasi zona Asia maka mereka harus menggunakan pemain diaspora dan kalo menurut ane ini cuma satu satunya cara agar Indonesia bisa mengimbangi negara negara yang ane sebutkan diatas

Kalo mengandalkan para pemain dari Liga 1 maka Indonesia bahkan ga akan masuk ke ronde 3 seperti sekarang ini dan mengenai kualitas para pemain Liga 1 sejauh ini ada beberapa nama yang sering dipanggil STY untuk bermain di timnas tetapi kalo dibandingkan nama-nama pemain Liga 1 yang pernah dipanggil menurut ane cuma Rizky Ridho yang kualitasnya bisa menyaingi para pemain diaspora
Pages:
Jump to: